Review Artikel Jessi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

REVIEW ARTICLE

AGITASI PASCA ANESTESI


DENGAN AGEN SEVOFLURANE

Pembimbing
dr. Bambang Priambodo, Sp.An

Disusun oleh:
Jessica Vanesa Yahyadi
11.2016.323

KEPANITERAAN KLINIK ILMU ANESTESI


RUMAH SAKIT ANGKATAN UDARA dr. ESNAWAN ANTARIKSA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA JAKARTA
PERIODE 4 JUNI 2018 – 7 JULI 2018
JURNALKOMPLIKASIANESTESI
VOLUME3NOMOR2,MARET2016

TINJAUAN PUSTAKA

AGITASI PASCA ANESTESI


DENGAN AGEN SEVOFLURANE

Yunita Widyastuti, Djayanti Sari, Danang Dwi Atmojo* Konsultan Anestesiologi


dan Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta *Peserta PPDS I Anestesiologi
dan Terapi Intensif FK UGM / RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

ABSTRAK
Sevoflurane merupakan agen inhalasi yang sangat popular digunakan. Agitasi pasca penggunaan
sevoflurane bukan merupakan hal baru. Pertama kali dilaporkan pada tahun 1961. Mulai menjadi
perhatian setelah kejadian agitasi post operasi meningkat pada penggunaan Sevoflurane menggantikan
halotan. Agitasi pasca penggunaan sevoflurane tidak hanya terjadi pada pasien pediatri, namun juga
dapat terjadi pada pasien dewasa.

ABSTRACT
Sevoflurane is a very popular inhalation agent. Agitation after sevoflurane, first reported in 1961. Began
to be a concern after the incidence of post operative agitation increased in the use of sevoflurane instead
of halothane. Agitation post sevoflurane use does not only occur in pediatric patients, but can also occur
in adult patients.

A. PENDAHULUAN memiliki gejala menangis, eksitasi, agitasi,


Sevoflurane merupakan agen inhalasi yang delirium pada tahap awal pengakhiran anestesi.2
sangat popular digunakan. Hal ini disebabkan sifat Walaupun agitasi post operasi ini dapat
dari sevoflurane yang kurang iritatif, bau yang tidak menghilang dengan sendirinya, agitasi post
terlalu menyengat, memiliki koefisien partisi darah/ operasi memiliki resiko yang dapat merugikan
gas yang rendah sehingga onset lebih cepat, dan pasien seperti pencabutan akses intravena, drain,
lebih tidak kardiodepresif. Pada pediatri, sevoflurane verban, robeknya jahitan operasi, trauma pada diri
juga memiliki keunggulan karena onset yang cepat sendiri maupun orang lain. Selain itu, agitasi juga
sehingga memudahkan seorang ahli Anestesi untuk menyebabkan trauma psikis bagi orang tua, yang
melakukan induksi inhalasi.1 khawatir kelainan ini akan menetap. Dari sisi ahli
Agitasi pasca penggunaan sevoflurane bukan Anesthesi, agitasi akan mempengaruhi penilaian
merupakan hal baru. Pertama kali dilaporkan pada pasien/keluarga terhadap manajemen anestesi
tahun 1961.2 Mulai menjadi perhatian setelah yang dilakukan oleh seorang ahli anestesi.3
kejadian agitasi post operasi meningkat pada
penggunaan Sevoflurane menggantikan halotan. B. TINJAUAN PUSTAKA
Agitasi pasca penggunaan sevoflurane tidak hanya 2.1 Agitasi Pasca Penggunaan Sevoflurane
terjadi pada pasien pediatri, namun juga dapat Agitasi pasca penggunaan sevoflurane bukan
terjadi pada pasien dewasa. Agitasi pasca operasi merupakan hal baru. Pertama kali dilaporkan

