Anda di halaman 1dari 6

Kecenderungan Penggunaan Bentuk Pasif Dalam Klausa Relatif Bahasa

Inggris oleh Pelajar Kampung Inggris: Metode Penyediaan Data, Analisis, dan
Penyajian Hasil Analisis

Wawan Novianto
17/419297/PSA/08259

PROGRAM STUDI PASCASARJANA ILMU LINGUISTIK


FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GAJAH MADA
YOGYAKARTA
Yogyakarta, Mei 2018
METODE PENELITIAN LINGUISTIK SOSIAL

Kecenderungan Penggunaan Bentuk Pasif Dalam Klausa Relatif Bahasa


Inggris oleh Pelajar Kampung Inggris: Metode Penyediaan Data, Analisis, dan
Penyajian Hasil Analisis
Wawan Novianto*
Universitas Gadjah Mada, Indonesia

*Email: wawan.novianto26@gmail.com

LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai kepentingan dengan bahasa
Inggris. Sebagai negara berkembang, bahasa Inggris menjadi bahasa asing pertama yang harus
dikuasai oleh masyarakatnya apalagi di era kesejagatan ini. Di dalam dunia pendidikan misalnya,
kebutuhan terhadap bahasa Inggris semakin tinggi, sebagaimana dapat dilihat dengan adanya
kebijakan pemerintah atau swasta untuk menyertakan sertifikat kemampuan bahasa Inggris untuk
keperluan melanjutkan studi dan melamar pekerjaan. Permasalahan ini memicu masyarakat
Indonesia untuk semakin serius belajar bahasa Inggris.
“Kampung Inggris”, sebutan untuk suatu desa di kawasan Pare, Kediri, Jawa Timur
merupakan salah satu tempat belajar bahasa Inggris yang paling diminati oleh masyarakat
Indonesia. Pelajar yang datang ke “Kampung Inggris” tersebut berasal dari hampir semua
penjuru Indonesia dengan berbagai macam latar belakang budaya dan bahasa ibu, bahkan dari
negara tetangga seperti Malaysia dan Korea.
Pelajar bahasa asing apapun termasuk Bahasa Inggris pasti memiliki latar belakang
bilingual atau multilingual mengingat bahasa asing bukanlah bahasa pertama yang diperoleh
manusia. Hal tersebut menimbulkan adanya transfer negatif atau interferensi bahasa ibu atau
bahasa kedua ke dalam bahasa asing yang dipelajari (Hartmann dan Stork dalam Chaer dan
Agustina, 1995:160). Misalnya, karena kebiasaan penutur bahasa Indonesia membentuk klausa
relatif dengan bentuk pasif, pembentukan klausa relatif dalam bahasa Inggris juga cenderung
menjadi pasif sebagaimana yang ditemukan peneliti ketika menjadi bagian masyarakat tutur
Kampung Inggris. Permasalahan seperti itu ternyata masih sedikit disadari oleh pelajar bahasa
asing, sehingga penelitian dengan topik tersebut menjadi menarik untuk dibahas.

1
2 | Kecenderungan Penggunaan Bentuk Pasif Dalam Klausa Relatif Bahasa Inggris...

RUMUSAN MASALAH
Berdasar pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, masalah yang dikaji dalam
makalah ini adalah:
1. Bagaimanakah pembentukan klausa relatif bahasa Inggris oleh pelajar Kampung
Inggris?
2. Apakah faktor yang mempengaruhi pembentukan klausa relatif tersebut?
TUJUAN PENELITIAN
Sebagaimana disebutkan dalam sub judul, makalah ini bertujuan untuk menggambarkan
metodolologi penyediaan data, analisis, hingga penyajian hasil analisis secara terperinci untuk
menjawab dua masalah yang telah dirumuskan di atas.
MANFAAT PENELITIAN
Makalah ini diharapkan memberi manfaat teoritis terhadap peneliti pada bidang linguistik
sosial berupa gambaran dan langkah-langkah untuk menganalisis fenomena kebahasaan di dalam
suatu masyarakat, mulai dari langkah-langkah untuk peyediaan data sampai bagaimana hasil
analisis itu disajikan. Selain itu, hasil analisis dari makalah ini diharapkan dapat memberikan
khasanah ilmu pengetahuan linguistik khususnya linguistik sosial perihal interferensi. Dan
diharapkan dapat memberikan masukan pada pelajar yang sedang mengalami proses
pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Inggris.
LANDASAN TEORI
Interferensi
Menurut Weinreich, interferensi dua bahasa yang melakukan kontak ditentukan oleh
faktor-faktor linguistik struktural dan nonlinguistik (dalam Dittmar (1976:117). Faktor-faktor
linguistik struktural dapat diramalkan dari suatu perbandingan (perbedaan dan/atau
persamaan) dari sistem fonologi, grammatikal, dan leksikal dari kedua bahasa tersebut.
Sementara itu, bentuk-bentuk tipikal dari interferensi, hanya dapat diramalkan dari gambaran
sosiolinguistik yang menghubungkan bentuk-bentuk linguistik struktural dengan faktor-faktor
ekstralinguistik, seperti peranan latar sosiokultural, fungsi bahasa dalam kelompok
dwibahasawan, kesesuaian antara linguistik dan sosiokultural, standardisasi bahasa sebagai
simbol dari loyalitas bahasa, durasi dari kontak antara bahasa-bahasa, kristalisasi dari bahasa-
bahasa baru, dan perubahan bahasa.
Di samping itu, Hartmann dan Stork (dalam Chaer dan Agustina, 1995:160 menambahkan
bahwa interferensi terjadi pula karena terbawanya kebiasaan-kebiasaan ujaran bahasa pertama
atau bahasa ibu ke dalam bahasa kedua. Weinreich (dalam Dittmar, 1976:117) membagi
interferensi gramatikal sebagai berikut: (1) penggunaan morfem bahasa A ke dalam bahasa B,
(2) penerapan hubungan gramatikal bahasa A ke dalam morfem bahasa B, atau pengingkaran
hubungan gramatikal bahasa B yang tidak ada modelnya dalam bahasa A, (3) perubahan
Wawan Novianto| 3

fungsi morfem melalui jati diri antara satu morfem bahasa B tertentu dengan morfem bahasa A
tertentu, yang menimbulkan perubahan (perluasan maupun pengurangan fungsi-fungsi morfem
bahasa B berdasarkan satu model gramatika bahasa A).

