Anda di halaman 1dari 34

BUPATI PELALAWAN

PROVINSI RIAU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN
NOMOR 6 TAHUN 2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN
NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PELALAWAN,

Menimbang : a. bahwa untuk menyesuaikan dinamika perkembangan


peraturan perundang-undangan dan kebutuhan dalam
penyelenggaraaan Pemerintahan Desa maka Peraturan
Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 1 Tahun 2015
tentang Pemilihan Kepala Desa perlu diubah;
b. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2017 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Daerah tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten
Pelalawan Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Kepala
Desa;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang


Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten Rokan
Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten
Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan
Singingi dan Kota Batam (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3902) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun
2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3968);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5578);- perubahan
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa

[1]
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 Tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 112) sebagaimana
telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
112 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1221);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman
Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 159)
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016
tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 1 Tahun
2015 tentang Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Pelalawan Tahun 2015 Nomor 1).

[2]
Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH


KABUPATEN PELALAWAN
dan
BUPATI PELALAWAN
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN
PELALAWAN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG
PEMILIHAN KEPALA DESA.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun
2015 Nomor 1) diubah sebagai berikut ;

1. Ketentuan Pasal 1 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :


(1) Daerah adalah Kabupaten Pelalawan;
(2) Pemerintah Daerah adalah Bupati Pelalawan dan Perangkat Daerah
Kabupaten Pelalawan sebagai unsur penyelenggara Pemerintah
Daerah;
(3) Bupati adalah Bupati Pelalawan;
(4) Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri
Sipil di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pelalawan;
(5) Desa adalah desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya
disebut Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
(6) Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama
lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
(7) Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD atau
yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan
secara demokratis.
(8) Musyawarah Desa adalah musyawarah yang diselenggarakan oleh
BPD khusus untuk pemilihan Kepala Desa antar waktu.
(9) Pemilihan kepala desa adalah pelaksanaan kedaulatan rakyat di desa
dalam rangka memilih kepala desa yang bersifat langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil.

[3]
(10) Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah
tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah;
(11) Panitia pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panitia
Pemilihan adalah Panitia yang dibentuk oleh BPD untuk
menyelenggarakan proses Pemilihan Kepala Desa;
(12) Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat TPS adalah tempat
dilaksanakannya pemungutan suara.
(13) Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara selanjutnya disingkat
KPPS adalah Kelompok yang melaksanakan tugas pemungutan dan
penghitungan suara di TPS yang dibentuk oleh panitia pemilihan
kepala desa;
(14) Bakal calon kepala desa adalah warga masyarakat yang mendaftarkan
diri sebagai calon kepala desa kepada panitia pemilihan;
(15) Calon Kepala Desa adalah bakal calon Kepala Desa yang telah
ditetapkan oleh panitia pemilihan sebagai calon yang berhak dipilih
menjadi Kepala Desa;
(16) Calon Kepala Desa Terpilih adalah calon Kepala Desa yang
memperoleh suara terbanyak dalam pelaksanaan pemilihan Kepala
Desa.
(17) Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas, hak dan
wewenang serta kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu;
(18) Pemilih adalah penduduk desa yang bersangkutan dan telah
memenuhi persyaratan untuk menggunakan hak pilih dalam
pemilihan Kepala Desa;
(19) Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disingkat DPS adalah
daftar pemilih yang disusun berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap
Pemilihan Umum terakhir yang telah diperbaharui dan dicek kembali
atas kebenarannya serta ditambah dengan pemilih baru;
(20) Daftar Pemilih Tambahan yang selanjutnya disingkat DPTb adalah
daftar pemilih yang disusun berdasarkan usulan dari pemilih karena
yang bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara;
(21) Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disingkat DPT adalah daftar
pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai dasar
penentuan identitas pemilih dan jumlah pemilih dalam pemilihan
Kepala Desa;
(22) Kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Calon Kepala
Desa untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan
dukungan.
(23) Teknologi Informasi adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan dan
menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis,
dan/ atau menyebarkan informasi
(24) Electronic Votting yang selanjutnya disebut dengan e-Votting adalah
adalah Pemanfaatan perangkat elektronik guna mengolah informasi
digital untuk membuat surat suara, memberikan suara,menghitung
perolehan suara, menayangkan perolehan suara, memelihara dan
menghasilkan jejak audit pada pelaksanaan pemungutan suara.

[4]
2. Ketentuan Pasal 12 Ayat (4) huruf e diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut :

Pasal 12
(1) Pemilh yang mengggunakan hak pilih, harus terdaftar dalam daftar
pemilih tetap.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat :
a. Penduduk desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kades
sudah berumur 17 (tujuh belas) Tahun atau sudah/pernah menikah
ditetapkan sebagai pemilih;
b. Penduduk desa adalah yang telah memiliki KTP setempat;
c. Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ ingatannya;
d. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan
e. Bagi penduduk yang belum memiliki KTP dapat didaftar sebagi
pemilih apabila telah berdomisili didesa sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan secara berturut-turut sebelum di sahkannya daftar
pemilih tetap yang dibuktikan dengan surat keterangan telah
berdomisili oleh kepala desa berdasarkan rekomendasi RT/RW,
dengan syarat :
- Penduduk Desa setempat yang belum mempunyai KTP; dan
- Penduduk Pendatang yang telah mengurus surat pindah dari
daerah asalnya ke desa berangkutan.
(3) Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dapat
menggunakan hak memilih.

3. Ketentuan Pasal 24 huruf g dihapus, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 24

Calon Kepala Desa wajib memenuhi persyaratan:

a. Warga negara Republik Indonesia


b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika;
d. berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau
sederajat;
e. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat
mendaftar;
f. bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa;
g. Dihapus
h. Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena

[5]
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah
selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
k. berbadan sehat dan bebas narkoba;dan
l. tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa
jabatan.
4. Diantara ayat (2) dan ayat (3) Pasal 40 disisipkan 4 (empat) ayat yakni
ayat (2a), ayat (2b), ayat (2c) dan ayat (2d) sehingga Pasal 40 berbunyi
sebagai berikut:

Pasal 40

(1) Jumlah pemilih di TPS ditentukan panitia pemilihan.


