Anda di halaman 1dari 18

29

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

A. Cawan aluminium

Cawan aluminium berfungsi sebagai media yang akan digunakan untuk

meletakkan tanah uji.

Gambar 3.1 Cawan aluminium [dokumentasi pribadi]

B. Timbangan

Timbangan adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengukuran massa

suatu benda.
30

Gambar 3.2 Timbangan [dokumentasi pribadi]

C. Oven

Oven laboratorium merupakan alat yang digunakan untuk memanaskan atau

mengeringkan alat-alat laboratorium atau objek-objek lainnya.

Gambar 3.3 Oven [dokumentasi pribadi]


31

D. Piknometer

Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis

atau densitas dari fluida.

Gambar 3.4 Piknometer [dokumentasi pribadi]

E. Termometer

Termometer digunakan untuk mengukur suhu atau perubahan suhu dengan

tingkat ketelitian yang tinggi.

Gambar 3.5 Termometer [dokumentasi pribadi]

F. Cawan porselin

Cawan porselin berfungsi sebagai media yang akan digunakan untuk

meletakkan tanah uji.


32

Gambar 3.6 Cawan porselen [dokumentasi pribadi]

G. Kompor gas

Kompor gas berfungsi sebagai media untuk memanaskan atau mengeringkan

objek.

Gambar 3.7 Kompor gas [dokumentasi pribadi]

H. Casagrande

Casagrande adalah peralatan yang digunakan untuk melaksanakan tes batas

cair (liquid limitsi).


33

Gambar 3.8 Casagrande [dokumentasi pribadi]

I. Grooving tool

Alat grooving tool digunakan untuk membuat aluran (coakan) berbentuk

“V” pada tanah di alat Casagrande.

Gambar 3.9 Grooving tool [dokumentasi pribadi]

J. Spatula

Spatula digunakan sebagai alat bantu untuk mengaduk atau mengambil

sample.
34

Gambar 3.10 Spatula [dokumentasi pribadi]

K. Botol air (squeezer)

Botol air (squeezer) digunakan sebagai alat untuk menyimpan air dan

memudahkan pengguna untuk mengeluarkan airnya tanpa tumpah.

Gambar 3.11 Botol air (squeezer) [dokumentasi pribadi]

L. Kaca datar

Kaca datar ini digunakan untuk membentuk tanah pada pengujian batas

plastis.
35

Gambar 3.12 Kaca datar [dokumentasi pribadi]

M. Cawan shrinkage

Cawan dengan ukuran diameter 42 mm dan kedalaman 12 mm ini

digunakan untuk meletakkan tanah uji pada pengujian batas susut tanah.

Gambar 3.13 Cawan Shrinkage [dokumentasi pribadi]

N. Cawan petri

Cawan petri dengan diameter sekitar 57 mm dan kedalaman 38 mm

digunakan untuk menampung air raksa yang keluar dari cawan shrinkage

pada pengujian batas susut.


36

Gambar 3.14 Cawan petri [dokumentasi pribadi]

O. Kaca datar dengan 3 buah paku

Kaca ini digunakan untuk menekan tanah yang telah susut ke dalam cawan

shrinkage yang berisi air raksa pada pengujian batas susut.

Gambar 3.15 Kaca datar dengan 3 buah paku [dokumentasi pribadi]

P. Gelas ukur

Gelas ukur digunakan untuk menghitung volume cairan.


37

Gambar 3.16 Gelas ukur [dokumentasi pribadi]

Q. Air raksa

Air raksa digunakan sebagai alat bantu untuk menghitung berapa volume

tanah yang susut pada pengujian batas susut tanah.

Gambar 3.17 Air raksa [dokumentasi pribadi]

R. Ayakan

Ayakan digunakan untuk memisahkan padatan dengan cairan dengan

menggunakan peralatan penyaringan berlapis serta adanya nilai mesh

saringan yang berbeda-beda.


38

Gambar 3.18 Ayakan [dokumentasi pribadi]

S. Direct shear

Direct shear adalah alat untuk menetukan kuat geser tanah setelah

mengalami konsolidasi akibat suatu beban.

Gambar 3.19 Direct shear [dokumentasi pribadi]


39

3.1.2 Bahan-bahan penelitian

Tanah yang akan digunakan untuk pengujian adalah jenis tanah lempung berpasir

yang diambil dari Kawasan Villa Panbil, Muka Kuning, dengan kedalaman ± 1 m

di bawah permukaan. Tanah ini diambil karena sering digunakan untuk cut and fill

daerah villa yang memungkinkan terjadinya kurangnya ataupun berlebihnya

energi pemadatan.

Pada saat pengambilan sampel, tanah dalam kondisi basah terkena hujan sehingga

tanah didiamkan ± 3 jam agar kadar air yang ditemukan dalam sampel benar-

benar kadar air sampel tanah asli.


40

3.2 Alur Penelitian

Mulai

Pengambilan Tanah di
Villa Panbil,
Muka Kuning

Pemeriksaan: Pengujian kuat geser


Pemadatan Proctor Test: tanah menggunakan
1. Kadar air tanah
1. Standar Proctor dengan 25 direct shear
(ASTM D854-72)
pukulan dan 3 lapisan 1. Pengujian kuat
2. Berat jenis tanah
tanah geser tanah asli
(ASTM D854)
2. Standard Proctor dengan tanpa dipadatkan
3. Analisa saringan
variasi 21, 29, 33 pukulan 2. Pengujian kuat
(ASTM D1140)
dan 4, 5 lapis tanah geser tanah yang
4. Batas Atterberg
(ASTM D4318) telah dipadatkan
dengan metode
Standard Proctor
dengan variasi
pukulan dan lapisan

Hasil Pengujian

Analisa Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.20 Alur Metodologi Penelitian


41

3.3 Pengambilan Data

Dalam pengambilan data untuk pengujian energi pemadatan tanah terhadap kuat

geser tanah ini menggunakan metode eksploratif, dengan menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut.

3.3.1 Pembelajaran literatur

Pembelajaran literatur dilakukan dengan melakukan studi keperpustakaan dengan

mempelajari buku-buku dan mengunjungi situs-situs internet yang mendukung

penelitian ini. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan bahan-bahan referensi yang

digunakan penulis sebagai landasan dalam menyusun penelitian ini. Pembelajaran

literatur yang dilakukan mencakup materi mengenai:

1. Energi pemadatan,

2. Kuat geser tanah.

3.3.2 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini diambil di Villa Panbil, Muka Kuning.


42

Gambar 3.21 Peta lokasi pengambilan tanah – Villa Panbil, Muka Kuning

[Google Earth, 2017]

3.3.3 Pengujian

Pada tahap pengujian ini akan dilakukan pengujian kadar air, berat jenis, analisa

saringan dan batas-batas Atterberg.

3.3.4 Analisa dan evaluasi

Analisa dan evaluasi dilakukan dengan tujuan untuk menganalisa dan

mengevaluasi pengujian apa yang akan dilakukan. Tahapan analisa dan evaluasi

dilakukan ketika pengujian telah selesai dilaksanakan. Pada tahap ini akan

didapatkan hasil dari pengujian Proctor dan kuat geser tanah.


43

3.4 Prosedur Pengujian

3.4.1 Tahap persiapan

Pada tahap ini dilakukan persiapan bahan-bahan yang akan digunakan dalam

pengujian, meliputi:

1. Pengambilan tanah,

2. Penyaringan tanah menggunakan ayakan no. 40.

3.4.2 Pemeriksaan kadar air tanah

Kegunaan pemeriksaan kadar air tanah ini adalah untuk memeriksa kadar air suatu

tanah yaitu berat air yang terkandung di dalam tanah dengan berat tanah kering

dinyatakan dalam persen.

( )
Kadar air ( ) (Persamaan 3.1)
( )

3.4.3 Penentuan berat jenis tanah

Menurut ASTM D-854-02, maksud percobaan ini adalah untuk menentukan berat

jenis dari suatu tanah. Berat jenis tanah yaitu perbandingan antara butir-butir

tanah dengan berat air destilasi diudara dengan volume yang sama pada

temperatur tertentu.

( )
( )
(Persamaan 3.2)
( )
44

Berat jenis butir-butir tanah pada temperatur 27.5° :

( ) (Persamaan 3.3)

3.4.4 Pengujian analisa saringan

Tujuan dari analisa saringan adalah untuk mengetahui persentasi butiran tanah.

Dengan menggunakan 1 set saringan, setelah itu material organik dibersihkan dari

lumpur, kemudian berat sampel tanah yang tertahan di setiap saringan dicatat.

Tujuan akhir dari analisa saringan adalah untuk memberikan nama dan

mengklasifikasikan, sehingga dapat diketahui sifat-sifat fisik tanah (ASTM

D1140-00).

Rumus:

(Persamaan 3.4)

(Persamaan 3.5)

3.4.5 Penentuan batas cair tanah

Menurut ASTM D-4318, maksud percobaan ini adalah untuk menentukan batas

cair dari suatu tanah. Batas cair adalah suatu batas dimana kadar air pada tanah

mulai bersifat cair dan hampir tidak mempunyai tahanan geser, kadar air tersebut

merupakan nilai batasnya.


45

3.4.6 Penentuan batas plastis tanah

Menurut ASTM D-4318, maksud percobaan ini adalah untuk menentukan batas

susut dari suatu tanah. Batas plastis adalah suatu batas air minimum, dimana jika

suatu contoh tanah digulung - gulung dengan tangan sampai mencapai 1/8” (3mm)

mulai terdapat retak-ratak halus.

Rumus :

(Persamaan 3.6)

Indeks Plastisitas (IP) dengan rumus:

IP = LL – PL (Persamaan 3.7)

3.4.7 Penentuan batas susut tanah

Menurut ASTM D-4318, maksud percobaan ini adalah untuk menentukan batas

susut dari suatu tanah. Batas susut adalah batas suatu kadar air, dimana contoh

tanah tidak menyusut lagi, walaupun kadar airnya dikurangi.

Rumus :

(Persamaan 3.8)
46

3.4.8 Pengujian proctor test

Pengujian pemadatan ini bertujuan untuk mencari nilai kadar air optimum (OMC)

dan berat kering maksimum yang digunakan sebagai acuan batas kadar air yang

akan diuji pada tahap pengujian pemadatan selanjutnya untuk dilakukan uji geser.

Hitung berat isi tanah dengan menggunakan rumus berikut:

(Persamaan 3.9)

Energi yang diperlukan untuk pemadatan dilaboratorium dapat ditulis sebagai

berikut :

(Persamaan 3.10)

Hitung berat isi kering tanah dengan menggunakan rumus berikut:

(Persamaan 3.11)

3.4.9 Direct Shear

Setelah ditetapkan kadar air yang tambahkan dan dipadatkan dengan uji

pemadatan standar proctor, hal yang dilakukan adalah melakukan pengujian geser

langsung dengan alat uji Direct Shear. Dari setiap sampel tanah dengan kadar air

yang berbeda yang sudah dipadatkan dengan uji standar proctor, dibuat 3 sampel

untuk dilakukan uji geser dengan beban yang berbeda tiap-tiap sampelnya, yaitu

dengan beban 3 kg, 6 kg, dan 12 kg.

Anda mungkin juga menyukai