html
Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah penyakit saluran
pencernaan seperti gastitis. Masyarakat pada umumnya mengenal gastritis dengan sebutan
penyakit maag yaitu penyakit yang menurut mereka bukan suatu masalah yang besar, misalnya
jika merasakan nyeri perut maka mereka akan langsung mengatasinya dengan makan nasi,
kemudian nyerinya hilang. Penyakit gastritis ini bila tidak di atasi dengan cepat maka dapat
menimbulkan perdarahan (hemorha gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan
berkumpuldi lambung, selain itu juga dapat menimbulkan tukak lambung, kanker lambung
sehingga dapat menyebabkan kematian (Harison, 2000:1550, dalam, Hastuti:2007).
Gangguan suktur anatomi bisa berupa luka erosi atau juga tumor. Faktor kejiwaan atau stres juga
terhadap timbulnya serangan ulang penyakit gastritis (Sukarmin, 2011).
Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap beberapa negara
dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian gastritis di dunia, diantaranya
Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden
gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di
Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunnya. Prevalensi gastritis yang
dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di Shanghai sekitar 17,2% yang secara substantial
lebih tinggi daripada populasi di barat yang berkisar 4,1% dan bersifat asimptomatik. Gastritis
biasanya dianggap sebagai suatu hal yang remeh namun gastritis merupakan awal dari sebuah
penyakit yang dapat menyusahkan kita. Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia
menurut WHO adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup
tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk ( Kurnia, Rahmi:2011).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Padang, pada tahun 2011 penyakit
Gastritis menduduki peringkat kedua dari 10 penyakit terbanyak, kasus Gastritis yaitu sebesar
21.606 kasus (DKK Padang, 2011).
Survei awal sudah dilakukan peneliti pada tanggal 12 Februari 2013. Di Madrasah Aliyah
Negri 2 Padang. Setelah dilakukan wawancara dengan guru di UKS Madrasah Aliyah Negri 2
Padang. Ditemukan kelas XII sebanyak 375 orang, terdiri dari kelas IPA yang berjumlah 178
orang, IPS 136 orang, IAI 61 orang. Dari laporan UKS Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang, pada
tahun 2012 terdapat 87 siswa kelas XI yang berkunjung ke UKS, dan ditemukan 43 orang siswa
yang mengalami gangguan pencernaan. Sedangkan dari hasil wawancara dengan 5 orang siswa,
4 orang mengatakan tidak mengetahui tentang penyakit gastritis dan cara perawatannya. Jika hal
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
ini tidak di tindak lanjuti dengan baik akan berdampak negatif terhadap proses belajar siswa di
Madrasah Aliyah Negeri 2 Padang.
Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang dijelaskan diatas, peneliti tertarik untuk
meneliti tentang “ Gambaran pengetahuan dan sikap siswa tentang penyakit gastrtis di MAN 2
Padang tahun 2013”.
Sebagai aplikasi ilmu yang diperoleh terutama riset keperawatan dan dapat menambah
pengetahuan dan keterampilan penulis dalam melakukan penelitian serta menambah wawasan
tentang gastritis.
1.4.2 Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam meningkatkan perencanaan program usaha
kesehatan sekolah, khususnya tentang penyakit gastritis.
1.4.3 Bagi Institusi
Hasil penelitian diharapkan dapat sebagai data dasar bagi peneliti lainya yang ingin melanjutkan
penelitian dengan lingkup yang sama.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai bulan Juni tahun 2013 di MAN 2
Padang pada siswa kelas XII, penelitian ini hanya untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan
sikap siswa tentang penyakit gastritis di MAN 2 Padang dan metode yang digunakan adalah
deskriptif, populasinya adalah semua siswa kelas XII yang berkunjung ke UKS. Dan teknik
pengambilan sampel menggunakan total sampling dimana semua siswa kelas XII yang
berkunjung ke UKS akan dijadikan sampel.
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
hidrogen ke epitel lambung. Selain itu jenis obat ini dapat mengakibatkan kerusakan langsung
pada epitel mukosa karena dapat bersifat iritatif dan siftnya yang asam dapat menambah derajat
keasaman pada lambung.
