PENDAHULUAN
3
Pedoman ini dibuat sebagai acuan/standar bagi instaasi
kamar operasi dalam melakukan pelayanan pembedahan,
anestesi dan sedasi sehingga tercapai mutu dan keselamatan
pasien.
1.3. RUANG LINGKUP PEAYANAN
1. Pelayanan Bedah Obstetri dan Ginekologi.
2. Pelayanan Bedah Umum.
4
Bedah radikal merupakan pembedahan dimana akar
penyebab atau sumber dari penyakit tersebut dibuang seperti
MRM.
6. Bedah Rekonstruktif
Bedah rekonstruktif merupakan pembedahan yang
dilakukan untuk melakukan koreksi terhadap
pembedahan yang dilakukan pada deformitas atau
malforasi seperti palatoplasti.
7. Bedah Plastik
Bedah plastik merupakan pembedahan dimana
dilakukan untuk memperbaiki defek atau deformitas, baik
dengan jaringan setempat atau dengan transfer jaringan dari
bagian tubuh lainnya.
Sifat Operasi :
1. Bedah Elektif
5
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
4. Pedoman Kerja Perawat Kamar Operasi, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia tahun 1993
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 779/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Standar
Pelayanan Anestesiologi dan Reanimasi di Rumah Sakit
6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 779/MENKES/SK/VIII/2008 tentang Standar
Pelayanan Anestesiologi dan. Reanimasi di Rumah Sakit.
6
BAB II
STANDAR
KETENAGAAN
9
3. Asisten Bedah ( luar Dokter spesialis bedah/ -
dan obsgyn
dalam) S1/DIV/DIII
Keperawatan
Pelatihan/sertifikasi
dasar-dasar instrument
Minimal kerja 3 tahun
(asisten perawat)
( pulih sadar )
10
2.1.3 Distribusi Ketenagaan dan pengaturan Jaga.
No. Jaba Fungsi Jadwal kerja
1. Ka.Instalasi Kamar Manajerial Senin – jumat
Operasi Jam 08.00 – 16.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
12
berbahan fiber yang mengandung wether shield dan lantai
kamar operasi bahan kramik, sehingga mudah dibersihkan.
2. Ukuran
Ukuran kamar operasidirumah sakitBaptisBatu 8, 6 m x 5,6 m
3. Pintu
Pintu diinstalasi kamar operasi bertipe dorong.Ukuran pintu
2x1,5 m dan memiliki ketebalan ± 4 cm
4. SistemVentilasi
Ventilasi kamar operasi harus dapat diatur dengan alat control
dan penyaring udara dengan menggunakan AC.
5. Suhu dan lembaban
.a Suhu ruangan 19⁰ C – 22⁰C
.b Kelembaban 55 %
6. SistemPenerangan
a. Lampu Penerangan
Untuk penerangan didalam kamar operasi memakai lampu
pijar putih dan mengantungdilangit-langit.
b. Lampu Operasi
c. Lampu operasi di kamar bedah yang berfungsi tiga lampu
yang berada dikamar 1, 2.
7. Peralatan
a. Semua peralatan yang ada didalam kamar operasi memiliki
roda
b. Semua alat elektrik dikamar operasi memilki SOP
penggunaan, dan ditempel sehingga mudah dibaca
8. Sistem Gas Medik
Sistem gas medic dikamar operasi RSUD Naibonat memiliki
saluran pembuangan keluar.
9. Sistem Komunikasi
Sistem komunikasi di kamar operasi RSUD Naibonat
menggunakan hand phone untuk berkomunikasi dengan
ruangan lain. Dan terdapat 3 bel dikamar operasi untuk
berkomunikasi di dalam kamar operasi.
