Anda di halaman 1dari 15

Bab IV

Pelaksanaan Kegiatan dan Evaluasi

1. Survey Struktur dan Mutu

Untuk indikator mutu yang dipakai oleh kelompok dalam melakukan evaluasi selama
kegiatan sebukan antara lain adalah :
berupa BOR, ALOS, TOI, BTO, angka infeksi nosokomial dan angka cedera.

1. BOR
BOR (bed occupancy rate) adalah prosentase pemakaian tempat tidur pada satu satuan
waktu tertentu. Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya tingkat
pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Standar internasional BOR dianggap baik
adalah 80 -90 %. Standar nasional BOR adalah 70-80 %.
Hasil perhitungan BOR diruangan Nusa Indah selama kelompok melaksanakan
praktik adalah :

Pasien yang dirawat tgl 17 Mei = 6 pasien; 18 Mei = 6 pasien; 19 Mei = 6 pasien; 20
Mei = 6 pasien; 21 Mei = 6 pasien; 22 Mei = 4 pasien; 23 Mei = 4 pasien; 24 Mei = 5
pasien; 25 Mei = 5 pasien; 26 Mei = 6 pasien.
Maka Jumlah Hari Perawatan dari tanggal 17 Mei – 26 Mei adalah 54.
Selama 10 hari (periode)
Jumlah Tempat Tidur = 6 Tempat Tidur

BOR = Jumlah Hari Perawatan × 100%


Jumlah tempat tidur x Periode

BOR = 54 × 100% = 90 %

6 x 10

Selama praktek maka BOR di ruangan adalah 90%, artinya BOR selama
dilaksanakannya praktik mengalami peningkatan menjadi lebih baik pada ruangan
Nusa Indah.

2. ALOS
ALOS (average length of stay) adalah rata-rata lama rawat seorang pasien. Indikator
ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat memberikan
gambaran mutu pelayanan. Secara umum ALOS ideal 6-9 hari.

Pada tanggal 19 Mei ada 2 orang pasien pulang.

Pasien Ny. S pulang dengan lama dirawat 2 hari

Pasien Ny. N pulang dengan lama dirawat 2 hari


Pada tanggal 21 Mei ada 1 orang pasien pulang

Pasien Ny. T pulang dengan lama dirawat 4 hari

Pada tanggal 22 Mei ada 2 orang pasien pulang

Pasien Tn. A pulang dengan lama dirawat 3 hari

Pasien Ny. N pulang dengan lama dirawat 5 hari

Pada tanggal 23 Mei ada 2 orang pasien pulang

Pasien Tn. R pulang dengan lama rawat 6 hari

Pasien Ny. M pulang dengan lama rawat 6 hari

Pada tanggal 24 Mei ada 2 orang pasien pulang

Pasien Ny. L pulang atas permintaan sendiri setelah 1 hari rawat

Pasien Ny. R pulang dengan lama rawat 6 hari

Pada tanggal 25 Mei ada 1 orang pasien pulang

Pasien Ny. N pulang dengan lama rawat 6 hari

Jadi Jumlah Lama Dirawat pada tanggal 17 Mei – 26 Mei adalah 41 hari dan pasien
yang pulang (baik hidup ataupun meninggal) ada 10 orang. Maka pada tanggal 17 Mei
– 26 Mei tersebut ALOSnya adalah :

ALOS = Jumlah lama dirawat

Jumlah pasien keluar (hidup atau meninggal)

= 41 = 4,1 (dibulatkan menjadi 4)

10

Jadi, ALOS pasien di Ruang 3 Nusa Indah (N – 3) adalah 4 hari.

3. TOI
TOI (turn over interval) adalah rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat
diisi ke saat terisi berikutnya. Indikator ini dapat memberikan gambaran tingkat
efisiensi penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong 1-3 hari.
Hasil perhitungan TOI pada ruang Nusa Indah 3 (N – 3) setelah dilakukan praktik
selama 14 hari adalah :
TOI = Jumlah Tempat Tidur x Periode – Hari Perawatan

Jumlah pasien keluar

TOI = 6 x 10 – 4 = 5,6

10

Dan hasil analisis kegiatan Nilai TOI > 3

4. BTO
BTO adalah angka yang menunjukan rata-rata jumlah pasien yang menggunakan
setiap tempat tidur dalam periode tertentu. Untuk menghitung BTO menggunakan
rumus sebagai berikut :

BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Jumlah tempat tidur

= 10 = 1, 667 (dibulatkan menjadi 2)

Jadi BTO pasien selama 14 hari adalah 2 hari

5. Kejadian infeksi nosokomial


Angka infeksi nosokomial adalah jumlah pasien infeksi yang didapat atau muncul
selama dalam perawatan dirumah sakit. Selama praktek tidak dijumpai kejadian
infeksi nosokomial

6. Kejadian cedera
Angka cedera adalah jumlah pasien yang mengalami luka selama dalam perawatan
yang disebabkan karena tindakan jatuh, fiksasi dan lainnya. Indikator ini dapat
menggambarkan mutu pelayanan yang diberikan pada pasien. Idealnya tidak ada
kasus pasien yang cedera. Selama praktek tidak didapatkan kejadian cedera dari
pasien

7. Kepuasan Pasien
Kepuasan pasien mengalami peningkatan selama dilakukan praktek manajemen
2. Bermain Peran : Kepala Ruang, Kepala Tim, dan Perawat Assosiate
1) Kepala ruangan
Kepala ruangan adalah manajer tingkat pemula yang fokus utama kegiatannya berada
di unit kerja. Kepala ruangan, dalam melakukan kegiatannya dibantu oleh orang-
orang yang bekerja di tingkat manajer pemula antara lain wakil kepala ruangan dan
ketua tim serta perawat pelaksana. Depkes (2000) dalam Kurniadi (2013)
mendefinisikan kepala ruangan atau seorang manajer pemula
melaksakan tugasnya menggunakan gaya kepemimpinan dalam menerapkan fungsi-
fungsi manajemen keperawatan agar menghasilkan mutu pelayanan keperawatan yang
tinggi.

Implementasi Kegiatan :
Bermain Peran dimulai sejak tanggal 17 – 26 Mei 2018 dan sudah dilakukan masing-
masing anggota kelompok sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan, kegiatan
bermain peran sudah dilakukan oleh kelompok diruangan 3 Nusa Indah (N – 3) untuk
waktu pelaksanaan kepala ruangan dilakukan masing – masing anggota kelompok
sebanyak 1 kali karena keterbatasan waktu praktik.

Evaluasi Kegiatan :

Bermain peran sebagai Kepala Ruangan sudah dilakukan masing – masing individu
dalam kelompok sesuai dengan tanggal yang sudah ditetapkan, dan dalam bermain
peran dapat di evaluasi bahwa dalam bermain peran sebagai Kepala Ruangan,
mahasiswa masih belum maksimal dalam melakukan manajemen terhadap ruangan,
dan kebanyakan tindakan sebagai Kepala Ruangan dalam mengelola ruangan dan
manajemen masih harus diingatkan atau dibantu oleh pembimbing lahan, sehingga
saat bermain peran sebagai Kepala Ruangan rata – rata masih belum maksimal.

2) Ketua tim
Ketua Tim adalah seorang perawat yang bertugas mengepalai sekelompok tenaga
keperawatan dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruang rawat dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Ruangan.

Implementasi Kegiatan :

Bermain Peran sebagai Ketua Tim dimulai sejak 17 – 26 Mei 2018 dan sudah
dilakukan masing-masing anggota kelompok sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan, kegiatan bermain peran sebagai Kepala Ruangan sudah dilakukan oleh
kelompok diruangan 3 Nusa Indah (N – 3). Untuk waktu pelaksanaan Ketua Tim
dilakukan masing – masing anggota kelompok sebanyak 1 kali karena keterbatasan
waktu praktik.
hanya saja untuk peran katim sendiri lebih banyak dari pada peran karu karena untuk
setiap mahasiswa praktik manajemen mendapat 3-4 kali bermain peran menjadi
katim.
Evaluasi Kegiatan :

Bermain peran sebagai Kepala Tim sudah dilakukan masing – masing individu dalam
kelompok sesuai dengan tanggal yang sudah ditetapkan, dan dalam bermain peran
dapat dievaluasi bahwa bermain peran sebagai Kepala Tim sudah cukup baik
dilakukan mahasiswa meski masih ada beberapa hal yang harus dimaksimalkan,
dalam praktiknya Kepala Tim bertugas dalam menyiapkan obat injeksi kepada pasien
kelolaan, mengsupervisi perawat pelaksana/ assosiate dalam melaksanakan tugas dan
pelayanan secara langsung kepada pasien diruangan dan bertanggung jawab secara
langsung kepada Kepala Ruangan atas pelayanan keperawatan yang ada di ruang
kelolaan. Namun pada pelaksanaan kegiatan Kepala Tim masih belum mampu
melakukan supervisi kepada perawat pelaksana dan terutama Kepala Tim lebih
banyak melaksanakan pelayanan keparawatan dibandingkan dengan perawat
pelaksana yang sedang bertugas, hal ini dikarenakan karena jumlah perawat pelaksana
pada saat dinas pagi hanya berjumlah 1 (satu) orang sehingga perawat pelaksana
kurang mampu melakukan pelayanan yang maksimal sehingga Kepala Tim turut
ambil bagian dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan kepada pasien di ruangan.

3) Perawat pelaksana
Perawat associate adalah seorang perawat yang diberi wewenang dan ditugaskan
untuk memberikan pelayanan keperawatan langsung kepada pasien. Tugas
memberikan pelayanan keperawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan
sesuai dengan SOP dan SAK yang berlaku di Rumah Sakit.

Implementasi Kegiatan :

Peran Perawat Assosiate dimulai sejak 17 – 26 Mei 2018 dan sudah dilakukan
masing-masing anggota kelompok sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan,
kegiatan bermain peran sebagai Perawat Assosiate sudah dilakukan oleh masing –
masing anggota kelompok diruangan 3 Nusa Indah (N – 3). Untuk waktu pelaksanaan
bermain peran sebagai perawat assosiate dilakukan masing – masing anggota
kelompok sebanyak 5 – 6 kali termasuk dalam shift pagi, sore, dan malam.

Evaluasi Kegiatan :

Bermain peran sebagai Perawat Associate sudah dilakukan masing – masing individu
dalam kelompok sesuai dengan tanggal yang sudah ditetapkan, dan dalam bermain
peran dapat dievaluasi bahwa bermain peran sebagai Perawat Assosiate sudah cukup
baik dilakukan oleh mahasiswa, baik oleh perawat assosiate pagi, siang, maupun
malam. Perawat assosiate sudah cukup bertanggung jawab dalam melaksanakan
asuhan keperawatan kepada pasien, mulai dari pengkajian hingga implementasi dan
evaluasi, dalam pelaksanaan asuhan keperawatan perawat assosiate sudah
menyesuaikan dengan SOP dan SAK yang berlaku di ruangan sehingga tidak ada
kejadian yang tidak diharapkan terjadi ketika melakukan asuhan keperawatan,
perawat assosiate melaksanakan tugas yang diarahkan Kepala Ruangan dengan
diawasi oleh Ketua Tim, sehingga pelaksanaan asuhan keperawatan berjalan baik
meskipun masih ada beberapa hal yang dirasa kurang maksimal, baik dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan maupun timbang terima yang dilakukan tiap
shift.

4) Kasus Kelolaan
5) Pelaksanaan Kegiatan dan Evaluasi
Setelah dilakukan pengkajian ditemukan masalah dalam manajemen ruangan Nusa
Indah yang kemudian kelompok angkat dalam Plan Of Action, dimana terdapat 6
masalah utama dalam manajemen keperawatan yang ada di ruang Nusa Indah :
1. Belum terpenuhinya tenaga perawat di ruangan Nusa Indah menurut DEPKES
2. Belum terlaksananya MAKP di ruangan Nusa Indah
3. Ronde Keperawatan tidak terlaksana secara rutin
4. Timbang terima belum optimal
5. Supervisi belum terlaksana secara optimal
6. Kegiatan Pendidikan Kesehatan belum terlaksana secara rutin

Dengan ditemukannya masalah dalam manajemen ruang Nusa Indah, maka kelompok
melakukan sejumlah kegiatan untuk mengatasi masalah yang ada di ruangan, maka
dari itu kelompok sudah melakukan beberapa kegiatan untuk mengatasi masalah yang
ditemukan.

