Anda di halaman 1dari 12

PENGAUDITAN

(EKA 439 B1)

Ringkasan Materi Kuliah SAP I

Dosen Pengajar : Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E., M,Si., Ak

Oleh :

Komang Ayu Anggarita Fajar Utami (1607531117)

Ida Ayu Nabila Meidyna (1607531113)

I G A Bella Lestsri (160731122)

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2018

1
1.1 Pengauditan dan Profesi Akuntan Publik
1.1.1 Pengauditan
Pengauditan merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti yang behubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi
secara obyektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Proses sitematis mengandung arti bahwa pengauditan didasarkan pada (paling tidak sebagian
diantaranya) disiplin dan filosofi metoda ilmiah. Karena audit menyangkut perumusan dan
pengujian hipotesa dan menggunakan observasi, induksi, dan dedukasi. Memang audit harus
merupakan hasil dari pelaksanaan suatu rencana dan penerapan dari suatu strategi audit, tetapi
strategi dapat dilaksanakan dengan modifikasi yang cukup luas selama audit berlangsung, yaitu
ketika auditor mengumpulkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan suatu asersi
tertenu yang seringkali juga menyangkut komponen-komponen laporan keuangan yang berkaitan
satu sama lain.
Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif. Kegiatan mendapatkan dan
mengevaluasi bukti merupakan hal yang paling utama dalam pengauditan. Jenis bukti yang
diperoleh dan kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi bukti bisa berbeda-beda antara audit
yang satu dengan audit yang lainnya, tetapi semua audit berpusat pada proses memperoleh dan
mengevaluasi bukti. Dalam audit laporan keuangan, bukti tentang tingkat kepatuhan antara asersi
dalam laporan keuangan dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku terdiri dari data
akuntansi (seperti jurnal dan buku besar) dan informasi pendukung (seperti faktur, check, dan
informasi yang diperoleh melalui wawancara, observasi, pemeriksaan fisik atas aset, dan
korespondensi dengan pelanggan). Bukti yang diperoleh juga harus diinterpretasikan dan
dievaluasi agar auditor dapat membuat pertimbangan akuntansi yang biasanya diperlukan
sebelum sampai pada kesimpulan bahwa asersi-asersi telah sesuai dengan kriteria yang obyektif.
Keobyektifan dalam proses berkaitan dengan kemampuan auditor untuk melaksanakan sifat tidak
memihak di dalam memilih dan megevaluasi bukti. Sifat tidak memihak adalah bagian penting
dari konsep independensi auditor.
Asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi. Asersi atau pernyataan
yang dibuat manajemen perusahaan yang melekat pada seperangkat laporan keuangan adalah

2
subyek dari audit atas laporan tersebut. Oleh karena itu apabila seorang auditor akan mengaudit
suatu laporan keuangan, maka ia harus memahami asersi-asersi yang melekat pada setiap hal
atau pos yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Mengingat bahwa subyek pengauditan adalah
informasi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi, maka asersi-asersi haruslah
bisa dinyatakan secara kuantitatif dan harus dapat diaudit.
Tingkat kepatuhan antara asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Segala sesuatu
yang dilakukan selama audit dilaksanakan memiliki satu tujuan utama, yaitu untuk merumuskan
suatu pendapat auditor mengenai asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian
ekonomi yang telah diaudit. Pendapat auditor akan menunjukkan seberapa jauh asersi-asersi
tersebut sesuai dengan standar atau kriteria yang telah ditetapkan. Dalam audit laporan keuangan,
kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan adalah kerangka pelaporan keuangan
yang berlaku. Walaupun sering terdapat alternative kerangka pelaporan keuangan, namun dalam
hal banyak kriteria tersebut sudah dapat dirumuskan secara eksplisit dan tepat.
Mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil akhir dari
segala macam audit adalah suatu laporan yang berisi informasi bagi para pembacanya mengenai
tingkat kepatuhan antara asersi yang dibuat oleh klien dengan kriteria tertentu yang telah
disepakati sebagai dasar evaluasi. Dalam audit laporan keuangan, pengomunikasian disebut
laporan auditor yang berisi kesimpulan yang dicapai auditor mengenai sesuai tidaknya laporan
keuangan dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku. Jadi, definisi pengauditan
mencakup tahap pelaporan dari suatu audit. Dengan laporan tersebut, auditor
mengkomunikasikan pendapatanya atau hasil evaluasinya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Jenis-jenis audit :
1. Audit Laporan Keuangan
Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi kuantitatif yang akan diperiksa dinyatakan sesuai
dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan.
2. Audit Kepatuhan
Tujuan audit kepatuhan adalah untuk menentukan apakah pihak yag
diaudit telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang ditetapkan oleh pihak yang
berwenang. Audit kepatuhan dapat berupa penentuan apakah karyawan-karyawan di bidang

