Anda di halaman 1dari 13

1

PENGARUH KONSENTRASI PUPUK ORGANIK DAN MACAM


VARIETAS JAHE (Zingiber officinalle Rosc) PANEN MUDA
DI BAWAH TEGAKAN SENGON

Novi Laksita, Ir. Pudjiati Syarif., M.P, Ubad Badrudin, SP., MP


Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Pekalongan
Email : Novilak02@gmail.com

ABSTRAK
Jahe (Zingiber officinalle Rosc) merupakan kerabat empon-emponan
yang paling banyak dibudidayakan. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh
konsentrasi pupuk organik dan macam varietas serta interaksinya terhadap
peningkatan pertumbuhan jahe. Penelitian dilaksanakan di Desa Penangkan
Kecamatan Wonotunggal Kabupaten Batang. Rancangan percobaan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap. Faktor pertama
konsentrasi pupuk organik (0 ml/l, 15 ml/l, 30 ml/l, 45 ml/l), faktor kedua macam
varietas (jahe merah, jahe gajah, jahe emprit). Variabel pengamatan meliputi
tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun, lebar daun, bobot basah rimpang per
tanaman, jumlah rimpang cabang per rumpun, jumlah akar tanaman, diameter
rimpang, bobot basah tanaman, bobot kering tanaman. Hasil penelititan
menunjukkan konsentrasi pupuk organik berbeda sangat nyata terhadap semua
variabel kecuali berbeda nyata terhadap lebar daun. Konsentrasi terbaik 30 ml/l.
Macam varietas berbeda sangat nyata terhadap semua variabel kecuali berbeda
nyata terhadap panjang daun, lebar daun. Varietas jahe gajah merupakan varietas
terbaik. Interaksi antara konsentrasi pupuk organik dengan macam varietas pada
variabel jumlah daun, bobot basah rimpang per tanaman, diameter rimpang, bobot
kering tanaman, berbeda nyata terhadap lebar daun, jumlah akar tanaman, bobot
basah tanaman, dan berbeda tidak nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun,
jumlah rimpang cabang per rumpun. Interaksi terbaik adalah konsentrasi pupuk
organik 30 ml/l dengan varietas jahe gajah.

Kata kunci : jahe, konsentrasi pupuk organik dan macam varietas


2

THE EFFECT OF CONCENTRATION OF ORGANIC FERTILIZER AND


VARIOUS VARIETIES OF YOUNG HARVESTING GINGER
(Zingiber officinalle Rosc) UNDER SENGON STAND

Novi Laksita, Ir. Pudjiati Syarif., M.P, Ubad Badrudin, SP., MP


Study Program Agrotechnology, Faculty of Agriculture, Pekalongan University
Email : Novilak02@gmail.com

ABSTRACK
Ginger (Zingiber officinalle Rosc) plants are the most cultivated spice
relatives. This research were aimed to determine the concentration of organic
fertilizer and various varieties and its interaction of increased growth of ginger.
The study was conducted in the village Penangkan, Wonotunggal Batang. The
design used completely randomized block desaign. The first factor is the
concentration of organic fertilizer (0 ml/l, 15 ml/l, 30 ml/l, 45 ml/l), the second
factors of various varieties (red ginger, gajah ginger, emprit ginger). The
Observation variables include of plant height, number of leaves, long leaves, leaf
widht, wet weight of rhizome planting, number of branch rhizome per clump,
number of plant root, diameter of rhizome, wet weight of the plant, dry weight of
the plant. The results showed that concentration of organic fertilizer very
significant to all variables except significantly different to leaf width. The best
concentration of organic fertilizer are 30 ml/l. The various varieties of very
significant to all variables except significantly different to long of leaves, leaf
width. Gajah ginger varieties are the best varieties. Interaction between the
concentration of organic fertilizer and various varieties on the variable number of
leaves, wet weight of rhizome planting, diameter of rhizome, dry weight of the
plant and significantly different to leaf widht, number of plant root, wet weight of
the plant, and not significant different to plain height, long leaves, number of
branch rhizome per clump. The best interaction is concentration of organic
fertilizer are 30 m/l and gajah ginger varieties.

Keywords : ginger, concentration of organic fertilizer, various varieties.