2.1.2.2 Konsumsi alkohol berlebihan
Bahan etanol merupakan salah satu bahan yang dapat merusak sawar pada mukosa
lambung. Rusaknya sawar memudahkan terjadinya iritasi pada mukosa lambung.
2.1.2.3 Faktor makanan
Pola kebiasaan makan yang tidak teratur, kebiasaan mengkonsumsi makanan dan
minuman seperti cuka, cabe, asam, kopi, alkohol,porsi makan terlalu banyak dan sering
terlambat makan.karena tidak ada makanan yang masuk
2.1.2.4 Rokok
Asam nikotin pada rokok dapat meningkatkan adhesi thrombus yang berkontribusi pada
penyempitan pembuluh darah sehingga suplai darah ke lambung mengalami penurunan.
Penurunan ini dapat berdampak pada penurunan produksi mukus yang salah satu fungsinya
untuk melindungi lambung dari iritasi. Selain itu CO yang dihasilkan oleh rokok lebih mudah di
ikat oleh Hb daripada O2 sehingga memungkinkan penurunan perfusi jaringan pada lambung.
Kejadian gastritis pada perokok juga dapat di picu oleh pengaruh asam nikotinatyang
menurunkan rangsangan pada pusat makan, perokok menjadi tahan lapar sehingga asam lambung
dapat langsung mencerna mukosa lambung bukan makanan karena tidak ada makanan yang
masuk.
2.1.2.5 Pemberian obat kemoterapi
Obat kemoterapi mempunyai sifat dasar meruak sel yang pertumbuhannya abnormal,
perusakan ini ternyata dapat juga mengenai sel inang pada tubuh manusia. Pemberian kemoterapi
dapat juga mengakibatkan kerusakan langsung pada epitel mukosa lambung.
2.1.2.6 Stres
Stres psikologi akan meningkatkan aktifitas saraf simpatik yang dapat merangsang
peningkatan produksi asam lambung. Peningkatan hcl dapat di rangsang oleh mediator kimia
yang dikeluarkan oleh neuron simpatik seperti epinefrin.
2.1.2.7 Infeksi sistemik
Pada infeksi sistemik toksik yang dihasilkan oleh mikroba akan merangsang peningkatan
laju metabolik yang berdampak pada peningkatan aktifitas lambung dalam mencerna makanan.
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
Peningkatan HCL lambung dalam kondisi seperti ini dapat memicu timbulnya perlukaan pada
lambung.
2.1.2.8 Iskemia dan syok
Kondisi iskemia dam syok hipovolemia mengancam mukosa lambung karena penurunan
perfusi jaringan lambung yang dapat mengakibatkan nekrosis lapisan lambung.
2.1.2.9 Trauma mekanik
Trauma mekanik yang mengenai daerah abdomen seperti benturan saat kecelakaan yang
cukup kuat juga dapat menjadi penyebab ganggguan keutuhan jaringan lambung. Kadang
kerusakan tidak sebatas mukosa, tetapi juga jaringan otot dan pembukuh darah lambung
sehingga pasien dapat mengalami perdarahan yang hebat. Trauma juga bisa disebabkan
tertelanyabenda asing yang keras dan sulit dicerna.
2.1.2.10 Infeksi mikroorganisme
Koloni bakteri yang menghasilkan toksikdapat merangsang pelepasan gastrin dan
peningkatan sekresi asam lambung.
2.1.3. Manifestasi klinik
2.1.3.1 Gastritis Akut
2.1.3.1.1 Hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena
kehilangan darah
2.1.3.1.2 Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan itu misalnya
nyeri timbul pada ulu hati.
2.1.3.1.3 Mual-mual dan muntah.
2.1.3.1.4 Perdarahan saluran cerna.
2.1.3.1.5 Pada kasus yang amat ringan perdarahan ber-manifestasi sebagai darah samar pada tinja dan
secara fisis akan di jumpai tanda-tanda anemia defesiensi dengan etiologa yang tidak jelas.
2.1.3.1.6 Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami
perdarahan yang hebat sehingga tanda dan gejala gangguan hemodinamika yang nyata seperti
hipotensi, pucat, keringat dingin, sampai gangguan kesadaran.
