Anda di halaman 1dari 5

Materi Perkuliahan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Pages
NOV
22
Sistem Pengendalian Manajemen - Resume Bab 9 Penyusunan Anggaran

A. HAKIKAT ANGGARAN
Anggaran adalah rencana terinci yang disusun secara sistematis dan dinyatakan dalam ukuran
kuantitatif, menunjukan perolehan dan penggunaan sumber daya organisasi dalam satu tahun.
Suatu anggaran operasi biasanya meliputi waktu satu tahun dan menyatakan pendapatan dan
beban yang direncanakan untuk tahun itu. Anggaran memiliki karekteristik – karakteristik sebagai
berikut:

Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis tersebut.


Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah
nonmoneter (contoh: unit yang terjual atau diproduksi).
Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam bisnis – bisnis yang sangat dipengaruhi oleh
faktor – faktor musiman.
Merupakan komitmen manajemen.
Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat
anggaran.
Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi – kondisi tertentu.
Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran, dan varians dianalisis
serta dijelaskan.
B. HUBUNGAN DENGAN PERENCANAAN STRATEGIS
Prencanaan strategis adalah proses untuk memutuskan hakikat dan ukuran dari beberapa program
yang harus dijalankan guna mengimplementasikan berbagai strategi organisasi. Baik strategis
maupun anggaran melibatkan perencanaan, namun jenis aktivitas perencanaannya berbeda.
Perbedaannya terletak pada prosesnya, anggaran fokus 1 tahun sedangkan strategis diatas 1 tahun.
Perencanaan strategis mendahului penganggaran dan memberikan kerangka dalam penggunaan
anggaran dan anggaran merupakan satu potongan kerangka strategis organisasi.

C. PERBEDAAN DENGAN PREDIKSI


Anggaran adalah suatu rencana manajemen, dengan asumsi implisit bahwa langkah – langkah
positif akan diambil oleh pembuat anggaran guna membuat kegiatan nyata sesuai dengan rencana,
suatu prediksi hanyalah suatu perkiraan akan apa yang mungkin terjadi, tetapi tidak mengandung
implikasi bahwa pembuat prediksi akan berupaya untuk membentuk kejadian sehingga
prediksinya akan terealisasi. Karakteristik prediksi:
· Bisa dinyatakan atau tidak dinyatakan dalam istilah moneter.
· Dapat untuk periode waktu kapan pun.
· Pembuat prediksi tidak menerima tanggung jawab untuk memenuhi hasil yang
diprediksikan.
· Prediksi biasanya tidak disetujui oleh wewenang yang lebih tinggi.
· Suatu prediksi diperbarui segera setelah informasi baru mengindikasikan adanya suatu
perubahan dalam kondisi.
· Varians dari prediksi tidak dianalisis secara formal maupun berkala.

D. KEGUNAAN ANGGARAN
1) Menyesuaikan dengan Rencana Strategis
Anggaran yang diselesaikan sebelum permulaan tahun anggaran, memberikan peluang untuk
menggunakan informasi terakhir yang tersedia dan didasarkan pada penilaian manajer di semua
tingkatan organisasi.
2) Membantu Mengoordinasikan Aktivitas dari Beberapa Bagian Organisasi
Setiap manajer pusat tanggung jawab dalam organisasi berpartisipasi dalam penyusunan anggaran.
Selanjutnya, ketika staf merangkai potongan – potongan tersebut menjadi suatu rencana
keseluruhan, maka inkonsistensi muncul. Selama proses penyusunan anggaran, berbagai
inkonsistensi tersebut diidentifikasikan dan dicari solusinya. Anggaran berfungsi sebagai alat
mengkoordinasikan rencana dan tindakan berbagai unit dalam organisasi agar bekerja sesuai
tujuan.
3) Penugasan Tanggung Jawab
Anggaran tersebut memberikan wewenang kepada para manajer pusat tanggung jawab guna
membelanjakan sejumlah tertentu uang untuk tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya
tanpa perlu persetujuan dari wewenang yang lebih tinggi.
4) Dasar untuk Evaluasi Kinerja
Anggaran mencerminkan suatu komitmen oleh pembuatnya dengan atasannya. Oleh karena itu,
anggaran menjadi tolak ukur terhadap mana kinerja aktual dapat dinilai. Komitmen tersebut dapat
berubah bila asumsi-asumsi yang mendasarinya juga berubah. Namun demikian, anggaran
merupakan titik awal yang terbaik dalam menilai kinerja. Anggaran menugaskan tanggung jawab
pada ke setiap pusat tanggung jawab organisasi.