(2) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan lokasinya di
tempat yang mudah dijangkau, termasuk oleh penyandang cacat,
serta menjamin setiap pemilih dapat memberikan suaranya secara
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
(2a) TPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dibentuk dengan
memperhatikan :

a. Tidak memisahkan TPS bagi pemilih yang berada pada satu


wilayah tempat tinggal minimal wilayah Rukun Tetangga (RT)

b. Memperhatikan kondisi geografis wilayah desa


(2b) Dalam hal panitia membentuk lebih dari 1 (satu) TPS, dalam
pelaksanaan pemungutan suara, di TPS hanya menggunakan 1 (satu)
kotak suara pada setiap TPS nya.
(2c) Dalam hal panitia membentuk hanya 1 (satu) TPS dalam pelaksanaan
pemungutan suara, di TPS wajib menggunakan 2 (dua) atau lebih
kotak suara berdasarkan jumlah wilayah Dusun tempat tinggal
pemilih.
(2d) Dalam hal wilayah dusun tempat tinggal pamilih pada desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (2c) hanya ada 1 (satu) dusun maka
kotak suara yang digunakan berdasarkan wilayah Rukun Warga (RW)
tempat tinggal pemilih.
(3) Jumlah, lokasi, bentuk, dan tata letak TPS ditetapkan oleh panitia
pemilihan.

5. Ketentuan Pasal 47 ayat (3) dan ayat (4) diubah dan ditambah ayat (5),
sehingga berbunyi sebagai barikut :

Pasal 47

(1) Panitia pemilihan kepala desa melaksanakan rapat penetapan calon


kepala desa terpilih berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan
suara dari TPS selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah pemungutan
suara.

[6]
(2) Calon yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah suara sah
ditetapkan sebagai calon terpilih.
(3) Dalam hal calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak lebih
dari 1 (satu) orang, calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah
perolehan suara sah yang lebih luas.
(4) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak
yang sama lebih dari 1 (satu) orang sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) pada desa dengan TPS lebih dari 1 (satu), calon terpilih ditetapkan
berdasarkan suara terbanyak pada TPS dengan jumlah suara sah
terbanyak.
(5) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak
yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS hanya 1
(satu), calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada
kotak suara wilayah tempat tinggal pemilih yang memiliki jumlah
suara sah terbanyak
6. Di antara BAB III dan BAB IV disisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB IIIA dan
disisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal 49A, sehingga berbunyi sebagai
berikut:

BAB IIIA

PEMILIHAN KEPALA DESA SECARA ELEKTRONIK


(E-VOTTING)

Pasal 49A

(1) Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa dapat dilaksanakan dengan


memanfaatkan teknologi informasi Pemilihan Kepala Desa secara
elektronik (Electronic Votting/ e-votting).
(2) Pengaturan lebih lanjut terkait petunjuk teknis Pemilihan Kepala Desa
secara e-votting diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati.

7. Ketentuan Pasal 54 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 54

(1) Anggota BPD yang akan mencalonkan diri sebagai kepala desa, wajib
mengudurkan diri sebagai Anggota BPD setelah penetapan calon
kepala desa yang berhak dipilih oleh panitia
(2) Bagi Pimpinan BPD yang akan mencalonkan diri sebagai kepala desa,
wajib mengundurkan diri dari jabatannya pada saat mendaftar
sebagai bakal calon kepala desa.

8. Ketentuan Pasal 56 diubah, sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 56

(1) Dalam hal kepala desa berhenti dan sisa masa jabatan kepala desa
lebih dari 1 (satu) tahun, dipilih kepala desa antar waktu melalui
musyawarah desa sesuai mekanisme dan ketentuan yang berlaku.
(2) Sebelum pemilihan kepala desa antar waktu dilaksanakan bupati

[7]
menunjuk pegawai negeri sipil sebagai penjabat kepala desa.
(3) musyawarah pemilihan kepala desa antar waktu dilaksanakan paling
lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak kepala desa
diberhentikan.
(4) Pemilihan kepala desa antar waktu dilaksanakan hanya bagi desa
yang telah mengikuti pemilihan kepala secara serentak

9. Di antara Pasal 56 dan Pasal 57 disisipkan 29 (dua puluh sembilan) pasal


yakni Pasal 56A, Pasal 56B, Pasal 56C, Pasal 56D, Pasal 56E, Pasal 56F,
Pasal 56G, Pasal 56H, Pasal 56I, Pasal 56J, Pasal 56K, Pasal 56L, Pasal
56M, Pasal 56N, Pasal 56O, Pasal 56P, Pasal 56Q, Pasal 56R, Pasal 56S,
Pasal 56T, Pasal 56U, Pasal 56V, Pasal 56W, Pasal 56X, Pasal 56Y, Pasal
56Z, Pasal 56AA, Pasal 56AB, Pasal 56AC dan Pasal 56AD, sehingga
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 56A

Pemilihan Kepala Desa antar waktu dilaksanakan melalui tahapan :

a. Persiapan;
b. Pelaksanaan; dan
c. Pelaporan

Bagian Kesatu

Persiapan

Paragraf 1

Penetapan Peserta Musyawarah Desa


Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu

Pasal 56B

(1) BPD menetapkan jumlah peserta musyawarah desa pemilihan kepala


desa antar waktu melalui keputusan BPD.
(2) Jumlah peserta musyawarah desa sebagaimana dimaksud ayat (1)
disepakati bersama BPD dan Pemerintah Desa dengan
memperhatikan jumlah penduduk yang mempunyai hak pilih di desa.
(3) Peserta musyawarah desa sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri dari :
a. Anggota BPD
b. Panitia Pemilihan Kepala Desa antar waktu; dan
c. Unsur Masyarakat
(4) Unsur musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (3) huruf c berasal
antara lain dari :
a. tokoh adat;
b. tokoh agama;
c. tokoh masyarakat;
d. tokoh pendidikan;
e. perwakilan kelompok tani;
f. perwakilan kelompok nelayan;
g. perwakilan kelompok perajin;

[8]
h. perwakilan kelompok perempuan;
i. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
j. perwakilan kelompok masyarakat miskin; atau
k. unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat
(5) Unsur Tokoh/ Perwakilan Masyarakat sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf a sampai dengan huruf j,
disesuaikan dengan karekteristik masyarakat desa setempat.
(6) Komposisi jumlah peserta musyawarah desa sebagaimana dimaksud
ayat (4) huruf a sampai dengan huruf j adalah sebagai berikut :
a. desa dengan jumlah penduduk ≤ 4000 jiwa masing-masing unsur
diwakili paling banyak 3 orang.
b. desa dengan jumlah penduduk ≥ 4000 jiwa masing-masing unsur
diwakili paling banyak 5 orang.
(7) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf k,
diwakili paling banyak 5 (lima) orang dari setiap dusun.
(8) Perwakilan unsur sebagaimana dimaksud ayat (5) ditentukan
berdasarkan musyawarah kelompok unsur yang bersangkutan.

Paragraf 2

Pembentukan Panitia

Pasal 56C

(1) BPD membentuk panitia Pemilihan Kepala Desa antar waktu


(2) Pembentukan Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan
BPD paling lama dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung
sejak kepala desa diberhentikan.
(3) Pembentukan panitia pemilihan kepala desa antar waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan
pimpinan BPD
(4) Panitia pemilihan kepala desa antar waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) berjumlah ganjil yang terdiri atas perangkat desa dan
unsur masyarakat
(5) Susunan Panitia pemilihan kepala desa antar waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) adalah terdiri atas :
a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota
b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota
c. Paling sedikit 1 (satu) orang dan paling banyak 3 (tiga) orang
anggota
(6) Panitia pemilihan kepala desa antar waktu sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) bertanggung jawab kepada Pimpinan BPD
(7) Panitia pemilihan antar waktu dapat bersifat sukarela

Pasal 56D

Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud Pasal 56C ayat (1) mempunyai


tugas :

a. Melaksanakan penjaringan dan penyaringan bakal calon;

[9]
b. Merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada penjabat
kepala desa
c. Menetapkan calon kepala desa antar waktu
d. Pelaksana teknis Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar
waktu

Paragraf 3

Pengajuan Biaya Pemilihan

Pasal 56E

(1) Panitia Pemilihan Kepala Desa antar waktu mengajukan Proposal


biaya pemilihan dengan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa kepada penjabat Kepala Desa paling lama dalam jangka waktu
30 (tiga puluh) hari terhitung sejak panitia terbentuk.
(2) Penjabat Kepala Desa memberi persetujuan biaya pemilihan paling
lama dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
diajukan oleh panitia pemilihan.

Pasal 56F

Anggaran Pemilihan Kepala antar waktu merupakan bagian Anggaran


Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang dialokasikan pada
APDesa/ APBDesa Perubahan

Paragraf 4

Penjaringan Calon

Pasal 56G

(1) Panitia melakukan penjaringan bakal calon Kepala Desa antar waktu
dilakukan dengan membuat pengumuman tertulis ditempat-tepat
yang mudah dilihat masyarakat dalam wilayah desa yang
melaksanakan Pemilihan Kepala Desa antar waktu.
(2) Pengumuman memuat; persyaratan calon, batas waktu pendaftaran
dan tempat pendaftaran
(3) Pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala desa dilakukan
panitia pemilihan dalam jangka waktu 15 hari.
(4) Selain Pengumuman tertulis sebagaimana dimaksud ayat (1) Panitia
dapat juga membuat pengumuman melalui media massa baik cetak
maupun elektronik.

Pasal 56H

Ketentuan mengenai Persyaratan Calon Kepala Desa sebagaimana


dimaksud pasal 24 berlaku mutatis mutandis terhadap Calon Kepala Desa
antar waktu

[10]
Pasal 56I

(1) Dalam hal sampai dengan waktu pendaftaran yang ditetapkan panitia
sebagaimana dimaksud Pasal 56G ayat (3), jumlah pendaftar bakal
calon kepala desa kurang dari 2 (dua) orang yang melengkapi
persyaratan administrasi maka panitia memperpanjang waktu
pendaftaran selama 7 (tujuh) hari.
(2) Dalam hal calon yang mendaftar tetap kurang dari 2 (orang) setelah
perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPD
menunda pelaksanaan pemilihan Kepala Desa antar waktu sampai
dengan waktu yang ditetapkan oleh BPD.

Paragraf 5

Penyaringan Bakal Calon

Pasal 56J

(1) Panitia melakukan penyaringan bakal calon melalui :


a. Penelitian terhadap kelengkapan administrasi persyaratan calon;
b. Penelitian terhadap keabsahan administrasi persyaratan calon;
c. Klarifikasi pada instansi yang berwenang menerbitkan surat
keterangan;
d. Mengumumkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada
huruf a kepada masyarakat untuk mendapatkan masukan dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari;
e. Menindaklanjuti masukan masyarakat sebagaimana dimaksud
pada huruf d;
(2) Penelitian kelengkapan administrasi bakal calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) oleh panitia pemilihan dilaksanakan dalam
jangka waktu 7 (tujuh) hari.
(3) Berdasarkan hasil penyaringan bakal calon, Panitia menetapkan
paling sedikit 2 (dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) calon
yang berhak dipilih untuk selanjutnya disahkan oleh Badan
Permusyawaratan Desa melalui forum Musyawarah Desa.
(4) Dalam hal hasil penyaringan sebagaimana dimaksud ayat (2) yang
memenuhi persyaratan lebih dari 3 orang, panitia melakukan seleksi
tambahan..
(5) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud ayat (4) terdiri atas:
a. Memiliki pengalaman mengenai pemerintahan desa;
b. Tingkat pendidikan; dan/ atau
c. Persyaratan lain yang ditetapkan oleh Bupati

(6) Tata cara seleksi tambahan bakal calon kepala desa antar waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sama dengan seleksi tambahan
yang dilakukan pada seleksi tambahan bakal calon pemilihan kepala
desa serentak
(7) Dalam hal hasil penyaringan sebagaimana dimaksud ayat (2) yang
memenuhi persyaratan kurang dari 2 orang, panitia membuka
kembali pendaftaran bakal calon Kepala Desa antar waktu selama 7
(tujuh) hari.
(8) Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2
(dua) orang pada saat pendaftaran dibuka kembali sebagaimana

[11]
dimaksud ayat (7), BPD menunda pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
antar waktu sampai dengan waktu yang ditetapkan BPD.

Bagian Kedua

Pelaksanaan

Paragraf 1

Umum

Pasal 56K

(1) Penyelenggaraan Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar


waktu dipimpin oleh Ketua BPD yang teknis pelaksanaan
pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan dan difasilitasi oleh
pemerintah desa.
(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaksanakan
paling lama 2 (dua) minggu setelah Dokumen Penetapan Calon Kepala
Desa antar waktu yang berhak dipilih diserahkan oleh Panitia.
(3) Tahapan Pelaksanaan Musyawarah, meliputi:
a. Pembentukan Panitia Penyelenggara Musyawarah;
b. Penyiapan Jadwal Kegiatan, Tempat dan Sarana/ Prasarana;
c. Pengundangan Peserta, Undangan dan Pendamping;
d. Musyawarah Desa Pengesahan Calon Kepala Desa antar waktu
yang berhak dipilih; dan
e. Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar waktu

Paragraf 2

Pembentukan Panitia Penyelenggaraan Musyawarah Desa

Pasal 56L

(1) Penyelenggaraan Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar


waktu dipimpin oleh Ketua BPD yang teknis pelaksanaan
pemilihannya dilakukan oleh panitia pemilihan dan difasilitasi oleh
pemerintah desa.
(2) Susunan Panitia Penyelenggara Musyawarah Desa adalah sebagai
berikut:
a. Pimpinan Musyawarah
b. Sekretaris Musyawarah
c. Pemandu Acara Musyawarah
d. Anggota Penyelenggara
(3) Sekretaris Musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf b,
ditunjuk dari Wakil Ketua BPD atau salah seorang Anggota BPD
(4) Pemandu Acara Musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c,
ditunjuk dari Sekretaris atau anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa
Antar Waktu.
(5) Anggota Penyelenggara sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf d,
adalah Anggota BPD dan Anggota Panitia Pemilihan Kepala Desa
Antar Waktu.

[12]
Paragraf 3

Penyiapan Jadwal Kegiatan, Tempat dan Sarana/ Prasarana

Pasal 56M

(1) Panitia Penyelenggara Musyawarah Desa bersama pemerintah desa


menetapkan rencana jadwal kegiatan, tempat pelaksanaan, serta
kebutuhan sarana/ prasarana pendukung pada pelaksanaan
musyawarah desa pemilihan kepala desa antar waktu.
(2) Penetapan rencana kegiatan sebagaimana dimaksud ayat (1)
mempertimbangkan:
a. Tingkat kehadiran peserta Musyawarah Desa;
b. Jumlah Peserta Musyawarah Desa; dan
c. Sarana dan prasarana penunjang kelancaran pelaksanaan
musyawarah desa.
(3) Jadwal Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud ayat (1) disusun
berdasarkan ketentuan sebagai berikut :
a. Dapat diselenggarakan pada hari kerja maupun diluar hari kerja;
b. Dapat diselenggarakan pada siang hari maupun malam hari; dan
c. Tidak diselenggarakan pada hari raya keagamaan dan hari
kemerdekaan.
(4) Penentuan rencana jadwal kegiatan musyawarah desa sebagaimana
dimaksud ayat (1) disesuaikan dengan kondisi objektif desa dan sosial
budaya masyarakat
(5) Tempat Pelaksanaan Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud ayat
(1) dapat berupa gedung balai desa, gedung pertemuan milik desa,
lapangan desa, rumah warga desa dan/ atau gedung sekolah yang ada
didesa atau tempat lainnya yang layak.
(6) Tempat penyelenggaraan musyawarah desa harus berada diwilayah
desa
(7) Tempat penyelenggaraan kegiatan musyawarah desa sebagaimana
dimaksud ayat (5) disesuaikan dengan kondisi objektif desa dan sosial
budaya masyarakat
(8) Sarana pendukung musyawarah desa sebagaimana dimaksud ayat (1)
berupa kendaraan transportasi peserta, konsumsi dan alat konsumsi,
meja/ kursi, tenda, pengeras suara, papan tulis, alat tulis kantor
(ATK), proyektor/ infocus.
(9) Sarana dan prasarana pendukung sebagaimana dimaksud ayat (8)
disediakan melalui swadaya gotong royong dengan mengutamakan
pendayagunaan sarana/ prasarana yang sudah ada didesa sesuai
dengan kondisi objektif desa dan sosial budaya masyarakat.
(10) Dalam hal pendayagunaan sarana/ prasarana melalui swadaya gotong
royong sebagaimana dimaksud ayat (9) tidak dapat dilakukan, BPD
meminta pemerintah desa untuk menyediakan pembiayaan.
(11) Jadwal pelaksanaan Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud ayat
(1) dilaksanakan paling lama 2 (dua) minggu setelah Dokumen
Penetapan Calon Kepala Desa antar waktu yang berhak dipilih
diserahkan oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa antar waktu.