2.1.3.2 Gastritis Kronis
2.1.3.2.1 Gejalanya bervariasi antara satu orang dengan yang lain dan kadang tidak jelas.
2.1.3.2.2 Perasaan penuh, anoreksia.
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
Perasaan cepat penuh diakibatkan sekresi yang berlebihan pada lambung ketika ada
makanan yang masuk. Sehingga kapasitas makanan menjadi menurun karena sebagian besar
telah diisi mukus dan cairan hasil sekresi.
Antasida yang berisi aluminium dan magnesium dan karbonat kalsium dan magnesium.
Dengan pemberian antasid tadi maka suasana asam dalam lambung dapat dikurangi. Obat-obat
ini dapat menghasilkan efek samping seperti diare atau sembelit karena dapat mempengaruhi
penurunan rangsangan peristaltik usus.
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
Obat-obat untuk gastritis umumnya dimakan 2jam sebelum dan sesudah makan. Adapun
tujuan obat tersebut di minum 2 jam sebelum makan adalah untuk menetralisir asam lambung
karena pada saat tersebut penumpukan asam di dalam lambung sudah cukup banyak dan pada
orang yang menderita maag di dalam lambungnya telah terjadi luka-luka kecil di dinding
lambung yang apabila terkena asam dalam jumlah yang cukup banyak akan menimbulkan
keluhan perih sedangkan obat yang diminum 2 jam sesudah makan bertujuan untuk melindungi
dinding lambung dari asam yang terus diproduksi. Selama 2 jam sesudah makan asam yang ada
di lambung akan terpakai untuk mencerna makanan shingga ternetralisir dan tidak melukai
dinding lambung namun setelah 2 jam lambung akan segera kembali memproduksi asam padahal
makanan yang telah di cerna lambung sudah mulai kosong dam masuk ke usus (Hendra //
www.Sehat-Bugar.com).
2.1.6 Cara Pencegahan Penyakit Medis Gastritis.
2.1.6.1 Biasakan makan secara teratur dan sesuai jadwal, makanlah dengan tenang dan tidak terburu-
buru, jangan makan makanan yang terlalu panas atau dingin karena dapat menimbulkan
rangsangan pada lambung, mengkonsumsi makanan yang mudah di cerna, jangan biarkan
lambung kosong terlalu lama dan jangan makan berlebihan, kurangi makanan yang pedas dan
asam seperti acar, kari lada, kafein dan makanan yang dapat merangsang sekresi lambung seperti
kangkung, kol dan nangka.
2.1.6.2 Hindari Rokok
Ada banyak sekali metode yang biasa dipakai untuk mendorong perokok agar
dapatmenghilangkan kebiasaan itu. Misalnya buatlah catatan harian untuk mengetahui berapa
banyak uang yang anda habiskan untuk membeli sebuah rokok sehingga kita atau pengeluaran
sehari-hari. Yakinkanlah diri anda untuk dapat berhenti merokok.
2.1.6.3 Hindarilah minum minuman yang berakohol, kopi, teh kental.
2.1.6.4 Berolah Raga teratur.
2.1.6.5 Kendalikan stress dam emosi dengan baik. Stres dan ketegangan kini menjadi suatu bagian
integral dari kehidupan agar dapat mengatasi secara efektif, harus mahami ambisi, rasa takut dan
kecemasan. Suatu kesadaran pribadi akan membuat anda mempunyai bekal yang jauh lebih
untuk menghadapi perubahan dan stres.
2.1.6.6 Pola tidur yang teratur dan usahakan dapat beristirahat yang cukup, pada malam hari usahakan
dapat tidur minimal 8 jam dan siang hari dapat beristirahat dengan rilek selama 1 jam.
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
2.1.6.7 Mengkonsumsi obat sakit maag yang biasanya bersifat antasid yang dimana dapat menurunkan
keasaman cairan dilambung dengan cara menaikan Ph, sehingga untuk sementara gejala sakit
akan hiang. Namun kesembuhan tersebut bersifat sementara karena lambung masih lemah akibat
erosi, serta belum seimbangnya produksi kelenjar-kelenjar lambung.
2.1.6.8 Dianjurkan minum susu, karena selain bisa menetralkan asam lambung yang berlebihan, susu
juga banyak mengandung protein dan kalsium yang sangat berguna dalam pergantian sel-sel
jaringan tubuh.
