1.2. Listrik digunakan luas hampir di seluruh aspek kehidupan oleh karenanya
memegang peran penting didunia teknik. Kelemahan energi listrik yang sangat
prinsip terletak pada fakta bahwa proses pembentukan dan penggunaan (generate &
consume) energi listrik biasanya berbanding lurus, pada saat yang bersamaan. Kita
tidak bisa memproduksi lalu menyimpan energi listrik begitu saja dengan alat yang
sederhana. Sudah menjadi hukumnya bahwa energi listrik yang kita gunakan harus
berasal langsung dari sumbernya. Dalam volume yang sedikit, energi listrik bisa
disimpan dalam sebuah kapasitor dan hanya dapat digunakan terbatas untuk
menyuplai daya pada peralatan yang membutuhkan energi listrik yang kecil pula.
1.3. Untuk disimpan dalam skala yang lebih besar, energi listrik pertama-tama harus
diubah terlebih dahulu kedalam bentuk energi yang lain. Pengetahuan tentang
elektrokimia menjawab tantangan masalah ini yaitu tugas "menyimpan" listrik agar
bisa digunakan setiap waktu yang berbeda-beda sesuai kebutuhan, serta dapat
dipindah-pindahkan. Dalam elektrokimia terdapat reaksi redoks yang dapat
menimbulkan arus listrik. Alat penyimpan energi listrik itulah yang kemudian kita
kenal dengan nama akumulator/accu (aki).
1.4. Aki sendiri sesuai fungsinya yaitu sebagai sumber listrik DC, maka aki tentu saja
dapat mensuplai listrik dc pada rangkaian arus searah. Dimana pada rangkaian ini
sangat diperhatikan polaritas dari tegangan sumber. Rangkaian arus searah ini terdiri
dari 2 rangkaian yaitu rangkaian parallel dan rangkaian seri. Adapun penerapan dari
sumber listrik searah dan rangkaian arus searah itu yaitu sesuai dengan Hukum
Kirchoff 1 dan 2..
1
BAB I
ACUMULATOR DAN RANGKAIAN LISTRIK DC
(PERCOBAAN L5)
2
1.5 Teori Dasar
Aliran muatan dari satu tempat ke tempat lain menyebabkan terjadinya arus listrik. Arus
listrik bergerak dari terminal positip ke terminal negatip.
Jika sejumlah muatan q melewati suatu titik dalam penghantar dengan selang waktu t ,
maka arus yang mengalir dalam penghantar adalah :
I = q/t
+ - Elektroda
Bahan aktif
Wadah
Elektrolit
Separator
Komponen Accu
Bila accu dalam suatu rangkaiaan , arus mengalir karena perubahan elektro chemical
sel yang berlangsung dalam accu yang dipergunakan.
Dalam praktek, kapasitas yang terukur tergantung dari arus pemakaian dan seberapa
cepat sel tersebut digunakan.
3
1.6 Gambar Rangkaian Percobaan
A. Penentuan tahanan dalam accu ( rangkaian terbuka)
V V1= Є
r (Tahanan
dalam Aki )
R
Pakai
Lampu
I =0
V1 = Є
V=V2
V
r (Tahanan
dalam Aki )
R
Pakai I=I2
Lampu
Є – V2
r = ----------------
I2
V2 = Є – I2 . r
V2 = V1 – I2 . r
4
C. Pengukuran V ab rangkaian seri
a
b
5
1.7 Data Hasil Percobaan
6
1.8 ANALISA DATA
a. PENENTUAN TAHANAN DALAM ACCU
Pada percobaan penentuan tahanan dalam accu, data pertama yang kami dapatkan yaitu
besar nilai V2 yang kami dapatkan yaitu sebesar 15.9 volt dan besar nilai I2 yaitu 0,42 A.
Dari data yang diperoleh maka besar hambatan (R) dapat dicari dengan rumus :
𝑉
𝑅= , dimana R = Tahanan (Ohm) ; V = Tegangan (Volt) ; I = Arus (Ampere).
𝐼
𝑅 = 37.86 𝑂ℎ𝑚
Untuk menentukan tahanan dalam accu digunakan rumus: (E-V2)/I2 dimana, E = V1
yang nilainya 16.48 Volt.
