Isiii Harga Diri Rendah Isi Fixxx
Isiii Harga Diri Rendah Isi Fixxx
Alhamdulillah penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya
jualah penyusun dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Harga
Diri Rendah (HDR)” guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa 1.
Penyusun sangat menyadari, bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun
kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman harap memaklumi adanya
mengingat keberadaan penyusunlah yang masih banyak kekurangannya. Dalam
kesempatan ini pula penyusun mengharapakan kesediaan pembaca untuk memberikan
saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurakan isi makalah ini dan dapat
bermanfaat dimasa yang akan datang.
Ucapan terimakasih sangat perlu penyusun haturkan kepada dosen mata kuliah
Keperawatan Jiwa 1, sekaligus sebagai pembimbing dalam pembuatan makalah ini,
semoga atas atas kebesaran hati dan kebaikan beliau mendapat rahmat dari Allah SWT.
Amin
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa wawasan, khususnya bagi penyusun dan
umumnya bagi para pembaca yang budiman.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
3. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian........................................................................................................... 3
4. Rentang Respon................................................................................................... 4
Kesimpulan ............................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di zaman modern ini, globalisasi terjadi di berbagai bidang.Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat.Selain berbagai kemudahan, pada
zaman modern ini juga memberikan banyak stresor bagi masyarakat.Stresor dapat
memengaruhi keadaan jiwa seseorang.
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 1998).
Harga diri seseorang sangat dipengaruhi oleh individu itu sendiri, lingkungan
keluarga, lingkungan masyarakat dan beberapa pengalaman in dividu. Seseorang
yang memiliki koping yang baik, maka ia akan mampu mempertahankan atau
meningkatkan harga dirinya.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman
kepada mahasiswa mengenai gangguan yang terjadi pada perkembangan
psikologis. Sehingga mahasiswa memiliki konsep belajar dan berfikir yang akan
dijadikan belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal
karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri.(Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri atau
kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung
diekspresikan.( Towsend,2008)
Harga diri adalah penilaian tentang pencapaian diri dengan menganalisa
seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri.( Keliat BA,2006).
2. Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang.Dalam tinjuan life span history klien.Penyebab terjadinya harga diri
rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya.Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul
saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.( Yosep,2009)
Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga
diri rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai
berikut :
a. Faktorpredisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang, kurang
mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain,
dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peranbudaya
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan
orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
(Stuart & Sundeen,2006)
b. Faktorpresipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara emosional atau kronik. Secara
situasional karena trauma yang munculsecara tiba-
tiba,misalnyaharusdioperasi,kecelakaan,perkosaan atau dipenjara,
termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri rendah
disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuat klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki
pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.(Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu
yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif, kurangnya
system pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan
balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta terfiksasi pada tahap
perkembangan awal.(Townsend,2008)
2. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilakuseseorang
sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan
kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang yang
penting danberharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai
berat.Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri
sendiri dan menolak diri sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah dapat
terjadi secara:
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak
menghargai. (Makhripah D & Iskandar, 2012)
b. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan
pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
(Makhripah D & Iskandar, 2012)
3. RentangRespon
Hargadiri
a. ResponAdaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapatditerima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang
positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang
negatif dari dirinya.(Eko P,2014)
b. ResponMaladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
yang negatif dan merasa lebih rendah dari oranglain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dalam mencapaitujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baikdengan orang lain.(EkoP,2014)
4. Proses terjadinyamasalah
c. Faktorpredisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut Herman
(2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Faktor predisposisi citra tubuh
adalah :
d. Kehilangan atau kerusakan bagiantubuh
e. Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibatpenyakit
f. Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
g. Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor predisposisi harga
diri rendah adalah:
1) Penolakan
2) Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter,tidak
konsisten,terlalu dituruti,terlaludituntut
3) Persaingan antarsaudara
4) Kesalahan dan kegagalan berulang
5) Tidakmampumencapaistandar.Faktor predisposisi gangguan peran
adalah:
• Stereotipik peranseks
• Tuntutan perankerja
• Harapan peran kultural.
• Ketidakpercayaan orangtua
• Tekanan dari per gruup
• Perubahan struktur sosial (Herman,2011)
3. Faktorpresipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas.Harga diri kronis ini
dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
a. Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimana situasi yang
membuat individu sulit menyesuaikan diri, khususnya trauma emosi seperti
penganiayaan seksual dan phisikologis pada masa anak-anak atau merasa
terancam atau menyaksikan kejadian yang mengancamkehidupannya.
b.Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak mampu
melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa
sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran ini sering dijumpai
saat terjadi konflik peran, keraguan peran dan terlalu banyak peran. Konflik
peran terjadi saat individu menghadapi dua harapan peran yang bila
individu tidak mengetahui harapan peran yang spesifik atau bingung
tentang peran yangsesuai.
c. Bertentangandantidakdapatdipenuhi.Keraguanperanterjadi.
