Anda di halaman 1dari 8

5.

Patofisiologi

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/sub bronkus menyebabkan


cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen. Dengan adanya
pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia dan displasia. Bila
lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan diplasia menembus ruang
pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti invasi langsung pada kosta dan korpus
vertebra. Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang terbesar.
Lesi ini menyebabkan obstruksi dan ilseri bronkus dengan diikuti dengan supurasi di
bagian distal. Gejala-gejala yang timbul dapat berupa batuk, demam, dan dingin.
Wheezing inulateral dapat terdengar pada auskultasi. Pada stadium lanjut, penurunan
berat badan biasanya menujukan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru
dapat bermetastase ke struktur-struktur terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus,
perikardium, otak, dan tulang rangka ( Taqiyyah & Mohammad, 2013). Jika sudah berada
pada tahap lanjut, sering meluas ke dalam rongga perikardium atau pleura menyebabkan
peradangan dan efusi. Tumor akan dapat menekan atau menginfiltrasi vena kava superior
dan menyebabkan bendungan vena kava superior. Neoplasma di apeks mungkin
menginvasi pleksus simpstikus servikalis atau brakialis dan menyebabkan nyeri hebat
dalam distribusi saraf ulnari atau menyebakan sindrom horner (Kumar, Cotran, Robins,
2007).
7. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Paru
Menurut Arif Muttaqin (2008: 202) pemeriksaan diagnostik pada kanker paru meliputi :
a. Pemeriksaan radiologi
Nodula soliter terbatas yang disebut coin lesion pada radiogram dada sangat
penting dan mungkin merupakan petunjuk awal untuk mendeteksi adanya karsinoma
bronkogenik meskipun dapat juga ditemukan pada banyak keadaan lainnya.
Penggunaan CT scan mungkin dapat memberikan bantuan lebih lanjut dalam
membedakan lesi-lesi yang dicurigai.
b. Laboratorium.
1. Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe) : Dilakukan untuk mengkaji adanya/
tahap karsinoma.
2. Pemeriksaan fungsi paru dan GDA
Dapat dilakukan untuk mengkaji kapasitas untuk memenuhi kebutuhan ventilasi
3. Tes kulit, jumlah absolute limfosit.
Dapat dilakukan untuk mengevaluasi kompetensi imun (umum pada kanker paru).
c. Histopatologi.
1. Bronkoskopi
Memungkinkan visualisasi, pencucian bagian,dan pembersihan sitologi lesi (besarnya
karsinoma bronkogenik dapat diketahui).
2. Biopsi Trans Torakal (TTB).
Biopsi dengan TTB terutama untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2 cm,
sensitivitasnya mencapai 90 – 95 %.
3. Torakoskopi
Biopsi tumor didaerah pleura memberikan hasil yang lebih baik dengan cara
torakoskopi.
4. Mediastinosopi
Untuk mendapatkan tumor metastasis atau kelenjar getah bening yang terlibat.
5. Torakotomi
Totakotomi untuk diagnostic kanker paru dikerjakan bila bermacam – macam
prosedur non invasif dan invasif sebelumnya gagal mendapatkan sel tumor.
d. Pencitraan
1. CT-Scanning
Untuk mengevaluasi jaringan parenkim paru dan pleura.
2. MRI
Untuk menunjukkan keadaan mediastinum