Contoh perhitungan untuk data pertama: (16,48 – 15.9)/0,42 = 0
Dengan cara yang sama sehingga didapatkan hasil seperti di bawah:
7
Kesalahan Relatif pada Penentuan Tahanan dalam Accu
No Tahanan Accu (Xrata-Xi) 2
(Xrata-Xi)
1 1.38 -0.08256 0.00682
2 1.38 -0.08256 0.00682
3 1.58 -0.28300 0.08009
4 1.35 -0.05044 0.00254
5 1.38 -0.08256 0.00682
6 1.35 -0.05044 0.00254
7 1.21 0.09006 0.00811
8 1.17 0.12766 0.01630
9 1.12 0.18211 0.03317
10 1.07 0.23173 0.05370
Jumlah 12.98 0.2169
12.98
X (Rata-rata) = 1.298
10
Standar Deviasi
0.2169
√ = 0.15524
9
Kesalahan Relatif
𝑆 0.15524
KV = x 100% = x 100% = 11.9%
1.298
X
Jadi, Hasil Pengukuran Penentuan Tahanan dalam Accu adalah:
X = rata-rata ± standar deviasi
X = 1.298 ± 0.15524
Kesalahan relatif pada Penentuan Tahanan dalam Accu adalah 11.9%
8
Terdapat selisih sebesar 0.24 antara hasil pengukuran Vab yang didapatkan saat
melakukan praktikum dengan hasil Vab dengan menggunakan rumus. Selisih tersebut
kemungkinan dapat disebabkan oleh kondisi alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan
saat praktikum dalam keadaan yang kurang baik atau kurang layak pakai. Selain itu,
kemungkinan dapat juga disebabkan oleh kurang telitinya praktikan dalam melakukan
pembacaaan hasil pengukuran yang tertera pada alat ukur.
Pada percobaan rangkaian seri, besar nilai V pada Lampu I yaitu 4.25 Volt dan besar
nilai I yaitu 0.24 A. Dari data yang diperoleh maka besar hambatan (R) dapat dicari
dengan rumus :
𝑉
𝑅= , dimana R = Tahanan (Ohm) ; V = Tegangan (Volt) ; I = Arus (Ampere).
𝐼
𝑉
𝑅=
𝐼
4.25
𝑅=
0,24
𝑅 = 17.71 𝑂ℎ𝑚
Dengan cara yang sama sehingga didapatkan hasil seperti di bawah:
9
67.74
X (Rata-rata) = 16.934
4
Standar Deviasi
14.02347
√ = 2.1621
3
Kesalahan Relatif
𝑆 2.1621
KV = x 100% = x 100% = 12.7%
16.934
X
Jadi, Hasil Pengukuran Penentuan Vab Rangkaian Seri pada R Beban adalah:
X = rata-rata ± standar deviasi
X = 16.934 ± 2.1621
Kesalahan relatif pada Penentuan Vab Rangkaian Seri pada R Beban adalah 12.7%
10
Contoh perhitungan untuk data yang pertama:
𝑉
𝑅=
𝐼
15.8
𝑅=
0,42
𝑅 = 37.62 𝑂ℎ𝑚
Dengan cara yang sama sehingga didapatkan hasil seperti di bawah:
111.93
X (Rata-rata) = 27.9831
4
Standar Deviasi
347.99059
√ = 10.7702
3
Kesalahan Relatif
𝑆 10.7702
KV = x 100% = x 100% = 38.4%
27.9831
X
Jadi, Hasil Pengukuran Penentuan Vab Rangkaian Paralel pada R Beban adalah:
X = rata-rata ± standar deviasi
X = 27.9831 ± 10.7702
Kesalahan relatif pada Penentuan Vab Rangkaian Paralel pada R Beban adalah 38.4%
11
1.9 GRAFIK
a. Grafik Percobaan Penentuan Tahanan Dalam Accu
Untuk membuat grafik regresi linier, digunakan rumus Y = a + bX
Dimana, a dan b dapat dicari dengan rumus :
(∑ 𝑌𝑖)(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)
a= 𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
b= 𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
Untuk menentukan grafik regresi linear antara V terhadap I, maka diperlukan data-data
sebagai berikut.
