Mekanisme ISPA PDF
Mekanisme ISPA PDF
TINJAUAN PUSTAKA
akut yang meliputi saluran pernafasan bagian atas seperti rhinitis, fharingitis, dan
bronchiolitis dan pneumonia, yang dapat berlangsung selama 14 hari. Batas waktu 14
hari diambil untuk menentukan batas akut dari penyakit tersebut. Saluran pernafasan
adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli beserta organ seperti sinus, ruang
keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-
gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan
mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih
berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam
yaitu bakteri, virus, dan ricketsia yang jumlahnya lebih dari 300 macam. Pada ISPA
Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit, hidung tersumbat /
Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari telinga keluar
Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring, kejang,
apnea, dehidrasi berat / tidur terus, sianosis dan adanya penarikan yang kuat
kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena kelelahan atau stres. Bakteri dan
virus penyebab ISPA di udara bebas akan masuk dan menempel pada saluran
pernafasan bagian atas, yaitu tenggorokan dan hidung. Pada stadium awal, gejalanya
berupa rasa panas, kering dan gatal dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus
menerus, hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam dan nyeri kepala.
berwarna kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi karena bakteri dan virus di
daerah tersebut maka kemungkinan peradangan menjadi parah semakin besar dan
cepat. Infeksi dapat menjalar ke paru-paru, dan menyebabkan sesak atau pernafasan
terhambat, oksigen yang dihirup berkurang. Infeksi lebih lanjut membuat sekret
menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak terdapat komplikasi,
gejalanya akan berkurang sesudah 3-5 hari. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii, hingga
Penyakit pada saluran pernafasan mempunyai gejala yang berbeda yang pada
yang berlebihan dan penyempitan saluran pernafasan. Tidak semua penelitian dan
kegiatan program memakai gejala gangguan pernafasan yang sama. Misalnya untuk
gejala-gejala, kesulitan bernafas, radang tenggorok, pilek dan penyakit pada telinga
dengan atau tanpa disertai demam. Efek pencemaran terhadap saluran pernafasan
bunyi mengi dan sesak nafas (Robertson, 1984 dalam Purwana, 1992).
Dalam hal efek debu terhadap saluran pernafasan telah terbukti bahwa kadar
debu berasosiasi dengan insidens gejala penyakit pernafasan terutama gejala batuk.
pernafasan :
1. Batuk
Timbulnya gejala batuk karena iritasi partikulat adalah jika terjadi rangsangan
timbul sekresi berlebih dalam saluran pernafasan. Batuk timbul sebagai reaksi
refleks saluran pernafasan terhadap iritasi pada mukosa saluran pernafasan dalam
bentuk pengeluaran udara (dan lendir) secara mendadak disertai bunyi khas.
2. Dahak
Dahak terbentuk secara berlebihan dari kelenjar lendir (mucus glands) dan sel
goblet oleh adanya stimuli, misalnya yang berasal dari gas, partikulat, alergen
yang berdegenerasi.
3. Sesak nafas
Sesak nafas atau kesulitan bernafas disebabkan oleh aliran udara dalam saluran
pernafasan menguncup, oedema atau karena sekret yang menghalangi arus udara.
Sesak nafas dapat ditentukan dengan menghitung pernafasan dalam satu menit.
