Anda di halaman 1dari 4

Kriteria Diagnosis

Gejala dan tanda

Lesi yang ditemukan dapat berupa eritema, krusta, ekskoriasi papul, dan nodul yang sering
ditemukan di daerah sela-sela jari, aspek volar pergelangan tangan dan lateral telapak tangan, siku,
aksilar, skrotum, penis, labia, dan areola wanita. Jika ada infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi
polimorf (pustul, ekskoriasi, dan lain-lain) (Chosidow O. Scabies. 2006 dan Habif TP, Hodgson S.
2004 ).

Erupsi eritematous dapat tersebar di badan sebagai reaksi hipersensitivitas terhadap antigen
tungau. Lesi patognomonik adalah terowongan tipis dan kecil seperti benang, linear kurang lebih 1
hingga 10 mm, berwarna putih abu-abu, pada ujung terowongan ditemukan papul atau vesikel yang
merupakan hasil pergerakan tungau di dalam stratum korneum. Terowongan terlihat jelas di sela-sela
jari, pergelangan tangan, dan daerah siku (Chosidow O. Scabies. 2006 dan Habif TP, Hodgson S.
2004 ).

Dalam buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6 tahun 2011 disebutkan bahwa skabies
memiliki empat tanda kardinal, yaitu :

a. Pruritus Nokturna
Artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi
pada suhu yang lebih lembab dan panas
b. Penyakit ini menyerang manusia secara kelompok
Misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.
Begitu pula dalam sebuah perkampungan yang padat penduduknya, sebagian besar
tetangga yang berdekatan akan diserang oleh tungau tersebut. Dikenal dengan keadaan
hiposensitisasi, yang seluruh anggota keluarganya terkena. . walaupun mengalami
infestasi tungau, tetapi tidak memberi gejala. Penderita ini bersifat pembawa (carrier)
c. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau
keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, rataa-rata panjaang 1 cm, pada
ujung terowongan itu ditemukan papul atau vesikel
d. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostik. Dapat diteemukan satu atau
lebih stadium hidup tungau ini.
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan dua dari empat tanda kardinal tersebut.

Pemeriksaan Penunjang

Bila gejala klinis spesifik, diagnosis skabies mudah ditegakkan. Tetapi penderita sering
datang dengan lesi yang bervariasi sehingga diagnosis pasti sulit ditegakkan. Pada umumnya
diagnosis klinis ditegakkan bila ditemukan dua dari empat cardinal sign (Amiruddin M.D. 2003).
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menemukan tungau dan produknya yaitu :

a. Kerokan kulit
Papul atau kanalikuli yang utuh ditetesi dengan minyak mineral atau KOH 10% lalu
dilakukan kerokan dengan meggunakan skalpel steril yang bertujuan untuk mengangkat
atap papula atau kanalikuli. Bahan pemeriksaan diletakkan di gelas objek dan ditutup
dengan kaca penutup lalu diperiksa dibawah mikroskop (Amiruddin M.D. 2003).
b. Mengambil tungau dengan jarum
Bila menemukan terowongan, jarum suntik yang runcing ditusukkan kedalam
terowongan yang utuh dan digerakkan secara tangensial ke ujung lainnya kemudian
dikeluarkan. Bila positif, tungau terlihat pada ujung jarum sebagai parasit yang sangat
kecil dan transparan. Cara ini mudah dilakukan tetapi memerlukan keahlian tinggi
(Amiruddin M.D. 2003).
c. Tes tinta pada terowongan (Burrow ink test)
Papul skabies dilapisi dengan tinta cina, dibiarkan selama 20-30 menit. Setelah tinta
dibersihkan dengan kapas alkohol, terowongan tersebut akan kelihatan lebih gelap
dibandingkan kulit di sekitarnya karena akumulasi tinta didalam terowongan. Tes
dinyatakan positif bila terbetuk gambaran kanalikuli yang khas berupa garis menyerupai
bentuk S (Amiruddin M.D. 2003).
d. Membuat biopsi irisan (epidermal shave biopsy)
Dilakukan dengan cara menjepit lesi dengan ibu jari dan telunjuk kemudian dibuat
irisan tipis, dan dilakukan irisan superfisial menggunakan pisau dan berhati-hati dalam
melakukannya agar tidak berdarah. Kerokan tersebut diletakkan di atas kaca objek dan
ditetesi dengan minyak mineral yang kemudian diperiksa dibawah mikroskop. Biopsi
irisan dengan pewarnaan Hematoksilin and Eosin (Amiruddin M.D. 2003).
e. Uji tetrasiklin
Pada lesi dioleskan salep tetrasiklin yang akan masuk ke dalam kanalikuli. Setelah
dibersihkan, dengan menggunakan sinar ultraviolet dari lampu Wood, tetrasiklin tersebut
akan memberikan efluoresensi kuning keemasan pada kanalikuli (Amiruddin M.D. 2003).
f. Dermoskopi
Dermoskopi awalnya dipakai oleh dermatolog sebagai alat yang berguna untuk
membedakan lesi-lesi berpigmen dan melanoma. Dermoskopi juga dapat menjadi alat
yang berguna dalam mendiagnosis scabies secara in vivo. Alat ini dapat mengidentifikasi
struktur bentuk triangular atau bentuk-V yang diidentifikasi sebagai bagian depan tubuh
tungau, termasuk kepala dan kaki. Banyak laporan kasus yang didapatkan mengenai
pengalaman dalam mendiagnosis scabies dengan menggunakan Dermoskopi. Dermoskopi
sangat berguna, terutama dalam kasus-kasus tertentu, termasuk kasus scabies pada pasien
dengan terapi steroid lama, pasien imunokompromais dan scabies nodular (Park JH, Kim
CW, Kim SS. 2012)

Gambar ....Scabies yang teridentifikasi dengan Dermoskopi


(Sumber : Park JH, Kim CW, Kim SS. 2012)
Daftar Pustaka

Park JH, Kim CW, Kim SS. 2012. Scabies: The Diagnosis Accuracy of Dermoscopy for Scabies. Ann
Dermatology.; 24: p. 194-99.

Amiruddin MD. 2003. Skabies. In. Amiruddin MD, editor. Ilmu Penyakit Kulit. Ed 1. Makassar:
Bagian ilmu penyakit kulit dan kelamin fakultas kedokteran universitas hasanuddin;. p. 5-10

Sukmawati Tansil Tan, Jessica Angelina, Krisnataligan. 2017. Scabies: Terapi Berdasarkan Siklus
Hidup. Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanegara, Jakarta,

Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia

Chosidow O. Scabies [Internet]. 2006. [cited 2015 Sep 15]. Available from:
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMcp052784

Habif TP, Hodgson S. Clinical dermatology. 4th ed. London: Mosby; 2004. p. 497-506.

Anda mungkin juga menyukai