METODE PENELITIAN
1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pelajar bahasa Inggris yang terdaftar dalam lembaga
kursus bahasa Inggris di Kampung Inggris. Lokasi penelitian terletak di Desa Tulungrejo
Kecamatan Pare Kabupaten Kediri. Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan judgment sampling (sampel yang ditentukan). Teknik ini digunakan karena
peneliti harus menentukan informan yang representatif yaitu informan yang bisa mewakili
keberadaan populasi dan sesuai dengan topik yang dibahas dalam penelitian sebagaimana yang
dilakukan oleh Milroy dan Gordon dalam Estes (___ : 169). Sampel dalam penelitian ini adalah
20 pelajar IELTS (The International English Language System) dalam program IELTS Camp di
ELFAST English Course. Peneliti memilih sampel tersebut karena untuk menjawab kedua
masalah yang telah dirumuskan di atas membutuhkan informan yang sekurang-kurangnya
memiliki kemampuan berbahasa Inggris tingkat lanjut. Pelajar IELTS Camp adalah mereka yang
berhasil lolos seleksi masuk program atau mereka yang diperkirakan mencapai band 5 dari 9
(sistem penilaian dalam IELTS).
2. Metode Penyediaan Data
Sumber data untuk mejawab permasalahan pertama dalam penelitian ini adalah percakapan
antara tutor dan murid dalam ujian simulasi speaking IELTS. Data diperoleh dengan
menggunakan metode simak dengan cara menyadap percakapan antara tutor dan murid ELFAST
English Course program IELTS Camp. Penyadapan dilakukan dengan alat bantu perekam berupa
telepon pintar. Data berupa file rekaman dalam telepon pintar selanjutnya dipindahkan ke
komputer untuk mempermudah proses pengamatan. Pengamatan dilakukan dengan memutar
hasil rekaman secara berulang-ulang untuk mendapatkan ujaran berupa klausa relatif dan
ditranskripsikan sebelum dianalisis.
Sedangkan untuk menjawab permasalahan kedua, peneliti memberikan kuesioner kepada
informan. Kuesioner tersebut dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai latar
belakang siswa dan faktor-faktor terjadinya interferensi.
3. Metode Analisis Data
Data yang didapatkan dianalisis menggunakan metode agih dan padan (Sudaryanto: 1993).
Metode agih bertujuan untuk mengidentifikasi data berdasarkan bentuk. Metode agih dalam
penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama dan dilakukan dengan
teknik baca markah sintaksis sebagai tolak ukur klausa relatif. Pemarkah berupa formula
sintaksis klausa relatif sebagai berikut:
4 | Kecenderungan Penggunaan Bentuk Pasif Dalam Klausa Relatif Bahasa Inggris...

Aktif Pasif

Conj. + S + V + (O) Conj. + Be + V3


O+V

Berikut contoh analisis data dengan metode agih teknik baca markah:

He can speak three language well, and the people can understand what is said by him... (Data.
5)
Conj. + be + V3 (pasif)

When I come to the person that I really love to communicate with. she is.... (Data 2)
Conj. + S + V (aktif)

Kemudian untuk menjawab rumusan masalah yang kedua mengenai faktor-faktor


penyebab interferensi, digunakan metode padan ekstralingual yaitu menghubung-bandingkan
unsur kebahasaan dengan unsur di luar bahasa (Mahsun,___: 235). Unsur di luar bahasa yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah mitra tutur mencakup latar belakang kebahasaan yang
dimiliki mitra tutur tersebut.

4. Penyajian Hasil Analisis


Hasil analisis dalam peneltian ini disajikan dengan cara formal dan informal. Penyajian
data secara formal dalam penelitian ini menggunakan tabel yang menggambarkan frekuensi
secara kontras penggunaan bentuk aktif dan pasif dalam klausa relatif antara pelajar bahasa
Inggris di Kampung Inggris dan penutur jati bahasa Inggris. Sedangkan metode informal
digunakan untuk menjelaskan faktor-faktor kecenderungan penggunaan klausa relatif bentuk
pasif secara deskriptif.
Berikut contoh penyajian hasil analisis dengan tabel:

Pelajar Kampung Inggris Penutur Jati BI


No.
Aktif Pasif Aktif Pasif
1 3 3 2 -
2 4 2 3 2
3 - - 4 -
4 4 1 4 1
5 2 1 5 2
6 5 2 2 2
7 1 2 2 1
Jml 19 11 22 8
Wawan Novianto| 5

REFERENSI

Chaer, Abdul. dan Agustina, Leoni.2004. Sosiolinguistik: Perkenalan Awal. Ed. rev. Jakarta:
Rineka Cipta.
Dittmar, N. 1976. Sociolinguistics: A Critical Survey of Theory and Application. London:
Edward Arnold (Publishers) Ltd.
Estes______
Mahsun. 2006. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa.. Yogyakarta: Duta Wacana
Univerity Press.

Anda mungkin juga menyukai