4. Bunyi mengi
Bunyi mengi merupakan salah satu tanda penyakit pernafasan yang turut
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar,
bibit penyakit masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, maka penyakit ISPA
termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara terjadi tanpa kontak
melalui udara, dapat pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang
penyakit yang sebagian besar penularannya adalah karena menghisap udara yang
laboratorium terhadap jasad renik itu sendiri. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
oleh karena bakteri dilakukan dengan pemeriksaan sputum, biakan darah, biakan
frekuensi pernafasan sebanyak 60 kali per menit atau lebih, atau adanya penarikan
yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke dalam. Rujukan penderita pnemonia
berat dilakukan dengan gejala batuk atau kesukaran bernafas yang disertai adanya
gejala tidak sadar dan tidak dapat minum. Pada klasifikasi bukan pneumonia maka
diagnosisnya adalah batuk pilek biasa (common cold), pharyngitis, tonsilitis, otitis
persoalan pada diagnostik dan pengobatannya. Sampai saat ini belum ada obat yang
khusus antivirus. Idealnya pengobatan bagi ISPA bakterial adalah pengobatan secara
penyebab. Untuk itu, kuman penyebab ISPA dideteksi terlebih dahulu dengan
mikrobiologik, baru setelah itu diberikan antimikroba yang sesuai (Halim, 2000).
memperoleh material pemeriksaan yang tepat, sering kali mikroorganisme itu baru
diketahui dalam waktu yang lama, kuman yang ditemukan adalah kuman komensal,
adalah pengobatan secara empirik lebih dahulu, setelah diketahui kuman penyebab
pada aspek tenaga kerja adalah penggunaan alat pelindung diri, dan faktor lingkungan
tempat, peralatan dan lingkungan kerja. Penggunaan alat pelindung diri merupakan
upaya terakhir dalam usaha perlindungan tenaga kerja. Oleh karena itu alat pelindung
diri harus memenuhi persyaratan antara lain enak dipakai, tidak mengganggu kerja
dan memberikan perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya yang ada.
Suatu kegiatan industri, paparan dan risiko yang ada ditempat kerja tidak
akibat kerja dan kecelakaan kerja harus senantiasa dilakukan. Ada beberapa alternatif
pengendalian (secara tehnik dan administratif) yang bisa dilaksanakan. Pilihan yang
sering dilakukan adalah melengkapi tenaga kerja dengan alat pelindung diri dijadikan
suatu kebiasaan dan keharusan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 1 Th 1970
Alat pelindung diri untuk pekerja adalah alat pelindung untuk pekerja agar
aman dari bahaya atau kecelakaan akibat melakukan suatu pekerjaannya. Alat
pelindung diri untuk pekerja di Indonesia sangat banyak sekali permasalahannya dan
Alat pelindung diri (APD) yang baik adalah APD yang memenuhi standar
keamanan dan kenyamanan bagi pekerja (Safety and acceptation), apabila pekerja
memakai APD yang tidak nyaman dan tidak bermanfaat maka pekerja enggan
memakai, hanya berpura-pura sebagai syarat agar masih diperbolehkan untuk bekerja
Menurut Budiono (2002), APD yang tepat bagi tenaga kerja yang berada pada
1. Masker
Masker untuk melindungi dari debu atau partikel-partikel yang lebih kasar yang
masuk ke dalam saluran pernafasan. Masker terbuat dari kain dengan ukuran pori-
pori tertentu.
2. Respirator
Respirator berguna untuk melindungi pernafasan dari debu, kabut, uap, logam,
pembersihnya terdiri dari filter untuk menangkap debu dari udara atau
tabung kimia yang menyerap gas, uap dan kabut (gambar 2.1).
dapat dipompa dari sumber yang jauh (dihubungkan dengan selang tahan
tekanan) atau dari persediaan yang portable (seperti tabung yang berisi udara
bersih atau oksigen). Jenis ini biasa dikenal dengan SCBA (Self Contained
debunya tinggi. Walaupun demikian, tidak ada jaminan bahwa dengan mengenakan
gangguan pernafasan.
masker, antara lain adalah jenis dan karakteristik debu, serta kemampuan menyaring
dari masker yang digunakan. Kebiasaan menggunakan masker yang baik merupakan
cara aman bagi pekerja yang berada di lingkungan kerja berdebu untuk melindungi
kesehatan.
3. APD tidak menimbulkan bahaya tambahan yang lain bagi pemakaiannya yang
dikarenakan bentuk atau bahannya yang tidak tepat atau salah penggunaan
4. APD harus tahan untuk jangka pemakaian yang cukup lama dan bersifat
fleksibel.
