Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan tingkah laku dan

kemampuan seseorang menuju ke arah kemajuan dan peningkatan.

Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari tujuan pendidikan yang akan dicapai

karena tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan merupakan tolak ukur dari

keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Pada UU No. 20 pasal 3 tentang

Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan diberikan dengan

tujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab. Dalam skala nasional, pemerintah setiap tahun rutin

mengevaluasi keberhasilan pendidikan melalui ujian nasional. Untuk skala

internasional, Indonesia ikut berpartisipasi dalam studi komparatif seperti PIRLS,

TIMSS, dan PISA.

Salah satu cara mengembangkan potensi siswa adalah melalui pembelajaran

matematika. Pembelajaran matematika diberikan sejak sekolah dasar hingga

menengah atas yang bertujuan untuk membekali siswa memiliki keterampilan

berpikir dan bertindak kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, serta

komunikatif (Kemendikbud, 2016, p. 8). Selain itu, pembelajaran matematika juga

bertujuan untuk mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan

1
2

pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari serta dalam mempelajari

berbagai ilmu pengetahuan lainnya.

Berbagai studi internasional telah dilakukan dalam pembelajaran matematika

yang dijadikan standar untuk mengukur kemampuan matematika siswa. Salah satu

studi tersebut adalah TIMSS (The Trend in International Mathematics and

Science Study). Namun prestasi Indonesia dalam TIMSS masih memprihatinkan.

Hal ini dapat dilihat dari hasil studi TIMSS yang belum memuaskan. Berikut

prestasi matematika siswa Indonesia dalam TIMSS 1999 - 2015.

Table 1. Prestasi Matematika Siswa Indonesia dalam TIMSS 1999 - 2015

Peringkat Jumlah Skor Rata-rata


Tahun
Indonesia Negara peserta Indonesia Skor Internasional
1999 34 38 403 487
2003 35 46 411 467
2007 36 49 397 500
2011 38 42 386 500
2015 45 50 397 500
Sumber : (Sari, 2015)

Berdasarkan table di atas terlihat bahwa adanya masalah dalam pembelajaran

matematika, yang menyebabkan siswa Indonesia belum bisa bersaing dengan

siswa Negara lain. Menurut (Sari, 2015) siswa Indonesia belum mampu

memahami dan menerapkan pengetahuan dasar yang dimiliki untuk

menyelesaikan masalah, belum mampu membuat kesimpulan serta menyusun

generalisasi.

Berdasarkan domain konten, materi matematika diperinci lebih lanjut dalam

beberapa topic meliputi topic bilangan, aljabar, geometri serta data dan peluang.

Berikut pencapaian hasil belajar siswa Indonesia pada hasil TIMSS 2011 dan

TIMSS 2015.
3

Table 2. Rata-rata Persentase Siswa Indonesia Menjawab Benar Domain Konten


Matematika TIMSS 2011-2015

Tahun 2011 2015


Sub Rata-rata Rata-rata
Domain Indonesia Indonesia
Internasional Internasional
Bilangan 24% 43% 24% 49%
Aljabar 22% 37% - -
Geometri 24% 39% 28% 50%
Data dan 29% 45% 31% 56%
Peluanga
Sumber : (Rahmawati, 2016) dan (Rohmani, 2017)

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa setiap sub domain matematika masih

dibawah rata-rata internasional. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan matematika siswa Indonesia masih tergolong rendah. Berikut salah

satu contoh soal TIMSS domain konten geometri.

Gambar 1. Contoh Soal TIMSS 2015 Domain Konten Geometri

Pada soal di atas siswa diminta untuk menentukan panjang suatu sisi jika

diketahui keliling dan ukuran sisi lainya. Hanya 19% siswa Indonesia yang

menjawab dengan benar untuk soal tersebut (Mullis, Martin, Foy, & Hooper,

2016, p. 92). Berdasarkan fakta di atas terlihat bahwa kemampuan siswa Indonesia

khususnya dalam konten geometri masih rendah sehingga siswa cendrung mengalami

kesalahan dalam menyelesaikan soal.


4

Selain hasil studi TIMSS diatas hasil Ujian Nasional juga dapat mengukur

kemampuan matematika siswa. Kemendikbud (Kemendikbud, 2016, p. 4)

menyatakan bahwa Ujian Nasional merupakan suatu kegiatan yang bertujuan

untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran

tertentu. Beikut rekap hasil Ujian Nasional SMP N 1 Pariaman tahun 2015 -2017

Tabel 3. Rata-rata Nilai Matematika SMP N 1 Pariaman

Mata Pelajaran 2017 2016 2015


Bahasa Indonesia 80.27 83.11 85.82
Bahasa Inggris 56.95 77.08 84.53
Matematika 64.10 71.43 83.47
IPA 68.45 68.09 85.82
Rerata 67.44 74.93 84.91
IIUN UNBK 68.18 50.83
Sumber : Laporan Hasil Ujian Nasional oleh Pusat Penilaian Pendidikan

Table di atas menunjukkan bahwa rata-rata nilai matematika cendrung

menurun. Berdasarkan wawancara dengan salah satu guru di sana, penyebab nilai

matematika menurun terjadi karena adanya perubahan soal serta tingkat

kesulitannya yang juga meningkat. Sedangkan untuk presentase daya serap yang

ditinjau dari segi materi dapat dilihat pada Table 4.

