Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TPB

SEHAT UNTUK MASYARAKAT

Disusun oleh:

Chinthia Larhas Rembulan Purnama

1404110170077

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

DEPARTEMEN BIOLOGI

UNIVERSITAS PADJAJARAN

JATINANGOR

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sehat Untuk
Masyarakat”

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas TPB (Tahapan
Persiapan Bersama) semester 1 serta untuk membahas permasalahan SDGs (Sustainable
Development Goals) 3 dari sudut pandang agama Buddha.

Makalah ini tak luput dari kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, 28 Desember 2017

Chinthia Larhas R. P.
140410170077
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 5
A. Tantangan Saat Ini ..................................................................................................... 5
B. Kesehatan dan Kesejahteraan .................................................................................... 6
C. Pandangan Agama Buddha ........................................................................................ 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan sebuah program
pembangunan berkelanjutan yang didalamnya terdapat 17 tujuan dengan 169 target
yang terukur dengan tenggang waktu yang ditentukan. SDGs adalah sebuah agenda
pembangunan dunia yang bertujuan untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi.
Program ini diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015 menggantikan program
sebelumnya yaitu MDGs (Millennium Development Goals) sebagai tujuan
pembangunan bersama sampai tahun 2030 yang disepakati oleh banyak negara dalam
forum resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Jadi, kerangka pembangunan yang
berkaitan dengan perubahan situasi dunia yang sebelumnya menggunakan konsep
MGDs sekarang diganti dengan SDGs.
SDGs merupakan hasil dari proses yang bersifat partisipatif, transparan, dan
inklusif terhadap semua suara pemangku kepentingan dan masyarakat selama 3 tahun
lamanya. SDGs akan mewakili sebuah kesepakatan yang belum pernah ada
sebelumnya yang terkait dengan prioritas-prioritas pembangunan berkelanjutan di
antara 193 Negara Anggota.
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud kesehatan dan kesejahteraan?
b. Bagaimana pandangan agama terhadap kesehatan dan kesejahteraan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
a. Memenuhi tugas TPB semester 1
b. Menelusuri hubungan antara agama dengan SDGs yang ketiga yaitu kehidupan
sehat dan sejahtera
BAB II PEMBAHASAN

A. Tantangan Saat Ini

Dikatakan bahwa Indonesia pada saat ini akan mengalami suatu hal yang dapat
dikatakan sebagai ‘bonus’, dilihat dari namanya pun sudah jelas yaitu bonus
demografi. Tak bisa dipungkiri ketika suatu pembangunan akan dilaksanakan dalam
suatu daerah, sumber daya manusia memegang peranan penting. Keberhasilan
pembangunan dari suatu bangsa ditentukan salah satunya oleh kualitas dari sumber
daya manusia yang dimiliki bangsa tersebut.
Negara Indonesia yang sedang dalam tahap pembangunan pun tentunya sangat
membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar nantinya pembangunan
yang dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Kembali akan dibahas mengenai Indonesia yang saat ini sedang memasuki
suatu tahap atau era yang sangat krusial dan menentukan dalam perjalanannya sebagai
sebuah bangsa yang sedang berada dalam masa pembangunan. Era tersebut tak lain
adalah era bonus demografi yang saat ini sudah dimulai dan diperkirakan akan
mencapai puncaknya pada rentang tahun 2025-2030.
Era bonus demografi itu sendiri ditandai dengan adanya dominasi dari
jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) atas jumlah penduduk tidak produktif
yang bisa dilihat dari angka rasio ketergantungan yang rendah. Rasio ketergantungan
sendiri merupakan perbandingan antara jumlah penduduk usia tidak produktif dan
jumlah penduduk usia produktif.
Keuntungan yang dapat diperoleh dari bonus demografi itu sendiri adalah
ketersediaan tenaga kerja usia produktif sebagai sumber daya utama bagi pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi negara.
Demi terwujudnya era tersebut tingkat kesehatan dan pendidikan yang
memadai perlu ditingkatkan sehingga sumber daya manusia yang berkualitas pun dapat
terbentuk.
B. Kesehatan dan Kesejahteraan
Menurut Wikipedia, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Sedangkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1948 menyebutkan bahwa
pengertian kesehatan adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial
kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan. Menurut UU RI
No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dikatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sejahtera badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.
Permasalahan yang timbul dalam masyarakat pada dasarnya disebabkan oleh
pandangan masyarakat terhadap kesehatan. Tak sedikit orang awam yang memaknai
kesehatan hanya sebatas terhindar dari sakit atau masalah fisik. Padahal sehat bukan
hanya tentang terhindar dari penyakit secara fisik melainkan kesehatan secara mental,
sosial, dan ekonomi.
Kesejahteraan adalah hasil positif yang bermakna bagi orang dan banyak sektor
masyarakat karena kesejahteraan memberi tahu apakah seseorang merasa hidupnya
berjalan dengan baik. Kondisi kehidupan yang baik (misal: perumahan, pekerjaan)
sangat penting bagi kesejahteraan. Secara tidak langsung, kesejahteraan
mengintegrasikan kesehatan secara fisik dan secara mental.
Pembangunan dalam bidang kesehatan yang merupakan salah satu sarana untuk
menciptakan kesehatan keluarga dan masyarakat tidaklah mudah. Pembangunan
kesehatan memerlukan dana yang tinggi karena hal ini menyangkut masalah
kelangsungan hidup orang banyak. Untuk itu pemerintah perlu menempuh berbagai
cara guna mewujudkan kesehatan yang baik dan mewujudkan kesejahteraan suatu
masyarakat.
Pemerintah sendiri lebih menekankan pada perbaikan gizi, keluarga berencana
(KB), dan penyediaan sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan. Perbaikan gizi
menyangkut masalah kecerdasan dan tingkat produktivitas kerja, keluarga berencana
(KB) menyangkut masalah demografi negara, kesehatan ibu dan anak (KIA), serta
peningkatan indeks mutu hidup keluarga. Sedangkan untuk pelayanan kesehatan
meliputi penyediaan sarana yang memadai dan terjangkau oleh masyarakat, seperti
posyandu, puskesmas dan obat generik.
Pada intinya masalah kesehatan dan kesejahteraan merupakan suatu
permasalahan yang berkaitan satu sama lain. Kesejahteraan akan tercapai jika
kesehatan sudah dapat terwujud dengan baik.
C. Pandangan Agama Buddha
Agama Buddha lebih dikenal dengan sebutan Buddha Dhamma. Seluruh ajaran
Sang Buddha merupakan ajaran yang membahas tentang hukum kebenaran mutlak
yang disebut dhamma. Dhamma artinya kesunyataan mutlak, kebenaran mutlak, atau
hukum abadi. Dhamma tidak hanya terdapat di dalam hati atau pikiran manusia saja,
tetapi juga di alam semesta.
Dhamma adalah hukum abadi yang meliputi seluruh alam semesta. Akan tetapi,
Dhamma seperti ini merupakan dhamma yang berkondisi atau kebenaran mutlak dari
segala sesuatu yang berkondisi. Dhamma juga merupakan kebenaran mutlak dari yang
tidak berkondisi atau yang tidak bisa dijabarkan dengan kata. Sifat dhamma antara lain
mutlak, abadi, dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.
Tujuan hidup umat Buddha adalah tercapainya suatu kebahagiaan, baik
kebahagiaan yang masih bersifat duniawi (yang masih berkondisi) maupun
kebahagiaan yang sudah bersifat mengatasi keduniaan (yang sudah tidak berkondisi)
yang memang merupakan tujuan akhir dari setiap umat.
Sang Buddha turut memberi perhatian bagi kesejahteraan dunia. Kemajuan
dunia tidak hanya mengenai kemajuan secara materi semata tetapi kemajuan dengan
tidak mengabaikan dasar-dasar moral dan spiritual. Jelas bahwa tujuan hidup umat
Buddha bukan hanya mencapai kebahagiaan duniawi saja, melainkan dapat
merealisasikan kebahagiaan yang tidak berkondisi, yaitu terbebas total dari dukkha dan
terwujudnya nibbana. Meskipun menganjurkan kemajuan material dalam rangka
kesejahteraan dalam kehidupan duniawi, Sang Buddha juga selalu menekankan
pentingnya perkembangan watak, moral, dan spiritual untuk menghasilkan masyarakat
yang bahagia, aman, dan sejahtera secara lahir maupun batin. Dalam rangka
tercapainya tujuan akhir, manusia mengenal dirinya pada mulanya dari dimensi
biologisnya dan memanfaatkan anggota tubuhnya untuk memenuhi kebutuhannya,
makan minum, dan bekerja. Jadi tidak heran jika tubuh mengalami gangguan
kesehatan karena manusia merasa belum puas bila kebutuhannya belum tercukupi juga
tidak pernah mempedulikan kesehatannya misal: terlalu bekerja keras, tidak ingat
waktu. Dalam agama Buddha dimensi biologis atau jasmani terbagi menjadi empat
unsur yaitu; tanah, air, api dan gas. Ketidakseimbangan dari keempat unsur ini menjadi
salah satu sebab timbulnya gangguan kesehatan.
Status kesehatan seseorang atau masyarakat sangat dipengaruhi oleh
lingkungannya. Kesehatan lingkungan dapat diartikan sebagai kebersihan lingkungan.
Kesehatan lingkungan mencakup kebersihan pribadi. Lingkungan yang bersih adalah
lingkungan yang sehat. Hal ini bergantung pada pribadi dan masyarakat dalam
menjaga lingkungannya agar bersih dan terhindar dari penyakit.
Manusia adalah satu kesatuan dari unsur jasmani dan rohani. Perilaku yang
bersih dan sehat akan menghasilkan lingkungan yang bersih dan sehat pula, begitu pula
sebaliknya lingkungan yang bersih dan sehat akan mendorong perilaku yang bersih dan
sehat pula, yang terpenting diri sendiri merupakan faktor utama dalam menciptakan
keadaan yang sehat.
Selanjutnya, kesehatan mental juga tidak kalah penting untuk diperhatikan.
Buddha Dhamma berperan besar dalam memecahkan kesulitan para ahli tentang
kesehatan mental. Buddha memberi petunjuk bahwa setiap orang secara terus-menerus
mendengarkan suara dalam dirinya dan menafsirkan apa yang sedang dirasakannya.
Tindakan ini dilakukan untuk menjauhkan diri dari segala macam prasangka buruk,
kegelisahan hati, serta ketakutan. Badan yang sehat merupakan anugerah tertinggi yang
dapat kita terima. Jika nibbana adalah tujuan tertinggi yang ingin dicapai oleh umat
Buddha, sakit, usia, dan kematian merupakan proses yang harus dilalui dalam
perjalanan mencapai tujuan tertinggi. Perlu diketahui bahwa tujuan dari Buddha
mengajarkan dhamma adalah untuk kebahagiaan umat manusia dan memperoleh
mental yang benar-benar terbebas dari penyakit apapun. Dhamma diharapkan dapat
melenyapkan dukkha dari orang yang melaksanakannya. Dukkha merupakan
kekacauan dan nibbana merupakan keadaan yang teratur dan sehat. Umat Buddha
melakukan pengurangan serta pelenyapan dukkha dan mencapai nibbana dengan
pelaksanaan delapan jalan utama secara sempurna.
Kesehatan mental seorang Buddhis perlu dijaga dengan melaksanakan suatu
pedoman yang disebut jalan utama beruas delapan. Pedoman ini merupakan terapi
penolong dan yang sebenarnya. Terapi ini mencakup perilaku sehari-hari mulai dari
disiplin serta pengenalan terhadap teori filsafat Buddha Dhamma. Terapi yang
sebenarnya adalah meditasi. Membentuk mental atau batin yang bersih, dapat
dilakukan dengan melaksanakan Bhavana atau sering disebut meditasi. Bhavana
artinya pengembangan batin ke arah yang lebih bersih dan lebih suci. Bhavana
dilaksanakan melalui samadhi yang benar dengan cara pemusatan pikiran pada satu
objek yang dapat menghilangkan kotoran batin.
Penyebab tubuh menjadi sakit dan sehat adalah karena adanya perasaan
jasmani (rasa sakit) dan keadaan pikiran (emosi) yang mempengaruhinya. Dengan
begitu apabila tubuh ingin tetap sehat hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk
pikiran dan emosi-emosi yang timbul dalam diri.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesehatan meliputi kesehatan jasmani dan mental. Jasmani memerlukan
makanan berupa materi untuk menjaga kesehatan sedangkan mental memerlukan
makanan berupa batin untuk menjaga kesehatan mental atau jiwa.
Dalam agama Buddha tidak dianjurkan melekati badan jasmani karena pada
hakekatnya adalah tidak kekal, tidak menyenangkan dan tanpa inti yang kekal,
tetapi tubuh perlu mendapatkan perawatan agar tidak mudah terserang penyakit.
Maka dari itu selain menjaga kualitas tubuh dengan cara melakukan perawatan
agar terhindar dari serangan penyakit perlu diimbangi dengan melakukan meditasi
yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan mental.
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu perlu dilakukan
penyempurnaan terutama pada studi pustaka agar makalah ini dapat dijadikan
sebagai referensi di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2017, 1 Desember). Pengertian dan 17 Tujuan SDGs (Sustainable Development


Goals), Lengkap Penjelasan. http://www.markijar.com/2017/12/pengertian-dan-17-tujuan-
sdgs.html

CDC. (2016). Well-Being Concepts. Diakses tanggal 30 Desember 2017, dari


https://www.cdc.gov/hrqol/wellbeing.htm

Coleman, James William & Donald R. Cressey. (1980). Social Problem. Harper & Row
Publisher: N.Y.

Jones, Kennet dkk. (1969). Health Science. Harper & Row Publisher: N.Y.

Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. (2016). Pendidikan Agama Buddha untuk
Perguruan Tinggi. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementrian
Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Ksuhbo. (2009, 25 November). MAKALAH TENTANG KESEHATAN DALAM


PANDANGAN BUDDHIS. http://id.netlog.com/ksubho/blog/blogid=12623

Psikologi, Belajar. Pengertian Kesehatan Menurut WHO.


http://belajarpsikologi.com/pengertian-kesehatan/

Sayd, Abdul Basith Muhammad. (2004). Rahasia Kesehatan Nabi. Tiga Serangkai: Solo.

Tsubayu, Captain. (2017, April). Bonus Demografi dan Tantangannya bagi Indonesia.
https://seword.com/ekonomi/bonus-demografi-dan-tantangannya-bagi-indonesia

Anda mungkin juga menyukai