Dalam mengatasi masalah, kelompok menggunakan prinsip Ketenagaan (M1-Man),


Sarana dan Prasarana (M2-Material), Metode (M3-Method), Keuangan (M4-Money),
Pemasaran (M5-Marketing, termasuk mutu).

1. Ketenagaan (M1-Man)
Belum terpenuhinya tenaga perawat di Ruang Nusa Indah
Adapun masalah yang kelompok temukan adalah jika ditinjau dari tingkat
pendidikan responden yang paling banyak adalah responden dengan tingkat
pendidikan D3 Keperawatan berjumlah 10 orang, S1 keperawatan yang berjumlah
1 orang dan 1 orang dengan pendidikan SPK.
Dimana menurut perhitungan jumlah tenaga kerja yang dianjurkan pada ruangan
adalah sejumlah :
Pagi : 7 orang

Sore : 2 orang

Malam : 2 orang

Total : 11 orang
86×11 946
Jumlah tenaga lepas dinas per hari : = 297 = 3,18 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 4
297

Jadi perawat yang dibutuhkan :

Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di ruang Nusa indah
adalah 11 orang + 1 orang kepala ruangan. = 16 orang

Faktor koreksi
a) Loss Day
= jml hr Mgg dlm 1 bln + jml hari besar x jml perawat yang diperlukan
Jml hari kerja efektif
= 4 + 0 x 16 = 64= 2,28
28
b) Non Nursing Job
= jml tenaga perawat + lossday x 25
100
= (16 + 2.28) x 25%
= 18,28 x0,25 = 4,57
Faktor koreksi = 4,6+ 2,3 = 6,9
Jadi tenaga yang di butuhkan : 15 + 7 = 22 orang
Keterangan :
Tenaga yang tersedia 12 orang
Kekurangan tenaga 10 orang

1) Implementasi Kegiatan

Implementasi yang didapat dilakukan kelompok yaitu merekomendasikan


penambahan jumlah pegawai agar sesuai dengan jumlah tenaga keperawatan yang
sesuai dengan jumlah diperlukan ruangan kepada kepala ruangan Nusa Indah dengan
mengajukan surat permintaan penambahan jumlah pegawai kepada bagian SDM
RSUD dr. Doris Sylvanus untuk mengisi kekurangan tenaga kerja diruangan Nusa
Indah.
Keterbatasannya yaitu kelompok hanya dapat memberikan rekomendasi dalam
penambahan perawat kepada Kepala Ruangan diruangan Nusa Indah. Karena
kebijakan mengenai tenaga kerja merupakan tanggung jawab bagian mutu bidang
keperawatan rumah sakit dan petugas yang bekerja di ruangan sudah diatur oleh
bagian SDM dan kepegawaian rumah sakit.
Solusi yang ditawarkan kelompok yaitu mengajukan surat permintaan penambahan
pegawai dan pelatihan kepada staf ruangan Nusa Indah yang sesuai dengan
perhitungan kebutuhan tenaga kerja menurut teori DEPKES.

2) Evaluasi Kegiatan
Diperoleh data dari hasil observasi pada tanggal 14 Mei 2018 bahwa jumlah
perawat yang dinas pagi yaitu 1 Kepala Ruangan, 1 Administrasi, 4 Perawat
pelaksana. Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga perawat yang dinas pagi
di Ruang Nusa Indah tanggal 14 Mei 2018 dengan jumlah pasien 20 orang belum
mencukupi jika dibandingkan dengan standar yaitu 5 orang perawat pelaksana
yang dinas pagi dari hasil observasi ditemukan pada shif pagi perawat pelaksana
ada 5 orang perawat, sedangkan pada shif sore standar tenaga perawat yang
dibutuhkan 4 orang namun dari hasil observasi ditemukan 2 perawat pelaksana
yang bertugas dan shif malam sesuai dengan standar keperawatan yaitu 2 orang.

2. Sarana dan Prasarana (M2-Material)

1) Implementasi dan Evaluasi Kegiatan


Untuk implementasi sarana dan prasarana tidak ada kegiatan khusus yang
dilakukan kelompok. Hal ini dikarenakan dalam sarana dan prasarana ruangan
Nusa Indah tidak ditemukan masalah dan hambatan yang berarti, juga karena
fasilitas yang ada diruangan dirasa kelompok cukup memadai untuk memenuhi
kebutuhan dalam pelayanan dan perawatan pasien ruangan Nusa Indah.