5. Monitor 1
Jantung
14
6. Monitor 4
7. MejaMayo 2
8. MejaObat 1
9. Mesin Suction 3
10. Ambubag 1 anak – anak
1 dewasa
13 Trolly 3 buah
Emergensy
14. Laringoskop 3 set
21. Stetoskope 1
22. Sungkup 18 masing
ukuran 1 buah
1. Ruang tunggu
Ruang tunggu pasien mempuanyai peralatan sebagai
berikut:
Kursi
Tempat sampah tertutup
2. Ruang gantibaju
Ruang ganti baju mempunyai peralatan sebagai berikut:
Locker pakaian
Rrak sepatu
Wastafel dan cermin
Ember tertutup tempat baju kotor
Tempat sampah tertutup
3. Ruang Istirahat
Ruang istirahat mempunyai pealatan sebagai berikut:
Kursi dan meja
16
Tempat sampah tertutu
Perlatan minum
4. Gudang
Gudang mempunyai perlatan sebagaiberikut:
Tromol
18
1 2 3
5 6
Keterangan:
1. Mesin anetsesi
2. Meja operasi
3. Meja instrumen
4. Meja kecil
5. Suction
6. Coutry
b. Set Appendic
No Instrumen Standar Jumlah
1. Ring Forcep 1
2 Sponge holding forceps 1
3 Hemostat bengkok 8cm 6
4. Tangkai Pisau no 3 1
5. Guntingbenang 2
6. Gunting kasar 1
7. Gunting Metzembum 1
8. Hemostat Lurus 4
9. Pincet Cirugis 2
10 Pincet Anatomis 2
11 Kockher forceps 2
12 Babcook 2
13 Naldfoelder 2
d. Set biopsy
No Instrumen Standar Jumlah
1. Ring Forcep 1
2 Sponge holding forceps 1
3 Hemostat bengkok 8cm 6
4. Tangkai Pisau no 3 1
5. Gunting benang 2
6. Gunting kasar 1
7. Gunting Metzembum 1
8. Hemostat Lurus 4
9. Pincet Cirugis 2
10 Pincet Anatomis 2
11 Kockher forceps 2
12 Babcook 2
13 Naldfoelder 2
14 Retractor fasia 1
22
2. Tangkai jarumkecil 1
3. Adson cirugis 1
4. Tangkai pisau no 3 1
5. Ring forcep 1
6 Naldfoelder 1
23
Pembersihan mingguan di RSUD Naibonat, dilakukan setiap
sabtu. Ketentuan pembersihan mingguan:
1. Dilakukan secara teratur setiap hari sabtu
2. Semua peralatan yang ada didalam kamar operasi
dikeluarkan dandi letakan dikoridor
3. Peralatan dicuci dengan cairan desinfektans (precept),
terutama yang mempunyai kemungkinan berakumulasi
sisa-sisa bahan organis seperti meja operasi dan
matrasnya
4. Permukaan didingdilap dengan menggunakan
desinfektan (Prescept)
5. Lantai dipel dengan cairan desinfektan (precept)
6. Setelah lantai kering, peralatan ditata kembali didalam
kamar operasi
7. Memakai lampu ultraviolet ± 2 jam.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
24
c. Tindakan pembedahan di Instalasi Kamar Operasi
dilaksanakan kerjasama antara dokter bedah dan dokter anestesi.
Dokter bedah dan anestesi bekerja sesuai hak dan kewajibannya
sesuai dengan kebijakkan tentang hak dan kewajibanan dokter
bedah dan anestesi.
d. Pelayanan di Instalasi kamar Operasi dikepalai olehseorang
dokter spesialis bedah.
e. Peyananan anesthesia di Intalasi Kamar Operasi dilakukan oleh
dokter anestesi dan perawat penata anesthesia yang bekerja full
time sesuai dengan tugasnya.
f. Pelayanan dilintalas kamar operasi dilaksanakan oleh perawat
bedah yang bekerja full time sesuai dengan tugasnya.
25
.1 Pelayanan anestesi berada dibawah tanggung
jawab dokter anestesi
.2 Pelayanan anestesi kepada pasien di Intalasi
Kamar Operasi harus seragam pada seluruh
pelayanan di rumah sakit
.3 Dokter anestesi bertanggung jawab terhadap
pengembangan implementasi dan memelihara atau
menegakkan kebijakan serta prosedur yang
ditetapkan dan dilaksanakan
.4 Dokteranestesi mempunyai tanggung jawab untuk
memelihara atau mempertahankan program
pengendalian mutu yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan.
.5 Mempunyai tanggung jawab untuk memantau dan
menelaah seluruh pelayanan anestesi yang
ditetapkan dan dilaksanakan.
