Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirahim
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-Nya laporan
akhir yang berjudul “PENENTUAN KLASTIFIKASI SUMBERDAYA DAN
PERHITUNGAN CADANGAN” Dapat di selesaikan. Diharapkan atas selesainya
laporan ini dapat digunakan untuk keperluan yang sebagai mana semestinya.
Dalam penyusunannya, saya ucapkan terima kasih kepada Instruktur
Laboratorium Geologi yang telah memberikan ilmu, waktu dan tenaga dalam
membimbing di Praktikum Geologi Struktur
Laporan akhir ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktikum Geologi Struktur
dari Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung. Dalam laporan ini, berisikan
hasil pembelajaran pada saat praktikum serta tugas yang diberikan oleh instruktur
Laboratorium Geologi Universitas Islam Bandung.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih, semoga laporan hasil
praktikum ini dapat bermanfaat.

Wabillahitaufiq walhidayah
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 11 Mei 2017


Penyusun,

Fachrul Rozy Elba Ansofa


NPM.10070115032

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Prkatikum .................................................. 1
1.2.1 Maksud ....................................................................... 1
1.2.2 Tujuan ......................................................................... 1

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 3


2.1 Definisi-Definisi Dalam Istilah Sesar ........................................... 3
2.2 Klasifikasi Sesar ......................................................................... 3
2.3 Analisa Struktur Sesar ................................................................ 4

BAB III TUGAS DAN PEMBAHASAN .................................................. 6


3.1 Tugas ........................................................................................ 6
3.1.1 Penentuan nilai pitch, dip, gaya, dan nama sesar ........ 6
3.1.2 Tentukan berapa nilai pitch dan nama sesarnya .......... 6
3.1.3 Tentukan arah tegasan gaya dan pitch dan jenis sesar 6
3.1.4 Tentukan arah tegasan gaya pada sesar ..................... 6
3.1.5 Tentukan arah tegasan gaya serta dan nama sesar ..... 6
3.2 Pembahasan .............................................................................. 6
3.2.1 Penentuan nilai pitch, dip, gaya, dan nama sesar ........ 6
3.2.2 Tentukan berapa nilai pitch dan nama sesarnya .......... 7
3.2.3 Tentukan arah tegasan gaya dan pitch dan jenis sesar 7
3.2.4 Tentukan arah tegasan gaya pada sesar ...................... 8
3.2.5 Tentukan arah tegasan gaya serta dan nama sesar ..... 8

BAB IV ANALISA ................................................................................. 10


BAB V KESIMPULAN .......................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Geologi merupakan illmu yang menjadikan bumi sebagai objek pembelajaran
meliputi proses – proses yang sudah terjadi atau sedang terjadi dan dampak yang
berpengaruh pada keadaan bumi. Ilmu geologi mempunyai ruang lingkup keilmuan
yang luas diantaranya yaitu mineralogy, petrologi, kristalografi, geofisika,
geokimia, geologi struktur dan lain – lain.
Cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai deformasi atau
perubahan bentuk serta dimensi yang diakibatkan oleh gaya – gaya endogen atau
gaya yang berasal dari dalam bumi adalah geologi struktur. Salah satu dampak
dengan adanya struktur geologi yaitu adanya daerah zona mineralisasi yang
berpotensi untuk di tambang. Oleh karena itu dunia pertambangan dengan ilmu
geologi khususnya geologi struktur sangat berkaitan.
Salah satu kajian dalam mempelajari geologi struktur yaitu mengenai
penentuan klasifikasi sumberdaya dan perhitungan cadangan. Dengan
mempelajari hal ini maka klasifikasi sumberdaya dan cadangan akan diketahui
jumlahnya contohnya adalah cadangan batubara batubara. Oleh karena itu
mempelajari problema tiga titik, pola singkapan dan peta geologi dalam dunia
pertambangan menjadi hal yang penting.