3. Metode (M3-Method)
a) Belum terlaksananya MAKP di ruangan Nusa Indah
1) Implementasi Kegiatan

Model MAKP yang dilaksanakanan oleh mahasiswa program studi D-IV


Keperawatan Reguler Angkatan II Poltekkes Kemenkes Palangka Raya yang
melaksanakan Praktik Klinik Keperawatan 10 dan sudah sesuai sejak tanggal 17
Mei 2018 di Ruang Nusa Indah pada kamar perawatan Nusa Indah 3 (N-3) dan
sudah dilaksanakan sesuai dengan teori.
Pada Shift Pagi terdapat Kepala Ruangan, Ketua Tim, dan Perawat Assosiet.
Dimana Kepala Ruang akan bertanggung jawab atas kondisi ruang, dan supervisi
proses pemberian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh Ketua Tim dan
Perawat Assosiate, sedangkan Ketua Tim akan bertanggung jawab kepada Kepala
Ruang secara langsung atas pemberian asuhan keperawatan dan pelayanan pada
pasien di ruangan yang dilakukan baik oleh Ketua Tim atau perawat Assosiate
serta melakukan supervisi terhadap perawat Assosiate, sedangkan pada shift sore
dan malam yang bertugas hanya dua perawat Assosiate dimana yang bertanggung
jawab adalah salah satu perawat Assosiate yang dianggap lebih mampu dan
berkompeten untuk bertanggung jawab selama shift.

2) Evaluasi Kegiatan
Setelah dievaluasi selama berpraktik PK – 10 selama lebih kurang 14 hari
penerapan sistem MAKP keperawatan sudah dijalankan oleh kelompok dengan
penerapan Kepala Ruangan dan Ketua Tim pada saat Role Play, namun pada
ruangan Nusa Indah sendiri penerapan MAKP masih belum berjalan sehingga
perlu dilakukan pendekatan yang lebih aktif pada anggota Tim Keperawatan yang
ada diruangan untuk memperkenalkan penerapan MAKP pada ruang Nusa Indah
sehingga bisa berjalan tidak hanya pada saat mahasiswa sedang praktik
manajemen saja, sehingga ruang Nusa Indah dapat menerapkan MAKP dalam
manajemen ruangannya.

b) Ronde Keperawatan tidak terlaksana secara rutin

1) Implementasi Kegiatan
Sebelum dilakukan Ronde Pada tanggal 23 Mei 2018, pertama-tama kelompok
menetapkan pasien dan kasus sesuai dengan syarat dan kriteria ronde
keperawatan serta konfirmasi dengan pasien yang bersangkutan, selanjutnya
kelompok menyiapkan literature kasus ronde keperawatan sesuai dengan
penyakit yang dialami oleh pasien, dan dilakukan konsultasi terhadap kedua
pembimbing yaitu pembimbing akademik dan klinik yang dimulai tanggal 21
Mei 2018 dan mendapat persetujuan dari kedua pembimbing yaitu pada
tanggal 22 Mei 2018.
Dilakukan ronde keperawatan pada tanggal 23 Mei 2018 di Ruang Nusa
Indah pada kamar N 3, pada :
Nama : Ny. N
Umur : 48 tahun
Pekerjaan : IRT
Hari Perawatan ke : 7 hari
Diagnosa Medis : LBP dan DM tipe 2
Diagnosa keperawatan: Gangguan Rasa Nyaman b/d Penyakit Kronis (DM),
Hipertermia b/d dehidrasi

1) Implementasi Kegiatan
Melakukan ronde keperawatan pada tanggal 23 Mei 2018, yang dimulai
dengan melakukan studi kasus Ny. N sebagai pasien ronde bersama-sama
dengan Kepala Ruangan Nusa Indah, Pembimbing Klinik dan Pembimbing
Institusi setelah dijelaskan secara rinci masalah yang ditemukan pada Ny. N
sehingga dijadikan pasien ronde.
membahas dan introduksi masalah yang dialami oleh pasien termasuk masalah
yang sudah dan belum teratasi serta penyebab masalah belum teratasi,
selanjutnya bersama-sama dengan Kepala Ruangan, Pembimbing Klinik, dan
Pembimbing Lahan langsung memvalidasi data yang ditemukan oleh
kelompok dan selanjutnya dilakukan prosedur Ronde keperawatan kepada Ny.
N