65
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 2, Maret 2016

pada tahun 1961 oleh Eckenhoff et al.2 Mulai menjadi terhadap lingkungan sekitar disertai disorientasi
perhatian setelah kejadian agitasi post operasi dan perubahan persepsi termasuk diantaranya
meningkat pada penggunaan Sevoflurane hipersensitif terhadap stimulus dan perilaku
menggantikan halotan. Agitasi pasca penggunaan hiperaktif pada periode post anestesi”.4 Agitasi
sevoflurane tidak hanya terjadi pada pasien pediatri, memiliki ciri berteriak – teriak, bergerak tanpa
namun juga dapat terjadi pada pasien dewasa. henti, aktifitas fisik involunter, dan gaduh gelisah.
Prevalensi kejadian agitasi pasca operasi sebesar 25 Istilah agitasi sering diartikan Emergence
– 80%, terjadi pada 30 menit pasca anestesi, paling Delirium atau Emergence Agitation, dan para
sering pada 5 – 15 menit, namun pernah dilaporkan peneliti masih berdebat tentang definisi ini.
terjadi hingga 2 hari.4 Penyebabnya adalah istilah agitasi sering tertukar
Agitasi tidak hanya berefek ada pasien namun oleh delirium dan eksitasi, karena sulit untuk
juga menimbulkan rasa khawatir bagi orang tua menilai keadaan psikologis anak pada saat agitasi.
pasien. Agitasi post operasi memiliki resiko yang Tidak seperti delirium, agitasi tidak menyebabkan
dapat merugikan pasien seperti pencabutan akses perubahan perilaku.
intravena, drain, verban, robeknya jahitan operasi,
Insiden kejadian agitasi pasca operasi
trauma pada diri sendiri maupun orang lain. Agitasi
tergantung dari definisinya, umur, teknik anestesi,
juga menyebabkan trauma psikis bagi orang tua, prosedur operasi dan penggunaan obat beserta
yang khawatir kelainan ini akan menetap. Dari sisi
adjuvant.4 Secara umum prevalensi sebesar 10 –
ahli Anesthesi, agitasi akan mempengaruhi penilaian
50%4, namun juga pernah dilaporkan hingga 80%.4,6
pasien/keluarga terhadap manajemen anestesi yang
dilakukan oleh seorang ahli anestesi.3
2.1.2 Etiologi
Agitasi pasca operasi secara umum dapat
Penyebab dari agitasi pasca operasi masih
disebabkan oleh banyak hal, yang paling sering
belum diketahui secara jelas. Kombinasi dari etiologi
dijumpai adalah akibat nyeri dan agitasi akibat
diduga meningkatkan resiko untuk terjadi agitasi
pemberian obat. Beberapa hal yang mungkin
pasca operasi. Beberapa faktor yang diperkirakan
menjadi penyebab agitasi di ruang pemulihan
menjadi penyebab terangkum dalam tabel 1.
adalah:
• Hipoksia Penyebab agitasi pada sevoflurane sendiri
• Hiperkarbia belum ditemukan secara pasti. Diperkirakan
• Obstruksi jalan nafas sevoflurane bekerja pada reseptor NMDA
• Hipoglikemia sehingga mengeksitasi otak, namun belum
• Kejang didapatkan data secara pasti. Teori ini sendiri
• Peningkatan TIK berlawanan dengan angka kejadian agitasi pada
• Kelainan temperature Desflurane yang cukup tinggi, mengingat
• Kandung kemih yang penuh desflurane bersifat tidak mengeksitasi otak.
• Nyeri
• Obat Tabel 1. Faktor Yang Memungkinkan
Menjadi Etiologi Agitasi Pasca Operasi4
o Emergence Delirium (ED)
1. Faktor Terkait Anestesi
o Efek ekstrapiramidal (terutama sering
a. Masa pemulihan anestesi yang cepat
pada pemberian antiemetic tertentu) o
b. Faktor intrinsik agen anestesi
Efek obat pelumpuh otot yang belum
2. Faktor terkait Prosedur Operasi
sepenuhnya hilang/kejadian delayed
a. Nyeri
emergence. b. Jenis Operasi
3. Faktor Pasien
2.1.1 Definisi a. Usia
Agitasi post operasi dapat didefinisikan b. Ansietas preoperasi
menjadi “gangguan kesadaran dan perhatian c. Temperamen