1.1 Maksud dan Tujuan Praktikum


1.2.1 Maksud
Maksud dibuatnya laporan akhir ini adalah agar praktikan dapat memahami
perhitungan sumberdaya melalui data titik bor.
1.2.2 Tujuan
Tujuan dari laporan akhir dengan analisis sumberdaya dan cadanganini
adalah sebagai berikut:
 Praktikan dapat menentukan luas sumberdaya daerah pengamatan.
 Praktikan dapat menentukan volume dan tonase sumberdaya masing-
masing seam daerah pengamatan.

1
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sumberdaya
Sumber daya adalah suatu nilai potensi yang dimiliki oleh suatu materi atau
unsur tertentu dalam kehidupan. Seumber daya tidak selalu bersifat fisik, tetapi
juga non-fisik.
Sumber daya untuk bahan galian adalah perhitungan jumlah atau kuantitas
yang terdapat dipermukaan atau di bawah bumi yang telah dilakukan penelitian
tetapi belum diketahui layak atau tidaknya dan mungkin dapat diekstrkasikan
dengan tingkat keberhasilan yang masih harus dipertimbangkan. Istilah sumber
daya dalam teknik kebumian dapat berkonotasi kuantitatif, atau yang berarti
perkiraan besarnya potensi sumberdaya yang secara teknis menunjukan harapan
untuk dikembangkan setelah penelitian dan kegiatan eksplorasi.

2.2 Estimasi Sumberdaya Mineral


Estimasi sumber daya mineral meruapak suatu kegiatan akhir dalam
eksplorasi mineral yang keberhasilannya sangatlah tergantung pada kompetensi
oaring yang menanganinya. Ada berbagai macam cara estimasi sumber daya
yang dapat dilakukan . Pemilihan cara estimasi yang tepat guna dan berhasil guna
harus dilakukan oleh penyelidik mineral agar hasil yang didapatkan mempunyai
tingkat kepercayaan yang tinggi dan mendapatkan sumber daya atau cadangan
yang ekonomis.
Perhitungan cadangan merupakan hal yang sangat vidala dalam kegiatan
eksplorasi, kerena hasil perhitungan ini akan digunakan untuk mengevaluasi
apakah sebuah kegiatan penambangan yang direncanakan layak atau tidak untuk
ditambang. Perhitungan cadangan sangat berperan dalam menentukan jumlah,
kualitas dan juga memudahkan ekplorasi secara komersial dari suatu endapan.
Karena dari perhitunagn cadanagn yang baik dapat menentukan investor
penentuan sasaran produksi, cara penambangan yang akan dilakukan bahkan
dalam memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk usaha
pernambangannya.

2
3

2.3 Sumberdaya dan Cadangan Batubara


Batubara merupakan bahan galian jenis A. Sumber daya batubara di
Indonesia cukup besar dengan total cadangan kurang lebih 39 milyar ton. Bila
diasumsikan maka dapat diliahat produksi batubara sudah mencapai 12,4 %
pertahun, sehinggal cadangan batubara bisa mencapai tahun 2166. Lokasi
cadangan batubara umunya berada di Sumatera dan juga Kalimantan, sedangkan
untuk daerah-daerah seperti pulau jawa dan Sulawesi cadangannya sedikit.
Perkembangan jumlah produksi batubara yang telah dilaksanakan selama
periode 2004 sampai dengan 2007 menunjukan kondisi pekembangan sebagai
berikut :

Sumber: Dzuhaman, 2013


Gambar 2.1
Perkembangan Jumlah Pengusaha UKM Per Sektor (2007-2009)
Jumlah produksi batubara pada tahun 2004 sebesar 2.148.094 ton dan
pada tahun 2007 sebesar 4.842.693 ton. Dari data yang ada maka perkembanagn
produksi batubara dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 secara umum
mengalami peningkatan. Hal-hal seperti ini yang mengakibatkan penurunan
cadangan untuk batubara.

