Anda di halaman 1dari 3

FRAKTUR PELVIS

Oleh. dr. Fazil Amris., S.ked

Fraktur pada pelvis terjadi akibat trauma tumpul dan berhubungan dengan angka
mortalitas antara 6% sampai 50%. Walaupun hanya terjadi pada 5% trauma, penderita biasanya
mempunyai angka ISS (injury severity score) yang tinggi dan sering juga terdapat trauma mayor
di organ lain, karena kekuatan yang dibutuhkan untuk terjadinya fraktur pelvis cukup signifikan.
Sebagai contoh, insidensi robekan aorta thoracalis meningkat secara signifikan pada pasien
dengan fraktur pelvis terutama tipe AP kompresi.
Pada pasien dengan trauma pelvis dapat terjadi hemodinamik yang tidak stabil, dan
dibutuhkan tim dari berbagai disiplin ilmu. Status hemodinamik awal pada pasien dengan fraktur
pelvis adalah faktor prediksi utama yang dihubungkan dengan kematian. Fangio P,et al (2005)
mempublikasikan pada penelitiannya bahwa angka kematian pada pasien dengan hemodinamik
stabil adalah 3,4% yang dibandingkan dengan yang hemodinamik tidak stabil adalah sebesar
42%.
Karena trauma multipel biasanya terjadi pada pasien dengan fraktur pelvis,
hipotensi yang terjadi belum tentu berasal dari fraktur pelvis yang terjadi. Walaupun demikian,
pada pasien fraktur pelvis yang meninggal, perdarahan pelvis terjadi pada 50% pasien yang
meninggal. Pasien dengan fraktur pelvis mempunyai 4 daerah potensial perdarahan hebat, yaitu :
Permukaan tulang yang fraktur, trauma pada arteri di pelvis, trauma pada plexus venosus pelvis,
sumber dari luar pelvis.
Diagnosa fraktur pelvis memerlukan pemeriksaan klinis dan radiolologi yang teliti,
terutama pada penderita yang tidak sadar agar diperiksa secara menyeluruh.
Dalam penanganan fraktur pelvis, selain penanganan fraktur, juga penanganan untuk
komplikasinya yang menyertainya yang dapat berupa perdarahan besar, ruptur kandung kemih,
atau cedera uretra.
Pada kesempatan kali ini penulis berusaha mengulas mengenai gambaran radiologi pada
fraktur pelvis. Hal – hal yang akan dibahas dalam referat ini meliputi anatomi pelvis, definisi
fraktur pelvis, klasifikasi fraktur pelvis serta gambaran radiologi oada fraktur pelvis.

2.2 Fraktur Pelvis


a. Defenisi fraktur pelvis
Patah tulang panggul adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan epifisis atau tulang
rawan sendi dan gangguan struktur tulang dari pelvis. Pada orang tua penyebab paling umum
adalah jatuh dari posisi berdiri. Namun, fraktur yang berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas terbesar melibatkan pasukan yang signifikan misalnya dari kecelakaan kendaraan
bermotor atau jatuh dari ketinggian.

b. Mekanisme trauma pada cincin pelvis


Terdapat 3 mekanisme cedera mayor menurut Young and Burgess, yaitu :
1. Lateral posterior compression (LC)
2. Anterior posterior compression (APC)
3. Vertical shear (VS)

1. Cedera kompresi lateral.


Tabrakan dari arah lateral dapat mengakibatkan berbagai macam cedera, tergantung dari
kekuatan tabrakan yang terjadi.
 Tipe AI (impaksi sakral dengan fraktur ramus pubis sisi yang sama (ipsilateral)—cedera yang
stabil.
 Tipe AII (impaksi sakral dengan fraktur iliac wing ipsilateral atau terbukanya SI joint posterior
dan fraktur ramus pubis)
 Tipe AIII (sama dengan tipe AII dengan tambahan cedera rotasional eksterna dengan SI joint
kontralateral dan fraktur ramus pubi

2. Kompresi anteroposterior
Yang dihasilkan oleh gaya dari anterior ke posterior yang mengakibatkan terbukanya pelvis.
 Tipe BI (diastasis simfisis <2,5 cm dengan sisi posterior yang intak) cedera yang stabil.
 Tipe BII (Diastasis simfisis >2,5 cm dengan terbukanya SI joint tapi tidak terdapat instabilitas
vertikal).
 Tipe BIII(Disrupsi komplit dari anterior dan posterior pelvis dengan kemungkinan adanya
pergeseran vertikal).

Diposting oleh Dokter Muda Aceh di 06.09


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

2 komentar:

1.

LIFE IS HARD30 Mei 2015 22.16

terima kasih dok atas postingan yang bermanfaat .. dok saya boleh request postingan
klasifikasi fraktur pelvic yang menurut marvin tile ga ? terima kasih dok ^^~

Anda mungkin juga menyukai