66
Agitasi Pasca Anestesi Dengan Agen Sevofl urane

2.1.2.1 Faktor Terkait Anestesi Sevoflurane dan isoflurane meningkatkan


a. Masa Pemulihan Anestesi Cepat kadar noradrenalin (NAdr) pada daerah
Agitasi paska anestesi mulai banyak adrenergik otak sehingga diasumsikan dapat
ditemukan dan diteliti setelah ditemukan dan menyebabkan agitasi.5
digunakannya sevoflurane dan desflurane.
Agen inhalasi ini memiliki sifat solubilitas 2.1.2.2 Faktor terkait Prosedur Operasi
yang rendah, sehingga memiliki onset dan a. Nyeri
masa pemulihan yang cepat. Berdasarkan Nyeri merupakan faktor yang paling
temuan tersebut, maka diperkirakan kejadian dipertimbangkan dalam menyebabkan
agitasi pasca operasi dapat diakibatkan oleh agitasi. Penanganan nyeri yang tidak adekuat
masa pemulihan anestesi yang cepat.5 terbukti menyebabkan agitasi. Pemberian
Namun disisi lain, agen propofol juga analgetik preemptif sudah terbukti
memiliki masa pulih anestesi yang cepat, namun menurunkan angka agitasi pasca operasi,
tidak7 atau lebih sedikit 4 menimbulkan agitasi dimana hal ini membuktikan bahwa nyeri
pasca operasi, bahkan dapat digunakan untuk merupakan faktor yang berperan.
mengurangi angka kejadian.5 Pada penelitian Walaupun begitu, nyeri bukanlah satu –
yang dilakukan oleh Shoici Uezono et al, satunya faktor. Penelitian yang dilakukan oleh
perbandingan kejadian agitasi pasca anestesi Isik (2006) pada pediatri, dilaporkan bahwa
sevoflurane dibandingkan dengan propofol pasien yang dilakukan pemeriksaan MRI
sebanyak 38% berbanding 0%.7 dalam pembiusan menggunakan induksi dan
Pasien diantar ke ruang pemulihan dalam agen rumatan sevoflurane juga didapatkan
keadaaan tidur juga tidak mengurangi angka kasus agitasi.4,9
agitasi pasca operasi. Dan juga penurunan b. Jenis Operasi
konsentrasi sevoflurane secara perlahan juga O p e r a s i d a e r a h m a t a d a nT HT
tidak memiliki efek yang signifikan terhadap memiliki angka kejadian agitasi lebih tinggi
penurunan angka kejadian.5 dibandingkan jenis operasi lainnya. Hal ini
b. Faktor Intrinsik Agen Anestesi dimungkinkan akibat perasaan tidak nyaman
Sejak ditemukannya sevoflurane dan karena gangguang indera baik penglihatan,
desflurane, kejadian agitasi pasca operasi penciuman, pendengaran maupun akibat
memang meningkat, namun bukan berarti agen perasaan ‘sufokasi’ pada pasien pasca operasi
anestesi lain tidak dapat menyebabkan agitasi. THT dimana terjadi gangguan jalan nafas
Halotan juga dilaporkan membuat agitasi, selain akibat prosedur operasi.4,5,10
isoflurane dan desflurane.4 Pada pasien Eckenhoff et al (1961)4 dan Voepel-Lewis
pediatrik, Rahil Singh et al dalam penelitiannya (2003)10pada studi prospektifnya melaporkan
mengatakan, sevoflurane memiliki angka operasi THT merupakan faktor independen
kejadian yang paling tinggi dibandingkan untuk terjadinya agitasi pasca operasi.
isoflurane dan desflurane, walaupun hasil
penelitian secara statistik tidak signifikan.8 2.1.2.3 Faktor Pasien
Efek agen inhalasi terhadap kejadian a. Usia
agitasi masih belum dipahami. Sevoflurane Anak usia 2-6 tahun lebih mudah terjadi
yang memiliki angka kejadian paling tinggi agitasi dibandingkan dengan anak usia
memang dapat mencetuskan kejang, namun sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Aono
desflurane dengan angka kejadian yang cukup et al (1997)10 membuktikan pernyataan
tinggi tidak memiliki efek kejang, sehingga tersebut. Secara teori, imaturitas dari sel otak
mekanisme ini tidak data diterima sebagai yang mempengaruhi angka kejadian pada
penyebab agitasi.5 grup usia 2 – 6 tahun.