2) Evaluasi Kegiatan
Evaluasi yaitu pelaksanaan ronde keperawatan yang dilaksanakan oleh
mahasiswa program studi D-IV Keperawatan Reguler Angkatan II Poltekkes
Kemenkes Palangka Raya sudah sesuai dengan prosedur pelaksanaan ronde
keperawatan sesuai teori yang ada. Namun pada pelaksanaannya, peserta
ronde keperawatan hanya terdiri dari Kepala Ruang Nusa Indah, perawat
ruangan, dan Anggota Kelompok yang menjalani shift pagi.
Keterbatasan yang ditemukan yaitu kelompok masih belum mampu
melaksanaan ronde dengan melibatkan Tim Kesehatan yang lain dikarenakan
tidak menyesuaikan waktu pelaksanaan ronde dengan jadwal dokter dan ahli
gizi yang saat itu bertugas. Namun dalam pelaksanaannya kerja sama
kelompok sudah baik dalam pelaksanaan ronde, dan setelah dilaksanakan
Ronde akhirnya didapatkan penyebab kenapa tidak teratasinya masalah
keperawatan yang dialami Ny. N ditandai dengan peningkatan suhu tubuh
yang tidak stabil, serta peningkatan kadar GDS diatas normal. Sehingga
dilakukan perbaikan pada intervensi dan evaluasi pada asuhan keperawatan
yang sudah dilakukan.

c) Timbang Terima Belum Optimal


1) Implementasi Kegiatan
Pelaksanaan timbang terima sudah dilakukan oleh Kelompok dan dimulai
sejak tanggal 17 – 26 Mei 2018. Dan kegiatan timbang terima dilakukan
selama bermain peran dan adapun fungsi dari kegiatan operan yaitu
menjadi proses komunikasi untuk menyampaikan kondisi atau keadaan
klien secara umum, menyampaikan hal-hal yang penting yang perlu
ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya dan rencana kerja tersusun untuk
dinas berikutnya.
Timbang terima pertama dilakukan di nurse station. Pada nurse station
pertama dilakukan diskusi mengenai kondisi keadaan pasien yang ada
diruang perawatan, termasuk hal – hal yang harus diperhatikan,
selanjutnya operan dilanjutkan dengan mengobservasi keadaan pasien
diruangan secara langsung bersama – sama dengan Kepala Ruangan,
Ketua Tim (pada saat pertukaran dinas pagi dan dinas sore) dan perawat
pelaksana baik yang sudah melaksanakan shift maupun yang akan
melaksanakan shift (pada saat dinas pagi maupun dinas malam).
Penyampain pesan yang dilakukan secara singkat, jelas, mudah dimengerti
dan mewakili kondisi pasien pada saat itu.

2) Evaluasi Kegiatan
Kegiatan operan antar shift sudah berjalan dengan optimal selama
kelompok melaksanakan dinas di ruang Nusa Indah. Operan dilakukan
dengan format SBAR. Proses operan dilakukan setiap kali akan melakukan
pergantian tiap shift dan sudah dilakukan oleh kelompok di Nurse Station
bersama dengan perawat ruangan dimulai dari tanggal 17 Mei 2018, yaitu
melaksanakan operan atau timbang terima setiap ganti shift, yang pertama
dilakukan dengan diskusi kondisi pasien di nurse station, dan yang kedua
mengobservasi keadaan pasien diruangan secara langsung bersama – sama
dengan Kepala Ruangan, Ketua Tim (pada saat pertukaran dinas pagi dan
dinas sore) dan perawat pelaksana baik yang sudah melaksanakan shift
maupun yang akan melaksanakan shift.

d) Supervisi belum terlaksana secara optimal


1) Implementasi Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan supervisi keperawatan dilakukan Senin, 21 Mei 2018
di ruang Nusa Indah. Dan telah dilakukan persiapan kegiatan supervisi selama 1
hari yaitu perencanaan kegiatan dan pembuatan proposal kegiatan supervisi.
Pelaksanaan Role Play Supervisi yang dilakukan oleh kelompok. Dimana
yang melakukan supervisi pada saat dilakukan role play adalah mahasiswa
yang menjadi kepala ruangan pada saat shift pagi.
Kegiatan supervisi yang dilakukan Kepala Ruangan yaitu melakukan
pengawasan, dan membantu proses keperawatan yang dilakukan oleh
perawat lain, melakukan supervisi terhadap Perawat Primer dalam melakukan
tugasnya.