No Xi (V) Yi (I) Xi2 Yi2 XiYi
1 15.9 0.42 252.81 0.1764 6.678
2 15.9 0.42 252.81 0.1764 6.678
3 15.8 0.43 249.64 0.1849 6.794
4 15.9 0.43 252.81 0.1849 6.837
5 15.9 0.42 252.81 0.1764 6.678
6 15.9 0.43 252.81 0.1849 6.837
7 15.9 0.48 252.81 0.2304 7.632
8 16 0.41 256 0.1681 6.56
9 16 0.43 256 0.1849 6.88
10 16 0.45 256 0.2025 7.2
n 10 Nilai a :
∑Xi 159.2
(∑Xi)2 25344.64 (∑ 𝑌𝑖)(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)
a=
∑Yi 4.32 𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
(∑Yi)2 18.6624 (4.32)(2534.5)−(159.2)(68.774)
∑XiYi 68.774 a=
10 (2534.5)−(25344.64)
∑Xi2 2534.5 0.22
∑Yi2 1.8698 a=
0.36
∑Xi . ∑Yi 687.744
a = 0.6089
Nilai b :
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
b=
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
10(68.77)−(159.2)(4.32)
b=
10(2534.5)−(25344.64)
−0.004
b=
0.36
b = -0.0111
12
Sehingga persamaan Regresi Liniernya (Y) = a +bX
Y = 0.6089 - 0.0111X.
Nilai Koefisien korelasinya dicari dengan rumus :
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
R=
√[𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2 ] [𝑛 ∑ 𝑌𝑖 2 − (∑ 𝑌𝑖)2 ]
Sehingga,
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
R=
√[𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2 ] [𝑛 ∑ 𝑌𝑖 2 − (∑ 𝑌𝑖)2 ]
10(68.77)−(159.2)(4.32)
R=
√[10(2534.5)−(25344.64)] [10(1.8698)−(18.6624)]
−0.004
R=
√0.01282
−0.004
R=
0.11321
R = -0.0353
Dan nilai Koefisien Determinasinya = (R)2
(R)2 = (-0.0353)2
(R)2 = 0.0012
13
Dari grafik yang dihasilkan, dapat dianalisa bahwa nilai koefisien korelasi yang
didapat -0.0353 yaitu artinya: kedua variabel memiliki koefesien korelasi negative (-),
maka kedua variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya, jika nilai variabel X tinggi,
maka nilai variabel Y akan menjadi rendah (dan sebaliknya). Sedangkan koefisien
determinasinya (R2) = 0.0012 artinya: nilai rata-rata Y, 0.12% ditentukan oleh nilai X
melalui persamaan Y = 0.6089 - 0.0111X , sedangkan 99.88% ditentukan oleh faktor yang
lain.
Untuk menentukan grafik regresi linear antara V terhadap I, maka diperlukan data-data
sebagai berikut.
No Xi (V) Yi (I) Xi2 Yi2 XiYi
1 4.25 0.24 18.0625 0.0576 1.02
2 4.52 0.25 20.4304 0.0625 1.13
3 4.56 0.25 20.7936 0.0625 1.14
4 3.29 0.24 10.8241 0.0576 0.7896
n 4 Nilai a :
∑Xi 16.62
(∑Xi)2 276.22 (∑ 𝑌𝑖)(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)
a=
∑Yi 0.98 𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
(∑Yi)2 0.9604 (0.98)(70.1106)−(16.62)(4.0796)
a=
∑XiYi 4.0796 4(70.1106)−(276.22)
∑Xi2 70.1106 0.9054
∑Yi2 0.2402 a=
4.218
∑Xi . ∑Yi 16.2876
a = 0.2147
Nilai b :
14
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
b=
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
4(4.0796)−(16.62)(0.98)
b=
4(70.1106)−(276.22)
0.0308
b=
4.218
b = 0.0073
Sehingga persamaan Regresi Liniernya (Y) = a +bX
Y = 0.2147 + 0.0073X.
