Anda di halaman 1dari 2

CUTANEUS LARVA MIGRAIN

(CREEPING ERUPTION)
No. ICD-10 : B76.9
No. Dokumen : 440/ /SOP-UKP/UPTD-K07/
2018
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 2018
Halaman : 1/2

PUSKESMAS Erlince Hasugian, SKM


BONANDOLOK NIP. 19710418 199103
2003
1. Pengertian Cutaneus Larva Migrans (Creeping Eruption) merupakan kelainan kulit berupa
peradangan berbentuk linear atau berkelok-kelok, menimbul dan progresif, yang
disebabkan oleh invasi larva cacing tambang yang berasal dari anjing dan kucing.
Penularan melalui kontak langsung dengan larva.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan Cutaneus Larva Migrain(
creeping eruption)
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bonandolok Nomor Tahun 2018 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Bonandolok
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / Alat dan bahan :
Langkah-
a. Termometer
langkah
b. Tensimeter
c. Stetoscop

Langkah-langkah
A. Anamnesis (Subjective)

Keluhan
Pasien mengeluh gatal dan panas pada tempat infeksi. Pada awal infeksi, lesi berbentuk
papul yang kemudian diikuti dengan lesi berbentuk linear atau berkelok-kelok yang terus
menjalar memanjang. Keluhan dirasakan muncul sekitar empat hari setelah terpajan.
Faktor Risiko
Orang yang berjalan tanpa alas kaki, atau sering berkontak dengan tanah atau pasir.
B. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (Objective)

Pemeriksaan Fisik Patognomonis


Lesi awal berupa papul eritema yang menjalar dan tersusun linear atau berkelok-kelok
meyerupai benang dengan kecepatan 2 cm per hari.
Predileksi penyakit ini terutama pada daerah telapak kaki, bokong, genital dan tangan.
Pemeriksaan Penunjang : -
C. Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Diagnosis Banding
Dermatofitosis, Dermatitis, Dermatosis
Komplikasi
Dapat terjadi infeksi sekunder.
D. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)

Penatalaksanaan
1. Memodifikasi gaya hidup dengan menggunakan alas kaki dan sarung tangan pada saat
melakukan aktifitas yang berkontak dengan tanah, seperti berkebun dan lain-lain.
2. Terapi farmakologi dengan Albendazol 400 mg sekali sehari, selama 3 hari.
3. Bila terjadi infeksi sekunder, dapat diterapi sesuai dengan tatalaksana pioderma.

Konseling dan Edukasi


Edukasi pasien dan keluarga untuk pencegahan penyakit dengan menjaga kebersihan diri.
Kriteria rujukan
Pasien dirujuk apabila dalam waktu 8 minggu tidak membaik dengan terapi.
Prognosis
Prognosis umumnya bonam. Penyakit ini bersifat self-limited, karena sebagian besar larva
mati dan lesi membaik dalam 2-8 minggu, jarang hingga 2 tahun.
6. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
7. Unit terkait Ruang Pemeriksaan Umum

8.Dokumen Rekam medis


Terkait
Buku pengendali pasien

Anda mungkin juga menyukai