3
akuntansi telah mengikuti prosedur-prosedur yang telah ditetapkan oleh kontroler perusahaan,
memeriksa perjanjian yang dibuat oleh banker atau pemberi pinjaman lainnya untuk memastikan
bahwa perusahaan telah mematuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam perjanjian.
3. Audit Operasional
Audit operasional adalah pengkajian atas setiap bagian dari prosedur
dan metode yang diterapkan suatu entitas dengan tujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas.
1.1.2 Profesi Akuntan Publik
Tanggung jawab utama auditor independen atau lebih umum disebut
akuntan publik adalah untuk melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang
diterbitkan entitas.
Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, perusahaan-perusahaan besar, dan juga
perusahaan-perusahaan kecil, serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Keberadaan akuntan publik diatur dalam Undang-undang No 5 tahun 2011 tentang akuntan
publik. Menurut Undang-undang tersebut, akuntan publik adalah akuntan yang telah memperoleh
izin dari menteri keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Bidang jasa
akuntan publik meliputi :
1. Jasa Astetasi meliputi :
a. jasa audit umum atas laporan keuangan
b. jasa pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif
c. jasa pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma
d. jasa review atas laporan keuangan
e. jasa asetasi lainnya sebagaimana tercantum dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)
2. Jasa non-astetasi yang mencakup jasa yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan,
manajemen, kompilasi, perpajakan, dan konsultasi sesuai dengan kompetensi Akuntan Publik
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Prinsip etika tersebut diatas dijabarkan kembali oleh Kompartemen Akuntan Publik
kedalam Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik yang terdiri dari :

1. Independensi, Integritas dan Objektivitas

2. Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

4
3. Tanggungjawab kepada Klien

4. Tanggungjawan kepada Rekan Seprofesi

5. Tanggungjawab dan Praktik lain.

1.2 Hubungan Audit dengan Disiplin Ilmu yang Lainnya


Banyak pemakai laporan keuangan masyarakat awam pada umumnya
rancu tentang hubungan antara auditing dengan akuntansi. Dari definisi pengauditan yang telah
dikemukakan, nampak bahwa dalam berbagai macam audit yang biasa dilakukan para auditor,
tidak selalu terdapat hubungan antara pengauditan dengan akuntansi. Sebenarnya segala macam
informasi yang bisa dikuantifikasi dan bisa diverifikasi akan bisa diaudit, sepanjang terdapat
kesepakatan antara auditor dengan pihak yang diaudit mengenai kriteria yang akan digunakan
sebagai dasar untuk menyatakan tingkat kepatuhan (kesesuaian). Sebagai contoh, auditor bisa
diminta untuk mengaudit keefektifan sebuah perusahaan penerbangan. Kriteria yang biasanya
disepakati untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan semacam itu bisa berupa kecepatan,
akselerasi, kecepatan jelajah pada ketinggian tertentu, dan sebagainya. Kriteria-kriteria tersebut
bukan merupakan data akuntansi. Namun dalam sebagian besar audit, lebih-lebih dalam audit
laporan keuangan, terdapat hubungan yang erat dan banyak melibatkan data akuntansi.
Sebagaimana diketahui akuntansi didefinisikan sebagai proses mengidentifikasi, mengukur, dan
mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Peiaporan
keuangan yang merupakan tahap pengomunikasian dalam akuntansi adalah penyampaian
informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan, meskipun konsep pelaporan keuangan tidak
terbatas hanya pada laporan keuangan.