E. ISI DARI ANGGARAN OPERASI


1. Untuk organisasi secara keseluruhan dan untuk tiap unit bianis.
2. Diklasifikasikan berdasarkan pusat tanggung jawab, meliputi: Pendapatan, Biaya Produksi
dan Penjualan, Beban Pemasaran, Beban Logistik (kadang kala), umum dan administrative
Penelitian dan Pengembangan, Pajak Penghasilan (kadang kala), laba bersih.
3. Beban dapat bersifat: Fleksibel, Diskrasioner dan Komitmen.
4. Waktunya dalam satu tahub dibagi dalam bulan atau kuartal.
5. Jumlah totalnya sama dengan rencana strategis.

F. JENIS – JENIS ANGGARAN


1. Anggaran Operasi
Anggaran operasi adalah anggaran kegiatan dalam rangka mencapai tujuan laba tahun yang akan
datang. Ada beberapa kategori anggaran operasi yaitu: Anggaran Pendapatan dimana anggaran
pendapatan berisi proyeksi penjualan unit dikalikan dengan harga jual yang diperkirakan;
Anggaran Biaya Produksi dan Biaya Penjualan; Beban Pemasaran adalah beban yang dikeluarkan
untuk memperoleh penjualan; Beban logistik biasanya dilaporkan secara terpisah dari beban untuk
mendapatkan pesanan; Beban Umum dan Administratif merupakan beban dari unit-unit staf, baik
dikantor pusat maupun di unit bisnis secara keseluruhan; Beban Penelitian dan Pengembangan;
dan Pajak Penghasilan.
2. Anggaran Modal
Anggaran pengeluaran modal adalah anggaran berupa daftar rencana yang disetujui oleh
manajemen mengenai proyek pemilikan fasilitas dan ekuipmen baru beserta taksiran biaya setiap
proyek dan pengeluaran modal dalam tahun anggaran.
3. Anggaran Neraca
Anggaran neraca adalah anggaran yang menunjukan implikasi berbagai macam anggaran pada
elemen – elemen neraca yaitu aktiva, utang, dan modal tahun yang akan datang.
4. Anggaran Kas
Anggaran kas adalah anggaran yang menunjukan elemen – elemen dan jumlah kebutuhan kas dan
sumber – sumber kas suatu organisasi tahun yang akan datang. Manajer keuangan menggunakan
anggaran kas untuk menyusun rencana dan untuk menjamin bahwa kas dalam tahun anggaran
cukup , tidak terlalu besar atau terlalu kecil.

G. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN


1) Organisasi
Departemen Anggaran, dengan tahap: Menerbitkan prosedur dan formulir untuk penyusunan
anggaran, Mengoordinasikan dan menerbitkan setiap tahunnya asumsi-asumsi dasar tingkat
korporat yang akan menjadi dasar untuk anggaran, Memastikan bahwa informasi disampaikan
dengan smestinya antar unit organisasi yang saling terkait, Memberikan bantuan bagi pembuat
anggaran dalam penyususnan anggaran mereka, Menganalisis anggaran yang diajukan dan
memberikan rekomendasi, Menangani proses pembuatan revisi anggaran selama tahun tersebut.
Komite Anggaran ini terdiri dari anggota manajemen senior seperti CEO, Chief Operating Officer
(COO), chief financial Afficer (CFO). Di bagian komite anggaran ini meninjau dan menyetujui
atau menyesuaikan masing-masing anggaran.
2) Penerbitan Pedoman
Pedoman ini adalah yang dinyatakan secara implisit dalam rencana strategis dan dimodifikasi
sesuai dengan perkembangan yang telah terjadi semenjak disetujui, khususnya kinerja perusahaan
sampai tanggal tersebut dan prediksi terakhir.
3) Usulan Awal Anggaran
Menggunakan pedoman tersebut, manajer pusat tanggung jawab, dibantu dengan stafnya,
mengembangkan permintaan anggaran, Karena sebagian besar pusat tanggung jawab akan
memulai tahun anggaran dengan fasilitas, karyawan, dan sumber daya lain yang sama seperti yang
mereka miliki saat ini, maka anggaran ini didasarkan pada tingkatan yang ada, yang dikemudian
dimodifikasi sesuai dengan pedoman.
4) Negoisasi
Pembuat anggaran mendiskusikan usulan anggaran dengan atasannya. Ini merupakan inti dari
proses tersebut. Alasan cenderung untuk menilai validitas dari tiap penyesuaian.
5) Revisi Anggaran
Ada dua jenis umum revisi anggaran: a) prosedur yang memungkinkan permutakhiran anggaran
secara sistematis, b) prosedur yang memungkinkan adanya revisi dalam keadaan tertentu. Revisi
anggaran harus dijustifikasi berdasarkan perubahan kondisi yang signifikan dari yang ada ketika
anggaran asli disetujui.
6) Anggaran Kontinjensi
Beberapa perusahaan secara rutin menyusun anggaran kontinjensi yang mengidentifikasikan
tindakan – tindakan manajemen yang akan diambil jika ada penurunan yang signifikan dalam
volume penjualan dari apa yang telah diantisipasi ketika mengembangkan anggaran. Anggaran
kontinjensi menyediakan suatu cara yang cepat untuk menyusaikan dengan kondisi yang berubah
jika situasinya telah tiba. Seperti detective, dimana ada plan A dan ada plan B jika situasi berubah.

H. ASPEK – ASPEK PERILAKUAN


1) Partisipasi dalam Proses Penyusunan Anggaran
Yaitu proses dimana pembuat anggaran terlibat dan mempunyai pengaruh dalam penentuan besar
anggaran mempunyai dampak yang positif terhadap motivasi manajerial karena kemungkinan ada
penerimaan yang lebih besar atas cita – cita anggaran jika anggaran dipandang berada dalam
kendali pribadi manajer, dibandingkan bila dipaksakan secara eksternal dan arena hasil
penyusunan anggaran partisipatif adalah petukaran informasi yang efektif.
2) Tingkat Kesulitan dari Target Anggaran
Anggaran yang ideal adalah anggaran yang menantang tetapi dapat dicapai. Target tidak boleh
terlalu rendah, karena akan menurunkan semangat kerja dan tidak boleh terlalu tinggi karena akan
ditentang. Salah satu keterbatasan dari target yang dicapai adalah kemungkinan bahwa manajer
unit bisnis tidak melakukan usaha yang memuaskan ketika anggaran tercapai. Jika manajer unit
bisnis mencapai lebih dari laba yang dianggarkan, manajemen senior sebaiknya tidak secara
otomatis menaikkan anggaran laba untuk tahun depan. Jika hal ini terjadi, manajer unit bisnis
mungkin tidak berkinerja secara maksimal guna menghindari menunjukkan varians
menguntungkan yang terlalu besar.
3) Keterlibatan Manajemen Senior
Keterlibatan manajemen senior adalah perlu supaya system anggaran mana pun menjadi efektif
dalam memotivasi pembuat anggaran. Tanpa partisipasi aktif mereka dalam proses persetujuan,
beberapa manajer akan menyerahkan anggaran yang mudah dicapai atau anggaran yang berisi
kelonggaran yang berlebihan untuk kontinjensi yang mungkin. Manajemen juga harus
menindaklanjuti hasil anggaran. Jika tidak, system anggaran tersebut tidak akan efektif dalam
memotivasi pembuat anggaran.
4) Departemen Anggaran
Departemen ini harus menganalisis anggaran secara rinci, dan departemen tersebut harus yakin
bahwa anggaran disusun dengan memadai dan informasinya adalah akurat. Anggota departemen
anggaran harus mempunyai reputasi sebagai orang yang tidak memihak dan adil. Anggota
departemen anggaran tentunya memiliki keahlian yang diperlukan unutk berurusan secara efektif
dengan orang lain.

Diposting 22nd November 2016 oleh mayaevysyaa mayaevysyaa


Lihat komentar

Memuat

Anda mungkin juga menyukai