[13]
Paragraf 4

Pengundangan Peserta, Undangan, dan Pendamping

Pasal 56N

(1) Ketua BPD mengundang peserta musyawarah secara resmi melalui


surat undangan tertulis dengan tanda bukti pengiriman undangan
kepada seluruh peserta musyawarah yang telah ditetapkan.
(2) Selain peserta musyawarah desa Ketua BPD dapat juga mengundang :
a. Undangan; dan/ atau
b. Pendamping
(3) Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a adalah
Masyarakat yang bukan warga desa, yang hadir dalam musyawarah
desa atas undangan Ketua BPD.
(4) Undangan dapat berbicara dalam musyawarah desa atas persetujuan
pimpinan musyawarah, tetapi tidak mempunyai hak suara dalam
pengambilan keputusan musyawarah desa.
(5) Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah
yang berasal dari organisasi perangkat daerah kabupaten, camat,
tenaga pendamping profesional, dan/ atau pihak ketiga yang hadir
dalam musyawarah desa.
(6) Undangan musyawarah desa disampaikan kepada peserta
musyawarah paling lambat 3 (tiga) hari sebelum hari penyelenggaraan
musyawarah desa pemilihan kepala desa antar waktu.
Paragraf 5

Musyawarah Desa
Pengesahan Calon Kepala Desa Antar Waktu Yang Berhak di Pilih
dan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu

Pasal 56O

Agenda Musyawarah Pemilihan kepala desa antar waktu terdiri dari :


a. Musyawarah Desa Pengesahan Calon Kepala Desa antar waktu yang
berhak dipilih; dan
b. Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar waktu

Pasal 56P

Musyawarah desa pengesahan calon kepala desa antar waktu yang berhak
dipilih sebagaimana dimaksud pasal 56O huruf a, meliputi kegiatan:
a. Pendaftaran Peserta Musyawarah
b. Penjelasan Susunan Acara dan Pembukaan Musyawarah Pengesahan
Calon Kepala Desa antar waktu yang berhak dipilih.
c. Pemaparan profil bakal calon kepala desa antar waktu
d. Tanggapan Peserta musyawarah
e. Pengambilan Keputusan Pengesahan Calon Kepala Desa antar waktu
yang berhak dipilih.
f. Risalah, catatan dan laporan singkat
g. Penetapan dan Pengesahan calon Kepala Desa Antar Waktu yang
[14]
berhak dipilih.
h. Penutupan Musyawarah

Pasal 56Q

(1) Pendaftaran peserta musyawarah sebagaimana dimaksud pasal 56P


huruf a dilaksanakan dengan menggunakan daftar hadir peserta
musyawarah yang telah disediakan panitia dan harus ditandatangani
oleh seluruh peserta musyawarah yang hadir.
(2) Peserta musyawarah yang telah menandatangani daftar hadir
sebagaimana dimaksud ayat (2) tidak dibenarkan meninggalkan
tempat musyawarah tanpa berdasarkan izin pimpinan musyarwarah.
(3) Dalam hal peserta musyawarah yang hadir dan telah menandatangani
daftar hadir kurang 2/3 dari jumlah undangan yang ditetapkan pada
waktu pembukaan musyawarah yang dijadwalkan, maka pimpinan
musyawarah menunda acara musyawarah dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) jam dan diumumkan kepada peserta yang hadir.
(4) Dalam hal waktu penundaan acara musyawarah sebagaimana
dimaksud ayat (3) telah berakhir dan peserta musyawarah yang hadir
belum memenuhi ketentuan, pimpinan musyawarah meminta
pertimbangan penjabat kepala desa atau pejabat yang mewakili, tokoh
masyarakat, dan unsur pendamping yang hadir.
(5) Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud ayat (4) pimpinan
musyawarah menentukan waktu untuk mengadakan masyawarah
berikutnya selambat-lambatnya 3 (tiga) hari setelah musyawarah
pertama.
(6) Dalam hal setelah dilakukan penundaan sebagaimana dimaksud ayat
(5) penyelenggaraan musyawarah kedua tetap dihadiri peserta yang
tidak mencapai ketentuan, pimpinan musyawarah desa tetap
melanjutkan kegiatan musyawarah desa dengan dihadiri oleh peserta
yang ada.

Pasal 56R

(1) Musyawarah desa pengesahan calon kepala desa antar waktu yang
berhak dipilih diawali dengan penjelasan susunan acara musyawarah
oleh pemandu acara musyawarah desa
(2) Pimpinan Musyawarah membuka acara musyawarah desa setelah
dipersilahkan oleh pemandu acara memberikan sambutan sekaligus
penjelasan tentang materi musyawarah.

Pasal 56S

(1) Ketua Panitia Pemilihan Kepala Desa antar waktu memyampaikan


pemaparan profil bakal calon kepala desa yang akan disahkan sebagai
calon kepala desa yang berhak dipilih setelah pembukaan
musyawarah dilakukan oleh pimpinan musyawarah.
(2) Penyampaian pemaparan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan
secara lisan atau visual kepada peserta musyawarah setelah pimpinan
musyawarah membuka Rapat secara resmi.