Persyaratan kesehatan untuk ruang kerja industri yang nyaman di tempat kerja
adalah suhu yang tidak dingin dan tidak menimbulkan kepanasan bagi tenaga kerja
minimal 2,5 m. Bila suhu udara > 30 0C perlu menggunakan alat penata udara seperti
air conditioner, kipas angin dan lain-lain. Bila suhu udara luar < 18 °C perlu
1405/MENKES/SK/XI/2002).
Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal agar memiliki kualitas udara yang baik
Nomor: 829/Menkes/SK/VII/1999).
2.2.3. Kelembaban
terkandung di udara. Saat udara dipenuhi uap air dapat dikatakan bahwa udara berada
dalam kondisi jenuh dalam arti kelembaban tinggi dan segala sesuatu menjadi basah.
dan keduanya merupakan pemicu pertumbuhan jamur dan bakteri. Pada umumnya
tinggi. Kelembaban udara yang relatif rendah yaitu kurang dari 20% dapat
berkisar antara 65% - 95%. Bila kelembaban udara ruang kerja > 95% perlu
menggunakan alat dehumidifier dan bila kelembaban udara ruang kerja < 65% perlu
Semakin tinggi konsentrasi partikel debu dalam udara dan semakin lama
paparan berlangsung, jumlah partikel yang mengendap di paru juga semakin banyak.
Setiap inhalasi 500 partikel per millimeter kubik udara, setiap alveoli paling sedikit
menerima 1 partikel dan apabila konsentrasi mencapai 1000 partikel per millimeter
kubik, maka 10% dari jumlah tersebut akan tertimbun di paru. Konsentrasi yang
melebihi 5000 partikel per millimeter kubik sering dihubungkan dengan terjadinya
lama dengan debu. Jarang ditemui kelainan bila paparan kurang dari 10 tahun.
yang cepat, peledakan dan lain-lain dari bahan-bahan, baik organik maupun
anorganik, misalnya batu, kayu, biji logam, arang batu, butir-butir zat dan sebagainya
(Suma’mur, 1995).
Definisi lain mengatakan debu merupakan salah satu polutan yang dapat
bagi pekerja pada industri-industri yang berhubungan dengan debu pada proses
produksinya. Debu juga sering disebut sebagai partikel yang melayang di udara
Dalam kasus pencemaran udara baik dalam maupun di luar gedung (indoor
and out door pollution) debu merupakan campuran dari berbagai bahan dengan
ukuran dan bentuk yang relatif berbeda-beda dan sering dijadikan salah satu indikator
Partikel menurut WHO seperti yang dikutip oleh Purwana (1992), adalah
sejumlah benda padat atau cair dalam bermacam-macam ukuran, jenis dan bentuk
Partikel debu menyebar di atmosfer akibat dari berbagai proses alami seperti
letusan gunung, hembusan debu serta tanah oleh angin. Aktifitas manusia juga
berperan dalam penyebaran partikel, misalnya dalam bentuk partikel debu dan asbes
dari bahan bangunan, abu terbang dari proses peleburan baja dan asap dari proses
pembakaran tidak sempurna, terutama dari batu arang. Sumber partikel yang utama
Partikel debu di atmosfer dalam bentuk suspensi, yang terdiri atas partikel-
partikel padat dan cair. Ukuran partikel dari 100 mikron hingga kurang dari 0,01
1992).
Partikel debu akan berada di udara dalam waktu yang relatif lama dalam
dan fisik seperti terganggunya pemandangan dan pelunturan warna bangunan dan
pengotoran.