Berdasarkan pernyataan mengenai definisi auditing, dapat kita hubungkan antara


akuntansi dan auditing. Dua ilmu ini saling terkait satu sama lain, secara umum hubungan antara
auditing dan accounting dapat dijelaskan sebagai berikut, Accounting adalah suatu proses
menghasilkan data dan informasi dalam bentuk Financial Statement . Sedangkan Auditing adalah
suatu proses mengevaluasi informasi dan menghasilkan kesimpulan (opini / rekomendasi) yang
membandingkan antara fakta dan kriteria. Tahapan dalam audit terjadi setelah tahapan akuntansi
selesai dilaksanakan, karena dalam melakukan audit di perlukan Laporan Keuangan yang
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi. Proses Akuntansi bersifat konstruktif, diawali

5
dengan mengumpulkan bukti pembukuan (bukti – bukti transaksi), bukti pembukuan dicatat
dalam bentuk Special Journal (Jurnal Penjualan, Jurnal Pembelian, Jurnal Penerimaan Kas, dan
Jurnal Pengeluaran Kas).

Setelah semua transaksi dicatat pada masing – masing kolom Special Journal , tiap – tiap
jurnal dicatat dalam General Ledger , dan dilakukan penyesuaian pada transaksi yang
memerlukan penyesuaian. Melalui transaksi yang telah disesuaikan dapat diperoleh Trial
Balance yang terdiri atas Aktiva dan Passiva dari suatu perusahaan. Tahap selanjutnya adalah
pembuatan Worksheet , kemudian diperoleh Financial Statement (Laporan Keuangan) yang akan
menjadi bahan bukti untuk melakukan audit. Financial Statement yang dihasilkan dari proses
akuntansi, akan mengalami tahap audit. Audit terhadap Laporan Keuangan diperlukan karena,
(1) Ada potensi konflik antara penyedia informasi dengan pengguna informasi, (2) Informasi
mempunyai konsekuensi ekonomi yang sangat penting bagi business maker, (3) Keahlian sering
menghendaki informasi disajikan dan diverifikasi, (4) User sering tercegah mempunyai
hubungan langsung dengan informasi. Dalam melakukan audit harus sesuai dengan Standar
Auditing yang telah ditetapkan seperti standar umum, kerja lapangan dan standar pelaporan.

