PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
manusia mulai dari sistem politik hingga bergesernya status kesehatan yang di
kesehatan telah berubah dari penyakit infeksi menjadi penyakit yang disebabkan
oleh karena pola perilaku dan gaya hidup yang semakin modern sehingga
Organization (WHO, tahun 2000) bahwa jumlah penderita tekanan darah tinggi
atau hipertensi sekitar 972 juta orang atau 26,4% dari total penduduk dunia.
Prevalensi hipertensi diperkirakan akan meningkat 29,2% pada tahun 2025. Dari
972 juta, 333 juta berada di negara maju dan 639 juta sisanya berada di negara
penyakit menular namun menurut WHO tahun 2002, hipertensi merupakan 43%
diperkirakan pada tahun 2020 penyakit tekanan darah tinggi menjadi 73%
1
Fenomena ini adalah akibat persaingan yang semakin tajam sebagai
Sehingga jika individu yang dihadapkan pada persoalan ini memiliki koping
individu yang in efektif ditambah dengan tipe kepribadian tertentu maka akan
oleh Wrosc Heckhausen & Lachman (2006) bahwa kepribadian sangat penting
bagi kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung kepribadian dapat
2010). Faktor psikologis, misalnya emosi - emosi negatif terjadi seperti marah
dan cemas, juga merupakan faktor resiko terjadinya gangguan vaskuler. Pola
tipe A / Type A Behavior Paterm (Nevid et al, 2005, Hapsari, 2010). Regland dan
Brand Kepribadian sebagaimana yang dikutip dari Septiyani tahun 2010, tipe A”
2
dekade, hasilnya tipe kepribadian ini benar-benar berhubungan dengan kejadian
sistem vaskular.,
dengan prevalensi hipertensi. dengan kriteria pola perilaku tipe A dari Rosenman
yang ditentukan dengan cara observasi dan pengisian kuisioner self rating dari
dengan sifatnya sebagaimana yang disebutkan oleh friedman yaitu mudah terjadi
hipertensi tahun 2006 adalah 5,5/ 1000 penduduk (10,71 kasus) dari 2.031.532
jiwa penduduk Sultra (Dinkes Propinsi Sultra, 2007). Data hipertensi Propinsi
Sulawesi Tenggara tahun 2008 sebanyak 35,713 kasus, dengan prevalensi 1,7%
dari total 2.074.974 jiwa penduduk Sulawesi Tenggara sedangkan tahun 2009
dengan prevalensi 2,0%. Data terakhir tahun 2010 sebanyak 35,441 kasus
kelamin tahun 2008 adalah 17.256 kasus laki- laki dan sebanyak 18,185 kasus
perempuan 19,533 kasus, dan tahun 2010 laki - laki sebanyak 13,862 kasus
kenaikan dari tahun 2008 menuju 2009, pada tahun 2008 ada sebanyak 4351.
3
Dan tahun 2009 meningkat menjadi 4561 kasus. Sedangkan tahun 2010 kasus
hipertensi mengalami penurunan, tetapi tidak signifikan yaitu 4109 kasus (Dinkes
sebagai petani dengan penghasilan yang tidak menentu, dan rata – rata
Atari Jaya, ternyata ada beberapa pasien mengatakan bahwa dirinya cenderung
mudah marah, cenderung tidak sabar, memiliki ambisi yang kuat dan suka
Atari Jaya Kecamatan Lalembuu, mengalami kenaikan dari tahun 2008 menuju
tahun 2010. Tahun 2008, terdapat 236 kasus dan di tahun 2009 meningkat 239
Peningkatan kasus hipertensi yang signifikan selama 3 tahun terakhir ini perlu
Puskesmas Atari Jaya pada bulan April tahun 2011 disusul dengan penyakit kulit
dan jaringan kulit serta Ispa (Profil kesehatan Puskesmas, 2010, laporan bulanan
4
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas dan berkaitan dengan
Puskesmas tersebut. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melakukan sebuah
Dengan Penyakit Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya Tahun 2011”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
hipertensi
hipertensi
5
D. Manfaat penelitian
keperawatan hipertensi
2. Bagi profesi
3. Bagi peneliti
kejadian hipertensi
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hipertensi
diatas ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥ 90 mmHg. Tekanan darah diukur
dikalibrasi dengan tepat atau 80% dari manset menutupi lengan yang
518).
140 - 200 mmHg dan tekanan diastolik 90-110 mmHg (Dorland, 2007 : 1051)
2. Etiologi
7
3. Faktor Risiko
primer menurut Bustan (2000) dalam Hapsari, 2010 adalah sebagai berikut :
a). Genetik
dua kali lebih besar untuk menderita hipertensi dari pada orang yang
dalam keluarga.
8
c). Usia
d). Obesitas
tekanan darah.
f). Etnis
(Afro – Amerika) dari pada yang berkulit putih. Sampai saat ini, belum
9
g). Hiperaktivitas simpatis
disebut pola perilaku tipe A / Type A Behavior Paterm (Nevid et al, 2005,
Hapsari, 2010)
10
4. Patofisiologi
oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal) akan diubah menjadi angiotensin I.
menaikkan tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah
luar tubuh (Anti Diuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi Osmolalitasnya.
dengan cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah
11
cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
6. Manifestasi Klinis
pusat.
d. Sering kencing pada malam hari karena peningkatan aliran darah ginjal
7. Komplikasi
12
d. Enselfalopati terutama pada hipertensi Maligna (Corwin, 2009 : 487 –
488).
adalah :
d. Urinalisa
e. Asam urat
9. Diagnosis
pengukuran, hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran
pada kunjungan yang berbeda kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau
pembungkus lengan yang sesuai atau 80% menutupi lengan (Mansur et al,
2005 : 518).
13
koroner, gagal jantung, penyakit Cerebro Vascular dan lainya. Dalam
pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dua kali atau lebih
10. Penatalaksanaan
2. Pendekatan Farmakologis
penyekat alfa-beta.
14
B. Tinjauan Tentang Kepribadian
1. Pengertian Kepribadian
berdasarkan paradigma yang mereka yakini dan fokus analisis dari teori
Kepribadian menurut J. Feist dan G.J Feist (1998) dikutip dari Gufron
menurut Saanin dan Tan Pariaman dalam Brouwer dkk (1990) yang
dan Scheier (1996) yang juga dikutip dari Gufron dan Risnawati 2010
dari aspek – aspek jasmaniah dan ruhaniah yang bersifat dinamis dalam
dipengaruhi dari dalam dan luar individu, serta bersifat khas yang mana
16
Kepribadian adalah semua corak perilaku dan kebiasaan individu
tetap.
17
2. Konsep Yang Berhubungan Dengan Kepribadian
maupun implisit.
(relatif) lama.
kembangkan oleh McCrae dan Costa yang dikenal dengan big five
18
personality dalam Timothy (2000, Gufron & Risnawita, 2010 : 133 – 140)
yaitu :
1) Neurotism
2000). McCrae dan Costa (2001) menggolongkan tipe ini pada dua
2. Extrover
introvert
19
sosial serta sikap dan perilaku cenderung formal, pendiam, dan
3. Tipe Agreeableness
yang tinggi disebut adapter dan pada penilaian dengan skor yang
orang lain, selalu hati - hati memandang orang lain dan cenderung
20
4). Conscientiousness
bahwa individu tersebut memiliki level yang tinggi dalam tipe ini .
21
b. Kepribadian Tipe A
hal – hal ini menyebabkan perilaku cara berfikir yang khas individu
semua aktivitas.
22
b. Meskipun hanya hal-hal kecil, Kurang rela kalah meskipun pada
anak kecil.
orang lain.
mengedipkan mata.
23
j. Melakukan gerakan-gerakan dengan cepat , tidak sabaran,
24
menemukan bahwa sumber stres adalah kepribadian tipe A.
2009 : 2)
25
C. Tinjauan Tentang Hubungan Tipe Kepribadian Dengan Hipertensi
1. Hipertensi
atau tensi yang telah dikalibrasi dengan tepat atau 80% dari manset
tekanan sistolik 140 – 200 mmHg dan tekanan diastolik 90-110 mmHg
kuisioner self rating yang sudah dimodifikasi sesuai dengan sifat – sifat
26
a. Ambisius, agresif dan kompetitif (suka akan persaingan), banyak
(over confidence).
diam.
27
Pengendalian dan emosi negative tersebut tergantung juga pada
derajat. Faktor ini juga didukung oleh Argumen Wolf (2006) bahwa
antara jumlah referensi diri (merujuk pada diri sendiri: saya, aku,
28
kepribadian A” (Anggraeni, 2009 : 30). Hasil penelitian tentang
1. Permusuhan
2009)
Friedman & Ulmer (1984), dalam bukunya "Treating Type A Behavior - And
Your Heart" yang dikutip dari Rupiku tahun 2011, orang dengan kepribadian tipe
"B" adalah kebalikan dari tipe "A" tersebut di atas, yaitu dengan ciri-ciri antara lain
sebagai berikut :
a. Ambisinya wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi serta
tidak memaksakan diri, Penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung dan tidak
29
b. Kewaspadaan dalam batas yang wajar demikian pula kontrol diri dan percaya
diri tidak berlebihan, cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat
e. Lebih suka bekerja sama dan tidak memaksakan diri bila menghadapi
tantangan.
h. Tidak kaku (fleksibel), dapat menghargai pendapat lain, tidak merasa dirinya
paling benar.
l. Bersifat gampangan atau easy going dan tidak kompetitif, membagikan tugas
dengan nyaman.
30
n. Melakukan satu hal pada satu waktu serta menikmati keberhasilan yang
31
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran
terhimpun dalam dirinya dan digunakan untuk berreaksi serta menyesuaikan diri
terhadap segala rangsangan baik dari luar maupun dari dalam. Corak perilaku
dan kebiasaan ini merupakan kesatuan fungsional yang khas pada seseorang.
Kurang rela kalah meskipun pada anak kecil, ingin mendominasi dalam situasi
sosial maupun bisnis, tidak sabaran pada orang lain, terutama orang yang
kontra serta memiliki opini yang tidak berubah, terlihat kurang mampu
32
Sedangkan orang dengan kepribadian tipe "B" adalah kebalikan dari tipe
"A" tersebut di atas, yaitu dengan ciri-ciri antara lain sebagai berikut : ambisinya
wajar-wajar saja, tidak agresif dan sehat dalam berkompetisi serta tidak
memaksakan diri, penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung dan tidak mudah
marah (emosi terkendali), kewaspadaan dalam batas yang wajar. Demikian pula
kontrol diri dan percaya diri tidak berlebihan, cara bicara tidak tergesa-gesa,
bertindak pada saat yang tepat, perilaku tidak hiperakti, dapat mengatur waktu
Hubungan antara jumlah referensi diri (merujuk pada diri sendiri: saya,
aku, milik saya) selama wawancara dan tekanan darah sistolik. Peneliti
dimana individu tersebut membuat standar diri yang amat tinggi, jika tak tercapai
2002 : 212)
Spearman’s rho, maka diperoleh arah korelasi searah, semakin besar tipe
kepribadian dengan kejadian hipertensi (p: 0,00) dan 32% kejadian hipertensi
33
B. Kerangka Konseptual Pemikiran
Genetik
Jenis Kelamin
Tipe kepribadian A
Usia
Obesitas
Etnis
Asupan Garam
Hiperaktivitas
simpatis
34
C. Variabel Penelitian
Tipe kepribadian B
dengan kriteria dan sifat – sifat sebagai berikut : Mengepalkan jari dalam
menjadi tidak sabar dan marah jika berhadapan dengan keterlambatan atau
perasaan keraguan diri yang terus-menerus dan itu memaksa mereka untuk
mencapai lebih banyak dan lebih banyak lagi dalam waktu yang lebih cepat
Kriteria objektif dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Rupiku, 2010) :
35
2. Definisi Operasional Tipe Kepribadian B
dengan sifat – sifat sebagai berikut : Sabar, jarang melihat jam, pendengar