Batu mutu debu pada udara ambien di Indonesia diatur dalam Keputusan
Keputusan tersebut, nilai baku mutu konsentrasi debu maksimal ditetapkan 10 mg/m3
suspended solid (TSP) ditetapkan dalam National Ambient Air Quality (NAAQ) EPA
sebesar 260 µg/m3 untuk waktu pengukuran 24 jam dan 75 µg/m3 untuk waktu
pengukuran 24 jam dan 50 µg/m3 untuk waktu pengukuran 1 tahun (US.EPA, 2004
Bahaya debu kayu bagi kesehatan bahwa debu merupakan bahan partikel
utama yang sering terjadi adalah batuk, sesak nafas dan kelelahan umum.
Pekerja yang terpapar debu kayu secara kontinyu pada usia 15 sampai dengan
25 tahun akan terjadi penurunan kemampuan kerja, usia 25 sampai dengan 35 tahun
timbul batuk produktif, usia 45 sampai dengan 55 tahun terjadi sesak hipoksemia,
usia 55 sampai dengan 65 tahun terjadi cor pulmonal sampai kegagalan pernafasan
debu diinhalasi dalam partikel debu solid, atau suatu campuran dan asap, debu yang
berukuran antara 5-10 μ akan ditahan oleh saluran nafas bagian atas, debu yang
berukuran 3-5 μ akan ditahan oleh saluran nafas bagian tengah, debu yang berukuran
1-3 μ disebut respirabel, merupakan ukuran yang paling bahaya, karena akan tertahan
1. Gravitation, sedimentasi partikel yang masuk saluran nafas karena gaya gravitasi.
yang kecil.
micron yang disebabkan oleh terjadinya gerakan keliling (gerakan Brown) dari
berupa ukuran panjang/besar partikel hal ini penting untuk mengetahui dimana
terjadi pengendapan.
karakterisrik debu sendiri yang meliputi jenis debu, ukuran partikel debu, konsentrasi
1. Jenis debu
Jenis debu terkait daya larut sifat kimianya. Adanya perbedaan daya larut dan
sifat kimiawi ini, maka kemampuan mengendapnya juga akan berbeda pula.
Demikian juga tingkat kerusakan yang ditimbulkannya juga akan berbeda pula.
(Suma’mur, 1996) mengelompokkan partikel debu menjadi dua yaitu debu organik
dan anorganik.
2. Ukuran Partikel
Tidak semua partikel dalam udara yang terinhalasi akan mencapai paru.
Partikel yang berukuran besar pada umumnya telah tersaring di hidung. Partikel
dengan diameter 0,5-0,1 μ yang disebut partikel terhisap yang dapat mencapai alveoli.
merupakan indikator yang baik tentang adanya kelainan saluran pernafasan, karena
Semakin tinggi konsentrasi partikel debu dalam udara dan semakin lama
paparan berlangsung, jumlah partikel yang mengendap di paru juga semakin banyak.
Setiap inhalasi 500 partikel per millimeter kubik udara, setiap alveoli paling sedikit
menerima 1 partikel dan apabila konsentrasi mencapai 1000 partikel per millimeter
kubik, maka 10% dari jumlah tersebut akan tertimbun di paru. Konsentrasi yang
melebihi 5000 partikel per millimeter kubik sering dihubungkan dengan terjadinya
lama dengan debu. Jarang ditemui kelainan bila paparan kurang dari 10 tahun.
Beberapa orang yang mengalami paparan debu yang sama baik jenis maupun
menunjukkan akibat yang sama. Sebagian ada yang mengalami gangguan paru berat,
namun ada yang ringan bahkan mungkin ada yang tidak mengalami gangguan sama
sekali.