6
1.3 Perkembangan Audit
Kelahiran fungsi pengauditan di Amerika Utara berasal dari lnggriSJ Akuntansi sebagai
profesi diperkenaikan di bagian benua ini oleh lnggris pada paruh kedua abad kesembilan belas
para akuntan di Amerika Utara mengadOpsi bentuk laporan dan prosedur audit sebagaimana
yang berlaku di lnggris. Perusahaan-perusahaan publik di lnggris pada waktu itu harus tunduk
pada undang-undang yang disebut Companies Aoy Menurut undang-undang tersebut, semua
perusahaan publik harus diaudit. Ketika fungsi audit mulai diekspor ke Amerika Serikat, bentuk
pelaporan model lnggris turut diadopsi pula meskipun peraturan yang berlaku di Amerika Serikat
tidak sama dengan yang berlaku di lnggris. Sebagaimana disebutkan di atas, di lnggris semua
7
perusahaan publik harus diaudit, sedangkan di Amerika Serikat pada waktu itu tidak wajib
diaudit. ‘ Keharusan untuk diaudit datang dari badan yang mengatur pasar modal yang disebut
Securities and Exchange Commission (SEC), serta dari pengakuan umum mengenai manfaat
pendapat auditor atas laporan keuangan. Tidak adanya peraturan perundang-undangan yang
mengharuskan audit atas laporan yang diberikan kepada para pemegang saham, menyebabkan
audit pada abad kesembilan betas menjadi beranekaragam, kadang-kadang hanya meliputi neraca
saja, tapi ada pula yang berupa audit atas semua rekening yang ada pada perusahaan dan
dilakukan secara menyeiuruh dan mendaiamt Auditor biasanya mendapat penugasan dari
manajemen atau dari dewan Fomisaris perusahaan, dan laporan hasii audit biasanya dialamatkan
kepada pihak interen perusahaan, bukan kepada para pemegang saham.
Memasuki abad kedua puluh. revolusi industri kira-kira telah berusia 50 tahun dan
selama masa itu jumlah perusahaan industri telah berkembang dengan pesat. Jumlah pemegang
saham juga semakin bertambah dan mereka sudah mulai menerima laporan auditor. Kebanyakan
pemegang saham baru ini tidak memahami makna pekerjaan seorang auditor, dan
kesalahpahaman melanda banyak pihak termasuk para pimpinan perusahaan dan banking pada
umumnya mereka beranggapan bahwa pendapat auditor adalah jaminan keakuratan laporan
keuangan. Profesi akuntansi di Amerika berkembang dengan pesat setelah berakhirnya Perang
Dunia II Sementara itu kesalahpahaman tentang fungsi pendapat auditor masih terus berlangsung
sehingga pada tahun 1917.
Pada awalnya, para akuntan publik menyusun laporan tanpa mengikuti pedoman resmi.
Akan tetapi pada 50 tahun terakhir, profesi dengan cepat mengembangkan redaksi laporan yang
umum digunakan melalui AICPA. Redaksi atau susunan kalimat laporan yang umum saat ini
telah makin diperbaharui sehingga pembuatan laporan hasii audit tidak lagi merupakan pekerjaan
mengarang kalimat dalam laporan, melainkan merupakan proses pengambilan keputusan.
Alternatit bentuk tipe iaporan yang dapat dipilih auditor tidak banyak, dan sekali auditor memilih
jenis pendapat yang diberikan dalam situasi tertentu, auditor tinggal memilih jenis laporan yang
telah dirancang untuk menyatakan pendapat tersebut. Sejalan dengan perkembangan ekonomi
dan keuangan Amerika Serikat, organisasi akuntan publik juga berkembang dengan pesat Pada
awalnya standar akuntansi dan standar auditing disusun sendiri oleh organisasi profesi, namun
ketika terjadi berbagai skandal keuangan yang melibatkan akuntan publlk, berbagai badan

8
dinluar profesi akuntan, seperti Security Exchange Commisssion (SEC) turut campur dalam
penyusunan.

Profesi akuntansi di Indonesia masih tergolong muda. Pada masa penjajahan Belanda,
jumlah perusahaan di Indonesia belum begitu banyak, sehingga akuntansi dengan sendirinya
hampir tidak dikenal. Perusahaan-perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia pada
waktu itu, mengikuti model pembukuan seperti yang berlaku di negaranya. Situasi seperti itu
berlangsung hingga Indonesia merdeka. LAkuntansi baru mulai dikenal di Indonesia setelah
tahun limapuluhan, yaitu ketika semakin banyak perusahaan didirikan dan akuntansi sistem
Amerika mulai dikenal, terutama melalui pendidikan di perguruan tinggi. \Tonggak penting
perkembangan akuntansi di Indonesia terjadi pada tahun 1973, yaitu ketika Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) menetapkan Prinsip-prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) dan Norma Pemeriksaan
Akuntan (NPA). Prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan tersebut hampir sepenuhnya
mengadopsi prinsip akuntansi dan standar audit yang berlaku di Amerika Serikat Penetapan
prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan di Indonesia terutama dipicu oleh Iahirnya pasar modal
yang mensyaratkan perusahaan yang akan menjual saham di pasar modal arus memiliki laporan
keuangan yang telah diaudit.

