9 Tower Crane
1. Pengertian
Tower crane merupakan alat yang digunakan untuk mengangkat
material secara vertikal dan horizontal ke suatu tempat yang tinggi pada
ruang gerak yang terbatas. Tower crane terdiri dari bermacam-macam
jenis. Pada saat pemilihan tower crane sebagai alat pengangkatan yang
akan digunakan, beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah
seperti kondisi lapangan yang tidak luas, ketinggian tidak terjangkau oleh
alat lain dan alat tidak memerlukan pergerakan.
Pertimbangan ini direncanakan sebelum proyek dimulai karena
tower crane diletakkan di tempat yang tetap selama proyek berlangsung.
Tower crane harus dapat memenuhi pemindahan material sesuai dengan
daya jangkau yang ditetapkan serta pada saat peroyek telah selesai
pembongkaran crane harus dapat dilakukan dengan mudah.
2. Bagian-bagian
Bagian dari tower crane adalah mast atau tiang utama, fondasi (base
/ footing block) dan upper structure.
Upper
Pondasi Tiang Structure
1) Horizontal Jib
Jib merupakan tiang horizontal yang panjangnya ditentukan
berdasarkan jangkauan yang diinginkan. Horizontal jib adalah
bagian horizontal dari sebuah tower crane yang panjang dan
berfungsi sebagai bagian pengangkat beban. Horizontal jib dapat
disebut pula sebagai hoisting jib atau working jib.
2) Machinary Jib
Pada bagian inilah terdapat motor penggerak tower crane,
alat elektronik dan sebuah beton masif yang berfungsi sebagai
counter balance. Oleh karena itu sering pula disebut counter
balance jib.
3) Operator’s Cab
Operator’s cab adalah tempat dimana operator bekerja.
Cab ini haruslah memiliki jendela besar untuk memastikan operator
memiliki pandangan penuh terhadap lokasi konstruksi. Mengingat
letaknya yang tinggi, cab ini juga sebaiknya dilengkapi dengan AC
dan perlengkapan lainnya.
4) Counter Jib
Counter jib adalah tiang penyeimbang. Pada counter jib
dipasangkan counterweight sebagai penyeimbang beban. Trolley
merupakan alat yang bergerak sepanjang jib yang digunakan untuk
memindahkan material secara horisontal dan pada trolley tersebut
dipasangkan hook atau kait. Kait dapat bergerak secara vertikal
untuk mengangkut material. Tie ropes adalah kawat yang berfungsi
untuk menahan jib supaya dalam kondisi lurus 90º terhadap tiang
utama. Pada bagian atas tiang utama sebelum jib terdapat ruang
operator dan dibawah ruang tersebut terdapat slewing ring yang
berfungsi untuk memutar jib. Selain itu juga terdapat climbing
device yang merupakan alat untuk menambah ketinggian crane.
Lengan pada crane disebut sebagai jib terdiri dari dua
macam yaitu saddle jib dan lufting jib. Saddle jib adalah lengan
yang mendatar dengan sudut 90º terhadap mast atau tiang tower
crane. Jib jenis ini dapat bergerak 360º. Saddle jib terdiri dari dua
bagian yaitu jib panjang yang berfungsi untuk pengangkatan
material dan jib pendek yang berfungsi untuk penyeimbang
(counter jib).
Sedangkan lufting jib mempunyai kelebihan dibandingkan
dengan saddle jib karena sudut antara tiang dengan jib dapat diatur
lebih dari 90º. Dengan kelebihan ini maka hambatan pada saat
lengan berputar dapatt dihindari. Dengan demikian pergerakan
tower dengan lufting jib lebih bebas dibandingkan dengan alat yang
menggunakan saddle jib. Jib jenis ini juga dapar bergerak 360º
terhadap tiangnya.
3. Jenis-jenis
Jenis-jenis atau tipe tower crane dibagi berdasarkan cara crane
tersebut berdiri. Pemilihan jenis tower crane harus memperhatikan dan
mempertimbangkan beberapa aspek seperti situasi proyek, bentuk struktur
bangunan, kemudahan saat pemasangan dan pembongkaran serta
ketinggian bangunan. Tower crane statis terdiri dari beberapa macam tipe
yaitu free standing crane, tied-in tower crane dan climbing crane, jenis
yang dapat digerakkan adalah rail mounted crane. (Lihat Gambar 2.).
Free Standing
01 Tower Crane
Climbing Crane 02
04 Rail Mounted
Crane
Tied in 03
Crane
Hydraulic
Drop
Hammer
Hammer
Diesel Vibratory
Hammer Pile Driver
Gambar 2. Alat Pemancang Tiang
Sumber: (Rostiyanti, 2008)
a. Drop Hammer
Drop hammer merupakan palu berat yang diletakkan pada
ketinggian tertentu diatas tiang. Paku tersebut kemudian dilepaskan
dan jatuh mengenai bagian atas tiang yang kepala tiang. Untuk
menghindari tiang menjadi rusak akibat tumbukan ini, maka kepala
tiang dipasangkan semacam topi atau cap sebagai penahan energi atau
shock absorber. Biasanya cap terbuat dari kayu.
Palu dijatuhkan sepanjang alurnya. Pada bagian atas palu
terdapat kabel yang berfungsi untuk menahan agar palu tidak jatuh
lebih jauh. Ukuran umum palu berkisar antara 250 sampai 1500 kg.
Tinggi jatuh palu berkisar antara 1,5 sampai 7 meter yang tergantung
dari jenis bahan dasar fondasi. Jika diperlukan energi yang besar untuk
memancangkan tiang fondasi sebaiknya menggunakan palu yang
berat dengan tinggi jatuh yang kecil daripada palu yang lebih ringan
dengan tinggi jatuh yang besar.
Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara perlahan.
Jumlah jatuhnya palu per menit (blow per minute) dibatasi pada empat
sampai delapan kali. Jika jumlah tiang yang akan dipancang tidak
banyak maka jenis alat pancang ini efisien untuk digunakan.
Keuntungan dari alat ini adalah investasi yang rendah, mudah dalam
pengoperasian, mudah dalam mengatur energi per blow dengan
megatur tinggi jatuh. Akan tetapi alat ini pun juga memiliki beberapa
kekurangan diantaranya adalah kecepatan pemancangan yang kecil,
kemungkinan rusaknya tiang akibat tinggi jatuh yang besar,
kemungkinan rusaknya bangunan di sekitar lokasi akibat getaran pada
permukaan tanah serta tidak dapat digunakan untuk pekerjaan bawah
air.
Kelebihan:
2 Pengoperasian Mudah
4
Kekurangan:
2 Kemungkinan
rusaknya tiang
akibat tinggi jatuh
yang besar
3
Gambar 2. Drop Hammer
Sumber: (Rostiyanti, 2008)
b. Diesel Hammer
Alat pemancang tipe ini berbentuk lebih sederhana dibandingkan
dengan hammer lainnya. Diesel hammer memiliki satu silinder dengan
dua mesin diesel, piston atau ram, tangki bahan bakar, tangki pelumas,
pompa bahan bakar, injector, dan mesin pelumas. Dalam
pengoperasiannya, energi alat di dapat dari berat ram yang menekan
udara di dalam silinder.
Diesel hammer terdiri dari dua jenis yaitu terbuka dan tertutup.
Jenis alat yang bagian ujungnya terbuka mampu melakukan 40 sampai
55 blow per menit. Dalam pengoperasiannya, energi alat di dapat dari
berat ram yang menekan udara di dalam silinder. Alat yang bagian
ujungny tertutup dapat menghasilkan blow 75 sampai 86 per menit.
Pada tipe diesel hammer ini pemukul mendapatkan tenaga dari
motor diesel dan jatuh karena berat sendiri. Alat ini sering kita jumpai
di lapangan karena praktis dan ekonomis serta dapat dipakai sampai
tiang pancang yang besar dan berat. (Lihat Gambar 2.)
Gambar 2. Diessel Hammer
Sumber: (Subkhi, 2016)
Kelebihan:
Mudah dalam
pemakaian di
Memberikan Tidak diperlukan daerah
hasil yang energi luar dalam terpencil dan
lebih baik pengoperasiannya dingin
Pengopera Perawatannya
si-annya mudah
lebih cepat,
lebih
ekonomis
Kekurangan:
Sulit dalam Rentan
Sulit dipakai
menentukan terhadap
pada tanah
energi per blow polusi udara
lunak
dan suara
01 02 03
c. Hydraulic Hammer
Sistem pamancangan ini merupakan sistem pemancangan yang
bebas getaran dan dikenal dengan V-pile system. Keunggulan sistem
pemancangan ini jika dibandingkan dengan hammer lain adalah tiang
pancang dapat menggunakan tulangan pembesian yang lebih sedikit
karena impact yang terjadi lebih kecil. Daya dukung ultimate fondasi
tiang pancang dengan cara ini secara umum dibatasi sebesar reaksi yang
terjadi pada lapisan tanah untuk menahan gaya dongkrak hidraulika.
Cara kerja hammer ini adalah berdasarkan perbedaan tekanan
pada cairan hidrolis. Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan untuk
memancangkan fondasi tiang baja H dan fondasi lempengan baja
dengan cara dicengkram, di dorong dan ditarik. Dengan menggunakan
alat pemancang ini tekanan terhadap fondasi dapat mencapai 140 ton.
Selain itu, getaran dan polusi suara akibat pemakaian alat ini dapat
dikurangi. Alat ini baik digunakan jika ada keterbatasan daerah operasi
karena tiang pancang yang dimasukkan cukup pendek. Untuk
memperpanjang tiang maka dilakukan penyambungan pada ujung-
ujungnya. (Lihat Gambar 2.)
VPD
3.1 Pengertian
Material yang ada di alam umumnya tidak homogeny, tetapi
merupakan material campuran. Material juga bervariasi dari jenis material
yang berpori sampai yang padat. Dengan keadaan yang bervariasi seperti ini
maka pada saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai di dalam
proyek konstruksi otomatis jenis material di lapangan dan material yang akan
dipakai merupakan hal yang perlu diperhatikan.
Material di suatu tempat atau ditempat asalnya disebut dengan
material asli atau bank material. Bila suatu bagian dari material akan
dipindahkan maka volume material yang dipindahkan tersebut berubah
menjadi lebih besar daripada volume material di tempat asalnya. Material
yang telah dipindahkan tersebut disebut material lepas atau loose material.
Demikian pula jika material yang telah dipindahkan tersebut kemudian
dipadatkan maka volume material akan menyusut. Material yang telah
dipadatkan disebut sebagai material padat atau compacted material. Hampir
seluruh material yang telah dipadatkan mempunyai volume yang lebih kecil
daripada volume tanah asli. Hal ini disebabkan karena pemadatan dapat
menghilangkan atau memperkecil ruang atau pori di antara butiran material.
Akan tetapi batuan pecah mempunyai bank volume yang hampir sama dengan
compacted volume. Pasir dan lempung padat tertentu bahkan mempunyai
compacted volume lebih besar daripada bank volume.
Kembang susut tanah adalah perubahan baik berupa penambahan atau
pengurangan volume tanah setelah diolah atau diubah dari bentuk asalnya.
(Lihat Gambar 3.1).
Perubahan baik berupa
penambahan atau pengurangan
volume tanah setelah diolah atau
diubah dari bentuk asalnya.