8. Penatalaksanaan Medis Kanker Paru


1. Penatalaksanaan Non-bedah (Nonsurgical Management)
a. Terapi Oksigen
Jika terjadi hipoksemia, perawat dapat memberikan oksigenvia masker atau nasal
kanula sesuai dengan permintaan. Bahkan jika klien tidak terlalu jelas hipoksemianya,
dokter dapat memberikan oksigen sesuai yang dibutuhkan untuk memperbaiki
dispnea dan kecemasan.
b. Terapi Obat
Jika klien mengalami bronkospasme, dokter dapat memberikan obat golongan
bronkodilator (seperti pada klien asma) dan kortikosteroid untuk
mengurangi bronkospasme, inflamasi, dan edema.
c. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pilihan pengobatan pada klien dengan kanker, terutama
pada small-cell lung cancer karena metastasis. Kemoterapi dapat juga digunakan
bersamaan dengan terapi bedah. Obat-obat kemoterapi yang biasanya diberikan untuk
menangani kanker, termasuk kombinasi dari obat berikut : Cyclophosphamide,
Deoxorubicin, Methotrexate, dan Procarbazine, Etoposide dan Cisplatin Mitomycin,
Vinblastine dan Cisplatin.
d. Imunoterapi
Banyak klien kanker paru yang mengalami gangguan imun. Obat imunoterapi
(Cytokin) biasa diberikan.
e. Terapi Radiasi
Terapi radiasi dilakukan dengan indikasi sebagai berikut ini:
- Klien tumor paru yang operable tetapi resiko jika dilakukan pembedahan.
- Klien adenokarsinoma atau sel skuamosa inoperable yang mengalami pembesaran
kelenjar getah bening pada hilus ipsilateral dan mediastinal.
- Klien kanker bronkhus dengan oat cell.
- Klien kambuhan sesudah lobektomi atau pneumoektomi.
- Dosis umum 5.000-6.000 rad dalam jangka waktu 5-6 minggu.
- Pengobatan dilakukan dalam 5 kali seminggu dengan dosis 180-200 rad/hari.

Komplikasi yang mungkin timbul adalah sebagai berikut :

- Esofagitis, hilang 1 minggu sampai dengan 10 hari sesudah pengobatan.


- Pneumonitis, pada rontgent terlihat bayangan eksudat di daerah penyinaran.
f. Terapi Laser
g. Torakosentesis dan Pleurodesis

2. Pembedahan (Surgical Management)


a. Dilakukan pada tumor stadium I, stadium II jenis karsinoma, adenokarsinoma, dan
karsinoma sel besar undifferentiated.
b. Dilakukan khusus pada stadium III secara individual yang mencakup tiga criteria
berikut:
1. Karakteristik biologis tumor :
a. Hasil baik : tumor dari sel skoamosa dan epidermoid.
b. Hasil cukup baik : Aenokarsinoma dan karsinoma sel besar undifferentiated.
c. Hasil buruk : oat cell.

2. Letak tumor dan pembagian stadium klinik


a. Untuk menentukan reseksi terbaik.
3. Keadaan fungsional penderita.

(Somantri, 2012: 119-120)


9. Komplikasi
Komplikasi adalah kondisi gejala sekunder atau gangguan lain yang disebabkan oleh
penyakit. Dalam banyak kasus perbedaan antara gejala dan komplikasi dari penyakit ini tidak
jelas. Komplikasi mungkin karena penyakit itu sendiri atau efek samping dari salah satu
perawatan. Menurut Novit Widya Rahayu (2012) kanker paru-paaru dapat menyebabkan
beberapa komplikasi, misalnya:
1. Sesak napas
Orang dengan kanker paru-paru dapat mengalami sesak napas jika kanker berkembang
untuk menutup saluran udara yang utama.
2. Batuk darah
Penyakit ini dapat menyebabkan perdarahan di saluran napas, yang dapat membuat Anda
batuk darah (hemoptisis).
3. Nyeri
Kanker paru-paru yg hebat meluas ke lapisan paru-paru atau bagian lain dari tubuh dapat
menyebabkan rasa sakit.
4. Cairan di dada (efusi pleura)
Hal ini dapat menyebabkan cairan menumpuk di ruang yang mengelilingi paru-paru di
rongga dada (ruang pleura).
5. Kanker yang menyebar ke bagian lain dari tubuh (metastasis)
Ini sering menyebar (bermetastasis) ke area lain dari tubuh, biasanya berlawanan dengan
paru paru, seperti tulang, otak, hati dan kelenjar adrenal. Kanker yang meluas dapat
menyebabkan rasa sakit, sakit kepala, mual, `tau tanda-tanda dan gejala lain bergantung
pada organ yang terkena.
6. Kematian
Tingkat ketahanan hidup untuk orang didiagnosis dengan penyakit ini sangat rendah.
Dalam kasus mayoritas, penyakit ini mematikan.

