Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Sebagaimana kita ketahui, saluran penghantar udara hingga mencapai
paru antara lain terdiri dari hidung, faring, laring, trachea, bronchus,
bronchiolus. Saluran pernapasan dari hidung sampai bronchiolus dilapisi
oleh membran mucosa bersilia. Ketika udara masuk ke dalam rongga
hidung, udara akan disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses
ini merupakan fungsi utama mucosa inspirasi yang terdiri dari epitel toraks
bertingkat, bersilia dan bersel goblet.
Cara Mengukur Kapasitas Vital Paru-Paru Sementara paru merupakan
satu-satunya organ tubuh yang berhubungan denganlingkungan di luar
tubuh, yaitu melalui sistem pernapasan. Fungsi utama paru untuk respirasi,
yaitu pengambilan O2 dari luar masuk ke dalam saluran napasdan
diteruskan ke dalam darah. Paru juga merupakan organ yang paling
banyak dipergunakan di dalam tubuh. Di samping pertukaran CO2 dengan
O2 yang tetap untuk hidup, pada saat yang sama paru tidak hanya dilewati
beratus-ratus polutan (termasuk asap tembakau), tetapi juga harus
mencegah alergen, virus, bakteri dan mikroba lain yang tidak terhitung
jumlahnya. Peradangan pernapasan lebih sering terjadi dari pada
peradangan organ lain, terutama pada orang dengan bakat penyakit yang
melemahkan tubuh. Pemeriksaan faal paru dilakukan untuk mengukur
berapa banyak udara yang dapat masuk ke dalam paru dan seberapa cepat
udara dapat keluar dari paru.
Sedangkan alat yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut
dengan Spirometer. Spirometer merupakan alat yang dapat dipakai untuk
mengukur berbagai parameter ventilasi paru. Adanya gangguan restriksi,
obstruksi maupun bentuk campuran dapat ditentukan dari hasil
pemeriksaan spirometri.

Page 1
Spirometer sederhana dibuat dari bahan-bahan yang mudah
didapatkan di lingkungan berupa limbah botol air mineral dan selang. Alat
ini mengacu pada prinsip hukum archimedes yang melibatkan perpindahan
udara dan air karena adanya tekanan.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian spirometer?
2. Apa saja jenis spirometer?
3. Ada berapa tipe spirometer?
4. Apa manfaat alat spirometer?
5. Bagaimana indikasi pengunaan alat spirometer?
6. Bagaimana kontraindikasi penggunaan spirometer?
7. Apa saja komponen spirometer?
8. Bagaiman prinsip kerja alat spirometer?
9. Bagaimana cara kerja alat spirometer?
10. Apa kelebihan dan kekurangan spirometer?
11. Berapakah kisaran harga spirometer?
12. Bagaimana aplikasi teknologi spirometer di masyarakat?
13. Bagaimana peran perawat dalam teknologi kesehatan pada penggunaan
alat spirometer?

C. Manfaat penulisan
1. Untuk mengetahui dan menambah wawasan pembaca tentang
pengertian spirometer,
2. Untuk mengetahui jenis-jenis spirometer,
3. Untuk mengetahui berbagai tipe spirometer,
4. Untuk mengetahui manfaat spirometer,
5. Agar pembaca dapat memahami indikasi penggunaan alat spirometer,
6. Agar pembaca dapat memahami kontraindikasi penggunaan alat
spirometer,
7. Untuk mengetahui komponen apa saja yang terdapat dalam spirometer,

Page 2
8. Agar pembaca dapat memahami prinsip kerja spirometer,
9. Agar pembaca dapat memahami cara kerja spirometer,
10. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan spirometer,
11. Untuk mengetahui kisaran harga alat spirometer.
12. Aplikasi teknologi spirometer di masyarakat
13. Mengetahui peran perawat dalam teknologi kesehatan pada alat
spirometer.