2.2 Remaja
2.2.1 Pengertian Remaja
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Batasan usia Remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Remaja menurut
BKKBN adalah penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 10-19 tahun dan belum
menikah. Sedangkan menurut WHO adalah penduduk laki-laki atau perempuan yang berusia 15-
24 tahun ( BKKBN, 2003).
Studi terakhir di Amerika Serikat memperlihatkan setengah dari remaja wanita memiliki
kebiasaan makan yang tidak sehat. Misalnya, tidak makan seharian, makan hanya sedikit,
menggunakan makanan pengganti (makanan cair atau minuman pengganti makanan), dan
melewatkan sedikitnya satu kali waktu makan. Selain itu, mereka juga merokok dengan tujuan
memertahankan berat badan. Pada remaja pria, persentasenya lebih rendah, yaitu satu banding
tiga. Pola makan dan kebiasaan buruk ini, menurut ahli, akan terus berlanjut hingga mereka
dewasa nanti (kompas.com).
Remaja paling sering menjadi korban makanan tidak sehat seperti minuman bersoda, junk
food atau makanan berpengawet lainnya. Dan bila saat remaja tidak dikontrol dengan baik,
kebiasaan makan tersebut bisa bertahan hingga dewasa.
Sebuah studi baru menemukan bahwa pola diet dan praktik makan tidak sehat yang dimulai sejak
masa remaja sering terus berlanjut hingga usia dewasa. Hal ini berarti anak harus selalu diajarkan
makanan sehat terutama memasuki usia remaja.
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
Temuan dari studi ini menunjukkan bahwa upaya awal dan berkelanjutan ditujukan untuk
pencegahan, identifikasi dini dan pengobatan perilaku makan teratur pada orang muda
(Medinda:2011).
Batasan remaja menurut WHO: Dalam tumbuh kembangnya menuju dewasa, berdasarkan
kematangan psikososial dan seksual, semua remaja akan melewati sebagai berikut:
2.2.2.1 Masa remaja awal /dini (Early adolescence) umur 11-13 tahun.
2.2.2.2 Masa remaja pertengahan (Middle adolescence) umur 14 -16 tahun.
2.2.2.3 Masa remaja lanjut (Late adolescence) umur 17-20 tahun.
2.2.3 Menurut ciri perkembangannya masa remaja dibagi menjadi tiga periode:
2.3 Pengetahuan
2.3.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahudan ini terjadi setelah orang telah
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
menusia yakni indra penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besarpengetahuan manusia
di peroleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2010).
2.3.2 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-
beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu ( Notoadmodjo,
2010) :
di beri nilai 1 dan jawaban tidak diberi nilai 0. Pada pertanyaan negatif setiap jawaban ya diberi
Mean = Xin
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Kategori :
Tinggi : ≥ Mean
2.4 Sikap
Sikap adalah juga respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
sudah melibatkan faktor pendapatdan emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-
tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya). Sikap melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari sesesorang terhadap suatu
Menurut allport dalam Notoadmodjo 2010, sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu :
2.4.1.1 Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek, artinya bagaimana keyakinan,
2.4.1.2 Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya bagaiman penilaian orang
2.4.1.3 Kecendrungan untuk bertindak, artinya sikap adalah merupakan komponenm yang mendahului
tindakan atau prilaku terbuka. Sikap adalah merupakan ancang-ancang untuk bertindak atau
berprilaku terbuka.
Menerima diartikan bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek).
Menggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang
dihadapi.
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau
stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi atau
Sikap yang paling tinggi tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah
diyakininya. Seseorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya,dia harus
berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya resiko lain.