yang baik , lebih mampu bersantai tanpa merasa bersalah dan bekerja tanpa
gampangan atau easy going dan tidak kompetitif, membagikan tugas dengan
khusus (Friedman & Ulmer, 1984, Rupiku, 2010). Kriteria objektif dalam
≥140 - 200 mmHg dan Tekanan darah diastolik ≥ 90 - 110 mmHg (Dorlan,
36
E. Hipotesis
1. Tipe Kepribadian A
2. Tipe Kepribadian B
37
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini selama dua bulan, yaitu mulai tanggal 27 Mei sampai 6 Juni 2011
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien terdiagnosis hipertensi laki – laki dan
Rawat jalan Puskesmas Atari Jaya selama periode Januari hingga April 2011
2. Sampel
Jumlah sampel dari rencana penelitian ini adalah akan diambil berdasarkan
38
N.z2p.q
n =
d ( N-1)+z.p.q
Keterangan :
q= 1 – p (100% - p)
108 orang maka jika dimasukkan dalam rumus tersebut adalah sebagai berikut :
108. ( 4 ) . 1
n=
( 0,05 ) ( 107 ) + ( 4 ) .1
432 . 1
n =
5,35 + 4
n = 46
39
Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini untuk memperoleh
1. Melihat nama – nama penderita hipertensi yang ada dalam register poliklinik
Poliklinik Puskesmas Atari Jaya, karena populasinya 108 maka nomor harus
kemudian yang jatuh misalnya nomor 26001 berarti responden yang terpilih
sebagai sampel adalah nomor 001 yang terletak pada kolom 26, undian di
40
(Ya), jika sesuai dengan kepribadian yang ada pada dirinya dengan skor (1),
dan menjawab (Tidak) bila tidak sesuai dengan kepribadianya, dengan skor (0)
penelitian yaitu, tahap persiapan, tahap pengumpulan data dan tahap analisis
data.
1. Tahap Persiapan
disetujui oleh prodi Keperawatan. Berdasarkan surat ijin penelitian dari Prodi
Konawe Selatan dan Puskesmas Atari Jaya kemudian dari data – data
random sampling
41
tahun 2010), Puskesmas Atari Jaya, (data 10 besar Penyakit dan
1. Pengolahan Data
a) Editing
b) Koding
c) Skoring
d) Tabulating
42
ditabulasi dengan menggunakan program komputer, agar lebih
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
F
P = ––––– x 100% ( (Sugiyono, 2003: 153)
n
Keterangan :
b. Analisa Bivariat
43
n(Σx. y) − (∑x)(∑y)
r=
√(n (∑x² ) − (∑x)2 (n(∑y 2 ) − (∑y)2 )
2007: 35).
1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier yang positif,
yaitu makin besar nilai variabel X makin besar pula nilai variabel Y
atau makin kecil nilai variabel X makin kecil pula nilai variabel Y.
2. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu
makin besar nilai variabel X makin kecil nilai variabel Y atau makin
44
3. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antara
yang makin mengarah ke angka 0 (nol) maka garis makin tidak lurus.
c. Analisis Determinan
R = ( r)2
F. Etika penelitian
maka segi etika penelitian harus diperhatikan. Hal – hal yang terkait dengan
1. Informed Consent
45
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan
informed consent dalam penelitian ini adalah agar subjek atau responden
pada lembar alat ukur dan peneliti hanya menuliskan kode pada lembar
3. Kerahasiaan ( Confidentiality )
dalam penelitian ini, akan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti dan hanya
kelompok data tertentu yang akan dilaporkan oleh peneliti saat data hasil
46
BAB V
A. Hasil Penelitian
a. Letak Geografis
sebagai berikut :
Watumohai (TNRAW)
b. Data Demografis
47
16.557 jiwa yang terdiri dari laki – laki 8584 jiwa dan 7973 jiwa
penduduk Perempuan.
Tabel 1.
Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya
Berdasarkan Kelompok Umur Dan Jenis Kelamiin
Tahun 2011
Jenis Kelamin
No Kelompok F % Laki – laki Perempuan
Umur F % F %
1 0–4 2159 13,04 1.100 12,81 1059 13,28
2 5–9 2061 12,45 1053 12,27 1008 12,64
3 10 – 14 2036 12,29 1057 12,31 979 12,28
4 15 – 19 1985 11,99 1050 12,23 935 11,73
5 20 – 24 1729 10,44 835 9,73 894 11,21
6 25 – 44 4119 24,88 2103 24,50 2016 25,29
7 45 - 64 2000 12,08 1116 13,00 884 11,09
8 ≥ 65 468 2,83 270 3,15 198 2,48
TOTAL 16.557 100 8584 100 7973 100
Sumber : Profil Puskesmas Atari Jaya tahun 2011
kerja Puskesmas Atari Jaya, jumlah terbesar adalah pada kelompok usia
25 – 44 tahun dengan frekuensi 4119 jiwa dengan rincian 2103 jiwa jenis
48
Tabel 2.
Distribusi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya
Berdasarkan Pekerjaan
Tahun 2011
No Jenis Pekerjaan F %
1 Petani 7764 46,9
2 Pedagang 124 0,74
3 PNS 168 1,00
4 Buruh tani 235 1,41
5 Belum bekerja 8.241 49,8
6 Pensiunan 25 0,15
7 TOTAL 16.557 100
Sumber : Profil Puskesmas Atari Jaya tahun 2011
dengan frekuensi 7764 (46,9%), pegawai negeri Sipil hanya 1,00% (168)
- Poliklinik Umum
- Ruangan Tindakan
- Poli KIA
- Ruangan Imunisasi
49
- Ruang Apotik
- Kamar Kartu
- Gudang obat
- Laboratorium Mini
d. Ketenagaan
Tabel 3.
Distribusi Ketenagaan Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
No Jenis Ketenagaan F %
1 Dokter 2 8,00
2 Perawat 12 48,00
3 Bidan 8 32,00
4 Sanitasi 1 4,00
5 Gizi 1 4,00
6 Analis 1 4,00
Total 25 100
Puskesmas Atari Jaya pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel dibawah
ini
Tabel 4.
Distribusi Sepuluh Besar Penyakit Di Puskesmas Atari Jaya
Periode Januari S/D April
Tahun 2011
NO Jenis Penyakit F %
3 Rematik 98 13,33
4 Gastritis 96 13,06
6 Influenza 67 9,12
8 Diare 46 6,26
9 Karies 44 5,98
10 Conjungtivitis 22 3,00
51
Berdasarkan tabel distribusi sepuluh besar penyakit bahwa
2011
2. Analisis Univariat
kepada responden maka hasil tersebut dapat dilihat análisis dalam bentuk
Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia
Di Wilayah Kerja Puskemas Atari Jaya
Tahun 2011
NO Kelompok Usia F %
1 20-30 7 15,22
2 31-41 11 23,91
3 42-52 12 26,09
4 53-63 15 32,61
5 ≥ 64 1 2,17
Total 46 100
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara
52
26,09% (12) responden adalah kelompok usia 41 – 52 tahun,
15 responden (32,61%) dan kelompok usia paling rendah adalah > 63 tahun
Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Wilayah Kerja Puskemas Atari Jaya
Tahun 2011
Jenis Kelamin F %
Laki Laki 17 36,96
Perempuan 29 63,04
Total 46 100
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara
wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya tahun 2011 terlihat bahwa jenis kelamin
yang menjadi responden pada penelitian ini adalah lebih banyak perempuan
wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya pada tahun 2011, sehingga dapat
terlihat kelompok umur dan jenis kelamin mana yang paling banyak memiliki
tipe kepribadian tertentu yaitu tipe A atau tipe B, maka dapat dilihat pada
53
Tabel 6.5.
Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Usia
Dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskemas Atari Jaya
Tahun 2011
kelompok usia lainya yaitu dengan jumlah 10 responden (34,00%) dari total
Tabel 7.
Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
NO Jenis Pekerjaan
1 Petani F %
2 PNS 44 96
Total 46 2 4
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara
54
Berdasarkan tabel tersebut diatas bahwa sebanyak 44 responden
(PNS)
Tabel 8.
Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian
Di Wilayah Kerja Puskemas Atari Jaya
Tahun 2011
Tabel 9.
Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian
Dan Jenis Kelamin Di Wilayah Kerja
Puskemas Atari Jaya
Tahun 2011
Kepribadian
F % F %
Laki - Laki 10 30,30 5 38,46
55
Berdasarkan pada tabel tersebut diatas jumlah responden terbesar
Tabel 10.
Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian A
Dan Kelompok Usia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
Tipe A
Kelompok Usia F %
20-30 7 21,12
31-41 9 27,27
42-52 5 18,18
53-63 11 30,30
≥ 64 1 3,03
Total 33 100
Sumber : Data Primer
usia sebagaimana yang terlihat pada tabel 10, kelompok usia 53 – 63 tahun
56
kelompok usia diatas 64 tahun yang hanya 3,03%, sisanya 18,18%
Tabel 11.
Distribusi Responden Berdasarkan Status Penyakit
Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
NO Status Penyakit F %
1 Hipertensi 36 78,26
Total 46 100
menderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya pada tahun 2011
Tabel 12.
Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian A
Dan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
Tipe Kepribadian A
Status F %
Hipertensi 29 87,88
Terduga Hipertensi 4 12,12
Total 33 100
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara
57
Berdasarkan tabel tersebut diatas bahwa tipe kepribadian A sebanyak 33
Tabel 13
Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian A
jenis Kelamin dan kelompok Umur Dengan Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
Tipe A Tipe A
Usia Hipertensi Terduga Hipertensi
L P L P
F % F % F % F %
20-30 1 12,5 3 14,29 2 100 1 50
31-41 2 25 7 33,33 0 0 0 0
42-52 2 25 3 14,32 0 0 0 0
53-63 3 37,5 7 33,33 0 0 1 50
≥ 64 0 0 1 4,76 0 0 0 0
Total 8 100 21 100 2 100 2 100
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara
58
Tabel 14.
Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian B
Dan Hipertensi Di Wilayah Kerja
Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
Tipe Kepribadian B
Status F %
Hipertensi 7 53,85
Total 13 100
Tabel 15.
Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian B
Dan Kelompok Usia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
Tipe B
Kelompok Usia F %
20 - 30 0 0
31 - 41 2 15,38
42 - 52 7 53,85
53 - 63 4 30,77
≥ 64 0 0
Total 13 100
Sumber : Data Primer Hasil Wawancara
59
53,85% atau 7 responden dari total 13 responden yang bertipe kepribadian
atau 15,38%
Tabel 16
Distribusi Responden Berdasarkan Tipe Kepribadian B,
jenis Kelamin dan kelompok Umur Dengan Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
Tipe B Tipe B
Usia Hipertensi Terduga Hipertensi
L P L P
F % F % F % F %
20-30 0 0 0 0 0 100 0 0
31-41 0 0 2 40 0 0 0 0
42-52 1 50 1 20 2 66,67 3 100
53-63 1 50 2 40 1 33,33 0 0
≥ 64 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 2 100 5 100 3 100 3 100
Sumber : Data Primer 2011
60
3. Analisis Bivariat
berikut :
Tabel 17.
Hubungan Tipe Kepribadian A Dan Penyakit Hipertensi
Diwilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
Tipe Uji
Kepribadian A Korelasi Person
(r)
Status Hipertensi F % %
Hipertensi 29 87,88
Terduga Hipertensi 4 12,12 0,79
Total 33 100
Sumber : Data primer
Pearson, diperoleh nilai rhitung (rh) pada tipe kepribadian “A” adalah 0,79
dimana nilai rh > rtabel dengan N 46 dan taraf signifikansi 5% maka nilai
rtabel (rt) adalah 0,291 artinya bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yaitu tipe
61
kepribadian A, memiliki hubungan dengan penyakit hipertensi di wilayah
kerja Puskesmas Atari Jaya tahun 2011, maka jika dilihat dari stándar
untuk mencari nilai r, dapat dilihat hasil uji tersebut pada ringkasan tabel
Tabel 18.
