PROVINSI RIAU
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN
NOMOR 6 TAHUN 2018
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN
NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PEMILIHAN KEPALA DESA
BUPATI PELALAWAN,
[1]
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah
dirubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun
2015 Tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5717);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 112) sebagaimana
telah dirubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2017 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
112 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1221);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
8. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal
dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman
Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan
Musyawarah Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 159)
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016
tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016
tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan Nomor 1 Tahun
2015 tentang Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Pelalawan Tahun 2015 Nomor 1).
[2]
Dengan Persetujuan Bersama
Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Pemilihan Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Pelalawan Tahun
2015 Nomor 1) diubah sebagai berikut ;
Pasal 1
[3]
(10) Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang mempunyai
wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah
tangga Desanya dan melaksanakan tugas dari Pemerintah dan
Pemerintah Daerah;
(11) Panitia pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panitia
Pemilihan adalah Panitia yang dibentuk oleh BPD untuk
menyelenggarakan proses Pemilihan Kepala Desa;
(12) Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat TPS adalah tempat
dilaksanakannya pemungutan suara.
(13) Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara selanjutnya disingkat
KPPS adalah Kelompok yang melaksanakan tugas pemungutan dan
penghitungan suara di TPS yang dibentuk oleh panitia pemilihan
kepala desa;
(14) Bakal calon kepala desa adalah warga masyarakat yang mendaftarkan
diri sebagai calon kepala desa kepada panitia pemilihan;
(15) Calon Kepala Desa adalah bakal calon Kepala Desa yang telah
ditetapkan oleh panitia pemilihan sebagai calon yang berhak dipilih
menjadi Kepala Desa;
(16) Calon Kepala Desa Terpilih adalah calon Kepala Desa yang
memperoleh suara terbanyak dalam pelaksanaan pemilihan Kepala
Desa.
(17) Penjabat Kepala Desa adalah seorang pejabat yang diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk melaksanakan tugas, hak dan
wewenang serta kewajiban Kepala Desa dalam kurun waktu tertentu;
(18) Pemilih adalah penduduk desa yang bersangkutan dan telah
memenuhi persyaratan untuk menggunakan hak pilih dalam
pemilihan Kepala Desa;
(19) Daftar Pemilih Sementara yang selanjutnya disingkat DPS adalah
daftar pemilih yang disusun berdasarkan data Daftar Pemilih Tetap
Pemilihan Umum terakhir yang telah diperbaharui dan dicek kembali
atas kebenarannya serta ditambah dengan pemilih baru;
(20) Daftar Pemilih Tambahan yang selanjutnya disingkat DPTb adalah
daftar pemilih yang disusun berdasarkan usulan dari pemilih karena
yang bersangkutan belum terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara;
(21) Daftar Pemilih Tetap yang selanjutnya disingkat DPT adalah daftar
pemilih yang telah ditetapkan oleh Panitia Pemilihan sebagai dasar
penentuan identitas pemilih dan jumlah pemilih dalam pemilihan
Kepala Desa;
(22) Kampanye adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh Calon Kepala
Desa untuk meyakinkan para pemilih dalam rangka mendapatkan
dukungan.
(23) Teknologi Informasi adalah suatu tehnik untuk mengumpulkan dan
menyiapkan, menyimpan, memproses, mengumumkan, menganalisis,
dan/ atau menyebarkan informasi
(24) Electronic Votting yang selanjutnya disebut dengan e-Votting adalah
adalah Pemanfaatan perangkat elektronik guna mengolah informasi
digital untuk membuat surat suara, memberikan suara,menghitung
perolehan suara, menayangkan perolehan suara, memelihara dan
menghasilkan jejak audit pada pelaksanaan pemungutan suara.
[4]
2. Ketentuan Pasal 12 Ayat (4) huruf e diubah, sehingga berbunyi sebagai
berikut :
Pasal 12
(1) Pemilh yang mengggunakan hak pilih, harus terdaftar dalam daftar
pemilih tetap.
