Anda di halaman 1dari 14

DILEMA ETIK ORGAN AND TISUE DONATION

Telaah jurnal ini dibuat untuk menyelesaikan tugas Keperawatan Paliatif &
Menjelang Ajal yang dibina oleh Ns. Yeni Fitria, M.Kep

Nama Kelompok 6 :
Septian Dwi Intan Maharani
Suryajana Setya Handaru
Olvia Trivena
M. Mabrur Rizal

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAHARANI MALANG
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunianya kepada kami. Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
yang berjudull “ Dilema Etik Organ & Tisue Donation “.
Tak lupa kami haturkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini. Begitu-pun kepada dosen yang
membimbing kami guna menyelesaikan tugas ini.
Meskipun banyak kekurangan yang terdapat di dalam tugas ini. Tapi kami
selalu berusaha agar tugas yang kami buat bisa bermanfaat baik bagi kami sendiri
atau-pun orang lain.
Kami sangat berharap kepada siapa yang bisa memberikan kritik dan saran
agar kedepannya, kami bisa membuat tugas yang lebih baik lagi.

Malang, 27 September 2018

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar ........................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................. iii
Bab I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................2

Bab II Tinjauan Teori :


2.1 Definisi Transplantasi Organ .................................................................3
2.2 Transplantasi Organ Dari Segi Etik Keperawatan .................................4
Bab III Telaah Jurnal :
3.1 Jurnal 1 ...................................................................................................7
3.2 Jurnal 2 ...................................................................................................8
3.3 Jurnal 3 ...................................................................................................8
Bab IV Penutup :
4.1 Kesimpulan...........................................................................................10
4.2 Saran .....................................................................................................10
Daftar Pustaka ........................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, dunia juga


mengalami perkembangannya di berbagai bidang. Salah satunya adalah kemajuan
di bidang kesehatanyaitu teknik transplantasi organ. Transplantasi organ
merupakan suatu teknologi medisuntuk penggantian organ tubuh pasien yang tidak
berfungsi dengan organ dari individu yanglain. Sampai sekarang penelitian tentang
transplantasi organ masih terus dilakukan.

Sejak kesuksesan transplantasi yang pertama kali berupa ginjal dari donor
kepada pasien gagal ginjal pada tahun 1954, perkembangan di bidang transplantasi
maju dengan pesat. Permintaan untuk transplantasi organ terus mengalami
peningkatan melebihiketersediaan donor yang ada. Sebagai contoh di Cina, pada
tahun 1999 tercatat hanya 24transplantasi hati, namun tahun 2000 jumlahnya
mencapai 78 angka.

Sedangkan tahun 2003angkanya bertambah 356. Jumlah tersebut semakin


meningkat pada tahun 2004 yaitu 507 kalitransplantasi. Tidak hanya hati, jumlah
transplantasi keseluruhan organ di China memangmeningkat drastis. Setidaknya
telah terjadi 3 kali lipat melebihi Amerika Serikat. Ketidakseimbangan antara
jumlah pemberi organ dengan penerima organ hampir terjadi diseluruh
dunia.Sedangkan transplantasi organ yang lazim dikerjakan di Indonesia adalah
pemindahansuatu jaringan atau organ antar manusia, bukan antara hewan ke
manusia, sehingga menimbulkan pengertian bahwa transplantasi adalah
pemindahan seluruh atau sebagian organdari satu tubuh ke tubuh yang lain atau dari
satu tempat ke tempat yang lain di tubuh yangsama. Transplantasi ini ditujukan
untuk mengganti organ yang rusak atau tak berfungsi pada penerima.

Saat ini di Indonesia, transplantasi organ ataupun jaringan diatur dalam UU


No. 23tahun 1992 tentang Kesehatan. Sedangkan peraturan pelaksanaannya diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang Bedah Mayat Klinis dan

1
Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan Tubuh Manusia. Hal
ini tentu saja menimbulkan suatu pertanyaan tentang relevansi antara Peraturan
Pemerintah dan Undang-Undang, dimana Peraturan Pemerintah diterbitkan jauh
sebelum Undang-Undang. (Binchoutan, 2008).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari Transplantasi organ ?

2. Bagaimana trasplantasi organ dilihat dari segi etika keperawatan ?

3. Bagaimana analisis dari ketiga jurnal tersebut ?

1.3 Tujuan Penulisan

Agar mahasiswa mampu memahami, mengerti, dan dapat mengaplikasikan


rumusan masalah diatas dengan baik dan benar

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Transpaltasi Organ

Donor organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan


suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada
tubuhnya sendiri atautubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Syarat tersebut melipui kecocokan organ dari donor dan resipen.

Donor organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih memiliki
daya hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsidengan baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan harapan
hidup penderita hampir tidak ada lagi. Sedangkan resipien adalah orang yang akan
menerima jaringan atau organ dari orang lain atau dari bagian lain dari tubuhnya
sendiri. Organ tubuh yang di transplantasikan biasanya adalah organ vital seperti
ginjal, jantung, dan mata. namun dalam perkembangannya organ-organ tubuh
lainnya pun dapat ditransplantasikan untuk membantu orang yang sangat
memerlukannya.

