PATIENT SAFETY
Disusun oleh:
dr. Fristia Rahmadyah
Pendamping :
dr. Sherly Monalisa
2018
- Management
Seorang dokter jaga A mengkonsultasikan tentang terapi pasien BBLR kepada dr B Sp.X,
kemudian dr B Sp.X memberikan jawaban konsul terapi antibiotik dengan dosis yang sangat besar,
lalu dr A mengkonfirmasi kembali dosis tersebut namun dr B Sp.X tetap membenarkan dosis yang
disampaikan sebelumnya, hingga konfirmasi kedua kalinya dr B Sp X baru menyadari dosis yang
diberikan tidak tepat.
Daftar Pustaka :
1. Anny Isfandyarie, 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter Buku 1, Prestasi
Pustaka Publisher. Jakarta.
2. Syahrul Machmud, 2008, Penegakan Hukum Dan Perlindungan Hukum Bagi Dokter yang
Diduga Melakukan Medikal Malpraktek, CV Mandar Maju, Bandung.
3. Eddy Rahardjo, 2010, Implementasi Clinical Privilege & Continuing Professional
Development, dalam “Seminar Nasional dan Workshop Clinical Privilege, Jakarta.
4. Hana Permana Subanegara, 2010 , Tantangan dan Hambatan di Dalam Penerapan Clinical
Privilege di RSUD, Seminar Nasional dan Workshop Clinical Privilege, Jakarta.
5. Medias Almatsier, 2010 , Arti Penting Clinical Privilege Dalam Penyelesaian Kasus di
MKDKI, dalam “Seminar Nasional dan Workshop Clinical Privilege”, Jakarta.
6. Sofwan Dahlan, 2010, Quality, Risk Management and Patient Safety, Bahan Kuliah Hospital
Bylaws, Magister Hukum Kesehatan Unika Soegijapranata, Semarang.
7. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS), 2015, Pedoman Pelaporan Insiden
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit, Jakarta.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamtan Pasien Rumah Sakit.
Hasil Pembelajaran :
1. Mengetahui dan memahami patient safety di Indonesia.
2. Mengetahui factor terkait patient safety di Indonesia.
2.Pembahasan Kasus
3. Setelah selesai mengisi laporan, segera menyerahkan kepada Atasan langsung pelapor.
(Atasan langsung disepakati sesuai keputusan Manajemen : Supervisor/Kepala Bagian/
Instalasi/ Departemen / Unit).
4. Atasan langsung akan memeriksa laporan dan melakukan grading risiko terhadap insiden
yang dilaporkan.
5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang akan dilakukan
sebagai berikut
6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil investigasi dan laporan
insiden dilaporkan ke Tim KP di RS
7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil Investigasi dan Laporan insiden untuk
menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA) dengan melakukan
Regrading.
8. Untuk grade Kuning / Merah, Tim KP di RS akan melakukan Analisis akar masalah / Root
Cause Analysis (RCA)
9. Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat laporan dan Rekomendasi untuk
perbaikan serta "Pembelajaran" berupa : Petunjuk / "Safety alert" untuk mencegah kejadian
yang sama terulang kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan kepada Direksi
11. Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran" diberikan umpan balik kepada unit
kerja terkait serta sosialisasi kepada seluruh unit di Rumah Sakit
12. Unit Kerja membuat analisa kejadian di satuan kerjanya masing - masing
Sedangkan alur ekstrenal insiden keselamatan pasien adalah laporan hasil investigasi
sederhana / analisis akar masalah / RCA yang terjadi pada pasien dan telah mendapatkan
rekomendasi dan solusi oleh Tim KP di RS (internal) / Pimpinan RS dikirimkan ke KKPRS
dengan melakukan entry data (e-reporting) melalui website resmi KKPRS :
www.buk.depkes.go.id.
PATIENT SAFETY
Dalam dunia medis yang semakin berkembang, maka peranan rumah sakit
sangat penting dalam menunjang kesehatan dari masyarakat. Maju mundurnya rumah
sakit akan sangat ditentukan oleh keberhasilan pihak‐pihak yang bekerja di rumah
sakit, dalam hal ini, dokter, perawat dan orang‐orang yang berada di lingkungan
rumah sakit tersebut. Salah satu upaya rumah sakit dalam menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan pasien adalah dengan menjaga
standart profesi dan kompetensi para dokter yang melakukan tindakan medis terhadap
pasien di rumah sakit. Upaya ini dilakukan dengan cara mengatur agar setiap tindakan
medik yang dilakukan terhadap pasien oleh tenaga medis yang benar‐benar kompeten.
Pelayanan kesehatan di rumah sakit diberikan melalui bentuk perawatan dan
tindakan medik. Tenaga medis dalam hal ini bertanggung jawab terhadap pengobatan
dan perawatan yang dilakukan. Tindakan medik tersebut merupakan wewenang
dokter.
Untuk menjaga patient safety, salah satunya dengan menjaga kompetensi
dokter yang melakukan tindakan medik tertentu, oleh karena alasan tersebut
pelayanan kesehatan pada rumah sakit merupakan hal yang penting yang harus dijaga
maupun ditingkatkan kualitasnya Dokter atau tenaga kesehatan lainnya dalam
melaksanakan tugas profesinya harus sesuai degan Standar Profesi/Standart
Operational Procedures/Standar Pelayanan Medis dan harus dijaga maupun
ditingkatkan kualitasnya sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku agar
masyarakat sehingga pasien dapat merasakan pelayanan yang diberikan.
Definisi
1. Keselamatan / Safety
Bebas dari bahaya atau risiko (hazard).
2. Hazard / bahaya
Adalah suatu "Keadaan, Perubahan atau Tindakan" yang dapat meningkatkan
risiko pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1.Anny Isfandyarie, 2006, Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter Buku 1,
Prestasi Pustaka Publisher. Jakarta.
2.Syahrul Machmud, 2008, Penegakan Hukum Dan Perlindungan Hukum Bagi
Dokter yang Diduga Melakukan Medikal Malpraktek, CV Mandar Maju, Bandung.
3. Eddy Rahardjo, 2010, Implementasi Clinical Privilege & Continuing Professional
Development, dalam “Seminar Nasional dan Workshop Clinical Privilege, Jakarta.
4. Hana Permana Subanegara, 2010 , Tantangan dan Hambatan di Dalam Penerapan
Clinical Privilege di RSUD, Seminar Nasional dan Workshop Clinical Privilege,
Jakarta.
5. Medias Almatsier, 2010 , Arti Penting Clinical Privilege Dalam Penyelesaian Kasus di
MKDKI, dalam “Seminar Nasional dan Workshop Clinical Privilege”, Jakarta.
6. Sofwan Dahlan, 2010, Quality, Risk Management and Patient Safety, Bahan Kuliah
Hospital Bylaws, Magister Hukum Kesehatan Unika Soegijapranata, Semarang.
7. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS), 2015, Pedoman Pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien di Rumah Sakit, Jakarta.
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 tentang
Keselamtan Pasien Rumah Sakit.