(2) Pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi syarat :
a. Penduduk desa yang pada hari pemungutan suara pemilihan Kades
sudah berumur 17 (tujuh belas) Tahun atau sudah/pernah menikah
ditetapkan sebagai pemilih;
b. Penduduk desa adalah yang telah memiliki KTP setempat;
c. Nyata-nyata tidak sedang terganggu jiwa/ ingatannya;
d. Tidak sedang dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap; dan
e. Bagi penduduk yang belum memiliki KTP dapat didaftar sebagi
pemilih apabila telah berdomisili didesa sekurang-kurangnya 6
(enam) bulan secara berturut-turut sebelum di sahkannya daftar
pemilih tetap yang dibuktikan dengan surat keterangan telah
berdomisili oleh kepala desa berdasarkan rekomendasi RT/RW,
dengan syarat :
- Penduduk Desa setempat yang belum mempunyai KTP; dan
- Penduduk Pendatang yang telah mengurus surat pindah dari
daerah asalnya ke desa berangkutan.
(3) Pemilih yang telah terdaftar dalam daftar pemilih ternyata tidak lagi
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tidak dapat
menggunakan hak memilih.
Pasal 24
[5]
melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah
selesai menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara jujur dan
terbuka kepada publik bahwa yang bersangkutan pernah dipidana
serta bukan sebagai pelaku kejahatan berulang-ulang;
j. tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap;
k. berbadan sehat dan bebas narkoba;dan
l. tidak pernah menjabat sebagai Kepala Desa selama 3 (tiga) kali masa
jabatan.
4. Diantara ayat (2) dan ayat (3) Pasal 40 disisipkan 4 (empat) ayat yakni
ayat (2a), ayat (2b), ayat (2c) dan ayat (2d) sehingga Pasal 40 berbunyi
sebagai berikut:
Pasal 40
5. Ketentuan Pasal 47 ayat (3) dan ayat (4) diubah dan ditambah ayat (5),
sehingga berbunyi sebagai barikut :
Pasal 47
[6]
(2) Calon yang memperoleh suara terbanyak dari jumlah suara sah
ditetapkan sebagai calon terpilih.
(3) Dalam hal calon kepala desa yang memperoleh suara terbanyak lebih
dari 1 (satu) orang, calon terpilih ditetapkan berdasarkan wilayah
perolehan suara sah yang lebih luas.
(4) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak
yang sama lebih dari 1 (satu) orang sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) pada desa dengan TPS lebih dari 1 (satu), calon terpilih ditetapkan
berdasarkan suara terbanyak pada TPS dengan jumlah suara sah
terbanyak.
(5) Dalam hal jumlah calon terpilih yang memperoleh suara terbanyak
yang sama lebih dari 1 (satu) calon pada desa dengan TPS hanya 1
(satu), calon terpilih ditetapkan berdasarkan suara terbanyak pada
kotak suara wilayah tempat tinggal pemilih yang memiliki jumlah
suara sah terbanyak
6. Di antara BAB III dan BAB IV disisipkan 1 (satu) bab, yakni BAB IIIA dan
disisipkan 1 (satu) pasal yakni Pasal 49A, sehingga berbunyi sebagai
berikut:
BAB IIIA
Pasal 49A
Pasal 54
(1) Anggota BPD yang akan mencalonkan diri sebagai kepala desa, wajib
mengudurkan diri sebagai Anggota BPD setelah penetapan calon
kepala desa yang berhak dipilih oleh panitia
(2) Bagi Pimpinan BPD yang akan mencalonkan diri sebagai kepala desa,
wajib mengundurkan diri dari jabatannya pada saat mendaftar
sebagai bakal calon kepala desa.
Pasal 56
(1) Dalam hal kepala desa berhenti dan sisa masa jabatan kepala desa
lebih dari 1 (satu) tahun, dipilih kepala desa antar waktu melalui
musyawarah desa sesuai mekanisme dan ketentuan yang berlaku.
(2) Sebelum pemilihan kepala desa antar waktu dilaksanakan bupati
[7]
menunjuk pegawai negeri sipil sebagai penjabat kepala desa.
(3) musyawarah pemilihan kepala desa antar waktu dilaksanakan paling
lama dalam jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak kepala desa
diberhentikan.