2) Evaluasi Kegiatan
Evaluasi berjalan kurang maksimal, banyak hal yang perlu dipersiapkan
lagi untuk pelaksanaan supervisi selanjutnya, baik dari supervisor maupun
tim yang akan disupervisi, persipan materi dan persiapan kelompok perlu
dioptimalkan lagi.

4. Keuangan (M4-Money)
Tidak ditemukan masalah karena untuk pembiayaan tindakan kepada pasien sudah
diatur oleh bagian keuangan rumah sakit.
5. Pemasaran (M5-Marketing, termasuk mutu)
Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit. Dengan
mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat melakukan
peningkatan mutu pelayanan. Tidak ditemukan masalah untuk pemasaran atau
mutu karena pada ruangan Nusa Indah selalu dihimbau untuk keluarga pasien agar
selalu menjaga kebersihan selama menjenguk maupun menjaga pasien yang
dirawat diruangan Nusa Indah serta adanya peraturan dilarang membawa anak
kecil serta mengambil gambar / video di ruang perawatan Nusa Indah.

Untuk mutu pelayanan di Ruang Nusa Indah selama melakukan praktik klinik
selama 14 hari diperoleh angka kejadian :
1. Pasien resiko jatuh : 5 orang
2. Pasien flebitis : 2 orang
3. Pasien resiko dekubitus : 2 orang
4. Pasien alergi :-
5. Pasien jatuh :-

Dan tingkat ketergantungan pasien di ruang 3 Nusa Indah (N – 3) selama dirawat


pada saat kelompok melakukan praktik klinik selama 14 hari :

1. Minimal care : 18 orang


2. Parsial care : 17 orang
3. Total care : 19 orang
6. Kegiatan Pendidikan Kesehatan belum terlaksana secara rutin
1) Implementasi Kegiatan
Pendidikan Kesehatan Teknik Distraksi dan Relaksasi dilakukan pada
tanggal 25 Mei 2018 pukul 13:00 WIB dengan sasaran pasien dan
keluarga pasien di ruangan Nusa Indah.
Sebelum melakukan Pendidikan Kesehatan kelompok melakukan diskusi
untuk menentukan topik/ tema Pendidikan Kesehatan yang sesuai dengan
kondisi yang ada diruangan, kemudian dipilihlah Teknik Distraksi dan
Relaksasi sebagai topik Pendidikan Kesehatan. Hal ini didasarkan dengan
banyaknya keluhan nyeri dan ketidaknyamanan yang diterima kelompok
dari pasien sejak pelaksanaan pengkajian hingga pelaksanaan praktik di
ruangan.
Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan dilakukan dengan persiapan yang
maksimal, media yang digunakan yaitu leaflet dan poster, penyampaian
materi dijelaskan dengan lugas dan jelas sehingga peserta Pendidikan
Kesehatan tampak mengikuti jalannya pendidikan kesehatan dengan aktif.

2) Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan yang dilaksanakan oleh kelompok
sudah sesuai dengan SAP dan sesuai teori yang ada, pada saat penyuluhan
kesehatan pasien dan keluarga tampak kooperatif dan aktif dapat dinilai
dari antusiasme peserta dalam bertanya mengenai materi yang telah
diberikan.
Namun masih ada beberapa yang perlu di perhatikan kelompok dalam
pelaksanaan pendidikan kesehatan yaitu suara Penyaji materi kurang keras
sehingga perlu dijelaskan ulang oleh moderator.
Pada saat penyaji menyajikan materi Pendidikan Kesehatan, penyaji masih
belum mampu menyesuaikan waktu sesuai dengan kontrak saat melakukan
penyuluhan kesehatan. Dan dalam melakukan penyuluhan kelompok tidak
sempat melakukan evaluasi kepada peserta sehingga tidak dapat diukur
tingkat pemahaman peserta terhadap materi yang diberikan.

Anda mungkin juga menyukai