Disusun oleh :
Rika Apriliani
1119028
Keperawatan 3A
BANDUNG
2021
Menentukan Jenis Fraktur
A. Fraktur Pelvis
Adalah terpitusnya hubungan tulan pelvis baik tulang pubis atau tulang ilium
yang disebabkan oleh suatu trauma. Kondisi fraktur pelvis dengan kekuatan tinggi
disertai perdarahan dan instabilitas hemodinamik merupakan suatu kondisi
kedaruratan dan memerlukan keterlibatan aktif seprang ahli bedah ortopedi yang
berpengalaman. Fraktur pelvis dengan ekuatan tinggi disertai perdarahan dan
instabilitas hemodinamik merupakan cedera yang membahayakan jiwa.
Sekitar 15-30% pada kasus ini bersifat tidak stabil secara hemodinamik dan
menjadi penyebab utama kematian pada penderita dengan fraktur pelvis, dengan
keseluruhan angka kematian antara 6-35%. Perdarahan fraktur pelvis dengan
kekuatan tinggi disertai perdarahan da instabilitas hemodinamik menuntut evaluasi
yang efisien dan intervensi yang cepat dan membutuhkan sebuah pendekatan
mjultidisiplin. Ahli bedah ortopedi ikut terlibat dalam setiap fase pengobata,
termasuk resusitasi primer.
Patofisiologi
1. Fraktur stabil, di mana patahan hanya terjadi pada satu titik di cincin panggul,
dengan sedikit perdarahan dan tulang tetap di tempatnya.
2. Fraktur tidak stabil, di mana ada dua atau lebih patahan pada cincin panggul,
dengan perdarahan sedang sampai berat
Penyebab fraktur pelvis adalah cedera akibat benturan atau trauma pada tulang
pelvis yang keras atau parah. Misalnya, tabrakan kendaraan dalam kecepatan
tinggi, tertabrak langsung oleh kendaraan, atau jatuh dari ketinggian.
Fraktur panggul dapat terjadi karena kondisi tulang yang rapuh. Kondisi ini
lebih sering terjadi pada orang tua yang mengalami osteoporosis (pengeroposan
tulang). Penderita osteoporosis dapat mengalami patah tulang meskipun hanya
diakibatkan tekanan gaya rendah, seperti jatuh tersandung atau turun tangga.
Tulang rapuh juga bisa disebabkan gangguan lain, seperti efek terapi radiasi,
penyakit Paget, hingga pengobatan tertentu.
Penyebab fraktur pelvis lainnya adalah akbat olahraga intensitas tinggi pada
atlet. Kasus ini jauh lebih jarang terjadi dibandingkan dua penyebab lainnya.
Atlet muda yang masih dalam masa pertumbuhan juga bisa mengalami fraktur
avulsi, di mana tulang iskium yang melekat dengan otot hamstring tertarik dari
tempatnya.ngan perdarahan sedang sampai berat.
Perawatan non bedah dapat diberikan pada kasus fraktur pelvis stabil, di
mana tidak ada pergeseran atau hanya terjadi sedikit pergeseran tulang. Jenis
perawatan ini meliputi:
2. Perawatan bedah
Perawatan bedah mungkin harus dilakukan pada fraktur pelvis yang
tidak stabil. Prosedur pembedahan dapat dilakukan satu kali atau lebih,
tergantung pada kondisi fraktur yang dialami. Beberapa jenis perawatan bedah
yang dapat dilakukan, di antaranya:
a. Fiksasi eksternal
Dalam fiksasi eksternal, pin atau sekrup logam akan dimasukkan ke dalam
tulang untuk menstabilkan area panggul dan menahan tulang pada posisi yang
tepat sampai tulang tersambung kembali. Pin dan sekrup akan tampak menonjol
keluar dari kulit di kedua sisi panggul.
b. Traksi skeletal
Traksi skeletal adalah pemasangan sistem katrol yang dapat membantu menyetel
kembali potongan-potongan tulang.Pin logam akan ditanamkan di tulang paha
atau tulang kering untuk membantu posisi kaki. Prosedur ini menjaga pecahan
tulang yang patah dalam posisi senormal mungkin.
c. Reduksi terbuka dan fiksasi internal
Reduksi terbuka adalah pembedahan untuk memperbaiki bentuk tulang,
biasanya dilakukan bersama fiksasi internal berupa pemasangan sekrup, pelat
logam, atau gabungan prostesis lain yang dipasang di permukaan tulang.