Komplikasi komplikasi kanker paru-paru bergantung pada posisi, ukuran, jenis,


dalam paru-paru, dan penyebaran kanker. Suatu tumor dapat menyebabkan penyumbatan
salah satu tabung pernapasan utama, menyebabkan runtuhnya daerah paru-paru, atau
peningkatan cairan di rongga paru-paru mungkin akan berkembang.
Penyebaran kanker ke tulang atau tekanan pada saraf dari tumor dapat
menyebabkan rasa sakit, dan beberapa jenis kanker paru-paru menghasilkan hormon yang
dapat menyebabkan gejala seperti memerah dan diare.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


b. Pengkajian Sekunder
1. Anamnesis
a) Keluhan utama
Keluhan utama klien dengan kanker paru biasanya bervariasi seperti keluhan batuk,
batuk produktif, batuk darah, dan sesak napas.
b) Riwayat penyakit saat ini
Biasanya keluhan hampir sama dengan jenis penyakit paru lainnya dan tidak
mempunyai awitan (onset) yang khas. Seringkali karsinoma ini menyerupai
pneumonitis yang tidak ditanggulangi. Batuk merupakan gejala umum yang sering
kali diabaikan oleh klien dengan bronkhitis kronis, batuk akan timbul lebih sering dan
volume sputum bertambah.
c) Riwayat penyakit sebelumnya
Walaupun tidak terlalu spesifik, biasanya akan didapatkan adanya keluhan batuk
jangka panjang dan penurunan berat badan secara signifikan.
d) Riwayat penyakit keluarga
Terdapat juga bukti bahawa anggota keluarga dari kliaen dengan kanker paru
beresiko lebih besar mengalami penyakit ini, walaupun masih belum dapat dipastikan
apakah hal ini benar-benar karena faktor herediter atau karena faktor-faktor familial.
2. Pengkajian Pola Fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Klien mengeluh batuk yang berkepanjangan,dengan /tidak disertai sekret,nyeri pada
dada ,malaise dan keletihan fisik.
b. Pola aktivitas dan latihan
Klien memiliki kesulitan pada aktifitasnya karena klien merasa lemah dan keletihan
fisik.
c. Pola nutrisi dan metabolic
Pemenuhan nutrisi pada klien kanker paru-paru menurun dikarena biasanya nafsu
makan buruk dan intake nutrisi yang tidak adekuat.
d. Pola eliminasi
Eleminasi alvi: sukar BAB ,dikarnakan gerak peristaltik usus menurun.
Eliminasi urin: pengukuran volume output urin dilakukan dalam hubungan intake
cairan
e. Pola tidur dan istirahat
Kesukaran untuk istirahat karena batuk , penumpukan sputum serta nyeri dada yang
menyebabkan gangguan kenyamanan pada klien.
f. Pola kognitif dan perseptual
Klien dan keluarganya biasanya tidak terlalu mengerti tentang penyakit yang diderita
(kanker paru-paru) ini.
g. Pola konsep diri
Adanya perasaan takut dan cemas terhadap penyakit yang diderita.
h. Pola koping
Mekanisme koping biasanya mal adaptif yang diikuti perubahan mekanisme peran
dalam keluarga, kemampuan ekonomi untuk pengobatan, serta prognosis yang tidak
jelas merupakan faktor-faktor pemicu kecemasan dan ketidakefektifan koping
individu dan keluarga.
i. Pola seksual dan reproduksi
Pola seksualnya kurang terpenuhi karena kondisinya tersebut.
j. Pola peran hubungan
Hubungan klien dengan keluarganya terganggu karena klien tidak dapat menjalankan
aktifitasnya seperti biasa.
k. Pola nilai kepercayaan
Pemenuhan aspek spiritual seperti ibadah biasanya tidak dapat terpenuhi secara
lengkap karena nyeri dada, batuk dan kelemahan fisik yang dirasakan.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan yang paling menonjol pada penyakit kanker paru yaitu :
1. Keadaan umum: kesadaran pasien tergantung keadaan pasien. Nyeri pada pasien
kanker paru biasanya dari nyeri akut sampai kronik. Tanda-tanda vital biasanya
mrningkat dan frekuensi nafas juga meningkat.
Tekanan darah : biasanya diatas normal > 120/80
Pernafasan : biasanya diatas normal > 12-16x/menit
Nadi : biasanya diatas normal > 100x/menit
Suhu : diatas normal > 37° celcius
2. Muka: wajah tampak menahan nyeri, tidak ada perubahan fungsi maupun bentuk
wajah, simetris, dan tidak ada edema.
3. Mata: biasanya terjadi anemis .
4. Hidung: terkadang ada pernafasan cuping hidung.
5. Mulut dan faring: pada mulut tidak masalah, faring biasanya ada penumpukan
sputum.
6. Thoraks
1. Dada dan Paru:
a. inspeksi: dari depan tidak simetris klavikula, sternum tulang rusuk anatara kiri
dan kanan. Dari belakang bentuk tulang belakang, scapula tidak simetris dan
adanya retraksi interkostalis selama bernafas, pernapasan meningkat
b. palpasi: pergerakan dada tidak simetris
c. perkusi: redup
d. auskultasi: wheezing
2. Jantung:
a. inspeksi: tidak ada iktus cordis
b. palpasi: nadi meningkat, iktus tidak teraba
c. auskultasi: bunyi jantung normal
7. Ekstermitas: pada lengan pasien kanker paru biasanya terkadang mengalami nyeri.

Anda mungkin juga menyukai

  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Kel 6 Rematik
    Kel 6 Rematik
    Dokumen13 halaman
    Kel 6 Rematik
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • DAPUS
    DAPUS
    Dokumen1 halaman
    DAPUS
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • DAPUS
    DAPUS
    Dokumen1 halaman
    DAPUS
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Prevalensi Dan Determinan Penyakit Rematik Di Indonesia (Des 2009)
    Prevalensi Dan Determinan Penyakit Rematik Di Indonesia (Des 2009)
    Dokumen7 halaman
    Prevalensi Dan Determinan Penyakit Rematik Di Indonesia (Des 2009)
    Muhamad Yusuf Pratama
    Belum ada peringkat
  • Gu
    Gu
    Dokumen2 halaman
    Gu
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • DAPUS
    DAPUS
    Dokumen1 halaman
    DAPUS
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Implement As I
    Implement As I
    Dokumen7 halaman
    Implement As I
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar Dan Daftr Isi
    Kata Pengantar Dan Daftr Isi
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar Dan Daftr Isi
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Cover Askep
    Cover Askep
    Dokumen1 halaman
    Cover Askep
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen1 halaman
    Bab Iii
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen7 halaman
    Kata Pengantar
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Gambar 57
    Gambar 57
    Dokumen8 halaman
    Gambar 57
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka FIX
    Daftar Pustaka FIX
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka FIX
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Coverr
    Coverr
    Dokumen2 halaman
    Coverr
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Laporan SMD, Fix
    Laporan SMD, Fix
    Dokumen75 halaman
    Laporan SMD, Fix
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Method
    Method
    Dokumen22 halaman
    Method
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen1 halaman
    Kasus
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Diagram Fix
    Diagram Fix
    Dokumen10 halaman
    Diagram Fix
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Lembar Pengesahan
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Format Pengkajian Jiwa
    Format Pengkajian Jiwa
    Dokumen17 halaman
    Format Pengkajian Jiwa
    Chandra Dewi
    Belum ada peringkat
  • DAPUS
    DAPUS
    Dokumen1 halaman
    DAPUS
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • BAB III Katarak
    BAB III Katarak
    Dokumen2 halaman
    BAB III Katarak
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Logbook Pk6
    Logbook Pk6
    Dokumen2 halaman
    Logbook Pk6
    loxo baba
    Belum ada peringkat
  • Waham SP
    Waham SP
    Dokumen20 halaman
    Waham SP
    Chandra Dewi
    Belum ada peringkat
  • LP Ansietas Ditaheriawan
    LP Ansietas Ditaheriawan
    Dokumen20 halaman
    LP Ansietas Ditaheriawan
    Si Liverpooldlian
    Belum ada peringkat
  • Askep Waham
    Askep Waham
    Dokumen15 halaman
    Askep Waham
    loxo baba
    Belum ada peringkat