67
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 2, Maret 2016

b. Ansietas praoperasi dinyatakan terjadi agitasi pasca operasi pada


Keadaan sebelum masuk ke kamar operasi sistem scoring Cravero jika nilai ≥ 4, Watcha ≥ 3,
dapat memberikan ketidaknyamanan dan rasa dan PAED jika ≥ 10.
cemas pada anak-anak yang berpengaruh Perbedaaan pendapat dari definisi agitasi pasca
terhadap mental anak. Hal ini akan berpengaruh operasi juga mempengaruhi nilai dari alat ukur
terhadap respon tubuh untuk melepaskan tersebut. Sebagai contoh, penelitian oleh Cravero et
katekolamin sehingga dapat mengakibatkan al, didapatkan 80% agitasi pada anak ketika batas
peningkatan laju jantung, kontraksi otot agitasi dinyatakan sebagai kejadan menangis.
jantung, vasokonstriksi arteri, peningkatan Namun jika batasnya di’naik’kan menjadi perilaku
kadar gula darah dan lainnya; keadaan tersebut gaduh gelisah, maka angka kejadian agitasi turun
dapat memperberat kondisi anak sebelum hingga 30%. Hal ini menunjukkan, angka kejadian
4
masuk ke kamar operasi. dapat bervariasi hanya karena definisi dari agitasi itu
Penelitian Kain et al menunjukkan pada sendiri, walaupun dengan populasi sampel dan alat
sebuah studi yang melibatkan 241 anak ukur yang sama.4
bahwa kecemasan preoperatif berhubungan
dengan nyeri paska operasi dan perubahan 2.1.4 Pencegahan dan pengobatan
perilaku. Namun tidak bisa ditentukan secara Etiologi dari agitasi pasca operasi pada
pasti apakah ini berhubungan ataupun dasarnya belum diketahui dengan baik, sehingga
merupakan efek-kausa.4,5 pengobatan dan pencegahnnya pun masih belum
c. Temperamen ditemukan dengan pasti. Sudah banyak penelitian
Setiap individu memiliki tingkat respon yang mencoba mencari agen terbaik untuk
stress yang bermacam - macam. Selain pencegahan dan pengobatan agitasi ini, namun
respon stress, kepribadian anak juga tidak ada satupun yang dinyatakan efektif dengan
bepengaruh terhadap kejadian agitasi. Anak- hasil konstan pada semua penelitian.
anak yang lebih emosional, impulsif, kurang Banyak agen anestesi baik tunggal maupun
bersosial dan tidak dapat beradaptasi baik kombinasi diteliti untuk mengatasi dan mencegah
dengan lingkungan akan lebih beresiko agitasi. Pada review artikel yang dilakukan oleh
4,5 Anneke Art et al (2012), peneliti membagi
mengalami agitasi pasca anestesi.
Faktor terkait pasien ini sangat penting pencegahan dan pengobatan agitas berdasarkan
untuk diperhatikan, karena faktor ini sulit tipe operasi, yaitu prosedur bebas nyeri dan prosedur
dikendalikan oleh seorang ahli anestesi. dengan nyeri. Dari 3 penelitian yang dilakukan Abu-
Shawan, Isik, dan Cravero, peneliti menemukan
2.1.3 Penilaian Agitasi bahwa pada prosedur bebas nyeri penggunaan
Alat ukur untuk menilai adanya agitasi, terutama propofol, dexmedetomidine dan fentanyl semuanya
pada anak, cukup banyak, namun yang paling sering memiliki efek menurunkan angka kejadian agitasi
digunakan adalah Pediatrik Anasthesia Emergence pasca operasi. Sedangkan pada prosedur operasi
Delirium (PAED), Cravero dan Watcha score. Tidak ada dengan nyeri, dari 6 penelitian peneliti
satupun alat ukur yang spesifik dan sensitif untuk mengemukakan kombinasi midazolam dan ketamin,
menilai perilaku anak pada masa sadar pulih. Sistem 4 blok caudal dengan midazolam, dexmedetomidine