3

I. PENDAHULUAN
Tanaman Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan tanaman rempah yang
dimanfaatkan sebagai minuman atau campuran pada bahan pangan (Setyaningrum
dan Saprinto, 2013). Jahe merupakan kerabat empon-emponan yang paling
banyak dibudidayakan dan dimanfaatkan orang. Kegunaan dan khasiatnya yang
amat beragam membuat jahe selalu dibutuhkan oleh masyarakat banyak
(Rukmana, 2010).
Bagian terpenting dari jahe yang dimanfaatkan untuk berbagai macam tujuan
adalah rimpang. Pemanfaatan rimpang jahe sangat beragam yaitu sebagai bumbu
masak, pemberi aroma, dan rasa pada makanan. Selain itu, jahe digunakan sebagai
industri obat, jamu tradisional, minyak wangi, olahan asinan jahe, seperti acar,
lalap, bandrek, sekoteng, dan sirup.
Salah satu permasalahan dalam budidaya jahe adalah masih rendahnya
produktifitas dan mutu. Walaupun tanaman jahe telah lama dibudidayakan dan
menjadi salah satu bahan baku industri obat tradisional, herbal terstandar dan
fitofarmaka, namun pengembangan jahe skala luas masih menggunakan benih
yang belum didukung oleh penyedian benih bermutu, teknik budidaya yang
optimal dan berkesinambungan. Pengadaan benih masih menggunakan benih dari
kebun sendiri dan belum mengacu kepada standar mutu benih (Ditjenbun, 2004).
Produksi jahe di Indonesia pada tahun 2009 mencapai 154.963,8 ton, dan
mengalami penurunan sebesar 109.024,4 ton di tahun 2010, di tahun 2011
produksi jahe hanya mencapai 94.743,13 ton, sedangkan di tahun 2012 produksi
jahe meningkat yaitu sebesar 114.537,65 ton, tahun 2013 sebesar 155.286,29 ton,
tahun 2014 sebesar 226.114,81 ton, dan pada tahun 2015 sebesar 307.942,73 ton.
(BPS, 2015). Pada tahun 2011 ekspor jahe masih rendah hanya mencapai 1.176
ton dengan nilai nominal US $ 1.209.000 (BPS, 2012). Hal tersebut disebabkan
oleh cara budidaya yang belum optimal dan kurang nya pemakaian bahan tanaman
yang bermutu.
Ekspor jahe muda dalam bentuk asinan semakin meningkat. Pasaran
utamanya adalah Jepang, Taiwan, Korea, dan Eropa. Namun sampai saat ini
permintaan belum terpenuhi karena produksi jahe muda sangat sulit diperoleh di
4

lapangan. Hal ini disebabkan karena petani tidak bersedia memanen jahe pada
umur muda karena beranggapan produksinya lebih rendah dibandingkan dengan
hasil jahe dipanen tua (Tim Trubus, 1990).
Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jahe perlu dilakukan. Salah
satu faktor untuk menunjang keberhasilan produksi tanaman jahe adalah dengan
pemupukan dan penggunaan varietas yang tepat. Pupuk organik cair urin kelinci
adalah salah satu pupuk organik cair yang memiliki kandungan nitrogen (N) lebih
banyak dibanding dengan urin hewan yang lain. Penggunaan pupuk organik perlu
memperhatikan besar kecilnya konsentrasi. Pemberian yang berlebihan berakibat
pemborosan tenaga dan biaya sehingga walaupun hasilnya meningkat namun
secara ekonomis tidak menguntungkan. Pemberian yang terlalu jarang
menyebabkan kurangnya unsur hara yang tersedia, sedangkan jika diberikan
terlalu sering akan tersedia terlalu banyak sehingga tidak ekonomis bahkan
meracuni tanaman. Konsentrasi yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, konsentrasi yang terlalu rendah kurang efektif dalam
peningkatan pertumbuhan tanaman, sedangkan konsentrasi yang terlalu tinggi
justru akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Tenuta,
2006).
Selain penggunaan pupuk organik salah satu upaya peningkatan produksi
budidaya jahe yaitu dengan menggunakan varietas. Varietas merupakan salah satu
di antara banyak faktor yang menentukan dalam pertumbuhan dan hasil tanaman.
Selain faktor lingkungan penggunaan varietas unggul merupakan salah satu
komponen teknologi yang penting untuk mencapai produksi yang optimum.
Penggunaan varietas unggul mempunyai kelebihan dibandingkan dengan varietas
lokal dalam hal produksi dan ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit,
respon pemupukan sehingga produksi yang diperoleh baik kualitas maupun
kuantitas dapat meningkat (Soegito dan Adie, 1993). Varietas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Jahe Merah (Jahe Sunti), Jahe Putih Besar (Jahe
Gajah), Jahe Emprit (Jahe Putih Kecil).
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh konsentrasi
pupuk organik yang optimum terhadap peningkatan pertumbuhan Jahe,
5