.6 Bilamana penanggung jawab anestesi berhalangan
maka ditunjuk dokter anestesi dari luar yang
memilki surat ijin prektek di RSUD Naibonat untuk
menggantikan
26
b. Tanggung Jawab
Menjamin kompetensisumber daya manusia yang
melaksanakan pelayanan anestesiologi
Menjaminsarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan
kebutuhan pelayanan dan standar.
Menjamin dapat terlaksananya pelayanan anestesiologi yang
bermutu dengan mengutamakan keselamatan pasien.
Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber
daya manusia pelayanan anestesiologi secara
berkesinambungan.
Pelaksanaan pencatatan, evaluasi dan pembuatan laporan
kegiatan di dalam rumah sakit.
Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan anestesi dan
keselamatan pasien di dalam rumah sakit.
Merekomendasikan dokter spesialis anestesi pengganti sesuai
dengan kebijakan pelayanan anestesi rumah sakit.
27
3. Pakaian kamar operasi / jas operasi dilepas saat akan
meninggalkan area kamar operasi
28
D. Alur Keluar untuk Pasien
a. Pasien dari kamar operasi keluar melalui pintu pasien
kamar operasi.
b. Masuk keruang pulih sadar, didampingi oleh perawat.
c. Selama pasien berada di ruang pulih sadar dimonitoring
oleh perawat ruang pulih sadar/ perawat penata
anesthesi.
d. Setelah berada di ruang pulih sadar pasien masuk
kreteria bisa keluar dari ruang pulih sadar dan kembali
keruang melalui pintu recovery room.
e. Yang berwenang memberikan ijin pindah keruangan
adalah dokter anestesi.
30
Pengalaman pribadi pasien dengan sedasi dan anestesi
sebelumnya
Berat badan
Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Ada tidaknya risiko untuk anestesi dan sedasi
Permintaan khusus dari pasien untuk jenis anestesi dan sedasi
Kecemasan pasien
Delirium
Status nutrisi
Risiko potensial untuk deep vein thrombosis
31
Sarung tangan harus diganti setiap habis kontak dengan pasien
atau setiap sarung tangan rusak
Sarung tangan tidak boleh dicuci atau direuse
Untuk prosedur invasive, personel kamar operasi menggunakan
dua lapis.
4.1.9.Manajemen Intraoperasi.
A. Monitoring Anestesi dan Sedasi
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh tim bedah :
1. Mengkomunikasikan resiko sebelum memulai prosedur
2. Menyiapkan obat-obatan emergensi dan antidotum
3. Mempersiapkan efek-efek samping obat
4. Memantau tanda-tanda vital
5. Mempertimbangkan pemanfaatteknologi untuk teknik anestesi
6. Observasi pasien selama oerasi (skala)
7. Awareness
Memasukkan obat
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengurangi resiko :
1. Mengidentifikasi pasien dan mengkonfirmasi alergi obat yang
dimiliki
2. Menmverifikasi obat sebelum pemberian
3. Menggunakan perinta verbal
4. Mengidentifikasi penggunaan obat-obatan hig-alert
32
menggunakan teknik tanpa sentuh
menggunakan sarung tangan dua rangkap
menggunakan tehnik jahit yang mencegah trauma
sebisa mungkin menghidari lapangan bedah ketika
dokter bedah memotong dan menjahit
memakai alas kaki yang terlindungi
c. program control pajanan
d. program edukasi
33
4.1.10. Manajemen Pasca Operasi
A. Tranfer pasien dari meja operasi ke ruang pulih sadar
1. Setelah operasi selesai dan anestesi telah dihentikan serta
kondisi pasien telah memenuhi syarat untuk ditransfer
keluar dari kamar operasi , maka semua peralatan
yangmenempel harus dilepas dari tubuh pasien.
2. Pastikan status anestesi telah terisi lengkap
3. Bersihkan area operasi dengan kassa basah dan keringkan d.
Masukan brangkar / tempat tidur kedalam kamar operasi
4. Gunakan perlak biru ( pengangkat ) untuk memindahkan
pasien dari meja operasi ke brangkar, dan pastikan brangkar
telah terkunci.
5. Selama proses tranfer pasien, didampingi asisten anestesi atau
perawat, bahkan bila perlu oleh dokter anestesi
6. Selama proses tranfer pasien tetap dilakukan penilaian
terhadap fungsi pernapasan , fungsi kardiovaskuler, serta fungi
kesadaran pasien.