Hubungan Tipe Kepribadian B Dan Penyakit Hipertensi
Diwilayah Kerja Puskesmas Atari Jaya
Tahun 2011
Tipe Uji
Kepribadian B Korelasi Person
(r)
Status Hipertensi F %
Hipertensi 7 53,85 0,59
Terduga Hipertensi 6 46,15
Total 13 100
Sumber : Data primer
menggunakan korelasi Pearson”, bahwa nilai rhitung (rh) pada uji korelasi
dimana nilai rt 0,291 yaitu rh > rtabel artinya bahwa Ha diterima dan Ho
62
ditolak yaitu bahwa tipe kepribadian B ada hubungan dengan penyakit
4. Analisis Determinan
análisis uji koefesien determinasi tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah
ini
Tabel 19.
Hasil Analisis Koefesien Determinasi Hubungan
Tipe Kepribadian A Dengan Penyakit Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Atarij Jaya
Tahun 2011
Variabel Status
yang Hipertensi Hasil Uji
dikorelasikan rhitung rtabel r2 Ket
1 0 Total
Signi
Tipe A 29 4 33 0,79 0,291 0,6241 fikan
Total 29 4 33
Sumber : Data primer
63
besarnya variabel tipe kepribadian A dalam mempengaruhi penyakit
di wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya pada tahun 2011 dapat dilihat
Tabel 20.
Hasil Analisis Koefesien Determinasi Hubungan
Tipe Kepribadian B Dengan Penyakit Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Atarij Jaya
Tahun 2011
Variabel Status
yang Hipertensi Total Hasil Uji
dikorelasika
n
1 0 rhitung rtabel r2 Ket
Tipe B 7 6 13 Signi
Total 7 6 13 0,59 0,291 0,5929 fikan
Sumber : Data primer
koefesien korelasi dengan nilai r = 0,59, jika nilai r ini masukkan kedalam
r2 maka hasil R2 = 0,3481. Hal ini berarti varian yang terjadi pada variabel
64
B. Pembahasan Hasil Penelitian
hal-hal kecil, Kurang rela kalah meskipun pada anak kecil, tidak
sabaran pada orang lain, terutama orang yang kontra serta memiliki
orang lain, berpikir bahwa orang lain tidak bisa dipercaya dan memiliki
65
motif tersembunyi, merasa kurang menyukai orang lain, sering
usia paling rendah adalah > 63 tahun yang berjumlah 1 responden atau
yang terlihat pada tabel 7 dengan 71,34% tipe A dan 28,28% tipe B.
statistik pada uji korelasi pearson diperoleh nilai r = 0,79 ini berarti
66
hipertensi. Dan nilai r hasil uji penelitian ini adalah r > 0, artinya telah
terjadi hubungan yang linier yang positif, yaitu makin besar nilai variabel
X makin besar pula nilai variabel Y atau makin kecil nilai variabel X
makin kecil pula nilai variabel Y,(Umar, 2006). Hipertensi yang terjadi di
wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya tahun 2011 yang di pengaruhi oleh
tentunya hal ini tidak mencukupi untuk bekal hidup selama 1 bulan,
harapan pribadi dan keluarga sehingga hal ini akan menjadi beban
pikiran dalam menikmati kehidupan sehari – hari, maka hal ini memicu
karena seorang individu dengan tipe ini sangat mudah atau rentan
kebutuhan hidup sehari hari tidak mencukupi hal ini terlihat mayoritas
petani.
67
diwilayah kerja Puskesmas Atari Jaya selalu dituntut bekerja keras tak
waktu yang disia – siakan untuk bekerja, namun demikian hasil yang
tingkat stress tinggi berpeluang mendapat hipertensi 3,02 kali atau (95%
Atari Jaya ini adalah dari sisi uji korelasi dimana diperoleh kekuatan
68
pada penelitian ini diperoleh korelasi hubungan sangat kuat dengan nilai
responden ini yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
terkontrol dan hal ini dapat menjadi stressor bagi tipe kepribadian A ,
bertipe kepribadian A.