scoring Cravero dan Watcha lebih sederhana


dan tropisentron terbukti menurunkan angka

dibandingkan sistem PAED, namun sistem PAED sudah


kejadian agitasi pasca operasi. Namun midazolam

tervalidasi lebih baik. Leila dan Susan dalam artikel


dan clonidine sebagai agen tunggal tidak
12
mereka menyarankan penggunaan sistem scoring yang menurunkan angka kejadian agitasi.
lebih sederhana untuk mendeteksi agitasi pasca Pada penelitian yang dilakukan oleh Rasha et al
operasi, dan menggunakan PAED untuk mengukur (2014) menggunakan sistem Watcha, pemberian
derajatnya.11 Seorang pasien magnesium sulfat setelah induksi dengan dosis

68
Agitasi Pasca Anestesi Dengan Agen Sevoflurane

20mg/KgBB dilanjutkan dengan dosis rumatan Kami simpulkan mekanisme kejadian agitasi
dengan dosis 10mg/KgBB/jam selama operasi dapat dan hubungannya dengan intervensi terapi agen
menurunkan angka kejadian agitasi pasca anestesi anestesi pada skema gambar 10
dengan agen sevoflurane secara signifikan.13

1. Usia
PASIEN
2. Kecemasan
Prabedah
3. Premedikasi
4. Nyeri
Anestesi
5. Obat Anestesi i.v
Sevoflurane
6. Jenis Pembedahan
7. Lama Anestesi

1. Kelarutan dalam darah rendah  pulih sadar cepat


2. Pelepasan noradrenalin pada area preoptik (POA) hypothalamus
anterior  eksitasi
3. Ketidakseimbangan neurotransmitter
4. Nyeri postoperasi

PROPOFOL MAGNESIUM SULFAT MIDAZOLAM

Noradrenalin Aktivasi Reseptor Efek Nucleus Aktivasi Reseptor


pada area GABA Accumbens GABA Ƚ1 dan ʹ
prefrontal Anatagonis reseptor
NMDA Glutamat
Peningkatan
Hipnotik, sedasi, Konsentrasi
antiemetic, Dopamine Sedasi, amnesia
amnesia Sedasi Analgesi anterograde,
anterograde dan
Sedasi retrograde Senseof
Eksitasi Wellbeing

Pulih sadar lebih lama Pulih sadar lebih lama


Pulih sadar lebih lama

Agitasi AGITASI Agitasi

Gambar 10 Kerangka Teori Agitasi Pasca Penggunaan Sevoflurane

C. KESIMPULAN tertinggi, diikuti desflurane dan isoflurane.


Agitasi pasca operasi merupakan hal yang Mekanisme penyebab agitasi pasca operasi pada
merugikan, baik dari sisi pasien maupun dari sisi penggunaan sevoflurane masih belum diketahui
dokter ahli Anestesi. Agitasi dapat terjadi pada secara pasti. Diperkirakan akibat dari sifat intrinsik
pasien dewasa maupun pediatri, walaupun angka sevoflurane yang mengeksitasi otak yang bekerja
kejadian pediatri jauh lebih tinggi. pada reseptor NMDA, walaupun teori ini dapat
Sevoflurane merupakan agen yang disangkal dengan angka kejadian agitasi pasca
menyebabkan agitasi dengan angka kejadian penggunaan agen desflurane yang cukup tinggi