Pasal 56T

(1) Peserta musyawarah diberikan kesempatan oleh pimpinan


[15]
musyawarah untuk menanggapi pemaparan yang disampaikan oleh
ketua panitia pemilihan kepala desa antar waktu sebagaimana
dimaksud pasal 56S ayat (1).
(2) Dalam hal penyampaian tanggapan pemaparan sebagaimana
dimaksud ayat (1) pimpinan rapat menentukan jumlah dan batas
waktu penyampaian tanggapan
(3) Pimpinan musyawarah memperingatkan dan meminta peserta rapat
yang menanggapi untuk mengakhiri tanggapannya apabila melampaui
batas waktu yang ditentukan.
(4) Peserta musyawarah tidak boleh diganggu atau di interupsi selama
berbicara menyampaikan tanggapannya.
(5) Pimpinan Musyawarah dapat memperingatikan peserta musyawarah
apabila :
a. Pembicaraan melenceng dari pokok permasalahan
b. Pembicara yang menggunakan kata-kata yang tidak layak
c. Melakukan perbuatan mengganggu ketertiban acara musyawarah
d. Pembicara menganjurkan untuk melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan hukum

(6) Dalam hal pembicara tidak memenuhi peringatan sebagaimana


dimaksud ayat (5), pimpinan musyawarah melarang pembicara
meneruskan pembicaraan dan perbuatannya.
(7) Dalam hal larangan sebagaimana dimaksud ayat (6) masih juga tidak
diindahkan oleh pembicara, pimpinan musyawarah meminta kepada
yang bersangkutan meninggalkan musyawarah.
(8) Dalam hal pembicara tidak mengindahkan permintaan sebagaimana
dimaksud ayat (7), pembicara tersebut dikeluarkan secara paksa dari
ruangan musyawarah atas permintaan pimpinan musyawarah desa.
(9) Pimpinan musyawarah dapat menyampaikan tanggapan terhadap
pemaparan yang disampaikan oleh panitia pemilihan kepala desa
antar waktu.
(10) Dalam hal pimpinan musyawarah menyampaikan tanggapan, untuk
semetara pimpinan musyawarah diserahkan kepada wakil ketua atau
anggota BPD.
(11) Penyampaian tanggapan oleh pimpinan musyawarah sebagaimana
dimaksud ayat (10) dilakukan dari tempat duduk peserta
musyawarah.

Pasal 56U

(1) Pengambilan keputusan dalam musyawarah desa pengesahan calon


kepala desa yang berhak dipilih pada dasarnya dilakukan dengan cara
musyawarah mufakat.
(2) Dalam hal cara pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud ayat
(1) tidak terpenuhi, keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak.
(3) Pengambilan keputusan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan
setelah peserta yang hadir diberi kesempatan untuk mengemukakan
pendapat serta saran, yang kemudian dipandang cukup untuk
diterima oleh musyawarah desa sebagai sumbangan pendapat dan
pemikiran bagi perumusan kesepakatan terkait hal yang sedang

[16]
dimusyawarahkan.
(4) Untuk dapat mengambil keputusan sebagaimana dimaksud ayat (3),
pimpinan musyawarah berhak menyiapkan rancangan keputusan
yang selanjutnya dimintakan persetujuan dari seluruh peserta
musyawarah.
(5) Dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
sebagaimana dimaksud ayat (2), pengambilan keputusan suara
terbanyak dilakukan dengan mekanisme yang disepakati oleh peserta
musyawarah.
(6) Keputusan musyawarah berdasarkan suara terbanyak sebagaimana
dimaksud ayat (5) adalah sah apabila disetujui oleh separuh ditambah
1 (satu) orang dari jumlah peserta yang hadir.
(7) Keputusan musyawarah desa, baik berdasarkan musyawarah mufakat
maupun berdasarkan suara terbanyak bersifat mengikat bagi semua
pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan

Pasal 56V

(1) Berdasarkan keputusan musyawarah sebagaimana dimaksud pasal


56S, sekretaris musyawarah menyusun risalah, catatan, dan laporan
singkat musyawarah pengesahan calon yang berhak dipilih.
(2) Risalah adalah catatan seluruh jalannya pembicaraan yang dilakukan
dalam pembahasan serta dilengkapi dengan catatan tentang:
a. Hal-hal strategis yang dibahas;
b. Hari dan tanggal musyawarah;
c. Tempat musyawarah;
d. Acara musyawarah;
e. Waktu pembukaan dan penutupan musyawarah desa;
f. Pimpinan dan sekretaris musyawarah desa;
g. Jumlah dan nama peserta musyawarah desa yang
menandatangani daftar hadir; dan
h. Undangan yang hadir.
(3) Risalah sebagaimana dimaksud ayat (2) diberikan kepada peserta dan
pihak yang bersangkutan setelah acara musyawarah desa pengesahan
calon yang berhak dipilih selesai.
(4) Risalah musyawarah terbuka dan dipublikasikan melalui media
komunikasi yang ada didesa agar diketahui oleh seluruh masyarakat
desa.
(5) Sekretaris musyawarah desa dibantu Tim Perumus menyusun catatan
(notulensi) dan laporan singkat yang ditandatangani pimpinan atau
sekretaris atas nama pimpinan musyawarah desa.
(6) Catatan (notulensi) sebagaimana dimaksud ayat (5) adalah catatan
yang memuat pokok pembicaraan, kesimpulan, dan atau keputusan
yang dihasilkan dalam musyawarah desa serta dilengkapi dengan
risalah musyawarah sebagaiamana dimaksud ayat (2)
(7) Laporan singkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat
kesimpulan dan/ atau keputusan musyawarah.
(8) Tim perumus sebagaimana dimaksud ayat (5) berasal dari peserta
musyawarah desa yang dipilih dan disepakati dalam musyawarah
desa.

[17]
Pasal 56W

(1) Hasil keputusan musyawarah desa pengesahan calon kepala desa


antar waktu yang berhak dipilih dituangkan dalam Berita Acara yang
ditandatangani oleh Ketua BPD, Penjabat Kepala Desa, Ketua Panitia
Pemilihan Kepala Desa antar waktu dan salah seorang perwakilan
peserta musyawarah.
(2) Berita acara dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan lampiran
catatan tetap dan laporan singkat sebagaimana dimaksud pada pasal
56V
(3) Berita Acara sebagaimana dimaksud ayat (1), menyertakan keputusan
rencana pelaksanaan Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar
waktu.