Selain itu perkembangan yang terjadi dalam dunia perbankan sejak tahun 1988 semakin
menuntut dilakukannya audit atas pelaporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan yang akan
mengajukan permohonan kredit ke bang Pada tahun 1995 Iahir Undang-undang Perseroan
Terbatas yang mewajibkan suatu perseroan terbatas untuk menyusun laporan keuangan dan jika
perseroan merupakan perusahaan publik, maka laporan keuangannya wajib diaudit oleh akuntan
publik. Pada tahun yang sama Iahir pula Undang-undang Pasar Modal yang lebih semakin
meningkatkan peran akuntansi dan pengauditan, khususnya bagi perusahaan-perusahaan yang
sahamnya dijual di pasar modal (perusahaan publik) Sejalan dengan perkembangan profesi
akuntansi dan dunia usaha di Indonesia, IAI telah berkaIi-kali melakukan penyempurnaan dan
pemutahiran prinsip akuntansi dan norma pemeriksaan akuntan agar dapat mengakomodasi
perkembangan yang sangat pesat dalam dunia usaha, dengan tetap mengacu pada perkembangan
yang terjadi di Amerika Serikat dan profesi akuntansi internasional.

9
1.4 Peran Audit dalam Suatu Negara
Perekonomian suatu negara dapat bejalan dengan baik apabila disokong oleh
ketersediaan dana dalam kegiatan ekonomi dan bisnis. Dana tersebut dapat berasal dari para
pemodal baik yang berada dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri, sehingga
informasi keuangan menyangkut pengelolaan dana tersebut perlu disediakan. Jika ditinjau dari
sudut pandang akuntan publik, auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara
objektif atas laporan keuangan perusahaan, untuk menentukan kepastian penyajian yang wajar
dari laporan keuangan dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil aktivitas usaha
perusahaan.

Mulyadi (2002) menjelaskan bahwa pemeriksaan yang dilaksanakan oleh auditor


independen ditujukan terhadap pernyataan mengenai kegiatan ekonomi yang disajikan oleh suatu
organisasi dalam laporan keuangannya. Pemeriksaan ini dilakukan oleh auditor independen
untuk menilai kewajaran informasi yang tercantum dalam laporan keuangan, auditor yang
melaksanakan audit atas laporan keuangan historis disebut dengan auditor independen. Informasi
keuangan disajikan oleh manajemen kepada pihak yang berkepentingan guna menilai
kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan kembali investasi (return on
invesment) dan posisi keuangan perusahaan. Namun bagi masyarakat, laporan keuangan yang
disajikan pihak manajemen mengandung kemungkinan adanya pengaruh kepentingan pribadi
manajemen dalam menyajikan informasi hasil usaha dan posisi keuangan yang menguntungkan
bagi mereka dan keteledoran serta ketidakjujuran yang dilakukan oleh pihak manajemen dalam
menyusun laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, masyarakat keuangan akan memiliki
dasar yang andal untuk menyalurkan dana mereka ke usaha-usaha yang berioperasi secara efisien
dan memiliki posisi keuangan yang sehat. (Mulyadi, 2002).

Untuk memberi jaminan keamanan dalam penggunaan dana masyarakat dalam invetasi,
maka profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menjamin tingkat keandalan laporan
keuangan perusahaan, sehingga masyarakat keuangan atau investor memiliki informasi yang
andal dan terpercaya guna mengambil keputusan-keputusan investasi dan keputusan ekonomi
lainnya. Manajemen perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga agar pertanggungjawaban
keuangan yang disajikan kepada pihak luar dapat dipercaya, sedangkan pihak luar perusahaan
memerlukan jasa pihak ketiga untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang

10
disajikan oleh manajemen perusahaan dapat dipercaya sebagai dasar keputusan-keputusan yang
diambil oleh mereka. Baik manajemen perusahaan maupun pihak luar perusahaan yang
berkepentingan terhadap perusahaan memerlukan jasa pihak ketiga yang dapat dipercaya.

11
Daftar Pustaka

1. Al Haryono Jusup, 2001. Auditing, Buku 1 BP. STIE YKPN, Yogyakarta


2. IAPI (2009), Kode Etik Profesi Akuntan Publik
3. Mulyadi, 2002. Auditing. Buku 1, Edisi 6, Salemba Empat, Jakarta.
4. Arens, Alvin A: Randal J. Elder, Mark S. Beasley dan Amir Abadi Yusuf (2009)
Auditing and Assurance Services, An Integrated Approach, An Indonesia Adaption ,
Prentice Hall- Int Edition.

12

Anda mungkin juga menyukai