Nilai Koefisien korelasinya dicari dengan rumus :
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
R=
√[𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2 ] [𝑛 ∑ 𝑌𝑖 2 − (∑ 𝑌𝑖)2 ]
Sehingga,
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
R=
√[𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2 ] [𝑛 ∑ 𝑌𝑖 2 − (∑ 𝑌𝑖)2 ]
4(4.0796)−(16.62)(0.98)
R=
√[4(70.1106)−(276.22)] [4(0.2402)−(0.9604)]
0.0308
R=
√0.00169
0.0308
R=
0.041076
R = 0.749838
Dan nilai Koefisien Determinasinya = (R)2
(R)2 = (0.749838)2
(R)2 = 0.5623
15
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nilai koefisien korelasi yang didapat
yaitu 0.749838 artinya: kedua variabel memiliki koefesien korelasi positif, kedua variabel
mempunyai hubungan searah. Korelasi positif memiliki arti, jika nilai variabel X tinggi,
maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sedangkan koefisien determinasinya (R2) = 0,9831
artinya: nilai rata-rata Y, 56.23% ditentukan oleh nilai X, sedangkan 43.77% ditentukan
oleh faktor lain melalui persamaan Y = 0.2147 + 0.0073X.
16
Untuk membuat grafik regresi linier, digunakan rumus Y = a + bX
Dimana, a dan b dapat dicari dengan rumus :
(∑ 𝑌𝑖)(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)
a= 𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
b= 𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
Untuk menentukan grafik regresi linear antara V terhadap I, maka diperlukan data-data
sebagai berikut.
No Xi (V) Yi (I) Xi2 Yi2 XiYi
1 15.8 0.42 249.64 0.1764 6.636
2 15.8 0.82 249.64 0.6724 12.956
3 15.9 0.88 252.81 0.7744 13.992
4 15.9 0.43 252.81 0.1849 6.837
n 4 Nilai a :
∑Xi 63.40
(∑Xi)2 4019.56 (∑ 𝑌𝑖)(∑ 𝑋𝑖 2 )−(∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)
a=
∑Yi 2.55 𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
(∑Yi)2 6.5025 (2.55)(1004.9)−(63.40)(40.421)
a=
∑XiYi 40.421 4(1004.9)−(4019.56)
∑Xi2 1004.9 −0.1964
∑Yi2 1.8081 a=
0.04
∑Xi . ∑Yi 161.67 a = -4.91
Nilai b :
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
b=
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2
4(40.421)−(63.40)(2.55)
b=
4(1004.9)−(4019.56)
0.014
b=
0.04
b = 0.35
Sehingga,
17
𝑛(∑ 𝑋𝑖𝑌𝑖)− (∑ 𝑋𝑖)(∑ 𝑌𝑖)
R=
√[𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2 ] [𝑛 ∑ 𝑌𝑖 2 − (∑ 𝑌𝑖)2 ]
4(40.421)−(63.40)(2.55)
R=
√[4(1004.9)−(4019.56)] [4(1.8081)−(6.5025)]
0.014
R=
√0.0292
0.014
R=
0.17087
R = 0.08193
Dan nilai Koefisien Determinasinya = (R)2
(R)2 = (0.08193)2
(R)2 = 0.0067
Dari grafik diatas dapat dianalisa bahwa nilai koefisien korelasi yang didapat yaitu
0.08193 artinya: kedua variabel memiliki koefesien korelasi positif, kedua variabel
mempunyai hubungan searah. Korelasi positif memiliki arti, jika nilai variabel X tinggi,
maka nilai variabel Y akan tinggi pula. Sedangkan koefisien determinasinya (R2) = 0.08193
artinya: nilai rata-rata Y, 0.67% ditentukan oleh nilai X, sedangkan 99.33% ditentukan oleh
faktor lain melalui persamaan Y = -4.91 + 0.35X.
1.10 Kesimpulan
18
Dari hasil data percobaan dan analisa data yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu
sebagai berikut.
1.10 Saran-saran
Adapun saran – saran yang dapat kami sampaiakan sebagai berikut.
1. Memahami materi praktikum sebelum praktikum dilaksanakan
2. Selalu teiti dan cermat melakukan pengukuran dan perhitungan
3. Memahami dan mentaati peraturan yang berlaku
4. Konsultasi kepada dosen yang mengawasi praktikum
19