Anda di halaman 1dari 3

MANAJEMEN PEMASARAN GLOBAL

DISRUPTIVE TECHNOLOGY DAN PENGARUHNYA


TERHADAP PEMASARAN GLOBAL

OLEH

KELOMPOK IV

NI MADE PADMAWATI (1607521154)

MADE AYUNI DINDASARI (1607521128)

NI LUH PUTU WIDYA SAWITRI (16075211)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018
Penduduk Indonesia telah memiliki akses internet melalui telepon genggam
jenis smartphone. Fenomena ini dikenal sebagai disruptive technology atau teknologi
disruptif, yakni teknologi membantu kegiatan ekonomi yang awalnya panjang dan
rumit, menjadi transaksi bisnis yang lebih cepat dan hemat.

Menurut Joseph L Bower dan Clayton M Christensen dalam artikel ilmiah


mereka di Harvard Business Review, sebuah inovasi disruptif dalam bisnis dapat
dipahami sebagai sebuah inovasi yang menciptakan sebuah tren baru dan jejaring
industri baru, yang akhirnya mengganggu pasar dan nilai yang telah ada kemudian
menggantikan yang lama dan menjadi pemimpin pasar lalu membuat aliansi di
dalamnya. Cambridge Dictionary mendefinisikan kata disruption sebagai hal yang
mencegah atau mengganggu, terutama mengganggu sistem atau proses dari yang
hanya sekadar rutin menjadi sesuatu yang berbeda.

Untuk menjadi disruptive technology, dibutuhkan beberapa prasyarat: (1)


Teknologi baru tersebut tidak berkembang secara linier dari teknologi sebelumnya, (2)
Teknologi tersebut memberikan hasil/layanan dengan kehandalan yang jauh lebih baik
di banding dengan teknologi lama, (3) Biaya yang dibayarkan oleh pengguna lebih
murah dibanding dengan teknologi lama. Secara umum distruptive technology selalu
dari sisi yang tidak di duga bahkan inkubasi teknologinya tidak di ketahui oleh
petahana karena tidak di anggap ancaman.

Sebagai contoh dari disruptive technology dalah yang terjadi dengan KODAK
sebagai sebuah perusahaan film yang sudah berumur lebih dari 100 tahun dan
akhirnya harus menyatakan bangkrut karena kemunculan digital camera yang
sebenarnya merupakan ciptaannya sendiri. Dalam sektor telekomunikasi, kelahiran
mobile phone telah merubah pola bisnis telekomunikasi yang sebelumnya fixed-line
phone dalam kurun waktu kurang dari 15 tahun dan yang terakhir adalah fenomena
UBER yang telah membuat pusing taxi konvensional.

Disruptive technology memiliki pengaruh yang besar terhadap pemasaran


global diantarnya sebagai berikut:

Laporan Deloitte di 2015 mengungkapkan 73% UKM Indonesia memiliki


kapasitas digital yang sangat terbatas. Artinya sekitar dua pertiga dari semua
perusahaan di Indonesia belum memaksimalkan teknologi digital, baik dalam
pemasaran produk yang dimilikinya di dalam negeri dan juga luar negeri. Deloitte
memperkirakan digitalisasi Indonesia akan memungkinkan UKM untuk
berkontribusi pada pertumbuhan hingga 80% lebih tinggi dari sebelumnya dan
membuat mereka 17 kali lebih mungkin untuk makin inovatif, dan pada akhirnya,
menyumbang peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia sebanyak
2% setiap tahunnya.

Hal terpenting adalah bila sebuah teknologi dapat menekan biaya produksi
menjadi 10X lebih rendah dari teknologi existing maka distruption akan terjadi.

Adanya distruption technology memang membawa perubahan yang besar


dalam mempermudah segala aktivitas dan hal itu lambat laun mempengaruhi
segaa aspekyngada di likungan,contohnya adalah lingkungan sosial dan budaya.
Adanya kemudahan dalam menyelesaikan pekerjaan membuat cara dan gaya
hidup masyarakat semakin mengalami perkembangan. Sebagai contoh, budaya
mencuci bersama di Sungai kian hilang dikarenakan adanya mesin cuci, budaya
bermain bersama memainkan permainan trdisional juga hamper punah
dikarenakan digantikan oleh permainan modern yang ada di gawai atau gadget
mereka, kehidupan dan tingkat social pun dewasa ini sering diukur dengan
seberapa mewah teknologi yang mereka miliki.
Dengan adanya perkembangan teknologi yang amat pesat, tak jarang justru
menjadi ancaman sekaligus peluang. Mengapa menjadi peluang ? jika kita bijak
menghadapi kondisi ini maka akan mampu membantu dan mempermudah
pekerjaan dan mampu meningkatkan kualitas serta keejahteraan hidup.
Namun,dari sisi lain hal ini akan menjadi ancaman terutama bagi budaya dan
kearifan lokal serta membunuh tradisi yang ada. Hal ini tentu akan sangat
berbahaya jika tidak diperhatikan secara serius, karena Indonesia umumnya
memiliki ribuan budaya dan tradisi yang menjadi daya tarik utama wisatawan dan
sumber pendapatan Negara yang sangat besar. Jika hal tersebut hilang
makaidentitas Negara yang bhineka akan musnah digerus oleh jaman.

Anda mungkin juga menyukai