(4) Pemilihan kepala desa antar waktu dilaksanakan hanya bagi desa
yang telah mengikuti pemilihan kepala secara serentak
Pasal 56A
a. Persiapan;
b. Pelaksanaan; dan
c. Pelaporan
Bagian Kesatu
Persiapan
Paragraf 1
Pasal 56B
[8]
h. perwakilan kelompok perempuan;
i. perwakilan kelompok pemerhati dan perlindungan anak;
j. perwakilan kelompok masyarakat miskin; atau
k. unsur masyarakat lain sesuai dengan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat
(5) Unsur Tokoh/ Perwakilan Masyarakat sebagaimana dimaksud
sebagaimana dimaksud ayat (4) huruf a sampai dengan huruf j,
disesuaikan dengan karekteristik masyarakat desa setempat.
(6) Komposisi jumlah peserta musyawarah desa sebagaimana dimaksud
ayat (4) huruf a sampai dengan huruf j adalah sebagai berikut :
a. desa dengan jumlah penduduk ≤ 4000 jiwa masing-masing unsur
diwakili paling banyak 3 orang.
b. desa dengan jumlah penduduk ≥ 4000 jiwa masing-masing unsur
diwakili paling banyak 5 orang.
(7) Unsur masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf k,
diwakili paling banyak 5 (lima) orang dari setiap dusun.
(8) Perwakilan unsur sebagaimana dimaksud ayat (5) ditentukan
berdasarkan musyawarah kelompok unsur yang bersangkutan.
Paragraf 2
Pembentukan Panitia
Pasal 56C
Pasal 56D
[9]
b. Merencanakan dan mengajukan biaya pemilihan kepada penjabat
kepala desa
c. Menetapkan calon kepala desa antar waktu
d. Pelaksana teknis Musyawarah Desa Pemilihan Kepala Desa antar
waktu
Paragraf 3
Pasal 56E
Pasal 56F
Paragraf 4
Penjaringan Calon
Pasal 56G
(1) Panitia melakukan penjaringan bakal calon Kepala Desa antar waktu
dilakukan dengan membuat pengumuman tertulis ditempat-tepat
yang mudah dilihat masyarakat dalam wilayah desa yang
melaksanakan Pemilihan Kepala Desa antar waktu.
(2) Pengumuman memuat; persyaratan calon, batas waktu pendaftaran
dan tempat pendaftaran
(3) Pengumuman dan pendaftaran bakal calon kepala desa dilakukan
panitia pemilihan dalam jangka waktu 15 hari.
(4) Selain Pengumuman tertulis sebagaimana dimaksud ayat (1) Panitia
dapat juga membuat pengumuman melalui media massa baik cetak
maupun elektronik.
Pasal 56H
[10]
Pasal 56I
(1) Dalam hal sampai dengan waktu pendaftaran yang ditetapkan panitia
sebagaimana dimaksud Pasal 56G ayat (3), jumlah pendaftar bakal
calon kepala desa kurang dari 2 (dua) orang yang melengkapi
persyaratan administrasi maka panitia memperpanjang waktu
pendaftaran selama 7 (tujuh) hari.
(2) Dalam hal calon yang mendaftar tetap kurang dari 2 (orang) setelah
perpanjangan waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPD
menunda pelaksanaan pemilihan Kepala Desa antar waktu sampai
dengan waktu yang ditetapkan oleh BPD.
Paragraf 5
Pasal 56J
(6) Tata cara seleksi tambahan bakal calon kepala desa antar waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sama dengan seleksi tambahan
yang dilakukan pada seleksi tambahan bakal calon pemilihan kepala
desa serentak
(7) Dalam hal hasil penyaringan sebagaimana dimaksud ayat (2) yang
memenuhi persyaratan kurang dari 2 orang, panitia membuka
kembali pendaftaran bakal calon Kepala Desa antar waktu selama 7
(tujuh) hari.
(8) Dalam hal calon yang memenuhi persyaratan tetap kurang dari 2
(dua) orang pada saat pendaftaran dibuka kembali sebagaimana
[11]
dimaksud ayat (7), BPD menunda pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa
antar waktu sampai dengan waktu yang ditetapkan BPD.