Pasal 56X

(1) Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar waktu sebagaimana


dimaksud pasal 56O huruf b, dilaksanakan berdasarkan hasil
keputusan musyawarah desa pengesahan calon kepala desa yang
berhak dipilih.
(2) Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar waktu dapat
dilaksanakan pada hari yang sama setelah pelaksanaan musyawarah
desa pengesahan calon yang berhak dipilih dan/ atau paling lama 3
(hari) setelah Musyawarah desa pengesahan calon yang berhak dipilih.
Pasal 56Y

Musyawarah desa pemilihan kepala desa antar waktu sebagimana


dimaksud pasal 56W meliputi kegiatan:
a. Pendaftaran Peserta Musyawarah
b. Penjelasan Susunan Acara dan Pembukaan Musyawarah Pemilihan
Kepala Desa antar waktu.
c. Penyampaian Visi dan Misi masing-masing Calon Kepala Desa
d. Tanggapan Peserta musyawarah
e. Pengambilan Keputusan Calon Kepala Desa terpilih
f. Risalah, catatan dan laporan singkat
g. Penetapan dan Pengesahan Kepala Desa Antar Waktu terpilih
h. Penutupan Musyawarah

Pasal 56Z

Pelaksanaan pendaftaran peserta musyawarah, penjelasan susunan acara,


dan pembukaan musyawarah pada pelaksanaan musyawarah desa
pengesahan calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud pada pasal
56Q dan Pasal 56 R berlaku mutatis mutandis terhadap pelaksanaan
Musyawarah desa pemilihan kepala desa antar waktu.

Pasal 56AA

(1) Masing-masing Calon Kepala Desa yang berhak dipilih diberi


kesempatan untuk menyampaikan Visi dan Misi pada saat
pelaksanaan Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar waktu
oleh pimpinan musyawarah.

[18]
(2) Rentang waktu penyampaian visi dan misi sebagaimana dimaksid ayat
(1) ditetapkan oleh pimpinan musyawarah.
(3) Selama penyampaian visi dan misi, calon kepala desa yang berhak
dipilih dilarang :
a. Menjelek-jelekan calon kepala desa lainnya
b. Melakukan tindakan dan/ atau menggunakan kata-kata yang
tidak layak
c. Mengganggu ketertiban pelaksanaan musyawarah
d. Mengajak atau menjanjikan sesuatu yang bertentangan dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Dalam hal calon kepala desa yang berhak dipilih melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3)
pimpinan rapat berkewajiban menegur dan/ atau meminta kepada
calon kepala desa yang bersangkutan untuk menghentikan
perbuatannya.
(5) Dalam hal calon kepala desa setelah mendapatkan teguran
sebagaimana dimaksud ayat (4) tetap tidak diindahkan, pimpinan
musyawarah menghentikan calon kepala des a dalam penyampaian
visi dan misinya.
(6) Dalam hal calon kepala desa setelah mendapatkan teguran
sebagaimana dimaksud ayat (5) tetap tidak diindahkan, maka calon
kepala desa yang bersangkutan dikeluarkan dari ruang musyawarah
atas perintah pimpinan musyawarah.
(7) Dalam hal calon kepala desa dikeluarkan dari ruangan musyawarah
sebagaimana dimaksu pada ayat (6), tidak menggugurkan yang
bersangkutan sebagai calon kepala desa yang berhak dipilih

Pasal 56AB

Pengambilan Keputusan Pengesahan Calon Kepala Desa antar waktu yang


berhak dipilih, Risalah, catatan dan laporan singkat, Penetapan dan
Pengesahan calon Kepala Desa Antar Waktu yang berhak dipilih dan
Penutupan Musyawarah pada pelaksanaan musyawarah desa pengesahan
calon kepala desa yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud pasal 56U,
pasal 56V, pasal 56W dan 56X berlaku mutatis mutandis terhadap
pelaksanaan musyawarah desa pemilihan kepala desa antar waktu

Pasal 56AC

(1) Setiap perselisihan yang timbul dalam musyawarah desa diselesaikan


secara musyawarah serta dilandasi semangat kekeluargaan.
(2) Apabila terjadi perselisihan didesa sebagai dampak dari adanya
ketidaksepakatan antarpeserta musyawarah desa sebagaimana
dimaksud ayat (1), penyelesaiannya difasilitasi dan diselesaikan oleh
camat.
(3) Penyelesaian perselisihan sebagimana dimaksud ayat (2) bersifat final
dan ditetapkan dalam berita acara yang ditandatangani oleh para
pihak dan pejabat yang memfasilitasi penyelesaian perselisihan

[19]
Bagian Ketiga

Pelaporan

Pasal 56AD

(1) BPD melaporkan hasil pemilihan kepala desa antar waktu melalui
musyawarah desa kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan.
(2) Pelaporan calon kepala desa terpilih hasil musyawarah desa pemilihan
kepala desa antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (1), oleh Ketua
BPD kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari setelah musyawarah
desa mengesahkan calon kepala desa terpilih.

Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Ditetapkan di Pangkalan kerinci


pada tanggal 28 Agustus 2018
BUPATI PELALAWAN

dto
M.HARRIS

Diundangkan di Pangkalan kerinci


pada tanggal 28 Agustus 2018

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PELALAWAN,

dto
TENGKU MUKHLIS

(LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2018 NOMOR 6)

[20]
PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN

NOMOR 6 TAHUN 2018

TENTANG

PERUBAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN


NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA

I. UMUM
Kepala Desa dipilih secara langsung oleh dan dari penduduk Desa warga
negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan dengan masa jabatan
6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan. Kepala Desa dapat
menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau
tidak secara berturut-turut.

Sedangkan pengisian jabatan dan masa jabatan Kepala Desa Adat berlaku
ketentuan hukum adat di Desa Adat sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat serta prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan
dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.

Khusus mengenai pemilihan Kepala Desa dalam Peraturan Daerah ini


diatur agar dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah Kabupaten
Pelalawan dengan maksud untuk menghindari hal negatif dalam
pelaksanaannya.