Page 3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian spirometer
Spirometer adalah alat untuk mengukur aliran udara yang masuk dan
keluar paru-paru dan dicatat dalam grafik volum per waktu. Dengan
pemeriksaan spirometri dapat diketahui semua volume paru kecuali
volume residu, semua kapasitas paru kecuali kapasitas paru yang
mengandung komponen volume residu yaitu FRC dan TLC.

B. Jenis spirometer
Ada beberapa macam spirometer, antara lain water sealed spirometer,
bellow spirometer dan electronic spirometer. Hasil pemeriksaan spirometri
berupa gambar langsung dari pena pada kymograph disebut spirogram,
sedangkan gambar yang diperoleh dari office-spirometri sebagai hasil dari
pneumotach disebut diagram. Parameter yang biasanya diperlukan adalah
kapasitasl vital (KV) atau vital capacity (VC), Volume ekspiratori paksa
(VEP) atau forced expiratory volume (FEV) pada beberapa interval waktu,
misalnya 0,5; 0,75; maupun 1 detik, tetapi yang paling sering digunakan
adalah FEV1 atau VEP1. Parameter yang lebih sensitif adalah arus
ekspiratory tengah maksimal atau maximal mid expiratory flow (MMEF).
Kapasitas vital paksa adalah volume udara ekkspirasi maksimal yang
dapat dikeluarakan setelah ekspirasi maksimal; peneluaranudara ekspirasi
ini dilakukan dengan cepat.jika dilakukan dengan pelan kapasitas ini
dinamakan kapasitas vital. Pada orang sehat dan normal, nilai VC hampir
sama dengan FVC. Pada orang yang mengalami obstruksi jalan nafas,
FVC lebih kecil dibanding VC. Adapun nilai VC menurun pada penurunan
keteregangan paru, perubahan bentuk dada, kelemehan otot respirasi , dan
obstruksi saluran pernafasan.

Page 4
C. Tipe Spirometer
1. Whole body plethysmograph
Spirometer memberikan pengukuran yang lebih akurat untuk
komponen volume paru-paru dibandingkan dengan spirometer
konvensional lainnya. Seseorang berada diruangan kecil yang
tertutup ketika pengukuran dilakukan.
2. Pneumotachometer
Spirometer ini mengukur laju aliran gas dengan mendeteksi
perbedaan tekanan di fine mesh. Salah satu keuntungan dari
spirometer ini adalah bahwa subjek diselidiki dapat menghirup
udara segar selama percobaan.
3. Fully electronic spirometer
Spirometer elektronik telah dikembangkan yang menghitung
tingkat aliran udara di saluran tanpa perlu untuk jerat halus atau
bagian yang bergerak. Mereka beroperasi dengan mengukur
kecepatan aliran udara dengan teknik seperti transduser
ultrasonik, atau dengan mengukur perbedaan tekanan dalam
saluran. Spirometer ini memiliki akurasi yang lebih besar dengan
menghilangkan momentum dan kesalahan resistensi terkait
dengan bagian yang bergerak seperti kincir angin atau katup
aliran untuk pengukuran aliran. Mereka juga memungkinkan
meningkatkan kesehatan antara pasien dengan memungkinkan
saluran aliran udara dibuang sepenuhnya.
4. Insentif spirometer
Spirometer ini dirancang khusus untuk meningkatkan fungsi
seseorang dari paru-paru.
5. Peak flow meter
Perangkat ini berguna untuk mengukur kemampuan seseorang
bernapas keluar udara.
6. Windmill-type spirometer

Page 5
Digunakan khusus untuk mengukur kapasitas vital paksa tanpa
menggunakan air dan memiliki pengukuran luas mulai dari 1000
ml sampai 7000 ml. Hal ini lebih portabel dan ringan
dibandingkan dengan tradisional jenis tangki air spirometer.
Spirometer ini harus diadakan secara horizontal saat mengambil
pengukuran karena adanya disc berputar.
7. Tilt-kompensasi spirometer
Tilt-kompensasi jenis spirometer juga dikenal sebagai AME
Spirometer EVOLVE. Spirometer baru ini dapat diselenggarakan
secara horizontal saat mengambil pengukuran tetapi harus pasien
bersandar terlalu jauh ke depan atau mundur 3D-tilt
mengkompensasi penginderaan spirometer dan menunjukkan
posisi pasien.

D. Manfaat spirometer
Spirometer digunakan untuk Pengukuran Laju Metabolisme. Dalam
penetapan laju metabolisme, konsumsi Oksigen umumnya diukur dengan
menggunakan spirometer yang diisi dengan O2 dan suatu sistem yang
mengabsorpsi CO2. Bandul Spirometer dihubungkan dengan alat pencatat
yuang bergerak diatas suatu silinder yang berputar, sementara bandul
bergerak naik turun.Dengan menarik garis sepanjang grafik yang
dibuat,akan diperoleh suatu kemiringan tertentu yang sebanding dengan
besarnya konsumsi O2.Jumlah O2 yang dipakai (dalam ml) persatuan
waktu dikoreksi pada suhu dan tekanan standar,kemudian dikonversikan
menjadi energi yaitu dengan dikalikan 4,82 kcal/L O yang dipakai.
Laju metabolisme dipengaruhi banyak faktor.Yang terpenting adalah
kerja otot.Konsumsi O meningkat tidak hanya pada kerja otot,tetapi juga
setelahnya sepanjang diperlukan untuk O debt.Pemberian makanan juga
akan meningkatkan laju metabolisme,karena adanya “spesific dynamic
action” (SDA). SDA suatu makanan adalah besarnya energi yang
diperliukan untuk proses asiimilasi makanan tersebut dalam

Page 6
tubuh.Sejumlah protein yang dapatr menghasilkan 100 kcal,akan
meningkatkan laju metabolisme sebesar 30 kcal.Hidrat arang dalam
jumlah yang sama akan menyebabkan peningkatan sebesar 6 kcal,dan
lemak akan meningkatkan laju metabolisme sebesar 4 kcal.
Tentu saja ini berarti bahwa jumlah kalori yang dihasilkan oleh ketiga
jenis bahan makanan tersebut akan dikurangi oleh besarnya SDA,dan
energi yang diperlukan untuk proses asimilasi ini dapat diperoleh dari
makanan itu sendiri atau diambil dari simpanan energi tubuh.Penyebab
SDA belum jelas.SDA mungkin sebagian disebabkan karena kenaikan
perangsangan simpatis setelah makan,dengan peningkaytan pengeluaran
epinefrin dan norepinefrin dan akibatnya terjadi peningkatan laju
metabolisme.SDA protein mungkin juga dihubungkan dengan proses
deaminasi asam amino dalam hati.SDA dari lemak mungkin disebabkan
karena adanya stimulasi langsung terhadap proses metabolisme oleh
adanya asam lemak bebas.Sedang pada hidrat arang mungkin merupakan
manifestasi kebutuhan energi ekstra untuk membentuk glikogen.Efek
stimulasi daripada makanan terhadapa proses metabolisme dapat
berlangsung selama 6 jam atau lebih.
Faktor lain yang merangsang metabolisme adalah suhu
lingkungan.Bila suhu lingkungan lebih rendah dari suhu tubuh,mekanisme
untuk mempertahankan suhu tubuh akan digiatkan,misalnya dengan
menggigil,dan laju metabolisme akan meningkat.Bila suhu lingkungan
cukup tinggi hingga mengakibatkan meningkatnya suhu tubuh,terjadi
peningkatan proses metabolisme secara keseluruhan,dan laju metabolisme
juga meningkat.

E. Indikasi penggunaan spirometer


1. Setiap keluhan sesak
2. Penderita asma stabil
3. Penderita PPOK stabil

Page 7
4. Evaluasi penderita asma tiap tahundan penderita PPOK tiap 6
bulan
5. Penderita yang akandianestesi umum
6. Pemeriksaan berkala pekerja yang terpajanzat
7. Pemeriksaan berkala pada perokok

F. Kontraindikasi penggunaaan spirometer


1. Hemoptisis asal tidak diketahui
2. Pneumotoraks
3. Status kardiovaskular tidak stabil (angina, infark miokard, dll)
4. Aneurisma otak, dada, atau perut
5. Katarak atau operasi mata baru-baru ini
6. Operasi perut atau dada baru ini
7. Mual, muntah, atau penyakit akut
8. Infeksi virus baru

Page 8
G. Komponen spirometer

Spirometer terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air
dan diimbangi oleh suatu beban. Di dalam drum terdapat gas untuk
bernapas, biasanya udara atau oksigen. Terdapat sebuah pipa yang
menghubungkan mulut dengan ruang gas. Bila seseorang bernapas melalui
pipa tersebut, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai
pada gulungan kertas yang berputar.

Page 9
Gambar di atas adalah sebuah spirogram yang menunjukkan
perubahan volume paru pada berbagai kondisi pernapasan. Untuk
memudahkan penjelasan mengenai peristiwa ventilasi paru, udara dalam
paru pada diagram dibagi menjadi empat volume dan empat kapasitas yang
merupakan nilai rata-rata pada laki-laki dewasa muda.

1. Volume Paru

Pada bagian kiri gambar dituliskan empat volume paru. Bila


semuanya dijumlahkan, sama dengan volume maksimal paru yang
mengembang. Penjelasan dari masing-masing volume ini adalah
sebagai berikut.

a. Volume tidal (VT) adalah volume udara yang diinspirasi atau


diekspirasi setiap kali bernapas normal; besarnya kira-kira 500
mililiter.

Page
10
b. Volume cadangan inspirasi (IRV) adalah volume udara ekstra
yang dapat diinspirasi setelah dan di atas volume tidal normal
bila dilakukan inspirasi kuat dengan kontraksi maksimal dari
diafragma, m. intercostalis externi, dan otot inspirasi aksesori;
biasanya mencapai 3000 mililiter.
c. Volume cadangan ekspirasi (ERV) adalah volume udara ekstra
maksimal yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada
akhir ekspirasi tidak normal; jumlah normalnya adalah sekitar
1100 mililiter.
d. Volume residu (RV) yaitu volume udara yang masih tetap
berada di paru setelah ekspirasi paling kuat; volume ini
besarnya kira-kira 1200 mililiter. Volume residu tidak dapat
diukur dengan spirometer karena volume udaranya tidak
masuk maupun keluar dari paru.

2. Kapasitas Paru

a. Kapasitas inspirasi (IC) sama dengan volume tidal ditambah


volume cadangan inspirasi. Ini adalah jumlah udara (kira-kira)
3500 mililiter yang dapat dihirup oleh seseorang, dimulai pada
tingkat ekspirasi normal dan pengembangan paru sampai
jumlah maksimum.
b. Kapasitas residu fungsional (FRC) sama dengan volume
cadangan ekspirasi ditambah volume residu. Ini adalah jumlah
udara yang tersisa dalam paru pada akhir ekspirasi normal
(kira-kira 2300 mililiter).
c. Kapasitas vital (VC) sama dengan volume cadangan inspirasi
ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Ini
adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan
seseorang dari paru setelah terlebih dahulu mengisi paru secara
maksimum dan kemudian mengeluarkan sebanyak-banyaknya
(kira-kira 4600 mililiter). Nilai ini memberikan informasi yang

Page
11
berguna mengenai kekuatan otot-otot pernapasan dan aspek
fungsi paru lainnya.
d. Kapasitas paru total (TLC) adalah volume maksimum yang
dapat mengembangkan paru sebesar mungkin dengan inspirasi
sekuat mungkin (kira-kira 5800 mililiter); jumlah ini sama
dengan kapasitas vital ditambah volume residu.

H. Prinsip kerja spirometer


Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu
hukum Archimedes. Hal ini tercermin pada saat spirometer ditiup, ketika
itu tabung yang berisi udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke
atas akibat adanya tekanan dari udara yang masuk ke spirometer.
Spirometer juga menggunakan hukum newton yang diterapkan dalam
sebuah katrol . Katrol ini dihubungkan kepada sebuah bandul yang dapat
bergerak naik turun. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat
pencatat yang bergerak diatas silinder berputar.

I. Cara kerja spirometer


Sebenarnya cara kerja spirometer cukup mudah yaitu sesorang disuruh
bernafas (menarik nafas dan menghembuskan nafas) di mana hidung orang
itu ditutup. Tabung yang berisi udara akan bergerak naik turun, sementara
itu drum pencatat bergerak putar (sesuai jarum jam) sehingga pencatat
akan mencatat sesuai dengan gerak tabung yang berisi udara.

Page
12
Hasil pencatatan akan terlihat seperti gambar di bawah ini :

Pada waktu istirahat, spirogram menunjukkan volume udara paru-paru


500 ml. Keadaan ini disebut tidal volume. Pada permulaan dan akhir
pernafasan terdapat keadaan reserve; akhir darisuatu inspirasi dengan
suatu usaha agar mengisi paru-paru dengan udara, udara tambahan ini
disebut inspiratory reserve volume, jumlahnya sebanyak 3.000 ml.
Demikian pula akhir dari suatu respirasi, usaha dengan tenaga untuk
mengeluarkan udara dari paru-paru, udara ini disebut dengan expiratory
reserve volume yang jumlahnya kira-kira 1.100 ml. Udara yang tertinggal
setelah ekspirasi secara normal disebut fungtional residual capacity

Page
13
(FRC). Seorang yang bernapas dalam keadaan baik inspirasi maupun
ekspirasi, kedua keadaan yang ekstrim ini disebut vital capacity.
Dalam keadaan normal, vital capacity sebanyak 4.500 ml. Dalam
keadaan apapun paru-paru tetap mengandung udara, udara ini disebut
residual volume (kira-kira 1.000 ml) untuk orang dewasa.
Untuk membuktikan adanya residual volume, penderita disuruh
bernafas dengan mencampuri udara dengan helium, kemudian dilakukan
pengukuran fraksi helium pada waktu ekspirasi. Di klinik biasanya
dipergunakan spirometer. Penderita disuruh bernafas dalam satu menit
yang disebut respiratory minute volume. Maksimum volume udara yang
dapat dihirup selama 15 menit disebut maximum voluntary ventilation.
Maksimum ekspirasi setelah maksimum inspirasi sangat berguna untuk
mengetes penderita emphysema dan penyakit obstruksi jalan pernafasan.
Penderita normal dapat mengeluarkan udara kira-kira 70% dari vital
capacity dalam 0.5 detik.; 85% dalam satu detik; 94% dalam 2 detik; 97%
dalam 3 detik. Normal peak flow rate 350-500 liter/menit.

J. Kelebihan dan kekurangan spirometer


Manuver sangat tergantung pada kerjasama dan usaha pasien,
biasanya dilakukan pengulangan hingga tiga kali untuk mendapatkan hasil
yang valid.
Karena kerjasama pasien diperlukan, spirometri hanya dapat
digunakan pada anak-anak dan seterusnya yang dapat memahami dan
mengikuti petunjuk yang diberikan (6 tahun atau lebih), dan hanya pada
pasien yang mampu memahami dan mengikuti instruksi - dengan
demikian, tes ini tidak cocok untuk pasien yang tidak sadar, pengaruh obat
penenang, atau memiliki keterbatasan yang akan mengganggu upaya
pernapasan yang kuat. Jenis lain dari tes fungsi paru-paru yang tersedia
untuk bayi dan orang tidak sadar.

Page
14
Lain keterbatasan utama adalah kenyataan bahwa banyak penderita
asma intermiten atau ringan memiliki spirometri normal antara eksaserbasi
akut, membatasi kegunaan spirometri sebagai diagnostik.
Alat ini lebih berguna sebagai alat monitoring: penurunan mendadak
dalam FEV1 atau ukuran spirometri lain pada pasien yang sama dapat
sinyal kendali memburuk, bahkan jika nilai baku masih normal. Pasien
didorong untuk merekam tindakan pribadi mereka yang terbaik.

K. Harga alat spirometer


Di era ini perkembangan teknologi semakin maju dan berkembang
pesat maka jenis dan tipe spirometer semakin beragam. Dengan
beragamnya jenis dan tipe dari spirometer ini maka semakin bergam pula
harga yang ditawarkan produsen. Kisaran harga spirometer dari yang
manual dan digital yakni :
“Rp. 500.000,00 hingga Rp. 100.000.000,00”

L. Aplikasi teknologi spirometer di masyarakat


Berhubung harganya terbilang cukup mahal bagi masyarakat
menengah ke bawah, maka disini ada beberapa cara untuk membuat
spirometer sederhana.
1. Alat dan Bahan
a. 2 Botol air mineral 1,5 L
b. Selang transparan
c. Balon tiup
d. Soldier (alat pelubang)
e. Alat ukur (mistar, meteran, milimeter block)
f. Air berwarna
2. Prosedur Pembuatan Spirometer Sederhana
a. Siapkan dua buah botol bekas air mineral 1.5 L, selang
transparan sepanjang 1 meter, balon tiup dan soldier.

Page
15
b. Lubangi kedua botol bekas air mineral pada bagian atasnya
sesuai dengan diameter selang
c. Pasang selang sebagai penghubung antara botol satu dengan
botol lainnya melalui bagian botol yang telah dilubangi
d. Beri label pada masing-masing botol, yakni A dan B
e. Pasang alat ukur pada dinding vertikal botol B
3. Prosedur Kerja Spirometer Sederhana
a. Isi air pada botol A, hingga 1 cm dibawah lubang selang
b. Tiuplah balon dengan sekali menghembuskan napas sekuat-
kuatnya (udara suplementer)
c. Kemudian letakkan mulut balon ke mulut botol A dan biarkan
udara dari balon mengalir ke botol A.
d. Air dari botol A akan berpindah ke botol B melalui selang,
karena adanya tekanan udara dari balon
e. Catat ketinggian air pada botol B setelah udara dalam balon
habis
f. Hitung volume air dengan rumus volume tabung: Vtabung =
π. r2 . t

Mulut balon dipasangkan pada mulut tabung A. Udara dalam balon


berpindah ke tabung A, sehingga tekanan udara dalam tabung lebih besar,
air mengalir ke tabung B melalui selang transparan Tinggi air di tabung B,

Page
16
dapat dilihat dari skala cm (meteran) Volume air dihitung dengan rumus
volume tabung (Vtabung = π. r2 . t). Volume air di tabung B sama dengan
volume udara suplementer. Spirometer Sederhana dengan dua buah tabung
A dan B.Tabung A berisi air berwarna, sedangkan tabung B dibiarkan
kosong

M. Peran perawat dalam teknologi kesehatan pada alat spirometer.

Sebagaimana yang kita ketahui pada zaman ini, di dunia terutama di


Indonesia masih banyak masyarakat atau pasien baik anak-anak, dan
dewasa yang masih memiliki resiko tinggi terjadinya gangguan dalam
sistem pernafasan. Hingga masih banyak orang yang menyepelekan atau
tidak mempedulikan akan pentingnya resiko tersebut. hal itu menyebabkan
perawat mengalami kesulitan dalam mencegah, menangani, mengatasi
atau menerangkan pasien tentang pentingnya pemeriksaan pernafasan.
Namun dengan adanya temuan spirometer ini maka peran perawat dalam
mencegah, menangani, mengatasi, dan memenerangkan akan pentingnya
pemeriksaan pernafasan dapat dipermudah lebih efektif dan efisien.

Karena disini peran perawat hanya memonitor jalannya pemeriksaan


dan menerangkan pentingnya serta tatacara pemeriksaan spirometer.

Page
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Spirometer adalah alat untuk mengukur aliran udara yang masuk dan
keluar paru-paru dan dicatat dalam grafik volum per waktu. Ada beberapa
macam spirometer, antara lain water sealed spirometer, bellow spirometer
dan electronic spirometer. Adapuntipe spirometer, diantaranya whole body
plethysmograph,pneumotachometer, fully electronic spirometer, insentif
spirometer, peak flow meter, windmill-type spirometer dan tilt-
kompensasi spirometer.
Spirometer digunakan untuk Pengukuran Laju Metabolisme.
Indikasinya adalah Setiap keluhan sesak, Penderita asma stabil , dll.
Kontraindikasi penggunaaan spirometer adalah Hemoptisis asal tidak
diketahui, Pneumotoraks , dll.
Spirometer terdiri dari sebuah drum yang dibalikkan di atas bak air
dan diimbangi oleh suatu beban. Di dalam drum terdapat gas untuk
bernapas, biasanya udara atau oksigen. Terdapat sebuah pipa yang
menghubungkan mulut dengan ruang gas. Bila seseorang bernapas melalui
pipa tersebut, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai
pada gulungan kertas yang berputar.
Spirometer menggunakan prinsip salah satu hukum dalam fisika yaitu
hukum Archimedes. Hal ini tercermin pada saat spirometer ditiup, ketika
itu tabung yang berisi udara akan naik turun karena adanya gaya dorong ke
atas akibat adanya tekanan dari udara yang masuk ke spirometer.
Spirometer juga menggunakan hukum newton yang diterapkan dalam
sebuah katrol . Katrol ini dihubungkan kepada sebuah bandul yang dapat
bergerak naik turun. Bandul ini kemudian dihubungkan lagi dengan alat
pencatat yang bergerak diatas silinder berputar.
Sebenarnya cara kerja spirometer cukup mudah yaitu sesorang disuruh
bernafas (menarik nafas dan menghembuskan nafas) di mana hidung orang
itu ditutup. Tabung yang berisi udara akan bergerak naik turun, sementara

Page
18
itu drum pencatat bergerak putar (sesuai jarum jam) sehingga pencatat
akan mencatat sesuai dengan gerak tabung yang berisi udara.
Manuver sangat tergantung pada kerjasama dan usaha pasien,
biasanya dilakukan pengulangan hingga tiga kali untuk mendapatkan hasil
yang valid.
Dengan beragamnya jenis dan tipe dari spirometer ini maka semakin
bergam pula harga yang ditawarkan produsen. Kisaran harga spirometer
dari yang manual dan digital yakni : “Rp.500.000,00 hingga
Rp.100.000.000,00”
Berhubung harganya terbilang cukup mahal bagi masyarakat
menengah ke bawah, maka disini ada beberapa cara untuk membuat
spirometer sederhana.

Page
19
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika

Vitahealtht. 2006. Informasis Lengkap untuk Penderitan dan Keluarganya ASMA.


Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Djodjodibroto, Darmanto. 2009. RESPIROLOGI. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Bastiansyah, Eko. 2008. PANDUAN LENGKAP MEMBACA HASIL TES


KESEHATAN. Jakarta: Penebar Plus

http://www.slideshare.net/yabniellitjingga/makalah-spirometri

https://en.wikipedia.org/wiki/Spirometer

Page
20

Anda mungkin juga menyukai