Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM KONTRAKSI OTOT

PADA KATAK

Disusun oleh :
 Anggota kelompok 3 :
1. Daffa Abdillah
2. Sisca Dwi Amirna
3. Vela indriani
4. Zakaria Firzananda

 Kelas : XI – Mipa 1
PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PORONG
Kontraksi Otot pada Katak

I. Tujuan
a. Menjelaskan tentang kontraksi otot pada katak.

II. Variabel Pengamatan


 Variabel Kontrol:
 Variabel Bebas: Jenis katak, jenis batrai.
 Variabel Terikat : jenis katak.

III. Hipotesis
Ada pengaruh kontraksi otot pada katak saat diberi setruman dengan interval
waktu.

IV. Dasar Teori


Sistem otot pada amfibi, seperti system – system organ yang lain, sebagai
transisi antara ikan dan reptile. Sistem otot pada ikan berpusat pada gerakan tubuh ke
lateral, membuka dan menutup mulut serta gill apertura (celah insang) dan gerakan
sirip yang relative sederhana. Kebutuhan hidup di darat mengubah susunan ini.

Sistem otot aksial pada amfibi masih metamerik seperti pada ikan tapi tampak
tanda – tanda perbedaan. Sekat horizontal membagi otot dorsal dan ventral. Bagian
dari system otot epaksial atau dorsal mempengaruhi gerakan kepala. Otot ventral
adalah bukti dalam pembagian otot – otot setiap segmen tubuh amfibi.
Selanjutnya otot hipaksial terbagi – bagi dalam lapisan – lapisan, kemudian
membentuk otot – otot oblique eksternal, oblique internal dan otot transersus,
sedangkan otot dermal sangat kurang. Berbagai macam gerakan pada amfibi yaitu
berenang, berjalan, meloncat atau memanjat, melibatkan perkembangan berbagai tipe
otot. Beberapa diantaranya terletak dalam tungkai itu dan berupa otot intrinsik.

Sama halnya dengan vertebrata yang lain, tubuh katak mengandung tiga
macam otot, yaitu berserat halus (otot polos), otot jantung, dan otot berserat melintang
(otot lurik). Perbedaan ini berdasarkan susunan secara mikroskopis dan fisiologis.
Otot terdidri atas serat – serat yang satu sama lain digabung oleh jaringan ikat. Kedua
ujung biasanya melekat pada tulang yang berlainan. Bagian central yang pasif disebut
“origin” sedang bagian distal yang merupakan bagian yang aktif bergerak disebut
“insertion”. Banyak otot yang memiliki perluasan dengan jaringan ikat sehingga dapat
membungkus sebelah ujung tulang yang disebut “tendon”.

V. Alat Dan Bahan


1. Katak.
2. Larutan ringen.
3. Kabel dan batrai (dibuat rangkaian seri).
4. Telenan.
5. Jarum pentul.
6. Alat seksi (alat beda).
7. Klorafum.
8. Kapas.

VI. Langkah Kerja


1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Bius katak sampai tidak bergerak.
3. Kuliti pada bagian paha sampai ujung kaki dan potong pada pangkal
pahanya.
4. Lakukan eksperimen dengan memberikan kejutan arus listrik yang berasal
dari rangkaian seri.

VII. Tabel Pengamatan :


No. Pengulangan Interval Keterangan
30 Detik 10 Detik 1 Detik Lemah Sedang Kuat
1. Ke-1
2. Ke-2
3. Ke-3
4. Ke-4
5. Ke-5
VIII. Pembahasan :
Menurut Ville et al. (1988), otot adalah sistem biokontraktil dimana sel-sel atau bagian
dari sel memanjang dan dikhususkan untuk menimbulkan tegangan pada sumbu yang
memanjang. Otot merupakan jaringan umum pada tubuh kebanyakan binatang yang terbuat
dari sel panjang / benang-benang khusus untuk kontraksi. Hal itu menyebabkan adanya
pergerakan dari tubuh dan bagian kerja otot adalah voluntari (dibawah kontrol kesadaran)
atau involuntari (tidak dibawah kontrol keinginan). Struktur mereka adalah halus (benang
tanpa lurik) atau lurik (benang serat lintang). Ada 3 jenis jaringan otot yaitu involuntari lurik
atau kardiak (jantung) dan voluntari lurik atau otot rangka badan (Hickman & Hickman,
1996).
Frandson (1992), menyatakan bahwa adanya kontraksi otot dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu :
1. Meningkatnya kekuatan kontraksi berulang kali pada suatu serabut otot karena
stimulasi berurutan yang berlangsung beberapa detik.
2. Frekuensi hasil penjumlahan kontraksi.
3. Menurunnya kapasitas bekerja.
4. Relaksasi tidak dapat terjadi.
Kontraksi otot didefinisikan sebagai pembongkaran aktif tenaga dalam otot.
Penggunaan tenaga oleh otot pada beban eksternal disebut tekanan otot. Jika tekanan
yang terbentuk oleh otot lebih besar dari penggunaan tenaga eksternal pada otot oleh
beban, maka otot akan memendek. Jika penggunaan tenaga dengan beban lebih besar
atau sama dengan tekanan otot, maka otot tidak memendek (Hill and Wyse, 1989).

IX. Hasil Pengamatan :

X. Kesimpulan :

XI. Daftar Pustaka


http://www.biologiedukasi.com/2016/06/sistem-muskularis-pada-amfibi.html
https://wibowo19.wordpress.com/2009/06/16/kontraksi-otot-gastroknemus-dan-otot-jantung-
pada-katak/
http://yaniksastra.blogspot.co.id/2016/09/laporan-praktikum-kontraksi-otot-pada.html

http://kawetlavenia.blogspot.com/

Anda mungkin juga menyukai