2.4 Klasifikasi Sumberdaya Cadangan Batubara


 Sumber Daya Batubara Hipotetik (Hypothetical Coal Resource)
Sumber daya batu bara hipotetik adalah batu bara di daerah penyelidikan
atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang
memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan survei tinjau.
4

Pada umumnya, sumberdaya berada pada daerah dimana titik-titik sampling dan
pengukuran serat bukti untuk ketebalan dan keberadaan batubara diambil dari
distant outcrops, pertambangan, lubang-lubang galian, serta sumur-sumur. Jika
eksplorasi menyatakan bahwa kebenaran dari hipotesis sumberdaya dan
mengungkapkan informasi yg cukup tentang kualitasnya, jumlah serta rank, maka
mereka akan di klasifikasikan kembali sebagai sumber daya teridentifikasi
(identified resources).
 Sumber Daya Batubara Tereka (inferred Coal Resource)
Sumber daya batu bara tereka adalah jumlah batu bara di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
prospeksi. Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah
penutup, rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan
bukti geologi dalam daerah antara 1,2 km – 4,8 km. termasuk antrasit dan
bituminus dengan ketebalan 35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75
cm atau lebih, lignit dengan ketebalan 150 cm atau lebih.
 Sumber Daya Batubara Tertunjuk (Indicated Coal Resource)
Sumber daya batu bara tertunjuk adalah jumlah batu bara di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan
data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi
pendahuluan.
 Sumber Daya Batubara Terukur (Measured Coal Resourced)
Sumber daya batu bara terukur adalah jumlah batu bara di daerah
peyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data
yang memenuhi syarat–syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.
Daerah sumber daya ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup,
rank, dan kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti
geologi dalam radius 0,4 km. Termasuk antrasit dan bituminus dengan ketebalan
35 cm atau lebih, sub bituminus dengan ketebalan 75 cm atau lebih, lignit dengan
ketebalan 150 cm.

2.5 Metode Estimasi Sumberdaya Batubara


Kegiatan evaluasi ini merupakan rangkuman antara studi awal dan juga
interpretasi lapangan dengan hasil analisis laboratorium kemudian diolah.
5

Badan Standarisasi Nasional telah menetapkan pembakuan menegenai


klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan SNI No. 13-4726-1998. Pembakuan
in mendefinisikan bahwa sumberdaya mineral adalah endapan mineral yang
diharapakan dapan dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan
keyakinan tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah uji kelayakan dan
telah ditetapakan layak tambang. Adapun tahap-tahap penyelidikan, yaitu :
 Survei Tinjau.
 Propeksi.
 Eksplorasi Umum.
 Eksplorasi Terinci.
Cadangan yang dimaksud disini adalah endapan mineral yang telah
diketahui ukuran, bentuk, sebaran, kemenerusan, kuantitas, dan juga kualitasnya.
Cadangan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu :
 Cadangan terkiran, merupakan cadangan sumberdaya mineral tertunjuk
dan sebagian sumberdaya terukur yang tingkat keyakinannya rendah
setelah dilakukan studi kelayakan.
 Cadangan tebukti, merupakan cadanagn sumber daya terukur yang
berdasarkan studi kelayakan semua faktor telah terpenuhi dan dapat
dinyatakan ekonomis.
Estimasi sumber daya secara konvesional dapat dikelompokan menjadi
dua, yaitu metoda plam dan metoda penampang. Metoda plan ini meliputi segi
banyak (polygon), metoda daerah pengaruh, dan metoda segitiga. Metoda segitiga
disini digunakan untuk blok sumber daya yang didasarkan oleh desain ekplorasi
dengan menggunakan cara segitiga maupun cara acak.
BAB III

TUGAS DAN PEMBAHASAN

3.1 Tugas
3.1.1 Membuat penampang dari peta sebaran dan menghitung potensi
sumberdaya dengan menggunakan metode penampang (section)!
3.1.2 Membuat resume mengenai sumberdaya dan cadangan berdasarkan
KCMI dan SNI!

3.2 Pembahasan
3.2.1 Membuat penampang dari peta sebaran dan menghitung potensi
sumberdaya dengan menggunakan metode penampang (section)!
Salah satu metode dalam penentuan sumberdaya adalah dengan
menggunakan metode penampang. Metode penambang diambil setiap 0,5 cm dari
peta sebaran dan dibagi menjadi tiga bagian. Pembagian menjadi tiga bagian
disebabkan oleh adanya bidang sesar yang memotong perlapisan endapan
sedimen.

