Telaah jurnal ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Keperawatan Paliatif &
Menjelang Ajal yang dibina oleh Ns. Yeni Fitria, M.Kep
Nama Kelompok 6 :
Septian Dwi Intan Maharani
Suryajana Setya Handaru
Olvia Trivena
M. Mabrur Rizal
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
yang berjudull “ Dilema Etik Organ & Tisue Donation “.
Tak lupa kami haturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Begitu-pun kepada dosen yang
membimbing kami guna menyelesaikan tugas ini.
Meskipun banyak kekurangan yang terdapat di dalam tugas ini. Tapi kami
selalu berusaha agar tugas yang kami buat bisa bermanfaat baik bagi kami sendiri
atau-pun orang lain.
Kami sangat berharap kepada siapa yang bisa memberikan kritik dan saran
agar kedepannya, kami bisa membuat tugas yang lebih baik lagi.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................2
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor
kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi
maju dengan pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami
peningkatan melebihiketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di Cina, pada
tahun 1999 tercatat hanya 24transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya
mencapai 78 angka.
1
Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal
ini tentu saja menimbulkan suatu pertanyaan tentang relevansi antara Peraturan
Pemerintah dan Undang-Undang, dimana Peraturan Pemerintah diterbitkan jauh
sebelum Undang-Undang. (Binchoutan, 2008).
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Donor organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih memiliki
daya hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsidengan baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan
hidup penderita hampir tidak ada lagi. Sedangkan resipien adalah orang yang akan
menerima jaringan atau organ dari orang lain atau dari bagian lain dari tubuhnya
sendiri. Organ tubuh yang di transplantasikan biasanya adalah organ vital seperti
ginjal, jantung, dan mata. namun dalam perkembangannya organ-organ tubuh
lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu orang yang sangat
memerlukannya.
3
2.2 Transplantasi Organ dari Segi Etika Keperawatan
Jika ditinjau dari segi etika keperawatan, transplantasi organ akan menjadi
suatu hal yang salah jika dilakukan secara illegal. Hal ini menilik pada kode etik
keperawatan, Pokok etik 4 pasal 2 yang mengatur tentang hubungan perawat
dengan teman sejawat. Pokok etik tersebut berbunyi “Perawat bertindak
melindungi klien dan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal”. Seorang perawat dalam menjalankan
profesinya juga diwajibkan untuk tetap mengingat tentang prinsip-prinsip etik,
antara lain :
1. Otonomi (Autonomy)
4
3. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prakatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.
5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien
untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.
5
seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa
tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan. Dari
prinsip-prinsip diatas berarti harus diperhatikan benar bahwa dalam memutuskan
untuk melakukan transplantasi organ harus disertai pertimbangan yang matang dan
tidak ada paksaan dari pihak manapun, adil bagi pihak pendonor maupun resipien,
tidak merugikan pihak manapun serta berorientasi pada kemanusiaan. Selain itu
dalam praktek transplantasi organ juga tidak boleh melanggar nilai-nilai dalam
praktek perawat professional. Sebagai contoh nilai tersebut adalah, keyakinan
bahwa setiap individu adalah mulia dan berharga. Jika seorang perawat menjunjung
tinggi nilai tersebut dalam prakteknya, niscaya seorang perawat tidak akan begitu
mudah membantu melaksanakan praktek transplantasi organ hanya dengan
motivasi komersiil.
6
BAB III
TELAAH JURNAL
Dari jurnal ini kami dapatkan kesimpulan bahwa dilema etik perawat yang
muncul disebabkan oleh banyaknya pasien yang akan melakukan transplantasi
organ, dalam artian yang pengobatannya harus dilakukan dengan transplantasi
organ tetapi ketersediaan organ yang tidak memadai membuat perawat mengalami
tekanan moral.
Walaupun di era modern ini sudah banyak ditemukan alat - alat yang
canggih dan pengobatan yang banyak variasinya, namun tetap saja transplantasi
organ harus tetap dilakukan agar bisa mengganti organ yang rusak. Dengan dilema
etika, sering ada masalah atau kerugian yang signifikan untuk setiap solusi
potensial, sehingga sulit untuk menentukan solusi mana yang lebih baik.
Distress moral berbeda dari dilema etik, karena tindakan yang secara etika
benar tidak diragukan, tekanan moral di antara perawat terjadi ketika perawat tahu
apa yang terbaik untuk pasien tetapi itu tentu saja tindakan bertentangan dengan
apa yang terbaik untuk organisasi, penyedia lain, keluarga pasien, pasien lain, dan
/ atau masyarakat secara keseluruhan.
7
3.2 Analisis Jurnal 2 : Implementasi Medikolegal Transplantasi Organ
Dari Donor Jenazah Untuk Peningkatan Kesehatan Masyarakat
Untuk jurnal yang kedua ini, sama saja juga seperti jurnal yang pertama
banyaknya permintaan tetapi organ yang tersedia tidak mengimbangi permintaan
lalu didapatkan juga bahwa kurangnya SDM yang kompeten dan beban kerja yang
berat serta fasilitas penunjang yang kurang serta dari pihak dokter juga yang kurang
mesosialisasikan transplantasi organ dari donor jenazah kepada pasien, selain itu
dari pihak pasien yang kurang memahami akan besarnya manfaat transplantasi
organ dari jenazah karena masih ada pradigma sosial yang memandang bahwa
jenazah harus dikuburkan dalam keadaan yang utuh. Apabila pemerintah
memberikan bantuan dana dalam kegiatan transplantasi organ ini maka dokter akan
lebih giat serta percaya diri untuk melakukan sosialisai kepada pihak pasien.
Namun semua itu berbeda masalahnya jika pendonor adalah jenazah (orang
yang sudah mati). Sebab penulis mengatakan bila orang yang sudah mati maka
tubuh tersebut tidak lagi dimiliki oleh orang tersebut. Orang yang sudah mati tidak
berhak mewasiatkan atau mendonorkan bagian tubuhnya karena sudah bukan
miliknya. Dari beberapa pandangan tersebut terdapat dilema etik, dimana bila
dipandang dari segi hukum merupakan perbuatan yang mulia karena
8
menyelamatkan kelangsungan hidup seseorang, namun dari sisi agama merupakan
perbuatan yang dilarang karena bisa menghilangkan nyawa si pendonor.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
Diambil._ Online.https://www.scribd.com/doc/174662382/Tugas-Bioetika-
Bagus-WIDA-Transplantasi-Organ#download. Pada tanggal 27 September 2018
11