2. Transisi n *
Pada transisi ini tidak semua molekul dapat menyerap sinar UV/VIS.
Misalnya pada molekul H2O dengan panjang gelombang maksimal (λmaks)
sebesar 167 nm. Namun pada molekul CH3I mampu menyerap radiasi sinar
UV/VIS dengan λmaks sebesar 258 nm.
3. Transisi π π* Transisi n π*
Transisi ini paling berguna dan merupakan serapan-serapan karakteristik
dari senyawa-senyawa organik dan biasanya dihubungkan dengan “tingkat
tereksitasi polar”. Molekul-molekul yang melibatkan transisi π π* maupun
transisi n π* memiliki elektron π dan elektron n dalam ikatannya. Molekul-
molekul seperti ini nampak pada senyawa-senyawa organik yang memiliki
ikatan rangkap. Senyawa atau gugus fungsi yang memiliki ikatan rangkap
disebut dengan gugus kromofor organik.
Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa olefin sebagai senyawa induk memiliki 1
ikatan rangkap memiliki λmaks sebesar 184 nm. Diolefin yang tidak
mengalami konjugasi memiliki λmaks yang tidak jauh berbeda dengan senyawa
Apabila atom pusat dari golongan transisi tidak mengikat ligan, maka
kelima orbital d dalam keadaan degenerate (memiliki tingkat energi yang
sama). Namun, jika ada ligan yang masuk, maka orbital d pada atom pusat
tersebut akan mengalami splitting. Elektron dapat melakukan transisi daro
d-d transition dapat terjadi apabila orbital d pada atom pusat tidak terisi
penuh, sehinggan elektron dapat melakukan transisi. Kuat tidaknya suatu
medan ligan akan mempengaruhi transisi elektron pada orbital d. Kenaikan
kekuatan medan ligan dapat dilihat sebagai berikut: I- < Br- < Cl- < F- <
OH- < C2O42 - - H2O < SCN- < NH3 < etilendiamina < o-phenantrolin < NO2- <
CN-. Semakin kuat medan ligannya, maka elektron akan semakin sulit pula
melakukan d-d transition. Apabila hal ini terjadi, maka transisi elektron akan
beralih pada cara charge-transfer electron.
5. Charge-transfer electron
Pada transisi ini, terjadi perpindahan elektron dari atom pusat ke ligan
maupun ligan ke atom pusat. Adanya serah terima elektron ini mengakibatkan
adanya spesi yang bertindak sebagai donor elektron dan akseptor elektron
dalam senyawa komplek tersebut. Peristiwa semacam ini disebut dengan
reaksi redoks internal, karena serah terima elektron terjadi dalam 1 senyawa.
Contohnya adalah kompleks besi(III) tiosianat.