Gambar 3.1
Penampang Section 1 (Bagian Kiri)

6
Gambar 3.2
Penampang Section 2 (Bagian Tengah)

Gambar 3.3
Penampang Section 3 (Bagian Kanan)
Setelah dilakukan penarikan garis penampang searah dari bidang sesar,
maka dilakukan perhitungan luas serta volume dari sebaran yang telah didapatkan
dari penampang.

7
1. Luas Sebaran Batupasir
a. Section 1 (Bagian Kiri)
 P1 = 59 x 400 m2 = 23.600 m2
 P2 = 55 x 400 m2 = 22.000 m2
 P3 = 60 x 400 m2 = 24.000 m2
 P4 = 61 x 400 m2 = 24.400 m2
 P5 = 64 x 400 m2 = 25.600 m2
 P6 = 83 x 400 m2 = 33.200 m2
 P7 = 71 x 400 m2 = 28.400 m2
 P8 = 65 x 400 m2 = 26.000 m2
 P9 = 56 x 400 m2 = 22.400 m2
 P10 = 64 x 400 m2 = 25.600 m2
 P11 = 65 x 400 m2 = 26.000 m2
 P12 = 80 x 400 m2 = 32.000 m2
 P13 = 85 x 400 m2 = 34.000 m2
 P14 = 137 x 400 m2 = 54.800 m2
 P15 = 84 x 400 m2 = 33.600 m2
b. Section 2 (Bagian Tengah)
 P1 = 59 x 400 m2 = 23.600 m2
 P2 = 57 x 400 m2 = 22.800 m2
 P3 = 80 x 400 m2 = 32.000 m2
 P4 = 83 x 400 m2 = 33.200 m2
 P5 = 102 x 400 m2 = 40.800 m2
 P6 = 123 x 400 m2 = 49.200 m2
 P7 = 141 x 400 m2 = 56.400 m2
 P8 = 145 x 400 m2 = 58.000 m2
 P9 = 125 x 400 m2 = 50.000 m2
 P10 = 84 x 400 m2 = 33.600 m2
 P11 = 57 x 400 m2 = 22.800 m2
 P12 = 12 x 400 m2 = 4.800 m2
 P13 = 13 x 400 m2 = 5.200 m2
 P14 = 65 x 400 m2 = 26.000 m2
 P15 = 100 x 400 m2 = 40.000 m2

8
 P16 = 133 x 400 m2 = 53.200 m2
 P17 = 184 x 400 m2 = 73.600 m2
 P18 = 179 x 400 m2 = 71.600 m2
 P19 = 130 x 400 m2 = 52.000 m2
 P20 = 204 x 400 m2 = 81.600 m2
 P21 = 183 x 400 m2 = 73.200 m2
 P22 = 217 x 400 m2 = 86.800 m2
 P23 = 109 x 400 m2 = 43.600 m2
c. Section 3 (Bagian Kanan)
 P1 = 109 x 400 m2 = 43.600 m2
 P2 = 113 x 400 m2 = 45.200 m2
 P3 = 62 x 400 m2 = 24.800 m2
 P4 = 49 x 400 m2 = 19.600 m2
 P5 = 86 x 400 m2 = 34.400 m2
 P6 = 64 x 400 m2 = 25.600 m2
 P7 = 45 x 400 m2 = 18.000 m2
 P8 = 34 x 400 m2 = 13.600 m2
 P9 = 38 x 400 m2 = 15.200 m2
 P10 = 30 x 400 m2 = 12.000 m2
 P11 = 18 x 400 m2 = 7.200 m2
 P12 = 24 x 400 m2 = 9.600 m2
 P13 = 16 x 400 m2 = 6.400 m2
 P14 = 17 x 400 m2 = 6.800 m2
 P15 = 16 x 400 m2 = 6.400 m2
2. Volume Sebaran Batupasir
a. Section 1 (Bagian Kiri)
23.600 + 22.000
 P1-P2 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.280.000 m3
2
22.000 + 24.000
 P2-P3 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.300.000 m3
2
24.000 + 24.400
 P3-P4 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.420.000 m3
2
24.400 + 25.600
 P4-P5 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.500.000 m3
2