69
Jurnal Komplikasi Anestesi ~ Volume 3 Nomor 2, Maret 2016

mengingat sifat desfluran tidak mengeksitasi otak. Question, Few Answer. Int Anesthesia
Penegakkan diagnosis agitasi akibat agen Research Society. 2007;vol.104, No.1.
sevoflurane dan lainnya sama, yaitu dapat dilakukan 5. Shung J. Refresher Course: The Agitated Child
dengan beberapa sistem scoring seperti Cravero, In Recovery. South Afr J Anaesth. 2011;17(1)
Watcha, dan PAED. Untuk mendeteksi agitasi 6. Nancy Sikich, M.Sc., R.N., Jerrold Lerman.
disarankan menggunakan sitem yang lebih Development and Phsycometric evaluation of
sederhana seperti Cravero dan Watcha, sedangkan the Pediatric Anesthesia Emergence Delirium
untuk menentukan derajatnya dapat menggunakan Scale. American Society of Anesthesiologist.
sistem PAED. 2004; 100:1138-45
Secara umum penanganan dan pencegahan agitasi 7. Shoichi Uezono, Takahisa Goto, Katsuo Terui,
pasca operasi dapat menggunakan agen tunggal Fumito Ichinose, Yoshiki Ishguro, Yoshinori
maupun kombinasi, sesuai dengan penelitian – Nakata. Emergence Agitation After
penelitian terdahulu. Penanganan agitasi khusus Sevoflurane Versus Propofol in Pediatric
sevoflurane belum ditemukan, karena pada prinsipnya Patients. Society For Pediatric Anesthesia.
penyebab agitasi itu sendiri belum jelas mekanismenya. Anesth Analg 2000;91:563–6.
Hanya saja penelitian terbaru dari Rasha et al (2014) 8. Rahil Singh, Meera Kharbanda, Nishant Sood,
menyebutkan pemberian magnesium sulfat Vikram Mahajan, Chitra Chatterji. Comparative
menurunkan angka kejadian agitasi pasca anestesi Evaluation of Incidence of Emergence Agitation
dengan sevoflurane secara signifikan. Penelitian ini And Post-Operative Recovery Profile In Pediatric
spesifik hanya menggunakan agen sevoflurane, Patient After Isoflurane, Sevoflurane, And
sehingga belum dapat dikatakan bahwa magnesium Desflurane Anesthesia. Indian journal of
sulfat merupakan pengobatan agitasi pasca anestesi anesthesia. 2012;vol.56 |Issue 2.
khusus agen sevoflurane. 9. Cheng liang zang, Jiajia Hu, Xinyao Liu,
Jianqin Yan. Effect of Intravenous
DAFTAR PUSTAKA Dexmedetomidine on Emergence Agitation in
1. Rasha G. Abu Sinna, Sahar M. Talat. The Effect Children under Sevoflurane Anesthesia: A
of a Pre-induction Bolus Dose of Magnesium Meta-Analysis of Randomized Controled
Sulphate on Emergence Agitation after Trials. 2014; PLOS ONE 9(6): e99718.
SevofluraneAnesthesia in Children 10. Viviane G. Nas, Raafat s. Hannallah.
Undergoing Adenotonsillectomy. Ain Shams Emergence Agitation In Children: A Review.
Journal of Anesthesiology. Jan 2011: Vol 4-1. M.E.J. Anest. 2012; 21(2).
2. S. Dahmani1, I. Stany, C. Brasher, C. Lejeune, 11. Leila L. Reduque, Susan T Verghese. Pediatric
B. Bruneau, C. Wood, et al. Pharmacological Emergence Delirium. Continuing Education in
prevention of sevoflurane- and desflurane- Anesthesia, Critical Care & Pain. 2012.
related emergence agitation in children: a 12. Anneke Aarts, Vera van der Hagen, Heleen
meta-analysisof published studies. British Russchen. Does pharmacologic treatment
Journal of Anaesthesia. 2010; 104 (2): 216–23. prevent children from emergence agitation after
3. Yunliang Yang, Tieying Song, Hong Wang, sevoflurane anesthesia?-A systematic review.
Kunfeng Gu, Pengyu Ma, Xiaojing Ma, et al. Erasmus Journal of Medicine. 2012. Vol.2
Comparison of Two Different Sevoflurane – No.2.
Expelling Methods on Emergence Agitation in 13. Rasha S. Bondok, Rania M. Ali. Magnesium
Infants Following Sevoflurane Anesthesia. Int Sulfate Reduces Sevoflrane - Induced
J Clin Exp Med. 2015; 8(4):6200-6250. Emergence Agitation In Pediatric Patients.
4. Gordana P. Vlajkovic, Radomir P. Sindjelic. Ain-Shams Journal of Anesthesiology. 2014;
Emergence Delirium in Children: Many 07:282–288.

70

Anda mungkin juga menyukai