Tabel 1.2 Persentase Penguasaan Materi Matematika SMP N 1 Pariaman


Tahun 2014/2015

No.
Kemampuan Yang Diuji Sekolah Kota/Kab. Prop Nas
Urut
1 Operasi Bilangan 91.08 78.59 59.89 60.64
2 Operasi Aljabar 83.18 75.71 56.84 57.28
3 Bangun Geometris 76.79 67.70 51.19 52.04
4 Statistika dan Peluang 93.88 81.20 61.27 60.78
Sumber : Laporan Daya Serap Ujian Nasional oleh BSNP tahun 2015
5

Table di atas menunjukkan daya serap materi geometri tergolong rendah

dibanding materi lainnya baik itu di tingkat sekolah, kota/kab, propinsi maupun

nasional. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika SMP N 1

Pariaman, diperoleh informasi bahwa masih banyak siswa SMP yang mengalami

kesulitan memahami soal khususnya soal bentuk uraian sehingga siswa cendrung

melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Kesalahan yang

sering dilakukan siswa adalah kesalahan memahami apa yang diketahui dan

ditanya. Padahal guru telah mengajak siswa untuk memulai menyelesaikan soal

cerita dari apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal namun, siswa masih

melakukan kesalahan ketika menyelesaikan soal Pada kasus lain, terdapat siswa

yang salah ataupun kurang teliti dalam melakukan operasi yang berakibat pada

kesalahan penarikan kesimpulan yang diambil dalam menyelesaikan soal yang

diberikan. Akibat kesalahan yang dilakukan siswa tersebut, mengakibatkan

rendahnya hasil belajar siswa.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui penyebab rendahnya

hasil belajar siswa yaitu dengan menganalisis kesalahan hasil belajarnya. Salah

satu alat yang dapat digunakan untuk menganalisis kesalahan siswa adalah dengan

prosedur Newman. (Jha, 2012, p. 17) mengemukakan bahwa Newman

menyarankan lima kegiatan yang spesifik yang dapat membantu menemukan

dimana kesalaahan terjadi ketika siswa menyelesaikan soal yaitu membaca

(reading), memahami (comprehension), transformasi (transformation),

keterampilan proses (process skill), dan penulisan (encoding). Prosedur Newman

dipilih karena prosedur ini merupakan metode diagnostik yang dikembangkan


6

Newman dan digunakan untuk mengidentifikasi kategori kesalahan terhadap

jawaban dari sebuah tes uraian (Junaedi, 2012, p. 127) .

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal

Matematika Berdasarkan Prosedur Newman pada Materi Geometri Kelas VII

SMP N 1 Pariaman”. Dengan menganalisis kesalahan hasil belajar tersebut

diharapkan dapat mengetahui jenis kesalahan dan penyebab siswa melakukan

kesalahan dalam mengerjakan soal. Informasi tersebut selanjutnya dapat

digunakan oleh guru untuk menentukan pembelajaran alternatif yang dapat

ditempuh untuk meminimalkan terjadinya kesalahan yang sama.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, didapatkan beberapa masalah

sebagai berikut.

1. Kemampuan matematika siswa masih rendah

2. Siswa cendrung melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal bentuk

uraian

3. Guru telah mengajak siswa untuk memulai menyelesaikan soal cerita dari

apa yang diketahui dan yang ditanyakan pada soal namun, siswa masih

melakukan kesalahan ketika menyelesaikan soal

C. Batasan Masalah

Untuk menfokuskan penelitian maka masalah dalam penelitian ini adalah

kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika berdasarkan prosedur

newman pada materi geometri kelas VII SMP N 1 Pariaman


7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini

yaitu

1. Dimana letak kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita materi

geometri menurut kriteria Newman?

2. Apa penyebab terjadinya kesalahan siswa menyelesaikan soal cerita

materi geometri menurut kriteria newman ?

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui letak kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan

soal matematika menurut kriteria Newman

2. Mengetahui penyebab terjadinya kesalahan yang dilakukan siswa dalam

menyelesaikan soal matematika menurut kriteria Newman

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikuti.

1. Hasil penelitian ini dapat diharapkan memberikan upaya pemikiran terhadap

upaya peningkatan kemampuan siswa dengan mengetahui letak kesalahan

siswa dalam menyelesaikan soal matematika

2. Hasil penelitian ini pengalaman dalam menganalisis kesalahan siswa

dalam menyelesaikan soal matematika serta menambah bekal pengetahuan

peneliti dalam penelitian matematika selanjutnya.


8

Anda mungkin juga menyukai