Pemilihan Kepala Desa secara serentak mempertimbangkan jumlah Desa


dan kemampuan biaya pemilihan yang dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Pelalawan sehingga dimungkinkan
pelaksanaannya secara bergelombang sepanjang diatur dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Pelalawan.

Dalam hal pemberhentian kepala desa setelah pemilihan kepala desa


secara serentak yang menyisakan masa jabatan lebih dari 1 (satu) tahun maka
Badan Permusyawarah Desa (BPD) melaksanakan pemilihan kepala desa antar
waktu melalui forum musyawarah desa, dan apabila masa jabatan yang
ditinggalkan kurang dari 1 (satu) tahun maka bupati mengangkat penjabat
kepala desa dari aparat negeri sipil (ASN).

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

Cukup jelas

[21]
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
“ Penduduk Pendatang yang tidak mengurus kepindahannya dari
daerah asal ke desa setempat yang telah berdomisili didesa 6
(enam) bulan atau lebih secara berturut-turut tidak dapat
didaftarkan sebagai pemilih dalam daftar pemilih tetap”.

Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Cukup Jelas
Ayat (8)
Cukup Jelas

Pasal 24

Huruf a

Surat keterangan sebagai bukti WNI dari Kepala Dinas


Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pelalawan.

Huruf b

Surat pernyataan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dibuat


oleh yang bersangkutan di atas kertas segel atau bermaterai
cukup.

Huruf c

“Dihapus” untuk melaksanakan keputusan Mahkamah


Konstitusi dalam perkara Nomor 128/PUU-XIII/2015.

Huruf d

Yang dimaksud dengan berpendidikan paling rendah tamat


sekolah menengah pertama atau sederajat adalah berijazah
paling rendah Sekolah Menengah Pertama atau sederajat yaitu
lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau yang disamakan

[22]
dengan SMP. Ijazah dari tingkat dasar sampai terakhir di
legalisasi oleh pejabat yang berwenang dengan menunjukkan
Ijazah asli.
Huruf e

Berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada saat


mendaftar dibuktikan dengan akte kelahiran atau surat
keterangan kelahiran.
Huruf f

Surat pernyataan bersedia dicalonkan menjadi kepala desa yang


dibuat oleh yang bersangkutan di atas segel atau bermaterai
cukup.
Huruf g

Terdaftar sebagai penduduk dibuktikan dengan KTP dan surat


keterangan telah berdomisili paling kurang 1 (satu) tahun
sebelum pendaftaran. dari kepala desa berdasarkan rekomendasi
rukun tetangga/rukun warga.
Huruf h

Cukup jelas

Huruf i

Surat keterangan dari ketua pengadilan bahwa tidak pernah


dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang
telah mempuyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yang di ancam dengan pidana paling singkat 5
(lima) tahun atau lebih.
Huruf j

Surat keterangan dari ketua pengadilan negeri bahwa tidak


sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan
yang telah mempunyai hukum tetap.
Huruf k

berbadan sehat dan bebas narkoba dibuktikan dengan surat


keterangan dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Pelalawan.
Huruf l

tidak pernah menjabat sebagai kepala desa selama 3 (tiga) kali


masa jabatan dibuktikan dengan surat keterangan dari
Pemerintah Daerah.

Pasal 40

Ayat (1)

[23]
Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (2a)

Cukup jelas

Ayat (2b)

Pemilihan menyalurkan hak pilihnya melalui kotak suara per-


dusun berdasarkan alamat dusun tempat tinggal masing-masing pemilih
.

Ayat (2c)

Pemilihan menyalurkan hak pilihnya melalui kotak suara per-RW


berdasarkan alamat RW tempat tinggal masing-masing pemilih .

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 47

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Yang dimaksud “perolehan suara sah yang lebih luas” adalah TPS
yang mempunyai jumlah surat suara sah yang lebih banyak atau kotak
suara wilayah yang mempunyai jumlah surat suara sah yang lebih
banyak apabila hanya ada 1 TPS.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

“Kotak Suara Wilayah” adalah kotak suara per-Dusun atau per-RW.

Pasal 49A

Ayat (1)

Cukup jelas

[24]
Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 54

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 56

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 56A

Cukup jelas

Pasal 56B

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

[25]
Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Pasal 56C

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Pasal 56D

Cukup jelas

Pasal 56E

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 56F

Cukup jelas

Pasal 56G

[26]
Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Pasal 56H

Cukup jelas

Pasal 56I

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 56J

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Panitia Pemilihan Kepala Desa menetapkan Bakal Calon kepala


desa antar waktu yang berhak dipilih dengan surat keputusan panitia
pemilihan kepala desa antar waktu.

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

[27]
Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Pasal 56K

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 56L

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Pasal 56M

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

[28]
Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Ayat (9)

Cukup jelas

Ayat (10)

Cukup jelas

Ayat (11)

Cukup jelas

Pasal 56N

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 56O

Cukup jelas

[29]
Pasal 56P

Cukup jelas

Pasal 56Q

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Pasal 56R

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 56S

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 56T

Ayat (1)

Cukup jelas

[30]
Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Ayat (9)

Cukup jelas

Ayat (10)

Cukup jelas

Ayat (11)

Cukup jelas

Pasal 56U

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

[31]
Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Pasal 56V

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Ayat (8)

Cukup jelas

Pasal 56W

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

[32]
Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 56X

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Pasal 56Y

Cukup jelas

Pasal 56Z

Cukup jelas

Pasal 56AA

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Ayat (4)

Cukup jelas

Ayat (5)

Cukup jelas

Ayat (6)

Cukup jelas

Ayat (7)

Cukup jelas

Pasal 56AB

Cukup jelas

[33]
Pasal 56AC

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

Ayat (3)

Cukup jelas

Pasal 56AD

Ayat (1)

Cukup jelas

Ayat (2)

Cukup jelas

(TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN TAHUN 2018


NOMOR 6)

[34]

Anda mungkin juga menyukai