B. Fraktur Femur
Pencegahan
Fraktur femur dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor risiko seperti
berikut:
4. Terjadinya osteoporosis
Gejala
Fraktur femur menyebabkan nyeri yang ekstrem di area kaki bagian
atas. Pasien dapat mengalami:
1. Ketidakmampuan untuk menggerakkan kaki atau berdiri
2. Bengkak di daerah pinggul
3. Perdarahan dari luka terbuka jika tulang menembus kulit
4. Perubahan bentuk (deformitas) dari daerah tulang paha
5. Hematoma (kumpulan darah yang terlokalisasi menyebabkan perubahan
warna) atau memar parah di daerah fraktur
6. Otot kejang di paha
7. Mati rasa atau kesemutan di paha atau tungkai
Penyebab
Penyebab paling umum dari fraktur femur adalah:
Diagnosis
Fraktur femur adalah cedera serius yang didiagnosis oleh dokter,
biasanya di ruang gawat darurat. Dokter akan memeriksa semua tanda dan
gejala fraktur pada pasien, dengan X-ray atau CT scan yang akan membantu
mengonfirmasi fraktur. Patah tulang dapat berupa retak sederhana atau cukup
parah untuk mematahkan tulang paha menjadi potongan-potongan yang dapat
memisahkan atau bahkan menembus kulit.
Penanganan
Perawatan fraktur femur biasanya dengan cara segera dibawa ke
rumah sakit lalu dilakukan prosedur operasi/pembedahan, serta perawatan
ekstensif di rumah sakit atau fasilitas rehabilitasi. Mayoritas orang yang
menderita patah tulang paha menerima perawatan khusus dalam fasilitas
perawatan atau rehabilitasi jangka panjang. Pemulihan penuh dari fraktur
femur dapat berlangsung mulai dari 12 minggu hingga 12 bulan. Namun,
kebanyakan orang mulai berjalan dengan bantuan terapis fisik di hari
pertama atau kedua setelah cedera dan/atau pembedahan.
C. Fraktur Kruris
Pencegahan
Pencegahan fraktur kruris dapat dilakukan dengan selalu berhati-hati
dalam beraktivitas sehingga terhindar dari jatuh dan kecelakaan kendaraan
bermotor. Risiko patah tulang dapat dikurangi dengan rutin berlatih menahan
beban dan memperkuat tulang dan otot.
Gejala
Pada umumnya, fraktur kruris berhubungan dengan:
Diagnosis
Dokter mendiagnosis fraktur kruris dengan cara memeriksa secara
fisik daerah yang cedera untuk memeriksa pembengkakan dan nyeri.
Kemudian tes pencitraan mengambil gambar dari faktur sehingga dapat
melihat jika ada kerusakan pada otot atau pembuluh darah. X-ray pada
bagian kaki bawah adalah alat diagnostik utama untuk fraktur kruris. Setelah
dokter meletakkan potongan-potongan tulang yang patah pada posisi yang
tepat, x-ray juga dapat membantu menentukan apakah tulang-tulang tersebut
dalam posisi yang tepat dan apakah tulang-tulang tersebut mengalami
penyembuhan dengan benar.
Bone scan
Penanganan
Perawatan untuk fraktur kruris tergantung pada lokasi, kompleksitas,
dan keparahan serta usia dan kesehatan secara keseluruhan. Bisa dengan
prosedur operasi ataupun non operasi.
1. Prosedur Operasi
Pada fraktur yang parah atau rumit, dokter dapat memasukkan batang logam
atau pin ke dalam tulang (fiksasi internal) atau di luar tubuh (fiksasi
eksternal) untuk menahan fragmen tulang di tempat untuk memungkinkan
penyelarasan dan untuk membantu menyembuhkan tulang.
1. Syok Hipovolemik
2. Syok Kardiogenik
3. Syok Distributif
4. Syok Obstruktif
a. Static contraction
b. Latihan pasif
d. Latihan jalan
2. OREF
Perawatan OREF :
Perawatan pin untuk mencegah infeksi lubang pin harus dilakukan secara
rutin. Tidak boleh ada kerak pada tempat penusukan pin, fiksator harus
dijaga kebersihannya. Bila pin atau klem mengalami pelonggaran dokter
harus diberitahu. Klem pada fiksator eksternal tidak boleh diubah posisi
dan ukurannya.
c. Latihan isometrik
a. Pengertian
Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan
bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang
dikehendaki.
Bidai atau splak adalah alat dari kayu, anyaman kawat atau
bahan lain yang kuat tetapi ringan yang digunakan untuk menahan
atau menjaga agar bagian tulang yang patah tidak bergerak
(immobilisasi) memberikan istirahat dan mengurangi rasa sakit
b. Tujuan pembalutan dan pembidaian .
1) Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser pada
tempatnya
2) Mencegah terjadinya pembengkakan.
3) Menyokong bagian tubuh yang cedera dan mencegah agar
bagian itu tidak bergeser
4) Mencegah terjadinya kontaminasi
c. Indikasi
1) Pasien dengan multiple trauma
2) Jika terdapat tanda patah tulang
d. Syarat- syarat pembidaian
1) siapakan alat-alat selengkapnya
Heryana, K. A., An, S., & Putra, K. A. H. (2017). Terapi Cairan Pada Pasien
Syok