Bagian Kedua
Pelaksanaan
Paragraf 1
Umum
Pasal 56K
Paragraf 2
Pasal 56L
[12]
Paragraf 3
Pasal 56M
[13]
Paragraf 4
Pasal 56N
Musyawarah Desa
Pengesahan Calon Kepala Desa Antar Waktu Yang Berhak di Pilih
dan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
Pasal 56O
Pasal 56P
Musyawarah desa pengesahan calon kepala desa antar waktu yang berhak
dipilih sebagaimana dimaksud pasal 56O huruf a, meliputi kegiatan:
a. Pendaftaran Peserta Musyawarah
b. Penjelasan Susunan Acara dan Pembukaan Musyawarah Pengesahan
Calon Kepala Desa antar waktu yang berhak dipilih.
c. Pemaparan profil bakal calon kepala desa antar waktu
d. Tanggapan Peserta musyawarah
e. Pengambilan Keputusan Pengesahan Calon Kepala Desa antar waktu
yang berhak dipilih.
f. Risalah, catatan dan laporan singkat
g. Penetapan dan Pengesahan calon Kepala Desa Antar Waktu yang
[14]
berhak dipilih.
h. Penutupan Musyawarah
Pasal 56Q
Pasal 56R
(1) Musyawarah desa pengesahan calon kepala desa antar waktu yang
berhak dipilih diawali dengan penjelasan susunan acara musyawarah
oleh pemandu acara musyawarah desa
(2) Pimpinan Musyawarah membuka acara musyawarah desa setelah
dipersilahkan oleh pemandu acara memberikan sambutan sekaligus
penjelasan tentang materi musyawarah.
Pasal 56S
Pasal 56T
Pasal 56U
[16]
dimusyawarahkan.
(4) Untuk dapat mengambil keputusan sebagaimana dimaksud ayat (3),
pimpinan musyawarah berhak menyiapkan rancangan keputusan
yang selanjutnya dimintakan persetujuan dari seluruh peserta
musyawarah.
(5) Dalam hal pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak
sebagaimana dimaksud ayat (2), pengambilan keputusan suara
terbanyak dilakukan dengan mekanisme yang disepakati oleh peserta
musyawarah.
(6) Keputusan musyawarah berdasarkan suara terbanyak sebagaimana
dimaksud ayat (5) adalah sah apabila disetujui oleh separuh ditambah
1 (satu) orang dari jumlah peserta yang hadir.
(7) Keputusan musyawarah desa, baik berdasarkan musyawarah mufakat
maupun berdasarkan suara terbanyak bersifat mengikat bagi semua
pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan
Pasal 56V
[17]
Pasal 56W
Pasal 56X
Pasal 56Z
Pasal 56AA
[18]
(2) Rentang waktu penyampaian visi dan misi sebagaimana dimaksid ayat
(1) ditetapkan oleh pimpinan musyawarah.
(3) Selama penyampaian visi dan misi, calon kepala desa yang berhak
dipilih dilarang :
a. Menjelek-jelekan calon kepala desa lainnya
b. Melakukan tindakan dan/ atau menggunakan kata-kata yang
tidak layak
c. Mengganggu ketertiban pelaksanaan musyawarah
d. Mengajak atau menjanjikan sesuatu yang bertentangan dengan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
(4) Dalam hal calon kepala desa yang berhak dipilih melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (3)
pimpinan rapat berkewajiban menegur dan/ atau meminta kepada
calon kepala desa yang bersangkutan untuk menghentikan
perbuatannya.
(5) Dalam hal calon kepala desa setelah mendapatkan teguran
sebagaimana dimaksud ayat (4) tetap tidak diindahkan, pimpinan
musyawarah menghentikan calon kepala des a dalam penyampaian
visi dan misinya.
(6) Dalam hal calon kepala desa setelah mendapatkan teguran
sebagaimana dimaksud ayat (5) tetap tidak diindahkan, maka calon
kepala desa yang bersangkutan dikeluarkan dari ruang musyawarah
atas perintah pimpinan musyawarah.
(7) Dalam hal calon kepala desa dikeluarkan dari ruangan musyawarah
sebagaimana dimaksu pada ayat (6), tidak menggugurkan yang
bersangkutan sebagai calon kepala desa yang berhak dipilih
Pasal 56AB
Pasal 56AC
[19]
Bagian Ketiga
Pelaporan
Pasal 56AD
(1) BPD melaporkan hasil pemilihan kepala desa antar waktu melalui
musyawarah desa kepada Bupati untuk mendapatkan pengesahan.