Sikap diukur dengan skala likert. Jawaban setiap pertanyaan positif mempunyai gradasi :
Sangat Setuju (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, sangat
tidak setuju (STS) diberi nilai 1, sedangkan untuk pertanytaan negatif mempunyai gradasi :
Sangat setuju (SS) diberi nilai, setuju (S) diberi nilai 2, tidak setuju (TS) diberi niali 3, sangat
T = 50 + 10 X-X̅S
Keterangan:
X=Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
Tinggi
Pengtahuann
Sikap
Sedang
Rendah
Positif
Negatif
Yang menjadi
penyebab gastritis
Penyebab adalah pola makan
Angket Kursioner Ordinal
Tinggi :
yang tidak teratur,
≥ mean
mengkonsumsi rokok
dan alkohol serta stres Rendah :
yang berlebihan. < mean
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
BAB III
Madrasah Aliyah
Negri 2 Padang
terhadap penyakit
gastritis
METODE PENELITIAN
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
Jenis penelitian ini adalah deskriptif yaitu memaparkan secara sederhana keadaan objek
untuk mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap siswa gastritis tentang penyakit gastritis di
Madrasah Aliyah Negri 2 Padang pada tahun 2013.
Penelitian akan dilakukan di Madrasah Aliyah Negri 2 Padang. Penelitian ini direncanakan
dari bulan Maret - Juni 2013.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang akan diteliti. Populasi dapat berupa
orang, benda, gejala, atau wilayah yang ingin diketahui oleh peneliti (Notoatmojo, 1993:75,
dalam Setiadi, 2007). Populasi adalah sejumlah kasus yang memenuhi seperangkat kriteria yang
ditentukan peneliti (Setiadi, 2007).
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII MAN 2 Padang yang pernah
mengalami gangguan pencernaan yaitu sebanyak 43 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Notoatmojo,1993:75, dalam Setiadi, 2007).
Sampel dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari populasi yang akan diambil yaitu
yang pernah mengalami gangguan pencernaan pada kelas XII sebanyak 43 orang.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini total sampling. Dimana semua
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan responden
ditempat.
Data primer meliputi pengetahuan dan sikap tentang penyakit gastritis yang diperoleh
c. Angket diberikan kepada responden untuk dipelajari terlebih dahulu, apabila sudah mengerti
Data yang diperoleh peneliti dari kepala sekolah, guru, staf pengajar yang ada di MAN 2
Padang dan siswa yang bermasalah dengan lambung.
Data diperiksa setelah diisi dengan benar dan semua item sudah dijawab oleh responden.
Kemudian dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut (Setiadi, 2007) :
a) Editting / memeriksa
Setelah kuisioner diisi dan dikembalikan oleh responden, langsung dilakukan pemeriksaan
kembali untuk melihat apakah tidak ada kesalahan dalam pengisian kursioner.
c) Entry data
Jawaban yang sudah diberi kode kemudian dimasukan dalam tabel dengan cara menghitung
frekuensi data.
d) Cleaning
Data yang telah disajikan dalam bentuk tabel kemudian di analisa dan diklasifikasikan
dalam beberapa kelompok menurut variabel penelitian. Pengolahan data hasil penelitian
menggunakan kategori yang telah ditentukan. Dimana untuk skor setiap kuesioner jawaban yang
benar diberi 2, nilai 1 untuk jawaban yang mendekati benar dan jawaban yang salah 0.
Analisa data dilakukan secara univariat. Analisis univariat dilakukan pada masing-masing
variable tingkat pengetahuan dan sikap menggunakan statistic deskriptif yaitu distribusi
frekuensi.
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
(Aziz, 2007)
Keterangan :
a. Variabel Pengetahuan
Pengetahuan diukur dengan menggunakan kuesioner. Pada pertanyaan positif jawaban ya di beri
nilai 1 dan jawaban tidak diberi nilai 0. Pada pertanyaan negatif setiap jawaban ya diberi nilai 0
Mean = Xin
Keterangan:
n = Jumlah sampel
Kategori
Tinggi : ≥ Mean
Sumber http://perawat-2010.blogspot.co.id/2013/04/kti-bab-i-pendahuluan.html
b. Variabel Sikap
diukur dengan skala likert. Jawaban setiap pertanyaan positif mempunyai gradasi : Sangat Setuju
(SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, sangat tidak setuju
(STS) diberi nilai 1, sedangkan untuk pertanytaan negatif mempunyai gradasi : Sangat setuju
(SS) diberi nilai, setuju (S) diberi nilai 2, tidak setuju (TS) diberi niali 3, sangat tidak setuju
Hasil Perhitungan persentase dimasukkan dalam kriteria standar objektif yaitu berdasarkan
T = 50 + 10 X-X̅̅ ̅̅ S
Keterangan:
X=Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T