34
Apabila untuk dokter anestesi dipandang
perlu maka dokter anestesi mendampingi saat
transfer ke rung pulih sadar.
b. Intubasi atau Tube in
Ventilasi menggunakan ambubag, kontrol
ventilasi, diantar oleh dokter anestesi dan
assisten anestesi ke intensive care unit.
Didampingi dokter anestesi.
c. Prosedur :
Setelah operasi selesai dan prosedur anestesi
dihentikan, serta kondisi pasien telah memenuhi
kriteria untuk ditransferkeluardari kamar
operasi,maka semua peralatan monitor yang
melekat di tubuh pasien dilepas.
Pastikan status anestesi telah terisi lengkap.
Bersihkan area operasi dengan kassa.
Masukkan brangkar kedalam kamar operasi.
Gunakan perlak biru untuk memindahkan
pasien dari meja operasi ke brangkar, dan
pastikan brangkar telah terkunci.
Selama proses transfer pasien, didampingi
assisten anestesi atau perawat, bahkan bila perlu
oleh dokter anestesi.
Selama proses transfer pasien tetap dilakukan
penilaian terhadap fungsi pernapasan , fungsi
kardiovaskuler, serta fungsi kesadaran pasien.
Pastikan keamanan pasien ( posisi berbaring,
tangan, lokasi operasi, drain, infus dan alat
lainnya)
d. Petunjuk tentang keadaan yang memungkinkan
terjadinya situasi krisis
35
Heart rate kurang dari 60 kali/menit atau
lebih dari 100 kali/menit.
Suhu lebih dari 38,3 ºC atau kurang dari 35ºC.
Meningkatnya kegelisahan pasien.
Tidak buang air kecil 8 jam setelah pasca operasi.
B1 : fungsi pernafasan
Jalan nafas bebas, tidak terdengar suara nafas
tambahan, tidak terdapat cuping hidung, respiratory
rate antara 12 sampai 20 kali permenit, tidak terdapat
ronchi atau wheezing, pasien tidak mengeluh sesak.
B2 : fungsi kardiovaskuler
Perfusi hangat kering merah, nadi 60-90 kali permenit,
kuat, denyut teratur
B3 : fungsi kesadaran
Sadar baik, respon to verbal
B4 : fungsi ginjal
Produksi urine cukup, warna jernih
B5 : fungsi pencernaan
Abdomen terabah soft
Dari lokasi operasi tidak pendarahan, bila terdapat
drain luka operasi jumlah pendarahan tidak banyak
Bila operasi obstetric ginekologi, tidak pendarahan
pervaginam
2) Pasien yang telah memenuhi kriteria diatas diperbolehkan
untuk pindah keruangan.
3) Perawat ruang pulih sadar menelepon perawat ruangan
untuk menjemput pasien tersebut dengan memberitahu
perlengkapan yang harus dibawa
4) Pemindahan pasien dari brangkar ke tempat tidur pasien
dengan menggunakan alat bantu
5) Sebelum memindahkan pasien keruangan, perawat
anestesi berkomunikasi dengan dokter anestesi
36
6) Khusus untuk pasien yang memerlukan
observasi harus dipindahkan sesuai dengan instruksi
dokter anestesi.
38
4.2 Persiapan Lingkungan Instalasi Kamar Operasi
4.2.2. Ventilasi
40
Alat tenun bekas pasien dikeluarkan dari kamar
operasi. Jika alat tenun tersebut bekas pasien infeksi,
maka penanganannya sesuai prosedur yang berlaku.
Lampu operasi harus dibersihkan setiap hari. Pada
waktu membersihkan, lampu harus dalam keadaan
dingin.
Alas kaki (sandal) khusus kamar operasi harus
dibersihkan setiap hari
Pembersihan kamar operasi secara menyeluruh,
meliputi dinding, meja operasi, meja instrument dan
semua peralatan yang ada di kamar operasi.
Instrumen dan alat bekas pakai harus
dipindahkan/tidak boleh dicampur dengan alat yang
lain sebelum didesinfektan.
Pemakaian kamar operasi untuk pasien
berikutnya diijinkan setelah pembersihan secara
menyeluruh dan sterilisasi ruangan selesai.
Sterilisasi kamar operasi dilakukan dengan
menggunakan sinar ultra violet, yang dinyalakan
selama 1 jam.
B. Pembersihan Mingguan
41
Setelah lantai bersih dan kering, peralatan yang
sudah dibersihkan dapat dipindahkan kembali dan
diatur kedalam kamar operasi.
Sterilisasi kamar operasi dilakukan dengan
menggunakan sinar ultra violet, yang dinyalakan
selama 2 jam.
42
4.3.3 Penanganan Limbah di Instalasi Kamar Operasi.
Pembuangan limbah dan penanganan limbah kamar operasi,
tergantung jenis limbah dengan prinsip, limbah padat ditangani
terpisah dengan limbah cair :
1. Limbah cair dibuang ditempat khusus yang berisi larutan
desinfektan yang selanjutnya mengalir ketempat pengelolaan
limbah cair rumah sakit.
2. Limbah pada anggota tubuh ditempatkan dalam kantong atau
tempat tertutup yang selanjutnya dibakar atau dikubur
dirumah sakit sesuai ketentuan yang berlaku, atau
diserahterimakan kepada keluarga pasien bila memungkinkan.
3. Limbah non infeksi yang kering dan basah ditempatkan pada
tempat yang tertutup serta tidak mudah bertebaran dan
selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan rumah sakit.
4. Limbah infeksi ditempatkan pada tempat yang tertutup dan
tidak mudah bocor serta diberi label warna merah”untuk
dimusnahkan”.
43
4.4 Tata Laksana Pembedahan Pada Pasien Hepatitis.
a. Prosedur Penandaan
Prosedur penadaan operasi dilakukan sehari sebelum operasi
pada kasus operasi elektif sedangkan pada kasus emergensi
dilakukan di ruang premedikasi oleh dokter operator.
Penandaan yang dilakukan di kamar operasi dengan tanda
lingkaran (О) dan insial dokter, sesuai dengan SOP
penandaan area operasi.
a. Pengertian
44
Cuci tangan pembedahan adalah membersihkan tangan
dengan menggunakan sikat steril dan larutan desinfektan
dibawah air mengalir dengan prosedur tertentu.
b. Tujuan
Tujuan cuci tangan adalah untuk menurunkan populasi
kuman yang ada ditangan.
c. Persiapan
1. Wastafel dengan air mengalir dan bersih,
2. Sikat steril.
3. Sabun / larutan disinfektan (chlorhexidine gluconate 10%)
4. Handuk / waslap steril.
5. Pemotong kuku
6. Jam
7. Cermin
45
5. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung
tangan kiri, kemudian diulangi dengan sebaliknya yaitu
tangan kiri diatas punggung tangan kanan.
6. Gosok telapak tangan kanan dengan telapak tangan kiri
dengan jari- jari disilangkan.
7. Gosok punggung jari-jari tangan berhadapan dengan
telapak tangan, jari-jari saling terkunci.
8. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri
berurutan sampai kelingking dan sebaliknya.
9. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan,
kedepan dan kebelakang pada permukaan telapak tangan
kiri dan sebaliknya.
10. Bilas dengan air bersih yang mengalir.
11. Ambil sikat steril dan ditetesi larutan antiseptik.
12. Sikat ujung kuku, setelah itu telapak tangan
kemudian secara berurutan sikat setiap jari, diantara jari
dan punggung tangan, lanjutkan menyikat lengan atas
sampai sedikit dibawah siku selama
13. ±30 detik, jangan kembali ke tangan atau daerah
pergelangan tangan yang sudah selesai disikat.
14. Pindahkan menyikat pada tangan yang belum disikat
dengan cara seperti diatas.
15. Bilas kedua tangan pada air bersih yang mengalir.
16. Ulangi lagi mencuci tangan dengan menetesi bahan
antiseptik di telapak tangan.
17. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan
kiri.
18. Gosokkan telapak tangan kanan diatas punggung
tangan kiri kemudian diulangi dengan sebaliknya, yaitu
tangan kiri diatas punggung tangan kanan.
19. Gosokkan telapak tangan kanan dengan telapak tangan
kiri dengan jari-jari disilangkan.
20. Gosok punggung jari-jari tangan kanan berhadapan
dengan telapak tangan jari-jari saling terkunci.
21. Putar dan gosok jempol tangan kanan dengan tangan kiri
dan sebaliknya.
46
22. Putar dan gosok ujung jari-jari dan jempol tangan kanan
ke depan dan kebelakang pada permukaan telapak tangan
kiri dan sebaliknya.
23. Bilas dengan air bersih yang mengalir dan posisi jari
tangan lebih tinggi dari posisi siku.
24. Hindarkan tangan yang sudah dicuci tersentuh dengan
benda disekitamva.
25. Setelah selesai mencuci tangan, keringkan dengan handuk
steril satu persatu dari ujung jari menuju ke lengan
dengan cara memutar pada tangan kanan dan
sebaliknya, kernudian handuk dipisahkan dari benda
stenil.
26. Posisi tangan setelah cuci tangan harus lebih tinggi dari
siku tangan
BAB V
LOGISTIK
47
Copy paste data tabel Pengadaan Barang Operasional tiap unit
Unit.
- ATK.
- Barang Cetakan.
- Barang Bengkel.
- Barang Rumah Tangga & Dapur.
- Pengadaan Investasi.
NO PERSEDIAAN BARANG
Instrument
1 Container Instrumen
2 Set Laparatomy Dewasa
3 Set Laparatomi Anak
4 Baki
5 Right Angle Runcing Panjang
6 Tromol Rendaman Besar
7 Hemostat Bengkok Kocker
Non alkes
Atk
1 Amplop besar
2 Amplop sedang
3 Ballpoint hitam
4 Kertas HVS 70 gr
5 Binder klip besar
6 Snowman non permanent
7 Snowman permanent hitam
8 Buku Folio Panjang
9 Cutter besar
10 Isi cutter
48
Percetakan
1 Buku bon makan
2 Buku memo
3 Buku pengambilan
4 Buku register kamar operasi
5 Buku resep
6 Kartu stock bahan / obat
7 Keterangan operasi
8 Nota kecil
9 Pelayanan luar paket ( Askes )
10 Slip perbaikan bengkel
Rumah tangga
1 Baterai a2 alkaline
2 Kable reel / kabel box
3 Kain pel
4 Karet gelang (100 gram)
5 Keset kain
6 Kresek hitam besar
7 Kresek kuning besar
8 Plastik 1 kg
9 Plastik 250 gram
10 Plastik 500 gram
11 Porstex @ 1liter
12 Soklin deterjen
13 Stik pell steinles & sun
14 Sumbu pel
15 Sunlight 400 ml
16 Super pell
17 Timba tertutup
18 Tissue gulung
19 Tissue kotak refill
20 Handuk kecil utk 1 kali cuci
21 Exhaust fan
22NOBell RuanganInvestasi
23 Exhaust ruangan
1. Electrobovie
6.1 Pengertian.
6.2 Tujuan.
50
6.3 Tata Laksana Keselamatan Pasien.
6.3.1. Enam Langkah Menuju Keselamatan Pasien.
52
Penandaan area operasi di RSUD Naibonat
dilakukan oleh dokter operator, penandaan dilakukan
sehari sebelum pasien operasi ,pada pasien dengan
rencana operasi elektif. Sedangkan pada pasien operasi
emergensi dilakukan penandaan di IGD atau di ruang
premedikasi sesaat sebelum pasien operasi.
Penandaan dilakukan dengan memberi tanda chek
(○). Untuk mencegah terjadinya salah insisi pada pasien.
Beberapa hal yang berpontesi untuk
menimbulkan kekeliruan untuk wrong surgery:
Lebih dari satu dokter bedah terlibat
Dilakukan lebih dari satu prosedur operasi
Pasien memiliki bebarap karakteristik khusus, seperti
deformitas fisik atau obesitas massif
Ada beberapa asien yang memilki nama yang sama
atau prosedur yang sama atau diwaktu bersamaan
53
5. Pengurangan resiko infeksi pelayanan kesehatan
Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk
pelayanan kesehatan termasuk saluran kemih,
infeksi pada aliran darah, pneumonia yang sering
terjadi pada pasien dengan ventilasi mekanis. Pokok
eliminasi infeksi maupun infeksi –infeksi lain dengan
cuci tangan.
6. Pengurangan resiko pasien jatuh
Jumlah kasus pasien jatuh cukup bermakna sebagai
cidera pasien, sehingga RSUD Naibonat melakukan
evaluasi resiko pasien jatuh danmengambil tindakan
untuk mengurangi resiko cidera sampai jatuh
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
55
Perawat instalasi kamar operasi yang tidak terlibat langsung
dengan pasien harus diberikan pengarahan mengenai penyakit
tersebut
Perawat instalasi kamar operasi yang kontak dengan pasien
secara langsung harus menjaga fungsi saluran pernafasan dan
menjaga kebersihan tangan
56
VIII
PENGENDALIAN MUTU
Definisi Tim operator adalah tim yang yang siap untuk melaksanakan
Operasional pelayanan bedah sesuai kebutuhan dan sesuai kelas rumah sakit baik
cito maupun elektif, yang terdiri dari dokter spesialis, perawat, dan
petugas instrument sesuai ketentuan yang berlaku
57
Frekuensi Tiga Beberapa prosedur yang tidak memerlukan
penandaan :
Pengumpulan
Data kasus organ tunggal (jantung, operasi Caesar,
appendiktomi)
kasus intervensi seperti kateter jantung
kasus yang melibatkan gigi
prosedur yang melibatkan bayi premature di mana
penandaan akan menyebabkan tato permanen
Dalam kasus yang tidak dilakukan penandaan harus dapat
dipertangggjawabkan. Penandaan harus dilakukan, dengan
melibatkan pasien atau keluarga, untuk menghindarkan
kekeliruhan. Penandaan dilakukan dengan spidol permanen
yang tidak dapat hilang saat dicuci.
Pengurangan resiko infeksi pelayanan kesehatan
Infeksi biasa dijumpai dalam semua bentuk pelayanan
kesehatan termasuk saluran kemih, infeksi pada aliran
darah, pneumonia yang sering terjadi pada pasien dengan
ventilasi mekanis . Pokok eliminasi infeksi maupun infeksi –
infeksi lain dengan cuci tangan.
Pengurangan resiko pasien jatuh
Jumlah kasus pasien jatuh cukup bermakna sebagai cidera
pasien, sehingga Rumah Sakit Baptis Batu melakukan
evaluasi resiko pasien jatuh danmengambil tindakan untuk
mengurangi resiko cidera sampai jatuh.bulan sekali
58
2. Ketersediaan Fasilitas Dan Peralatan Ruang Operasi
Judul Ketersediaan fasilitas dan peralatan ruang operasi
59
Judul Kemampuan melakukan tindakan operatif
60
Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan
Definisi bedah tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu
Waktu
operasional mulai dokter memutuskan untuk operasi yang terencana
sampai dengan operasi mulai dilaksanakan
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Standar ≤2 hari
61
Frekuensi 1 bulan dan sentinel event
pengumpulan
data
Denominator pasien
jumlah yang dioperasi
pasien salah sisi
yang dioperasi dalam
dalam waktu
waktu satu
satu bulan
bulan
Standar 100 %
62
Numerator jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
dikurangi jumlah
Standar 100 %
63
Sumber data rekam medis, Laporan keselamatan pasien
Standar 100 %
8. Tidak Adanya Kejadian Tertinggal Benda Asing Pada Tubuh Pasien Setelah Operasi
Judul Tidak Adanya Kejadian Tertinggalnya Benda Asing
Pada Tubuh Pasien Setelah Operasi
64
Penanggung kepala instalasi bedah sentral/komite medis
jawab
9. Komplikasi Anestesi Karena Overdosis, Reaksi Anestesi Dan Salah
Penempatan Endotracheal Tube
Judul Komplikasi Anestesi Karena Overdosis, Reaksi Anestesi
Dan Salah
Dimensi mutu keselamatan pasien
Tujuan tergambarkannya kecermatan tindakan anestesi dan
monitoring pasien selama proses pembedahan berlangsung
65
Definisi kematian di meja operasi adalah kematian yang terjadi
operasional di atas meja operasi pada saat operasi berlangsung yang
diakibatkan oleh tindakan anestesi maupun tindakan
pembedahan
Frekuensi tiap bulan dan sentinel event
pengumpulan
data
Periode analisis tiap bulan dan sentinel event
Standar ≤1 %
66
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan
data
Periode analisis 3 bulan
BAB IX.
PENUTUP
67
penerapannya untuk mencapai tujuan instalasi kamar operasi dan tujuan
rumah sakit.
68