Disusun Oleh :
111.150.057
YOGYAKARTA
2018
Aplikasi statistika dalam menentukan nilai karakteristik tanah
Dalam pendekatan geoteknik secara tradisional, tidak ada cara menentukan nilai karakteristik
tanah secara khusus (Honjo dan Setiawan, 2007). Beberapa ahli cenderung menggunakan nilai
konservatif, suatu nilai yang biasa dipakai, yaitu nilai rata-rata. Berbeda dengan konsep
tradisional, dalam konsep modern seperti Eurocode 7 (Orr dan Farrel, 1999) yang merupakan
salah satu draft kode moderen (modern code drafting), hal tersebut merupakan masalah yang
mendapat perhatian cukup serius dari para ahli yang terlibat di dalamnya. Nilai karakteristik
tanah adalah suatu nilai yang menggambarkan parameter geoteknik (misalnya nilai kuat geser
tanah) dalam satu lapisan geologi yang homogen, dan penentuan nilai tersebut merupakan
sesuatu yang mendapat perhatian mendalam seperti halnya dalam Eurocode 7 (Ovesen, 1989;
Orr dan Farrel, 1999) serta lainnya (Honjo dan Kusakabe, 2002).
Nilai Karakteristik
a) Pemilihan nilai karakter parameter geoteknik harus didasarkan pada nilai yang
diperoleh dari tes laboratorium dan tes lapangan, yang dilengkapi dengan pengalaman
peneliti yang cukup baik.
b) Nilai karakteristik parameter geoteknik harus dipilih sebagai nilai cautious estimate
yang memberikan pengaruh ke dalam limit state.
c) Pemilihan nilai karakteristik parameter geoteknik harus mempertimbangkan hal
sebagai berikut:
kondisi geologi serta informasi lainnya, seperti data dari penelitian sebelumnya,
keragaman nilai hasil pengukuran langsung yang diperoleh serta informasi lain
yang berhubungan seperti data penelitian sebelumnya,
memperbanyak penyelidikan lapangan dan laboratorium,
tipe dan jumlah percontoh,
melakukan penelitian lebih intensif di dalam daerah penyelidikan berdasarkan
pada perilaku struktur geoteknik dan limit state yang diperlukan, serta
kemampuan struktur geoteknik untuk memindahkan beban dari zona yang
lemah ke zona kuat.
e) Jika metode statistik digunakan, nilai karakteristik disarankan sebagai nilai yang
diperoleh dari hitungan probabilitas kejadian dalam limit state design, yang nilainya
tidak lebih dari 5%.
Parameter geoteknik dalam satu lapisan tanah diberi notasi X(z), dengan z adalah koordinat
dalam arah vertikal (dalam makalah ini hanya akan dibahas kasus dalam 1-dimensi).
Dengan menggunakan asumsi kondisi diam (statis) tingkat kedua (secondorder stationary),
misalnya keadaan diam dalam pengertian satu kondisi yang lemah (stationarity in a weak
sense) maka persamaan yang memenuhi adalah seperti di bawah ini:
E[X(z)] = µ (1)
µ adalah rata-rata (mean), σ2 adalah varian, dan ρ adalah fungsi korelasi diri
(autocorrelation function), serta Cov adalah kovarian.
∆𝑧
ρ(∆z)=exp[- ] (4)
∅
Hal ini menunjukkan bahwa mean dari rata-rata setempat (Local Average, LA), misalnya
lokasi atau kedalaman yang diamati, dapat mendekati atau bahkan hampir sama dengan
nilai mean dari RF, µ (seperti pada Gambar 1)
Metode yang umum dipakai dalam menentukan nilai karakteristik dalam Eurocode 7
didasarkan pada teori statistika tradisional, yaitu dengan menggunakan confidence interval
(Orr dan Farrel, 1999). Nilai karakteristik untuk batas bawah dirumuskan sebagai berikut:
di sini: COV adalah coefficient of variation yaitu mean dibagi dengan simpangan baku.
Dengan menggunakan prinsip yang sama untuk menentukan nilai karakteristik tanah
berdasarkan metode statistika (variance reduction function), yaitu menggantikan 1/√𝑛
pada persamaan sebelumnya dengan ⋀2𝐺(𝑛, 𝐿𝑛) maka diperoleh persamaan berikut.
Kesimpulan
Setiawan Budhi. 2008. Aplikasi statistika dalam menentukan nilai karakteristik tanah:
sebuah studi pustaka. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juni 2008: 89-93