(a) Trauma peranperkembangan
(b) Perubahan normatif yang berkaitan denganpertumbuhan
(c) Transisi peransituasi
(d) Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau berkurang
(e) Transisi peransehat-sakit
(f) Pergeseran konsidi pasien yang menyebabkan kehilangan bagian
tubuh, perubahan bentuk , penampilana dan fungsi tubuh, prosedur
medis dan keperawatan. (Herman,2011)
d. Perilaku
1) Citratubuh
Yaitu menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu, menolak
bercermin, tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau cacat tubuh,
menolak usaha rehabilitasi, usaha pengobatan ,mandiri yang tidak tepat
dan menyangkal cacat tubuh.
D. Mekanismekoping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri (
misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, ataugeng)
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas) Pertahanan jangka
panjang mencakup berikut ini:
1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh
orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi
diri individu
2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterimamasyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi,
disosiasi,isolasi, proyeksi, pengalihan ( displacement, berbalik
marah terhadap diri sendiri, dan amuk ). (Stuart,2006)
E. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembnagkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi:
1. Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya
diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu
golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical).Obat
yang termasuk golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL
(psikotropik untuk menstabilkan senyawa otak), dan Haloperidol
(mengobati kondisi gugup).Obat yang termasuk generasi kedua misalnya,
Risperidone (untuk ansietas), Aripiprazole (untuk antipsikotik).
(Hawari,2001)
2. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan
orang lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan
atau latihan bersama.(Maramis,2005)
3. TerapiModalitas
Terapi modalitas/ perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrenia yang ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan
pasien.Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial
untukmeningkatkan kemampuan sosial.Kemampuan memenuhi diri sendiri
dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi kelompok bagi
skizofrenia biasnya memusatkan pada rencana dan masalah dalam
hubungan kehidupan yang nyata.( Eko P,2014)
4. Terapi Kejang Listrik (Electro ConfulsiveTerapi)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara
artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang
satu atau dua temples.Terapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang
tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi
kejang listrik 4 – 5 joule/detik. (Maramis,2005)
F. PohonMasalah
Isolasi Sosial
effect
G. DiagnosaKeperawatan
1.Isolasi sosial menarik diri b/d harga dirirendah
2.Gangguan konsep diri: Harga diri rendah berhubungan dengan koping
individuinefektif
H. Rencana Asuhan Keperawatan
Tanggal pengkajian :
Waktu :
Oleh :
Tempat :
Metode :
Sumber :
A. IDENTITAS PASIEN
Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Agama :
Status perkawinan :
Nomor RM :
Tanggal masuk RS :
Diagnosa medis :
C. ALASAN MASUK RS
E. FAKTOR PREDISPOSISI
F. FAKTOR PRESIPITASI
G. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum :
Kesadaran :
1. Tanda-tanda vital
TD :
N :
RR :
S :
2. Status gizi
BB :
TB :
IMT :
Keluhan fisik
H. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
b. Identitas
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok atau masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
b. Kegiatan ibadah
I. STATUS MENTAL.
1. Penampilan
2. Pembicaraan
3. Aktivitas motorik
4. Alam perasaan
5. Afek
6. Interaksi selama wawancara
7. Persepsi
8. Proses Pikir
9. Isi pikir
10. Tingkat kesadaran
11. Memori
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
13. Kemampuan penilaian
14. Daya tilik diri
K. MEKANISME KOPING
L. TERAPI
M. ANALISA DATA
DATA MASALAH
DO :
DS :
O. POHON MASALAH
Isolasi sosial
P. DIAGNOSA MEDIS
Aksis 1 : F 32.3 : Depresi berat dengan gejala psikotik
Q. Perencanaan keperawatan
1. Menarik Diri b/d Harga Diri Rendah
A. Kesimpulan
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri atau
kemampuan diri.Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa gagal karena tidak
mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat,1998).
Tanda dan gejala harga diri rendah diantaranya Mengejek dan mengeritik diri
sendiri, Merasa bersalah dan khawatir, menghukum atau menolak diri sendiri dan
Mengalami gejala fisik, misal: tekanan darah tinggi.
Keluarga berperan penting dalam meningkatkan harga diri klien dengan
beberapa cara sebagai berikut:
1. Menjalin hubungan saling percaya.
2. Memberi kegiatan sesuai kemampuan klien.
3. Meningkatkan kontak dengan orang lain.
4. Menggali kekuatan klien.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Ana.1992. Peran Serta Keluarga dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa. EGC:
Jakarta.
Dadang, Hawari. 2001. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FKUI.Keliat.
Prabowo,E.(2014).Konsep&AplikasiASUHAN
KEPERAWATANJIWA.Yogyakarta : Nuhamedika.
Townsend. (2008). Nursing Diagnosis in Psuchiatric Nursing a Pocket Guide for Care
Plan Construction.jakarta: EGC.