9
25.600 + 33.200
 P5-P6 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.940.000 m3
2
33.200 + 28.400
 P6-P7 =( ) x (0,5 x 200 m) = 3.080.000 m3
2
28.400 + 26.000
 P7-P8 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.720.000 m3
2
26.000 + 22.400
 P8-P9 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.420.000 m3
2
22.400 + 25.600
 P9-P10 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.400.000 m3
2
25.600 + 26.000
 P10-P11 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.580.000 m3
2
26.000 + 32.000
 P11-P12 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.900.000 m3
2
32.000 + 34.000
 P12-P13 =( ) x (0,5 x 200 m) = 3.300.000 m3
2
34.000 + 54.800
 P13-P14 =( ) x (0,5 x 200 m) = 4.440.000 m3
2
54.800 + 33.600
 P14-P15 =( ) x (0,5 x 200 m) = 4.420.000 m3
2
b. Section 2 (Bagian Tengah)
23.600 + 22.800
 P1-P2 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.320.000 m3
2
22.800 + 32.000
 P2-P3 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.740.000 m3
2
32.000 + 33.200
 P3-P4 =( ) x (0,5 x 200 m) = 3.260.000 m3
2
33.200 + 40.800
 P4-P5 =( ) x (0,5 x 200 m) = 3.700.000 m3
2
40.800 + 49.200
 P5-P6 =( ) x (0,5 x 200 m) = 4.500.000 m3
2
49.200 + 56.400
 P6-P7 =( ) x (0,5 x 200 m) = 5.280.000 m3
2
56.400 + 58.000
 P7-P8 =( ) x (0,5 x 200 m) = 5.720.000 m3
2
58.000 + 50.000
 P8-P9 =( ) x (0,5 x 200 m) = 5.400.000 m3
2

10
50.000 + 33.600
 P9-P10 =( ) x (0,5 x 200 m) = 4.180.000 m3
2
33.600 + 22.800
 P10-P11 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.820.000 m3
2
22.800 + 4.800
 P11-P12 =( ) x (0,5 x 200 m) = 1.380.000 m3
2
4.800 + 5.200
 P12-P13 =( ) x (0,5 x 200 m) = 500.000 m3
2
5.200 + 26.000
 P13-P14 =( ) x (0,5 x 200 m) = 1.560.000 m3
2
26.000 + 40.000
 P14-P15 =( ) x (0,5 x 200 m) = 3.300.000 m3
2
40.000 + 53.200
 P15-P16 =( ) x (0,5 x 200 m) = 4.660.000 m3
2
53.200 + 73.600
 P16-P17 =( ) x (0,5 x 200 m) = 6.340.000 m3
2
73.600 + 71.600
 P17-P18 =( ) x (0,5 x 200 m) = 7.260.000 m3
2
71.600 + 52.000
 P18-P19 =( ) x (0,5 x 200 m) = 6.180.000 m3
2
52.000 + 81.600
 P19-P20 =( ) x (0,5 x 200 m) = 6.680.000 m3
2
81.600 + 73.200
 P20-P21 =( ) x (0,5 x 200 m) = 7.740.000 m3
2
73.200 + 86.800
 P21-P22 =( ) x (0,5 x 200 m) = 8.000.000 m3
2
86.800 + 43.600
 P22-P23 =( ) x (0,5 x 200 m) = 6.270.000 m3
2
c. Section 3 (Bagian Kanan)
43.600 + 45.200
 P1-P2 =( ) x (0,5 x 200 m) = 4.440.000 m3
2
45.200 + 24.800
 P2-P3 =( ) x (0,5 x 200 m) = 3.500.000 m3
2
24.800 + 19.600
 P3-P4 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.220.000 m3
2
19.600 + 34.400
 P4-P5 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.700.000 m3
2