pertahanan tubuh terhadap paparan partikel debu terinhalasi. Menurut Murray &
yang ikut terinhalasi bersama udara dan masuk saluran pernafasan. Penyaringan
berlangsung di hidung, nasofaring dan saluran nafas bagian bawah yaitu bronkus
terdapat pada otot polos dapat berkonstraksi apabila ada iritasi. Apabila
rangsangan yang terjadi berlebihan, maka tubuh akan memberikan reaksi berupa
bersin atau batuk yang dapat mengeluarkan benda asing termasuk partikel debu
b. Secara kimia yaitu cairan dan cilia dalam saluran nafas secara fisik dapat
memindahkan partikel yang melekat di saluran nafas, dengan gerakan cilia yang
bakterisid. Pada paru bagian perifer terjadi ekskresi cairan secara terus menerus
c. Secara imunitas, melalui proses biokimiawi yaitu humoral dan seluler. Ketiga
sistem tersebut saling berkait dan berkoordinasi dengan baik sehingga partikel
Pada waktu udara membelok ketika jalan pernafasan yang tidak lurus,
2) Pengendapan (Sedimentasi)
per detik sehingga gaya tarik bumi dapat bekerja terhadap partikel
substansi yang berbahaya masuk dalam tubuh melalui pernafasan dan dapat
kulit di mana ada yang tidak menyebabkan perubahan berat pada kulit,
terjadi).
Aspal Beton (Hotmix) adalah campuran agregat kasar, agregat halus, dan
bahan pengisi (Filler) dengan bahan pengikat aspal dalam kondisi suhu tinggi (panas)
dengan komposisi yang diteliti dan diatur oleh spesifikasi teknis. Aspal Beton
(Hotmix) secara luas digunakan sebagai lapisan permukaan konstruksi jalan dengan
lalu lintas berat, sedang, ringan, dan lapangan terbang, dalam kondisi segala macam
lapis pondasi atas konstruksi jalan dengan lalu lintas berat / Tinggi.
2. Binder Course (BC) dengan tebal minimum 4cm biasanya digunakan sebagai
4. Hot Roller Sheet (HRS) / Lataston / laston 3 dengan tebal penggelaran minimum
3 s/d 4 cm digunakan sebagai lapis permukaan konstruksi jalan dengan lalu lintas
sedang.
5. (FG) Fine Grade dengan tebal minimum 2.8 cm maks 3 cm bisanya digunakan
6. Sand Sheet dengan tebal Maximum 2.8 cm biasanya digunakan untuk jalan
1. Lapisan konstruksi Aspal beton tidak peka terhadap air, (kedap air)
3. Waktu pekerjaan yang relatif sangat cepat sehingga terciptanya efesiensi waktu.
5. Stabilitas yang tinggi sehingga dapat menahan beban lalu lintas tanpa terjadinya
deformasi.
8. Ekonomis
jalan
- Gradiasi butir dari masing-masing kelompok agregat kasar, sedang, pasir dan
abu batu. Berikut adalah tabel batas distribusi partikel agregat kasar dan halus:
atau tidak.
persyaratan gradasi campuran dan kadar aspal seperti yang ditetapkan dalam
spesifikasi.
aspal tetap yaitu kadar aspal efektif + persen absorpsi aspal yang diperkirakan
dengan variasi campuran agregat pada kondisi kadar aspal tetap, maka dibuatkan
menentukan kadar aspal optimum dan persentase penambahan bahan pengisi jika
- Kalibrasi dan pengaturan cold bin sesuai dengan hasil perencanaan campuran
di laboratorium
- Penentuan proporsi penakaran agregat panas pada hot bin (jika ada)
Sifat dari campuran yang diproduksi seringkali berbeda dengan sifat yang
Untuk lebih jelas mengenai alur perencanaan campuran dengan metode Bina
Kawasan Industri juga akan memberikan dampak terhadap beberapa fungsi di sekitar
lokasi kawasan. Oleh sebab itu, beberapa kriteria menjadi pertimbangan di dalam
Pemukiman.
1. Berdampak positif dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga kerja dan aspek
areal tanah disekitar lokasi industry menjadi kumuh dan tidak ada lagi jarak
3. Jarak terhadap pemukiman yang ideal minimal 2 (dua) Km dari lokasi kegiatan
IND/PER/3/2010).
Syndrome ISPA