Mengetahui pengaruh varietas yang tepat terhadap peningkatan pertumbuhan


Jahe, Mengetahui interaksi antara konsentrasi pupuk organik dan macam varietas
terhadap pertumbuhan tanaman Jahe.
II. METODE PENELITIAN
Percobaan telah dilaksanakan di Desa Penangkan Kecamatan Wonotunggal
Kabupaten Batang dengan ketinggian tempat ± 800 meter di atas permukaan laut.
Percobaan dilaksanakan selama lebih kurang 4 bulan yaitu mulai bulan April
sampai dengan Juli 2017. Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah
RAK (Rancangan Acak Kelompok). Percobaan ini merupakan percobaan faktorial
yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah Konsentrasi Pupuk Organik
yaitu K0 : 0 ml/l, K1 : 15 ml/liter air, K2 : 30 ml/liter air, K3 : 45 ml/liter air,
faktor kedua adalah Macam Varietas yaitu V1 : Jahe Merah, V2 : Jahe Gajah, V3 :
Jahe Emprit. Dengan demikian terdapat 12 kombinasi perlakuan yang masing-
masing kombinasi diulang tiga kali sehingga seluruhnya ada (4 x 3) x 3 = 36
satuan percobaan.
Variabel yang diamati meliputi komponen pertumbuhan yaitu Tinggi
Tanaman (cm), Jumlah daun (helai), Panjang Daun (cm), Lebar Daun (cm), Bobot
Basah Rimpang Per Tanaman (gram), Jumlah Rimpang Cabang Per Tanaman
(buah), Jumlah Akar Tanaman (buah), Diameter Rimpang (mm), Bobot Basah
Tanaman (gram), Bobot Kering Tanaman (gram). Data hasil penelitian
menggunakan uji F taraf 5%, untuk mengetahui adanya perbedaan antara
konsentrasi pupuk organik dan macam varietas. Apabila berbeda nyata dilakukan
analisis dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Konsentrasi pupuk
organik diuji menggunakan regresi, macam varietas diuji dengan kontras
ortogonal.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Matrik hasil analisis statistik respon pertumbuhan dan produksi jahe
terhadap konsentrasi pupuk organik dan macam varietas disajikan pada tabel 1.
Angka rata-rata dan analisis statistik data komponen pertumbuhan dan produksi
6

tanaman jahe disajikan pada tabel 2, sedangkan angka rata-rata interaksi antara
konsentrasi pupuk organik dan macam varietas disajikan pada tabel 3
Tabel 1. Matrik Hasil Analisis Statistik Respon Pertumbuhan dan Produksi Jahe
Terhadap Konsentrasi Pupuk Organik dan Macam Varietas.
Faktor yang di coba
Konsentrasi Macam
No Variabel yang diamati Interaksi
Pupuk Varietas
Organik
1. Tinggi tanaman (cm) **q ** tn
2. Jumlah daun (helai) **q ** **
3. Panjang daun (cm) **q * tn
4. Lebar daun (cm) *q * *
5. Bobot Basah Rimpang Per
**q ** **
Tanaman (g)
6. Jumlah Rimpang Cabang Per
**q ** tn
tanaman (buah)
7. Jumlah Akar Tanaman (buah) **q ** *
8. Diameter Rimpang (mm) **q ** **
9. Bobot Basah Tanaman (g) **q ** *
10. Bobot Kering Tanaman (g) **q ** **
Keterangan :
** : berbeda sangat nyata
* : berbeda nyata
tn : tidak berbeda nyata
l : linier
q : kuadratik
k : kubik
7
8
9

Pembahasan
Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk organik
berbeda sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati kecuali berbeda
nyata terhadap variabel lebar daun. Hasil tertinggi dicapai pada konsentrasi 30
ml/l (K2). Karena konsentrasi pupuk organik 30 ml/l memenuhi kebutuhan unsur
hara dalam memacu pertumbuhan tanaman jahe. Pertumbuhan dan
perkembangan akan baik jika jumlah unsur hara yang diberikan sesuai
kebutuhan. Pemberian konsentrasi yang berlebihan justru akan mengakibatkan
timbulnya gejala kelayuan pada tanaman. Sesuai pendapat Gardner (1991),
pemupukan di zona berlebihan akan mengakibat peningkatan kandungan unsur
hara tertentu di dalam jaringan tanaman. Pertambahan tinggi tanaman
disebabkan oleh perkembangan pada jaringan meristem interkalar (Salisbury dan
Ross, 1991). Pada serapan unsur hara N yang tinggi, hasil fotosintesis sebagian
besar akan ditranslokasikan ke meristem ujung tanaman (Gardner, 1991).
Kemampuan tanaman jahe menyerap unsur hara N tertinggi mendukung
pembelahan sel yang lebih banyak pada meristem interkalar sehingga
menghasilkan tanaman tertinggi daripada perlakuan lainnya.
Semakin tinggi tanaman maka semakin banyak ruas batang yang akan
menjadi tempat keluarnya daun. Daun merupakan komponen pertumbuhan
tanaman yang berfungsi untuk menerima cahaya dan bagian tanaman tempat
berlangsungnya proses fotosintesis. Unsur hara N penyusun asam amino,
protein, asam nukleat, penyusun klorofil, membantu pertumbuhan tanaman,
peningkatan produksi biji dan buah serta meningkatkan kualitas daun (Munawar,
2011). Klorofil adalah faktor penting dalam fotosintesis, klorofil daun lebih
banyak diharapkan dapat meningkatkan hasil fotosintesis. Hal ini sejalan dengan
pendapat Abdullah et al., (2011) bahwa unsur hara nitrogen dan unsur hara
mikro berperan sebagai penyusun klorofil sehingga meningkatkan aktivitas
fotosintesis yang akan menghasilkan fotosintat yang mengakibatkan
perkembangan pada jaringan meristematis daun.
10

Pengaruh Macam Varietas Jahe


Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan pengaruh macam varietas
jahe berpengaruh sangat nyata terhadap semua variabel yang diamati kecuali
berbeda nyata terhadap variabel panjang daun dan lebar daun. Varietas terbaik
dicapai pada V₂ (jahe gajah). Varietas jahe gajah terbaik karena varietas gajah
mempunyai rimpang yang lebih besar dan gemuk sehingga kandungan nutrisi atau
cadangan makanan pada rimpang jahe varietas gajah lebih banyak. Hal ini
berpengaruh terhadap meningkatnya proses metabolisme. Semakin besar
intensitas cahaya yang diterima tanaman maka jumlah daun yang dihasilkan akan
meningkat. Jumlah daun yang banyak dapat diartikan bahwa proses fotosintesis
berlangsung lebih banyak. Semakin banyak jumlah daun maka luas daun yang
dapat menerima cahaya matahari untuk energi pada proses fotosintesis bertambah
sehingga asimilat hasil fotosentesis meningkat (Hendrinova, 1990). Daun
merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis yang merupakan alat bagi
tanaman untuk menghasilkan energi yang nantinya ditranslokasikan ke seluruh
bagian tanaman termasuk rimpang.
Pengaruh Interaksi Konsentrasi Pupuk Organik dan Macam Varietas Jahe
Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara konsentrasi pupuk
organik dan macam varietas jahe berbeda sangat nyata terhadap variabel jumlah
daun, bobot basah rimpang per tanaman, diameter rimpang dan bobot kering
tanaman, berbeda nyata terhadap variabel lebar daun, jumlah akar tanaman, bobot
basah tanaman dan tidak berbeda nyata terhadap variabel tinggi tanaman, panjang
daun dan jumlah rimpang cabang per tanaman.
Interaksi terbaik adalah konsentrasi pupuk organik 30 ml/l dengan varietas
jahe gajah (K2V2). Hal ini disebabkan pemberian pupuk organik dan didukung
oleh varietas jahe gajah dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman. Pupuk
organik yang digunakan mengandung unsur nitrogen dan unsur lainnya.
Kandungan nitrogen dari pupuk organik merupakan salah satu unsur pembentuk
protoplasma tanaman, terutama sebagai penyusun protein dan klorofil, sehingga
membantu dalam proses fotosintesis yang menghasilkan fotosintat kemudian
ditranslokasikan ke bagian tanaman yang membutuhkan serta digunakan untuk
11