11
24.400 + 25.600
 P5-P6 =( ) x (0,5 x 200 m) = 3.000.000 m3
2
25.600 + 18.000
 P6-P7 =( ) x (0,5 x 200 m) = 2.180.000 m3
2
18.000 + 13.600
 P7-P8 =( ) x (0,5 x 200 m) = 1.580.000 m3
2
13.600 + 15.200
 P8-P9 =( ) x (0,5 x 200 m) = 1.440.000 m3
2
15.200 + 12.000
 P9-P10 =( ) x (0,5 x 200 m) = 1.360.000 m3
2
12.000 + 7.200
 P10-P11 =( ) x (0,5 x 200 m) = 960.000 m3
2
7.200 + 9.600
 P11-P12 =( ) x (0,5 x 200 m) = 840.000 m3
2
9.600 + 6.400
 P12-P13 =( ) x (0,5 x 200 m) = 800.000 m3
2
6.400 + 6.800
 P13-P14 =( ) x (0,5 x 200 m) = 660.000 m3
2
6.800 + 6.400
 P14-P15 =( ) x (0,5 x 200 m) = 660.000 m3
2
3. Tonase Sebaran Batupasir
a. Section 1 (Bagian Kiri)
Tonase = 40.700.000 m3 x 1,7 ton/m3 = 69.190.000 m3
b. Section 2 (Bagian Tengah)
Tonase = 99.290.000 m3 x 1,7 ton/m3 = 168.793.000 m3
c. Section 3 (Bagian Kanan)
Tonase = 26.340.000 m3 x 1,7 ton/m3 = 44.778.000 m3
3.2.2 Membuat resume mengenai sumberdaya dan cadangan berdasarkan
KCMI dan SNI!
(Terlampir)

12
BAB IV
ANALISA

Dari hasil penggamabran sumberdaya, diketahui bahwa sumberdaya


terukur sangat mendominasi dibandingkan dengan sumberdaya terunjuk ataupun
tereka. Hal ini dipengaruhi oleh jarak antar titik bor. Rapat nya jarak titik bor
membuat akurasi penentuan sumberdaya semakin tinggi.
Persebaran sumberdaya dibatasi oleh batas kontur struktur
smooth.Sumberdaya yang melebihi garis tersebut dihilangkan, artinya penyebaran
tidak dikejar ke arah updip atau pun downdip. Hal ini dikarenakan adanya cropline.
Cropline menandakan bahwa lapisan batubara tersebut telah menghilang karena
adanya erosi.Sedangkan, pada arah downdip tidak diteruskan karena kurangnya
data.
Sumberdaya yang digambarkan adalah patupasir. Batupasir memiliki sifat
kemenenerusan karena berupa perlapisan. Namun setelah digambarkan,
sumberdaya tersebut terjadi pembelokan. Pembelokan ini dapat terjadi akibat
adanya struktur. Pembelokan ini juga dapat dikarenakan erosi, sehingga
mengubah bentuk awal sumberdaya.

13
BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil penggambaran, dapat diketahui beberapa hal mengenai


sumberdaya, diantaranya adalah luas. Pada daerah memiliki luas keseluruhan
sebesar 1.758.000 m2. Hasil tersebut didapat dari penjumlahan luasan dari 3
bagian yang dibuat.
Dari luasan yang diketahui, maka volume dan tonase masing-masing seam
dapat diketahui. Dari hasil perhitungan, pada daerah penelitian memiliki volume
terukur 166.330.000 m3 dengan tonase 282.761.000 ton.
DAFTAR PUSTAKA

1. Diana, Ana, 2012, “Pengertian Morfometri dan Analisis Morfologis”,


http://anadianaazam.blogspot.com/2012/05/morfometri-morfometri-merup
akan peneraan.html. Diakses pada hari Rabu tanggal 19 April 2017.

2. Kurniawan, Widhi, 2013, “Penyusunan Peta Geomorfologi”,


http://allaboutgeo.wordpress.com/2013/12/14/peta-geomorfologi/. Diakses
pada hari Rabu tanggal 19 April 2017.

3. Maulana,Lukman, 2012, “Dasar-Dasar Geomorfologi (Proses Geomorfik)”,


http://wingmanarrows.wordpress.com/2012/10/05/dasar-geomorfologi-1-p
roses-proses-geomorfik/. Diakses pada hari Rabu tanggal 19 April 2017.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai