Anda di halaman 1dari 7

Dioda adalah komponen elektronika aktif yang memiliki fungsi sebagai penyearah arus listrik

dalam sebuah rangkaian elektronika. Komponen ini merupakan komponen elektronika dasar
yang kerap dijumpai di berbagai jenis rangkaian elektronika.

Dioda merupakan komponen semikonduktor yang terdiri dari persambungan atau junction P-N.
Dioda memiliki sifat dapat menghantarkan arus pada tegangan maju, serta menghambat arus
pada tegangan balik (penyearah). Dioda memiliki dua kaki, yakni kaki anoda dan kaki katoda.

Secara umum, simbol dioda dilambangkan dengan garis yang ditengahnya terdapat anak
segitiga atau anak panah yang mengarah pada sisi garis. Simbol tersebut tentunya mewakili
fungsi dioda sebagai penyearah. Ujung-ujung garis pada simbol dioda melambangkan kaki
positif (anoda), dan kaki negatif (katoda).

Jika kedua terminal dioda disambungkan ke sumber tegangan dimana tegangan anoda lebih
positif dibandingkan dengan tegangan katoda, maka dioda dikatakan dalam keadaan bias maju.
Sebaliknya, bila tegangan anoda lebih negatif dari katoda, dioda dikatakan dalam keadaan bias
mundur.
a. Dioda Diberi Tegangan Nol

Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang menarik elektron dari
katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda hanya mampu melompat sampai
pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda dan membentuk muatan ruang (Space Charge).
Tidak mampunya elektron melompat menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan
pada elektron melalui pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron
menjangkau plate.

b. Dioda Diberi Tegangan Negative (Reverse Bias)

Dioda diberi tegangan negative dalam hal ini polaritas tegangan dibalik yaitu dengan
memberikan bias negatif. Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada
pada plate akan menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga elektron
tersebut tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong kembali ke katoda,
sehingga tidak akan ada arus yang mengalir.

Dalam hal ini, sisi N mendapat polaritas tegangan lebih besar dari sisi P. Sehingga tidak akan
terjadi perpindahan elektron atau aliran hole dari P ke N maupun sebaliknya. Karena baik hole
dan elektron masing-masing tertarik ke arah kutup berlawanan. Lapisan deplesi (depletion
layer) semakin besar dan menghalangi terjadinya arus. Jika tegangan mundur melebihi suatu
tegangan yang telah ditentukan, yang dikenal dengan tegangan dadal (breakdown voltage),
maka arus arah mundur akan meningkat tajam dengan sedikit perubahan pada tegangan.
Keadaan ini tidak selalu merusak dioda bila masih terjaga pada level aman seperti yang
ditentukan dalam data sheetnya. Bila tidak, maka dioda akan rusak.

c. Dioda Diberi Tegangan Positive (Forward Bias)

Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada plate akan menarik
elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi thermionic, pada situasi inilah
arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus listrik yang akan mengalir tergantung
daripada besarnya tegangan positif yang dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate
akan semakin besar pula arus listrik yang akan mengalir. Perbedaan voltage antara katoda dan
anoda disebut threshold voltage atau knee voltage. Besar voltage ini tergantung dari jenis
diodanya, bisa 0.2V, 0.6V dan sebagainya. Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya
dapat mengalirkan arus listrik pada situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan
sebagai penyearah arus listrik. Pada kenyataannya memang dioda banyak digunakan sebagai
penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC.

d. Rating dioda

Ada dua rating dioda daya yang paling penting untuk diketahui, yaitu tegangan dadal arah
mundur (reverse breakdown voltage), dan arus arah maju maksimumnya (forward current).
Harga dioda meningkat dengan semakin tinggi kedua rating ini. Oleh karena itu, dalam
aplikasinya, dioda dioprasikan mendekati tegangan puncak mundur maksimum dan rating arus
majunya.

Fungsi Dioda

Secara umum memang fungsi dioda adalah penyearah arus listrik. Namun ada beberapa fungsi
lain yang juga terdapat pada dioda jenis tertentu yang tak semua orang tahu. Oleh karena itu
berikut akan kami bagikan sedikit informasi mengenai fungsi-fungsi dari komponen dioda /
diode.

1. Dioda sebagai penyearah arus listrik (untuk dioda bridge)


2. Dioda sebagai penstabil tegangan (untuk dioda zener)
3. Dioda sebagau pengaman atau sekering
4. Dioda sebagai rangkaian clipper untuk memangkas level sinyal yang keluar batas
5. Dioda sebagai rangkaian clamper untuk menambah komponen DC pada sinyal AC
6. Dioda sebagai pengganda tegangan
7. Dioda sebagai indikator (untuk LED)
8. Dioda sebagai sensor panas
9. Dioda sebagai sensor cahaya (untuk dioda photo)
10. Dioda sebagai rangkaian VCO (untuk dioda varactor)

Jenis Jenis Dioda


1. Dioda Standar (Penyearah)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang digunakan untu menyearahkan arus listrik dalam sebuah
rangkaian elektronika. Ada dua jenis dioda standar yang bisa kita temukan saat ini, yakni dioda
dioda silikon dan dioda germanium. Yang membedakan antara dua jenis dioda standar tersebut
adalah tegangannya.

Dioda silikon memiliki tegangan maju sebesar 0,6 volt, sedangkan dioda germanium memiliki
tegangan maju sebesar 0,3 volt. Dioda standar memiliki beberapa fungsi seperti penyearah
sinyal AC, pemotong level, penurun tegangan, sensor suhu, pengaman polaritas, dan masih
banyak lagi yang lainnya.

2. Dioda Zener
Dioda Zener adalah jenis dioda junction P dan N yang bahannya terbuat dari silikon. Dioda jenis
ini juga dikenal sebagai Voltage Regulation Diode yang beroperasi pada daerah reverse. Dioda
zener dapat digunakan sebagai penstabil tegangan, serta pembatas tegangan pada level
tertentu guna mengamankan rangkaian.

3. Dioda Cahaya (Photo Dioda)

Dioda Cahaya atau Photo Dioda merupakan jenis dioda yang sangat peka terhadap cahaya.
Dioda jenis ini bekerja di daerah reverse, sehingga hanya arus yang bocor saja yang dapat
melewatinya. Dalam kondisi cahaya gelap, arus yang mengalir pada dioda photo berbahan dasar
germanium sekitar 10 ampere, sedangkan untuk dioda yang berbahan dasar silikon sebesar 1
ampere.

4. LED (Light Emiting Diode)

LED atau Light Emiting Diode adalah salah satu jenis dioda yang dapat memancarkan cahaya
ketika masing-masing kutubnya diberi polaritas. Dioda jenis ini memiliki fungsi sebagai indikator,
serta transmisi sinyal cahaya. Perlu diketahui bahwa ada batas arus maksimal yang dapat
dialirkan dalam sebuah dioda. Jadi jika arus berlebih, maka bisa dipasang resistor untuk
menghambatnya.

5. Dioda Varactor

Dioda Varactor adalah dioda yang terbuat dari bahan silikon dan bekerja di wilayah reverse.
Dioda jenis ini nilai kapasitasnya dapat berubah-ubah apabila dialiri tegangan. Oleh sebab itu
kapasitas dari dioda disesuaikan dengan tegangan yang mengalir ke dioda varactor.

6. Dioda Schottky (SCR)

Dioda Schottky atau dioda SCR merupakan dioda yang memiliki fungsi sebagai pengendali. SCR
sendiri merupakan singkatan dari Silicon Control Rectifier. Dioda ini juga sering disebut sebagai
Tyristor yang masih masuk dalam keluarga komponen elektronika semikonduktor.

7. Thrystor
Thyristor adalah komponen elektronika berbahan semikonduktor yang memiliki fungsi utama
sebagai saklar. Ada beberapa jenis komponen yang masuk ke dalam kategori thyristor, yakni
SCR, DIAC, dan juga TRIAC. Selain itu ada pula UJT (Uni-Junction Transistor), PUT (Programmable
Uni-junction Transistor), serta GTO (Gate Turn Off switch).

Pada umumnya sebuah thyristor terdiri dari empat lapis dengan tiga buah terminal. Empat
lapisan tersebut terdiri dari lapisan semikondurtor tipe P dan lapisan semikonduktor tipe N.
Sedangkan tiga terminalnya berupa terminal anoda (A), terminal katoda (K), dan terminal gate
(G). Berikut skema dasar dari thyristor.

Fungsi utama dari thyristor adalah sebagai saklar. Namun saklar yang ada pada thyristor ini
sedikit lebih istimewa dibanding dengan saklar biasa karena besaran outputnya dapat dikontrol.
Selain itu thyristor juga mampu dilewati tegangan yang lebih besar dibanding dengan saklar
biasa.

Karena mampu dilewati tegangan dengan nilai yang besar, thyristor banyak digunakan pada
rangkaian listrik bertegangan besar hingga lebih dari 1 kV, dan besaran arus di atas 100 A.
Kelebihan menggunkana thyristor dibanding dengan saklar biasa ialah dapat meminimalisir
kerugian daya internal dan juga kecepatan switching.
Tak hanya itu saja, thyristor juga banyak digunakan pada perangkat inverter untuk merubah
tegangan searah (DC) menjadi tegangan bolak-balik (AC), atau sebaliknya (konverter) dengan
nilai frekwensi yang berbeda. Tak heran jika komponen elektronika yang satu ini dibutuhkan
oleh banyak orang.

Macam Macam Thyristor:

1. Phase control thyristor (SCR)


2. Fast switching thyristor(SCR)
3. Bidirectional triode thyristor (TRIAC)
4. Gate turn off thyristor (GTO)
5. Static induction thyristor (SITH)
6. Reverse conducting thyristor (RCT)
7. Light activated silicon controlled rectifier (LASCR)
8. MOS controlled thyristor (MCT)
9. FET controlled thyristor(FET-CTH)

Anda mungkin juga menyukai