(2) Pelaporan calon kepala desa terpilih hasil musyawarah desa pemilihan
kepala desa antar waktu sebagaimana dimaksud ayat (1), oleh Ketua
BPD kepada Bupati paling lambat 7 (tujuh) hari setelah musyawarah
desa mengesahkan calon kepala desa terpilih.
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan
dto
M.HARRIS
dto
TENGKU MUKHLIS
[20]
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
Kepala Desa dipilih secara langsung oleh dan dari penduduk Desa warga
negara Republik Indonesia yang memenuhi persyaratan dengan masa jabatan
6 (enam) tahun terhitung sejak tanggal pelantikan. Kepala Desa dapat
menjabat paling banyak 3 (tiga) kali masa jabatan secara berturut-turut atau
tidak secara berturut-turut.
Sedangkan pengisian jabatan dan masa jabatan Kepala Desa Adat berlaku
ketentuan hukum adat di Desa Adat sepanjang masih hidup dan sesuai
dengan perkembangan masyarakat serta prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pelalawan
dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah.
Pasal 1
Cukup jelas
[21]
Pasal 12
Ayat (1)
Cukup Jelas
Ayat (2)
Cukup Jelas
Ayat (3)
Cukup Jelas
Ayat (4)
“ Penduduk Pendatang yang tidak mengurus kepindahannya dari
daerah asal ke desa setempat yang telah berdomisili didesa 6
(enam) bulan atau lebih secara berturut-turut tidak dapat
didaftarkan sebagai pemilih dalam daftar pemilih tetap”.
Ayat (5)
Cukup Jelas
Ayat (6)
Cukup Jelas
Ayat (7)
Cukup Jelas
Ayat (8)
Cukup Jelas
Pasal 24
Huruf a
Huruf b
Huruf c
Huruf d
[22]
dengan SMP. Ijazah dari tingkat dasar sampai terakhir di
legalisasi oleh pejabat yang berwenang dengan menunjukkan
Ijazah asli.
Huruf e
Cukup jelas
Huruf i
Pasal 40
Ayat (1)
[23]
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (2a)
Cukup jelas
Ayat (2b)
Ayat (2c)
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 47
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Yang dimaksud “perolehan suara sah yang lebih luas” adalah TPS
yang mempunyai jumlah surat suara sah yang lebih banyak atau kotak
suara wilayah yang mempunyai jumlah surat suara sah yang lebih
banyak apabila hanya ada 1 TPS.
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Pasal 49A
Ayat (1)
Cukup jelas
[24]
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 54
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 56
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 56A
Cukup jelas
Pasal 56B
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
[25]
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Pasal 56C
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Pasal 56D
Cukup jelas
Pasal 56E
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 56F
Cukup jelas
Pasal 56G
[26]
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Pasal 56H
Cukup jelas
Pasal 56I
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 56J
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
[27]
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Pasal 56K
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 56L
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Pasal 56M
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
[28]
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas
Ayat (11)
Cukup jelas
Pasal 56N
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 56O
Cukup jelas
[29]
Pasal 56P
Cukup jelas
Pasal 56Q
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Pasal 56R
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 56S
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 56T
Ayat (1)
Cukup jelas
[30]
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Ayat (9)
Cukup jelas
Ayat (10)
Cukup jelas
Ayat (11)
Cukup jelas
Pasal 56U
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
[31]
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Pasal 56V
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Ayat (8)
Cukup jelas
Pasal 56W
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
[32]
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 56X
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Pasal 56Y
Cukup jelas
Pasal 56Z
Cukup jelas
Pasal 56AA
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Ayat (4)
Cukup jelas
Ayat (5)
Cukup jelas
Ayat (6)
Cukup jelas
Ayat (7)
Cukup jelas
Pasal 56AB
Cukup jelas
[33]
Pasal 56AC
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas
Pasal 56AD
Ayat (1)
Cukup jelas
Ayat (2)
Cukup jelas
[34]