Menurut pasal 1 ayat 5 Undang-undang kesehatan, transplantasi organ


adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan
tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan tubuh. Pengertian lain
mengenai transplantasi organ adalah berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, transplantasi adalah tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau
jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam
rangka pengobatan untuk mengganti jaringan danatau organ tubuh yang tidak
berfungsi dengan baik.

Jika dilihat dari fungsi dan manfaatnya transplantasi organ dapat


dikategorikan sebagai ‘life saving’. Live saving maksudnya adalah dengan
dilakukannya transplantasi diharapkan bisa memperpanjang jangka waktu
seseorang untuk bertahan dari penyakit yang dideritanya.

3
2.2 Transplantasi Organ dari Segi Etika Keperawatan

Jika ditinjau dari segi etika keperawatan, transplantasi organ akan menjadi
suatu hal yang salah jika dilakukan secara illegal. Hal ini menilik pada kode etik
keperawatan, Pokok etik 4 pasal 2 yang mengatur tentang hubungan perawat
dengan teman sejawat. Pokok etik tersebut berbunyi “Perawat bertindak
melindungi klien dan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal”. Seorang perawat dalam menjalankan
profesinya juga diwajibkan untuk tetap mengingat tentang prinsip-prinsip etik,
antara lain :

1. Otonomi (Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu


berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap
kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai
keputusan atau pilihan yang harusdihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan
tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional
merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat
keputusan tentang perawatan dirinya. Jika dikaitkan dengan kasus transplantasi
organ maka hal yang menjadi pertimbangan adalah seseorang melakukan
transplantasi tersebut tanpaadanya paksaan dari pihak manapun dan tentu saja
pasien diyakinkan bahwa keputusan yang diambilnya adalah keputusan yang telah
dipertimbangkan secara matang.

2. Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,


memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan
atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,
dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan
otonomi.

4
3. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini
direfleksikan dalam prakatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
kualitas pelayanan kesehatan.

4. Tidak merugikan (Non-maleficience)

Prinsip ini berarti dalam pelaksanaan transplantasi organ, harus diupayakan


semaksimal mungkin bahwa praktek yang dilaksanakan tidak menimbulkan
bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

5. Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien
dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan
dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran. Informasi harus ada
agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk memfasilitasi pemahaman
dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya
batasan untuk kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien
untuk pemulihan atau adanya hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best”
sebab individu memiliki otonomi, mereka memiliki hak untuk mendapatkan
informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan dasar dalam
membangun hubungan saling percaya.

6. Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan


komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati
janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban

5
seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya. Kesetiaan,
menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan bahwa
tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan,
mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan. Dari
prinsip-prinsip diatas berarti harus diperhatikan benar bahwa dalam memutuskan
untuk melakukan transplantasi organ harus disertai pertimbangan yang matang dan
tidak ada paksaan dari pihak manapun, adil bagi pihak pendonor maupun resipien,
tidak merugikan pihak manapun serta berorientasi pada kemanusiaan. Selain itu
dalam praktek transplantasi organ juga tidak boleh melanggar nilai-nilai dalam
praktek perawat professional. Sebagai contoh nilai tersebut adalah, keyakinan
bahwa setiap individu adalah mulia dan berharga. Jika seorang perawat menjunjung
tinggi nilai tersebut dalam prakteknya, niscaya seorang perawat tidak akan begitu
mudah membantu melaksanakan praktek transplantasi organ hanya dengan
motivasi komersiil.

6
BAB III

TELAAH JURNAL

3.1 Analisis Jurnal 1 : Moral Distress Experienced by Nurses in Relation


to Organ Donation and Transplantation

Dari jurnal ini kami dapatkan kesimpulan bahwa dilema etik perawat yang
muncul disebabkan oleh banyaknya pasien yang akan melakukan transplantasi
organ, dalam artian yang pengobatannya harus dilakukan dengan transplantasi
organ tetapi ketersediaan organ yang tidak memadai membuat perawat mengalami
tekanan moral.

Walaupun di era modern ini sudah banyak ditemukan alat - alat yang
canggih dan pengobatan yang banyak variasinya, namun tetap saja transplantasi
organ harus tetap dilakukan agar bisa mengganti organ yang rusak. Dengan dilema
etika, sering ada masalah atau kerugian yang signifikan untuk setiap solusi
potensial, sehingga sulit untuk menentukan solusi mana yang lebih baik.

Distress moral berbeda dari dilema etik, karena tindakan yang secara etika
benar tidak diragukan, tekanan moral di antara perawat terjadi ketika perawat tahu
apa yang terbaik untuk pasien tetapi itu tentu saja tindakan bertentangan dengan
apa yang terbaik untuk organisasi, penyedia lain, keluarga pasien, pasien lain, dan
/ atau masyarakat secara keseluruhan.

Mengapa beberapa perawat meninggalkan atau mempertimbangkan posisi


kerja atau karir mereka karena selalu ada kebutuhan untuk menemukan semacam
keseimbangan antara berbuat baik dan pada saat yang sama tidak membahayakan -
primun non nocere (Begley & Piggott, 2012). Maka dari itu sudah waktunya untuk
menciptakan wawasan berbasis bukti dan strategi yang memungkinkan perawat dan
profesional kesehatan lainnya untuk melepaskan pekerjaan penting mereka tanpa
tekanan moral dan residu moral.

7
3.2 Analisis Jurnal 2 : Implementasi Medikolegal Transplantasi Organ
Dari Donor Jenazah Untuk Peningkatan Kesehatan Masyarakat

Untuk jurnal yang kedua ini, sama saja juga seperti jurnal yang pertama
banyaknya permintaan tetapi organ yang tersedia tidak mengimbangi permintaan
lalu didapatkan juga bahwa kurangnya SDM yang kompeten dan beban kerja yang
berat serta fasilitas penunjang yang kurang serta dari pihak dokter juga yang kurang
mesosialisasikan transplantasi organ dari donor jenazah kepada pasien, selain itu
dari pihak pasien yang kurang memahami akan besarnya manfaat transplantasi
organ dari jenazah karena masih ada pradigma sosial yang memandang bahwa
jenazah harus dikuburkan dalam keadaan yang utuh. Apabila pemerintah
memberikan bantuan dana dalam kegiatan transplantasi organ ini maka dokter akan
lebih giat serta percaya diri untuk melakukan sosialisai kepada pihak pasien.

3.3 Analisis jurnal 3 : Etika Biomedis

Pada jurnal yang ketiga didapatkan kesimpulan bahwa kegiatan


transplantasi jantung merupakan kegiatan yang menimbulkan sebuah dilema,
transplantasi (pencangkokan) organ jantung dilihat dari sudut pandang biooetika
menimbulkan dilemma etik, dimana transplantasi satu sisi dapat membahayakan
donor namun di satu sisi dapat menyelamatkan hidup pasien. Oleh karena itu dari
pandangan agama, transplantasi jantung itu dilarang, karena organ yang
disumbangkan merupakan organ vital yang menentukan kelangsungan hidup pihak
penyumbang. Namun dari segi hukum, transplantsi organ, jaringan dan sel tubuh
dipandang sebagai suatu hal yang mulia dalam upaya menyehatkan dan
mensejahterakan manusia.

Namun semua itu berbeda masalahnya jika pendonor adalah jenazah (orang
yang sudah mati). Sebab penulis mengatakan bila orang yang sudah mati maka
tubuh tersebut tidak lagi dimiliki oleh orang tersebut. Orang yang sudah mati tidak
berhak mewasiatkan atau mendonorkan bagian tubuhnya karena sudah bukan
miliknya. Dari beberapa pandangan tersebut terdapat dilema etik, dimana bila
dipandang dari segi hukum merupakan perbuatan yang mulia karena

8
menyelamatkan kelangsungan hidup seseorang, namun dari sisi agama merupakan
perbuatan yang dilarang karena bisa menghilangkan nyawa si pendonor.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari ketiga jurnal diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan transplantasi


organ merupakan kegiatan yang menimbulkan dilema, menurut ketiga jurnal diatas
, dilema yang muncul karena kurangnya ketersediaan organ namun banyaknya
pasien yang membutuhkan transplantasi organ. Selain itu kurangnya SDM yang
kompeten juga menyebabkan dilema. Walaupun pada jaman modern ini telah
ditemukan berbagai varian pengobatan namun tidak bisa menggantikan peran
transplantasi organ, karena beberapa organ yang telah rusak (gagal) tidak bisa
diobati namun hanya bisa diganti. Hukum modern mengatakan transplantasi organ
diperbolehkan karena dianggap melancarkan kelangsungan hidup seseorang, agama
pun memperbolehkan namun bukan merupakan organ yang dapat menghilangkan
nyawa si pendonor.

4.2 Saran

Untuk pemerintah sebaiknya memberikan dukungan dengan pendanaan


dalam transplantasi organ ini agar memberikan dampak positif dari pelayanan
kesehatan, lalu untuk dilemma etik sebagai perawat seharusnya sudah terbebas dari
itu semua maka dari itu hukum harus lebih diperjelas agar tidak merugikan satu sma
lain.

10
DAFTAR PUSTAKA

Diambil._ Online.https://www.scribd.com/doc/174662382/Tugas-Bioetika-
Bagus-WIDA-Transplantasi-Organ#download. Pada tanggal 27 September 2018

Victorino Paulo Joao & Wilson M. Donna. Moral Distress Experienced By


Nurses In Relation To Organ Donation And Transplantation Volume.04. 2017.
Canada

Zulkarnaen M. Faizal. 2012. Implementasi Medikolegal Transplantasi


Organ Dari Donor Jenazah Untuk Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Semarang

Fitria Nur Cemy. 2012. Etika Biomedis Volume 08. Surakarta

11

Anda mungkin juga menyukai