69
Jika dianalisis bahwa timbulnya presentasi jenis kelamin
pekerjaanya sebagai seorang istri dan hal ini juga dapat merupakan
penelitian ini juga didukung oleh teori bahwa tipe kepribadian “A”
Kiev & Kohn (1979), serta Cooper, dkk. (1988) yang dikutip dari
70
menimbulkan stres psikologis hal ini juga dapat memicu timbulnya
Dr. Rosenman & Dr. Friedman bahwa kepribadian tipe A berasal dari
perasaan tidak aman dan rendahnya harga diri. Nah, dalam masyarakat
muncul. Alhasil tujuan yang ingin dicapai sering tidak realistis dan
harga diri. Agar merasa aman dan meningkatkan harga diri, maka
berusaha lebih keras dan lebih cepat. Mereka pun bisa menjadi lebih
2009)
71
Berdasarkan pada tabel 12 bahwa tipe kepribadian A yang
72
tangga lebih besar perempuan sementara pada laki – laki hanya fokus
laki – laki di wilayah kerja puskesmas Atari Jaya adalah lebih kepada
tingkat stress pada laki – laki dengan tipe kepribadian A, karena pada
0,6241 yang berarti nilai ini sama dengan 62,41%. Ini menunjukkan
73
kerja Puskesmas Atari jaya pada tahun 2011 ini. Hal ini sesuai
(PAR) yang diperoleh adalah 0,76 yang artinya sekitar 76% kejadian
A” dan selebihnya disebabkan oleh faktor lain dan tidak berarti bahwa
suka bersaing, bekerja tidak kenal lelah, selalu dikejar oleh waktu dan
ini juga didukung oleh Pernyataan Rosenman & Dr. Friedman yang
hubungan antara jumlah referensi diri (merujuk pada diri sendiri: saya,
aku, milik saya) selama wawancara dan tekanan darah sistolik. Peneliti
74
masalah dimana individu tersebut membuat standar diri yang amat
rational yang ditunjukan untuk control praktis dari emosi negative seperti
marah, ansietas, rasa bersalah dan depresi, kedua tehnik ini dapat
menerima pesan yang jelas dan dirumuskan lebih baik .Juga penekanan
75
individu untuk menghadapi setiap situasi secara mandiri dan menyelidiki
dan sesudah program latihan. Hal ini mampu mengurangi faktor resiko
Hipertensi
"B" adalah kebalikan dari tipe "A" tersebut di atas, yaitu dengan ciri-ciri
kewaspadaan dalam batas yang wajar demikian pula kontrol diri dan
76
percaya diri tidak berlebihan, cara bicara tidak tergesa-gesa, bertindak
pada saat yang tepat, perilaku tidak hiperaktif, dapat mengatur waktu
pada tahun 2011 ini memiliki tingkat stres yang tinggi dan tidak berarti
77
sifat kesabaranya, tidak egois serta tidak mudah tersinggung pada
hal – hal yang kelihatanya sepele namun karena faktor lain yang
kerja Puskesmas atari Jaya pada tahun 2011 ini. Jika dibandingkan
frekuensinya lebih kecil yaitu hanya 34,81% ini juga berarti masih ada
78
terjadinya peningkatan hipertensi di Puskesmas Atari Jaya tahun 2011.
2010).
tidak kompetitif dan tidak pula terlalu ambisi sehingga tingkat stress
79
kasus, perawat juga menjadi advokasi serta menentukan frekuensi
dan lamanya perawatan melalui system home care, serta dapat juga
yang kelima yaitu the health care function yang dikemukakan oleh
80
BAB VI
A. Kesimpulan
Puskesmas Atari Jaya pada tanggal 27 Mei sampai dengan 7 Juni 2011
Puskesmas Atari Jaya tahun 2011 sebagaimana hasil uii korelasi yang
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya tahun 2011, ini berarti
bahwa ada determinasi yang lebih besar pada tipe Kepribadian A dan
ini berarti ada faktor lain yang lebih banyak memicu terjadinya
hipertensi.
81
B. Saran
Dari hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Atari Jaya, maka yang
a. Tipe Kepribadian A
b. Tipe Kepribadian B
82
2. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Konawe selatan
program perkesmas
stress dan melakukan relaksasi dengan olah raga ringan setiap pagi
83
84
85