pembentukan organ tanaman termasuk daun. Menurut Rahmi dan Jumiati (2007)
konsentrasi 30 ml/l yang diberikan dapat menambah ketersedian unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Gardner (1991) menyatakan bahwa, tanaman yang
mempunyai respon dan toleransi tinggi terhadap lingkungan, maka
pertumbuhannya pada awal akan berlangsung lebih cepat sehingga akan
meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun.
Bermawie (2003) mengatakan bahwa varietas jahe gajah ukuran
rimpangnya lebih besar dan gemuk dibanding dengan varietas lainnya dan
didukung dengan penggunaan konsentrasi pupuk organik sehingga mampu
menyediakan cadangan makanan yang berupa rimpang tersebut dan
mempengaruhi pertumbuhan tanaman pada variabel jumlah daun, lebar daun,
bobot basah rimpang per tanaman, jumlah akar tanaman, diameter rimpang, bobot
basah tanaman dan bobot kering tanaman.
IV. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa
simpulan sebagai berikut :
1. Perlakuan konsentrasi pupuk organik berpengaruh sangat nyata terhadap
semua variabel yang diamati, kecuali variabel lebar daun berbeda nyata. Hasil
yang terbaik yaitu konsentrasi pupuk organik 30 ml/l.
2. Perlakuan macam varietas berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman,
jumlah daun, bobot basah rimpang per tanaman, jumlah rimpang cabang per
tanaman, jumlah akar tanaman, diameter rimpang, bobot basah tanaman,
bobot kering tanaman, sedangkan berbeda nyata terhadap variabel panjang
daun, lebar daun. Macam varietas jahe gajah memberikan hasil terbaik pada
pertumbuhan tanaman.
3. Interaksi antara konsentrasi pupuk organik dengan macam varietas
berpengaruh sangat nyata terhadap variabel jumlah daun, bobot basah
rimpang per tanaman, diameter rimpang, bobot kering tanaman, sedangkan
berpengaruh nyata terhadap lebar daun, jumlah akar tanaman, bobot basah
dan berpengaruh tidak nyata terhadap tinggi tanaman, panjang daun dan
12

jumlah rimpang cabang per tanaman. Pertumbuhan terbaik dicapai pada


interaksi konsentrasi pupuk organik 30 ml/l dan varietas jahe gajah.
Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan perlakuan yang sama untuk
komoditas lainnya.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang konsentrasi pupuk organik
yang berbeda untuk tanaman jahe.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang konsentrasi pupuk organik
untuk tanaman jahe varietas gajah.
13

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, L., D.D.S. Budhie, dan A.D. Lubis. 2011. Pengaruh Aplikasi Urin
Kambing dan Pupuk cair Organik Komersial Terhadap Beberapa
Parameter Agronomi Pada Tanaman Pakan Indigofera sp.
Pastura.Vol.1(1):5-8

Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia,


Ekspor. Jilid I1. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Bermawie. 2003. Sejarah Singkat Tanaman Jahe.
http/Balitro.litbang.depten.go.id. Diakses tanggal 1 Agustus 2017.
Ditjenbun. 2004. Statistik Perkebunan Jahe. Direktorat Jendral Perkebunan.
Jakarta. 20 hal.
Gardner, F.P. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. UGM Press, Yogyakarta
Hendrinova. 1990. Pengaruh beberapa pupuk organik terhadap pertumbuhan dan
hasil rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.) jenis Badak. Skripsi. BDP.
IPB, Bogor.
Rahmi dan Jumiati. 2007. Pengaruh Konsentrasi dan waktu penyemprotan Pupuk
Organik Cair Super ACI Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis.
Jurnal Agritrop vol 26 (3):105-109.

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. IPB, Bogor


Rukmana, R. 2010. Usaha Tani Jahe. Kanisius, Yogyakarta. 63 hal.
Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1991. Fisiologi Tumbuhan. Terjemahan. Penerbit
ITB. Bandung.

Soegito dan Adie, 1993. Teknik Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta. 84 hal.

Tenuta, M. 2006. Plant Growth Promoting Rhizobacteria: Prospect forincreasing


nutrient acquisition and disease control.
Available:http://www.umanitoba.ca/afs/agronomistsconf/2003/pdf/tenutarhi
zobacteria.pdf . Diakses 13 Maret 2017.
Tim Trubus. 1990. Jahe Muda Untuk Eksport, Info Agribisnis, No.27- TH III,
Maret 1990. Hal 72-75.

Anda mungkin juga menyukai