Anda di halaman 1dari 3

KEJANG DEMAM

No. ICD-10 : R56.0


No. Dokumen : 440/ /SOP-UKP/UPTD-K 07/
/ 2018
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 2018
Halaman : 1/3

Erlince Hasugian, SKM


PUSKESMAS NIP. 19710418 199103
BONANDOLOK 2 003
1. Pengertian Kejang Demam (KD) adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal > 38o C) akibat dari suatu proses ekstra kranial.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan kejang demam
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Bonandolok Tahun 2018 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Bonandolok
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / Alat dan bahan :
Langkah-
1. ATK
langkah
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Senter
5. Oksigen

Langkah-langkah
A. Hasil Anamnesis (Subjective)
Keluhan utama adalah kejang. Anamnesis dimulai dari riwayat perjalanan penyakit
sampai terjadinya kejang. Perlu deskripsi kejang seperti tipe kejang, lama, frekuensi dan
kesadaran pasca kejang. kemudian mencari kemungkinan adanya faktor pencetus atau
penyebab kejang. Umumnya kejang demam terjadi pada anak dan berlangsung pada
permulaan demam akut. Sebagian besar berupa serangan kejang klonik umum atau tonik
klonik, singkat dan tidak ada tanda-tanda neurologi post iktal.
Penting untuk ditanyakan riwayat kejang sebelumnya, kondisi medis yang berhubungan,
obat-obatan, trauma, gejala infeksi, keluhan neurologis, nyeri atau cedera akibat kejang.
Riwayat kejang demam dalam keluarga juga perlu ditanyakan..

B. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan tanda-tanda vital dan kesadaran. Pada kejang demam
tidak ditemukan penurunan kesadaran. Pemeriksaan umum ditujukan untuk mencari
tanda-tanda infeksi penyebab demam. Pemeriksaan neurologi meliputi kepala, ubun-ubun
besar, tanda rangsang meningeal, pupil, saraf kranial, motrik, tonus otot, refleks fisiologis
dan patologis.
Pemeriksaan penunjang : -

C. Penegakan Diagnostik(Assessment)
Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Klasifikasi kejang demam terbagi menjadi 2, yaitu:
1. Kejang demam sederhana
a. Kejang umum tonik, klonik atau tonik-klonik.
b. Durasi < 15 menit
c. Kejang tidak berulang dalam 24 jam.
2. Kejang demam kompleks
a. Kejang fokal atau fokal menjadi umum.
b. Durasi > 15 menit
c. Kejang berulang dalam 24 jam.

Diagnosis Banding
1. Meningitis
2. Epilepsi
3. Gangguan metabolik, seperti: gangguan elektrolit.

Komplikasi dan prognosis


Kejang demam suatu kondis yang jinak/benign, tidak menyebabkan kematian. Sebagian
besar akan menghilang pada usia 5-6 tahun. Faktor risiko epilepsi di kemudian hari
tergantung dari: (1) kejang demam kompleks, (2) riwayat epilepsi dalam keluarga, (3)
terdapat defisit neurologis.

D. Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


1. Penatalaksanaan
a. Keluarga pasien diberikan informasi selengkapnya mengenai kejang demam dan
prognosisnya.
b. Pemberian farmakoterapi untuk mengatasi kejangnya adalah dengan:
-Diazepam per rektal (0,5mg/kg) harus segera diberikan jika akses intravena
tidak dapat dibangun dengan mudah.
2. Konseling dan Edukasi :
Konseling dan edukasi dilakukan untuk membantu pihak keluarga mengatasi
pengalaman menegangkan akibat kejang demam dengan memberikan informasi
mengenai:
a. Prognosis dari kejang demam.
b. Tidak ada peningkatan risiko keterlambatan sekolah atau kesulitan intelektual
akibat kejang demam.
c. Kejang demam kurang dari 30 menit tidak mengakibatkan kerusakan otak.
d. Risiko kekambuhan penyakit yang sama di masa depan.
e. Rendahnya risiko terkena epilepsi dan kurangnya manfaat menggunakan terapi
obat antiepilepsi dalam mengubah risiko itu.

Kriteria rujukan
a. Apabila kejang tidak membaik setelah diberikan obat antikonvulsi.
b. Apabila kejang demam sering berulang disarankan EEG.
6. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
7. Unit terkait
8.Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai