Anda di halaman 1dari 27

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMK Negeri 5 Semarang

Mata Pelajaran : Kimia

Komp. Keahlian : Semua Kompetensi Keahlian

Kelas/Semester : X/Gasal

Tahun Pelajaran : 2018/2019

Materi Pokok : Struktur Atom & Konfigurasi Elektron,


Sistem Periodik Unsur

Alokasi Waktu : 9 JPL (3 x (3 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti
 KI 3 (Pengetahuan)
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,
konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup
Kimia, dan Dasar Bidang Teknologi dan Rekayasa pada tingkat teknis, spesifik, detil
dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga,
sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
 KI 4 (Keterampilan)
Melaksanakan keterampilan spesifik dengan menggunakan alat, informasi dan prosedur
kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan ruang lingkup
Kimia dan Dasar Bidang Teknologi dan Rekayasa.
Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur
sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif,
produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Menunjukkan keterampilan mempresepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak
mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah konkret terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (Pengetahuan) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.3. Mengkorelasikan struktur atom 3.3.1. Memahami partikel-partikel
berdasarkan konfigurasi elektron untuk penyususn atom
menentukan letak unsur dalam tabel 3.3.2. Menentukan nomor massa suatu
periodik unsur
3.3.3. Menentukan nomer atom suatu unsur
3.3.4. Menentukan isotop, isobar dan isoton
suatu unsur
3.3.5. Memahami teori perkembangan
model atom
3.3.6. Menganalisis kelemahan dan
kelebihan teori atom
3.3.7. Menjelaskan teori atom Bohr dan
teori atom mekanika kuantum
3.3.8. Menjelaskan pengertian bilangan
kuantum
3.3.9. Menjelaskan kulit dan sub kulit serta
hubungannya dengan bilangan kuantum
3.3.10. Menerangkan prinsip Aufbau, aturan
Hund, dan azas larangan Pauli untuk
menuliskan konfigurasi elektron dan
diagram orbital
3.3.11. Menjelaskan hubungan periode
dengan konfigurasi elektron
3.3.12. Menjelaskan hubungan golongan
dengan konfigurasi elektron
3.3.13. Menentukan letak periode dan
golongan unsur-unsur dalam tabel periodik
Kompetensi Dasar (Keterampilan) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
4.3. Menentukan letak unsur dalam tabel 4.3.1. Mempresentasikan hasil pengamatan
periodik berdasarkan konfigurasi elektron mengenai struktur atom
4.3.2. Mempresentasikan hasil diskusi
mengenai perkembangan teori atom
4.3.3. Mempresentasikan hasil pengamatan
mengenai bilangan kuantum
4.3.4. Menyimpulkan hubungan antara
konfigurasi elektron dengan letak unsur
dalam sistem periodik unsur

C. Tujuan Pembelajaran
3.3.1.1. Setelah melakukan pengamatan peserta didik mampu memahami partikel-partikel
penyususn atom dengan benar dan teliti
3.3.2.2. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menentukan nomor massa suatu
unsur dengan benar dan teliti
3.3.3.3. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menentukan nomer atom suatu
unsur dengan benar dan teliti
3.3.4.4. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menentukan isotop, isobar dan
isoton suatu unsur dengan benar dan teliti
3.3.5.5. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu memahami teori perkembangan
model atom dengan benar
3.3.6.6. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menganalisis kelemahan dan
kelebihan teori atom dengan teliti
3.3.7.7. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menjelaskan teori atom Bohr dan
teori atom mekanika kuantum dengan benar
3.3.8.8. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menjelaskan pengertian bilangan
kuantum secara benar
3.3.9.9. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menjelaskan kulit dan sub kulit
serta hubungannya dengan bilangan kuantum dengan benar
3.3.10.10. Setelah melakukan diskusi peserta didik dapat menerangkan prinsip Aufbau,
aturan Hund, dan azas larangan Pauli untuk menuliskan konfigurasi elektron dan diagram
orbital dengan teliti
3.3.11.11. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menjelaskan hubungan periode
dengan konfigurasi elektron dengan benar
3.3.12.12. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menjelaskan hubungan
golongan dengan konfigurasi elektron dengan benar
3.3.13.13. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menentukan letak periode dan
golongan unsur-unsur dalam tabel periodik dengan tepat
4.3.1.1. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu mempresentasikan hasil
pengamatan mengenai struktur atom dengan benar
4.3.2.2. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu mempresentasikan hasil diskusi
mengenai perkembangan teori atom dengan benar
4.3.3.3. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu mempresentasikan hasil
pengamatan mengenai bilangan kuantum dengan benar
4.3.4.4. Setelah melakukan diskusi peserta didik mampu menyimpulkan hubungan antara
konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam sistem periodik unsur dengan baik dan
benar

D. Materi Pelajaran
Terlampir

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


- Pendekatan : Scientifiec Learning
- Metode : Diskusi, Ceramah, Tanya Jawab
- Model : Discovery Learning

F. Media dan Alat Pembelajaran


- Media : Modul, lembar kerja, power point presentation (PPT)
- Alat : Spidol & papan tulis

G. Sumber Belajar
- Buku Kimia SMK X penerbit Erlangga
- Buku Kimia sumber lain yang relevan
- Internet
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama (3 jpl (3 x 45 menit)
Materi Pokok : Partikel Penyusun Inti Atom & Komposisi Atom dan Ion serta
Perkembangan Teori Atom
Langkah-
langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Discovery Waktu
Learning
Pendahuluan Menciptakan - Guru mengkondisikan peserta didik
situasi untuk siap belajar dengan diawali berdoa
bersama dipimpin salah seorang siswa
(Stimulasi)
- Guru melakukan presensi terhadap
peserta didik
- Guru mengulas kembali materi pelajaran
yang telah lalu
- Guru memberikan apresepsi tentang
artikel penyusun atom:
“Saat kalian melihat batuan yang tidak biasa,
kertas, dan besi, kalian mungkin pernah
bertanya terbuat dari apakah benda-benda
ini.

Tahukah kalian pertanyaan itu telah


menggelitik sejak lama. Sejak dulu orang
telah bertanya, menduga dan memperkirakan
apa yang menyusun benda-benda di
sekitarnya dan juga tubuhnya sendiri.

Bangsa Yunani kuno percaya bahwa segala


sesuatu tersusun atas empat unsur dasar yaitu
air, udara, tanah dan api. Sifat setiap benda
tergantung bagaimana komposisi unsur-unsur
ini disusun.

Pada abad ke-17, seorang ilmuwan Inggris,


Robert Boyle, mengemukakan bahwa setiap
unsur tersusun atas partikel yang sederhana,
dan tidak tersusun atas unsur yang lain.
Pernyataan inilah yang mendasari
berkembangnya konsep atom, penyusun
unsur hingga sekarang. Kita akan
mempelajari bagaimana konsep atom
berkembang dari yang paling sederhana
hingga konsep yang kita terima sekarang
dalam bab ini”
Kegiatan Problem Mengamati (Observing)
Inti Statement - Guru meminta peserta didik untuk
(Pertanyaan / mengamati benda-benda di sekitar
Identifikasi mereka
Masalah)
Menanyakan (Questening)
- Guru menanyakan “tersusun atas apakah
benda-benda tersebut?”
- Peserta didik mengajukan pertanyaan
“adakah partikel penyusun atom?”
Data Mengumpulkan Data (Experimenting)
Collection - Pada tahap ini peserta didik
(Pengumpulan mengumpulkan informasi yang relevan
Data) untuk menjawab pertanyaan yang
diidenttifikasi melalui:
1. Pemberian modul dan lembar kerja
oleh guru kepada peserta didik
2. Peserta didik berkelompok untuk
melakukan diskusi mengenai partikel
penyusun inti atom dan komposisi
atom dan ion serta sejarah
perkembangan teori atom
Verification Mengolah Data (Associating)
(Pembuktian) - Peserta didik mendiskusikan hasil
pengolahan data dan memverifikasi hasil
pengolahan dengan data-data atau teori
pada buku sumber dengan cara:
1. Memverifikasi kembali data tentang
partikel penyusun inti atom dan
komposisi atom dan ion serta sejarah
perkembangan teori atom
2. Meverifikasi jawan kelompok tentang
partikel penyusun inti atom dan
komposisi atom dan ion serta sejarah
perkembangan teori atom
Generalization Mengkomunikasikan (Communiting)
(Menarik 1. Peserta didik mempresentasikan hasil
Kesimpulan) diskusi di depan kelas
2. Peserta didik membuat rangkuman
tentang poin-poin pelajaran yang telah
diperoleh
Pada tahap ini guru menuntun siswa
menyimpulkan hasil diskusi dengan cara:
- Menyimpulkan tentang partikel penyusun
inti atom
- Menyimpulkan tentang komposisi atom
dan ion
- Menyimpulkan sejarah perkembangan
teori atom

Penutup - Guru dan peserta didik mereview hasil


kegiatan pembelajaran
- Guru memberikan penghargaan pada
kelompok yang menjawab hasil diskusi
dengan benar
- Guru memberikan tugas tindak lanjut
berupa kegiatan membaca materi
selanjutnya
- Pelajaran ditutup dengan doa bersama
dan guru mengucapkan salam
Pertemuan Kedua (3 JPL (3 x 45 menit)

Materi Pokok : Bilangan-bilangan Kuantum dan Konfigurasi Elektron

Langkah-
langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Discovery Waktu
Learning
Pendahuluan Menciptakan - Guru mengkondisikan peserta didik untuk
Situasi siap belajar dengan diawali berdoa dipimpin
(Stimulasi) salah seorang peserta didik
- Guru melakukan presensi terhadap peserta
didik
- Guru mengulas kembali materi pelajaran
yang telah lalu
- Guru memberitahukan tujuan pembelajaran
hari ini

Problem Mengamati (Observing)


Statement - Guru memberikan kesempatan bagi siswa
(Pertanyaan / untuk mengamati benda di sekitar
identifikasi
masalah) Menanya (Questioning)
- Guru memberikan pertanyaan bagi peserta
didik:
“Apa saja model atom yang telah kalian
kenal?”
- Peserta didik mengajukan pertanyaan,
“Bagaimana perkembangan teori atom
modern?”

Data Mengumpulkan Data (Experimenting)


Collection - Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan
(Pengumpulan informasi yang relevan untuk menjawab
Data) pertanyaan yang diidentifikasi melalui:
1. Pemberian modul dan lembar kerja oleh
guru kepada peserta didik
2. Peserta didik berkelompok untuk
melakukan diskusi mengenai teori
perkembangan model atom modern dan
bilangan kuantum serta konfigurasi
elektron

Verification Mengolah Data (Associating)


(Pembuktian) - Peserta didik mendiskusikan tugas yang
diberikan guru untuk menemukan konsep
tentang teori perkembangan model atom
dengan cara sebagai berikut:
 Memverifikasi kembali data tentang teori
perkembangan model atom modern dan
macam-macam bilangan kuantum serta
konfigurasi elektron
 Memverifikasi jawaban kelompok
tentang teori perkembangan model atom
modern dan macam-macam bilangan
kuantum serta konfigurasi elektron

Generalization Mengkomunikasikan (Communiting)


(Menarik 1. Peserta didik mempresentasikan hasil
Kesimpulan) diskusi di depan kelas
2. Peserta didik membuat rangkuman tentang
poin-poin pelajaran yang telah diperoleh
Pada tahap ini guru menuntun siswa
menyimpulkan hasil diskusi dengan cara:
- Menyimpulkan tentang macam-macam
bilangan kuantum
- Menyimpulkan tentang konfigurasi elektron

Penutup - Guru dan peserta didik mereview hasil


kegiatan pembelajaran
- Guru memberikan penghargaan pada
kelompok yang menjawab hasil diskusi
dengan benar
- Guru memberikan tugas tindak lanjut
dengan kegiatan membaca materi
selanjutnya
- Pelajaran ditutup dengan doa bersama dan
gruru mengucapkan salam

Pertemuan Ketiga (3 jpl (3 x 45 menit)

Materi Pokok : Perkembangan Dasar Pengelompokkan Unsur dan Sistem Periodik


Modern

Langkah-
langkah Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Discovery Waktu
Learning
Pendahuluan Menciptakan - Guru mengkondisikan peserta didik untuk
situasi siap belajar dengan diawali berdoa bersama
(Stimulasi) dipimpin salah seorang siswa
- Guru melakukan presensi terhadap peserta
didik
- Guru mengulas kembali materi peajaran
yang telah lalu
- Guru memberikan aprespsi tentang sistem
periodik unsur;
“Pernahkah kalian pergi ke perpustakaan? Coba
lihat buku-buku yang disusun di rak berdasarkan
apa? Kemudian bagaimana cara kita menemukan
buku yang ingin kita baca?”
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
hari ini

Kegiatan Problem Mengamati (Observing)


Inti Statement - Guru memberikan tugas kepada peserta
(Pertanyaan / didik untuk mengamati Sistem Periodik
Identifikasi Unsur
masalah)
Menanyakan (Questening)
- Guru menanyakan kepada peserta didik
apakah mereka tahu apa itu sistem periodik
unsur?
- Peserta didik mengajukan pertanyaan
“apakah fungsi tabel periodik? Dan
bagaimana cara kita membaca tabel
periodik?”

Data Mengumpulkan Data (Experimenting)


Collection - Pada tahap ini peserta didik mengumpulkan
(Pengumpulan informasi yang relevan untuk menjawab
Data) pertanyaan yang diidentifikasi melalui:
1. Pemberian modul dan lembar kerja oleh
guru kepada peserta didik
2. Peserta berkelompok untuk melakukan
diskusi mengenai perkembangan sistem
periodik dan hubungan konfigurasi elektron
dengan sistem periodik

Verification Mengolah Data (Associating)


(Pembuktian) - Peserta didik mendiskusikan hasil
pengolahan data dan memverifikasi hasil
pengolahan dengan data-data atau teori pada
buku sumber dengan cara:
1. Memverifikasi kembali data tentang
perkembangan sistem periodik unsur dan
hubungan konfigurasi elektron dengan
sistem periodik
2. Memverifikasi jawaban kelompok tentang
perkembangan sistem periodik unsur dan
hubungan konfigurasi elektron

Generalization Mengkomunikasikan (Communiting)


(Menarik 1. Peserta didik mempresentasikan hasil
Kesimpulan) diskusi di depan kelas
2. Peserta didik membuat rangkuman tentang
poin-poin pelajaran yang telah diperoleh
Pada tahap ini guru menuntun siswa
menyimpulkan hasil diskusi dengan cara:
- Menyimpulkan tentang perkembangan tabel
periodik unsur
- Menyimpulkan tentang hubungan
konfigurasi elektron dengan sistem periodik

Penutup - Guru dan peserta didik mereview hasil


kegiatan pembelajaran
- Guru memberikan penghargaan pada
kelompok yang menjawab hasil diskusi
dengan benar
- Guru memberikan tugas tindak lanjut berupa
perintah kepada peserta didik karena akan
dilakukan ulangan harian pada pertemuan
selanjutnya
- Pelajaran ditutup dengan doa bersama dan
guru mengucapkan salam

I. Penilaian
a. Jenis/Teknik Penilaian
No. Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan - Lembar obsrvasi
diskusi kelompok - Penilaian Diri
dan presentasi - Penilaian antar
peserta didik
2. Pengetahuan 1. Penugasan - Soal penugasan
2. Tes tertulis - Soal uraian
3. Keterampilan - Observasi kegiatan - Lembar observasi
diskusi kelompok
dan presentasi
Semarang, 02 September 2018
Mengetahui,
Guru Pamong Mahasiswa PPL

Sunarti, S.Pd., M.Pd. Nur Aeni


NIP. 197006182006042007 NIM. 1503076051
Lampiran 1

HANDOUT

STRUKTUR ATOM DAN SISTEM PERIODIK

A. Perkembangan Teori Atom


Apakah atom itu? Bayangkan sebuah karet penghapus yang dipotong menjadi dua
bagian dan setiap potongan itu kemudian dipotong lagi sehingga diperoleh potongan yang
lebih kecil. Sampai seberapa jauh pemotongan itu dapat berlanjut? Adakah batas
pemotongan tersebut? Pemikiran ini merupakan dasar pendefinisian atom oleh ilmuwan
pada mulanya.
Sampai dengan abad ke-4 SM, ada dua pendapat tentang pembagian materi. Pendapat
pertama, yang dimotori oleh Aristoteles mengatakan bahwa pembagian materi bersifat
kontinu, artinya pembagian tersebut dapat berlanjut terus tanpa batas. Pendapat kedua
yang dipelopori oleh Democritus, mengatakan bahwa pembagian materi bersifat
diskontinu, yaitu pembagian materi akan berujung pada satu partikel terkecil yang sudah
tidak dapat dibagi lagi. Partikel terkecil ini diberi nama atom (Yunani: a = tidak, tomos =
terbagi).
1. Teori Atom Dalton
Pendapat Democritus maupun Aristoteles
tentang pembagian materi hanya berdasarkan
pemikiran, tidak ada data eksperimen yang
mendukung kedua pendapat tersebut. Oleh
karena itu, tidak dapat disimpulkan pendapat
mana yang lebih benar. Namun demikian
Aristoteles lebih berpengaruh pada masa itu,
sehingga pendapatnya lebih banyak diterima
orang.

Pada tahun 1803, berdasarkan data


eksperimen yang ada pada masa itu, John Dalton mengajukan suatu teori tentang
atom. Intinya, Dalton menyatakan bahwa materi terdiri atas partikel, yaitu atom.
Berikut ini adalah postulat-postulat dalam teori atom Dalton;
a. Setiap unsur terdiri dari pariikel kecil yang tak dapat dibagi lagi yang dinamai
atom.
b. Atom-atom dari suatu unsur adalah identik. Atom-atom dari unsur yang berbeda
mempunyai sifat-sifat yang berbeda, termasuk mempunyai massa yang berbeda.
c. Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain, tidak dapat
dimusnahkan atau diciptakan, reaksi kimia hanya merupakan penataan ulang atom-
atom.
d. Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari dua jenis unsur atau lebih bergabung
dengan perbandingan tertentu.
2. Teori Atom Thomson
Bagaimana kita menjelaskan perbedaan antara atom
unsur yang satu dengan atom unsur lainnya?
Bagaimanakah atom-atom membentuk molekul dan
ion?

Pertanyaan di atas tidak dapat dijelaskan


dengan teori atom Dalton. Oleh karena itu, para ahli
melakukan berbagai percobaan untuk mengetahui
susunan atom. Salah satu penemuan penting, yaitu
penemuan elektron oleh J.J. Thomson. Melalui percobaan-percobaan yang
dilakukannya dan beberapa ahli sekitar abad 19, Thomson menyimpulkan bahwa
atom mengandung elektron, suatu partikel bermuatan listrik negatif. Massa elektron
adalah:
1
me = 9,11 x 10-28 g (= 1840 sma),

sedangkan muatan elektronnya adalah

qe = -1,6 x 10-19 coloumb

setelah penemuan elektron, teori atom Dalton yang menyatakan bahwa atom adalah
partikel yang tak terbagi, tidak dapat diterima lagi. Pada tahun 1900, J.J. Thomson
mengajukan model atom yang menyerupai roti kismis.

a. Atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron
bagaikan kismis dalam roti kismis.
b. Secara keseluruhan atom bersifat netral.
3. Teori Atom Rutherford
Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang
asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden,
melakukan serangkaian percobaan untuk mengetahui lbih
banyak tentang susunan atom. Mereka menembaki
lempengan emas yang sangat tipis dengan partikel sinar alfa
berenergi tinggi. Berdasarkan eksperimen, hasil yang
diperoleh adalah sbb:

a. Sebagian besar partikel alfa dapat melewati lempeng emas tanpa mengalami
pembelokan yang berarti
b. Sebagian kecil partikel alfa mengalami pembelokan
c. Beberapa partikel alfa dipantulkan
Adanya partikel alfa yang mengalami pembelokan atau terpantul mengejutkan
Rutherford. Menurutnya, partikel alfa yang terpantul itu pastilah telah menabrak
sesuatu yang sangat padat dalam atom. Fakta ini tidak sesuai dengan model yang
dikemukakan oleh J.J.Thomson di mana atom digambarkan bersifat homogen pada
seluruh bagiannya (tidak mengindikasikan adanya bagian yang lebih padat karena
kepadatannya merata). Pada tahun 1911, Rutherford menjelaskan penghamburan sinar
alfa dengan mengajukan gagasan tentang inti atom.
 Sebagian besar dari massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian
pusat atom yang selanjutnya disebut inti atom.
 Elektron beredar mengitari inti pada jarak yang relatif sangat jauh sehingga
sebagian besar dari atom merupakan ruang hampa.
Lintasan elektron dalam mengitari inti disebut kulit atom. Jarak dari inti hingga
kulit atom disebut jari-jari atom sekitar 10-8 cm, sedangkan jari-jari atom adalah
sekitar 10-13 cm. Jadi, sebagian besar dari atom merupakan ruang hampa. Apabila
diameter ini diibaratkan 2,8 cm, penambang atom ibarat lapangan bulat dengan
diameter 2,8 km.
4. Teori Atom Neils Bohr
Salah satu kelemahan teori atom Rutherford adalah
tidak menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke intinya.
Menurut hukum fisika klasik, gerakan elektron mengitari inti
akan disertai pemancaran energi berupa radiasi elektromagnet.
Jika demikian, energi elektron akan terus menerus berkurang
sehingga gerakannya akan melambat. Dan karena gerakannya
yang makin lambat, lintasannya akan berbentuk spiral dan
akhirnya elektron jatuh ke inti atom.

Pada tahun 1913, Neils Bohr mengajukan model atom yang menyerupai
sistem tata surya sbb:
 Elektron dalam atom hanya dapat berada pada lintasan dengan tingkat energi
tertentu
 Pada keadaan normal, elektron menempati lintasan dengan tingkat energi
terendah. Keadaan demikian disebut keadaan dasar (ground state)
 Apabila atom mendapat energi dari luar, misalnya karena pemanasan atau
karena terkena paparan radiasi, elektron akan menyerap energi dalam jumlah
tertentu dan meloncat ke lintasan dengan tingkat energi yang lebih tinggi.
Keadaan demikian disebut keadaan tereksitasi (excited state)
 Keadaan tereksitasi merupakan keadaan tak stabil. Elektron akan segera
kembali ke tingkat energi yang lebih rendah disertai pemancaran energi dalam
jumlah tertentu berupa radiasi elektromagnet.

Lintasan elektron disebut juga kulit atom. Tiap lintasan ditandai dengan satu
bilangan bulat, mulai 1,2,3,4, dan seterusnya. Kulit atom ini dinyatakan dengan
lambang K,L,M,N dan seterusnya. Lintasan pertama, dengan n=1, dinamai kulit K.
Lintasan kedua dengan n=2, dinamai kulit L dan seterusnya. Makin besar harga n
(makin jauh dari inti), makin besar elektron yang mengorbit pada kulit itu.

5. Teori Atom Modern


Model atom Neils Bohr dapat menjelaskan kelemahan dari teori atom
Rutherford. Pada perkembangan selanjutnya diketahuo bahwa gerakan atom tidaklah
mengorbit pada kulit atom, tetapi menyerupai gelombang. Oleh karena itu posisinya
tidak dapat ditentukan dengan pasti. Jadi, lintasan elektron yang berbentuk lingkaran
dengan jari-jari tertentu tidak dapat diterima.
Pada tahun 1926, Erwin Schrodinger, seorang ilmuwan dari Austria,
mengemukakan teori atom yang disebut teori atom mekanika kuantum atau
mekanika gelombang. Teori ini didasarkan pada dua penemuan;
o Hipotesis Louis de Broglie. Hipotesis ini diajukan oleh seorang fisikawan asal
Prancis, Louis de Broglie. Ia mengemukakan gagasan tentang gelombang
materi. Menurutnya, elektron memiliki sifat seperti cahata, dapat bersifat
partikel dan gelombang.
o Asas ketidakpastian Heisenberg. Werner Heisenberg adalah seorang fisikawan
Jerman yang menemukan bahwa tidak mungkin menentukan posisi dan
momentum elektron dalam atom.

Kedua penemuan ini menjadi dasar yang penting ke arah penemuan teori atom
modern. Berdasarkan hal tersebut, Schrodinger kemudian berhasil merumuskan suatu
persamaan gelombang yang kini dikenal sebagai persamaan gelombang Schrodinger.
Schrodinger melalui persamaannya, menjelaskan bahwa gerakan elektron tidak
berputar padaa lintasannya, tetapi seperti gelombang. Selain itu, menurutnya posisi
elektron tidak dapat ditentukan dengan pasti, satu hal yang dapat ditentukan hanyalah
daerah dengan peluang terbesar ditemukannya elektron. Daerah tersebut kemudian
dikenal sebagai orbital elektron. Orbital elektron ini kemudian digunakan untuk
menjelaskan struktur atom mekanika kuantum.

Struktur atom menurut teori atom mekanika kuantum mempunyai kesamaan


dengan teori atom Neils Bohr dalam hal tingkat-tingkat energi atau kulit-kulit atom,
namun struktur atom mekanika kuantum menjelaskan kulit atom dengan lebih luas.

Elektron dalam atom mengelilingi inti pada tingkat energi tertentu. Suatu
kulitb terdiri atas satu atau lebih subkulit. Setiap subkulit terdiri atas satu atau lebih
orbital. Orbital ini menggambarkan awan elektron yang mempunyai bentuk-bentuk
tertentu, dan di daerah inilah ditentukan kemungkinan menemukan elektron.

B. Bilangan-Bilangan Kuantum
Berdasarkan persamaan Schrodinger, dihasilkan bilangan kuantum yang merupakan
bilangan bulat sederhana yang menunjukkan peluang adanya elektron di sekeliling inti
atom. Bilangan kuantum yang dihasilkan persamaan Schrodinger meliputi:
1. Bilangan Kuantum Utama (n)
Bilangan kuantum utama menunjukkan tingkat energi elektron yang oleh Bohr disebut
kulit atom. Makin besar nilai n, makin besar ukuran orbital yang dihuni elektron itu.
Seperti dalam model atom Bohr, n dapat bernilai 1,2,4,.... Sampai tak berhingga.
Hubungan bilangan kuantum utama (n) dengan lambang kulit sebagai berikut.
Bilangan Kuantum Utama (n) 1 2 3 ...............
Lambang Kulit K L M

2. Bilangan Kuantum Azimut (l)


Bilangan kuantum ini menunjukkan pada subkulit dimana elektron bergerak
dan juga menunjukkan bentuk orbital sehingga sering disebut bilangan kuantum
orbital. Bilangan kuantum azimut (l) dapat memiliki nilai yang bergantung pada nilai
n dengan proporsi 1 = 0,1,2,3,......, (n-1). Setiap kemungkinan nilai bilangan l diberi
nama sebagai berikut.
Untuk l = 0, dinamakan s (sharp)
Untuk l = 1, dinamakan p (principle)
Untuk l = 2, dinamakan d (diffuse)
Untuk l = 3, dinamakan f (fundamental)
Hubungan bilangan kuantum utama (n) dengan bilangan kuantum azimut (l)
n 1 2 3 4
l 0 0 1 0 1 2 0 1 2 3
nama 1s 2s 2p 3s 3p 3d 4s 4p 4d 4f

3. Bilangan Kuantum Magnetik


Bilangan kuantum ini menentukan kedudukan atau orientasi orbital, atau juga
menunjukkan adanya satu atau beberapa tingkat energi setingkat yang merupakan
penyusun suatu subkulit. Bilangan kuantum magnetik mempunyai harga -1,....,0,....+1.
Hubungan antara subkulit dengan bilangan kuantum magnetik dinyatakan dalam tabel
berikut:
Sub kulit/bentuk Harga bilangan kuantum
orbital Azimut (l) Magnetik (m)
s 0 0
p 1 -1,0,+1
d 2 -2,-1,0,+1,+2
f 3 -3,-2,-1,0,+1,+2,+3

4. Bilangan Kuantum Spin


Bilangan kuantum spin menunjukkan arah (rotasi) elektron. Elektron
digambarkan berotasi menurut sumbunya pada saat dia bergerak mengelilingi inti,
sama halnya seperti bumi yang berotasi pada sumbunya pada saat mengelilingi
matahari. Terdapat 2 kemungkinan rotasi elektron, sehingga bilangan kuantum yang
menyatakan rotasi elektron yaitu s dapat mempunyai 2 nilai yaitu s = + ½ dan s = - ½.
Pada tahun 1926, Wolfgang Pauli menyelidiki tidak adanya garis pada
spektrum pancaran yang seharusnya ada menurut teori yang berlaku. Berdasarkan
penyelidikannya, ia menyimpulkan bahwa tidak ada elektron dalam sebuah atom yang
boleh memiliki bilangan kuantum yang sama. Kesimpulan ini selanjutnya dikenal
dengan nama asas ekslusi Pauli.
Menurut asas ini, dua elektron dapat memiliki bilangan kuantum n, l, dan m
yang sama tetapi harus memiliki bilangan kuantum spin (s) yang berbeda. Jadi asas ini
membatasi jumlah elektron dalam tiap orbital. Tiap orbital maksimum diisi oleh dua
elektron dan keduanya harus memiliki rotasi yang berlawanan.
Berdasarkan asas pengucilan Pauli, jymlah elektron maksimum di setiap
orbital adalah dua. Jumlah elektron maksimum yang dapat ditempatkan pada subkulit
s,p,d, dan f sebagai berikut:
Subkulit Jumlah Orbital Jumlah Elektron
Maksimum
s 1 2
p 3 6
d 5 10
f 7 14

Jumlah maksimum elektron disetiap tingkatan energi (kulit atom) dapat


diketahui dengan persamaan: jumlah maksimum elektron = 2n2.

C. Partikel Penyusun Inti Atom

Perkembangan teori atom menyatakan bahwa atom-atom tersusun atas partikel-partikel yang
lebih kecil. Partikel-partikel tersebut adalah proton, neutron dan elektron. Inti atom terdiri dari
proton dan netron dan dikelilingi elektron yang terletak pada kulit atom. Atom bersifat netral
berarti jumlah proton (muatan positif) sama dengan jumlah elektron (muatan negaif).

Atom Helium, 2He4

Tabel Partikel Atom

Jenis Penemu/ Massa Muatan Lambang


Partikel tahun
0
Elektron J.J. 0 -1 -1e
Thomson
1897
1
Proton Goldstei 1 +1 +1p
n 1886
1
Neuton J. 1 0 0n
Chadwic
k
1932

D. Komposisi Atom dan Ion


1. Nomor Atom (Z) dan Nomor Massa (A)
Suatu unsur dapat dilambangkan dengan:
A = Nomor Massa menyatakan jumlah p dan n
A
Z X
X = lambang unsur
Z = Nomor Atom menyatakan jumlah p atau e
Nomor atom menunjukkan jumlah proton yang terdapat pada atom. Pada atom
netral, jumlah elektron samadengan jumlah proton, sehingga nomor atom juga
menunjukkan jumlah elektron yang mengelilingi inti atom.
Pada saat menerima atau melepas elektron ke atom lain, nomor atom, jumlah
proton dan jumlah neutron akan tetap, sedangkan jumlah elektronnya berubah. Nomor
massa atom (A) menunjukkan jumlah proton dan neutron yang terdapat pada inti atom.
Semua unsur mengandung ketiga partikel tersebut, kecuali unsur hidrogen yang tidak
memiliki neutron dan hanya memiliki satu proton.
2. Isotop, Isobar dan Isoton
Isotop ialah atom dari unsur yang sama tetapi berbeda massanya.
Contoh:
12
6C : 6 proton, 6 elektron, 6 neutron

13
6C : 6 proton, 6 elektron, 7 neutron
Perbedaan massa pada isotop disebabkan perbedaan jumlah neutron.

Isobar ialah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi
mempunyai nomor massa yang sama.
Contoh: 146 C dengan 147 N;
24
11Na dengan 2412Mg

Isoton ialah atom dari unsur yang berbeda (mempunyai nomor atom berbeda), tetapi
mempunyai jumlah neutron sama.
Contoh : 136 C dengan 147 N; 3115P dengan 3216 S

E. Konfigurasi Elektron
Menurut Departemen Pendidikan Nasional dalam Kamus Kimia (2002), konfigurasi
elekron adalah pembagian elektron kedalam orbital. Konfigurasi elektron disebut juga struktur
elektronik (electronic structure) elektron-elektron yang dimiliki atom. Konfigurasi ini
berdasarkan tingkat energi yang dimiliki oleh elektron-elektron.
Setiap elektron terdiri atas inti atom yang dikelilingi oleh beberapa kulit atom. Inti atom
merupakan pusat massa atom yang tersusun atas proton dan neutron. Sementara itu, elektron
berputar mengelilingi inti atom dengan menempati lintasan tertentu. Lintasan elektron ini
dinamakan kulit atom.
Setiap kulit atom ditempati oleh sejumlah elektron. Penempatan elektron pada tiap kulit
atom disebut konfigurasi elektron. Setiap kulit atom dapat terisi elektron maksimum 2n2, di
mana n merupakan letak kulit.
Jika n=1 maka berisi 2 elektron
Jika n=2 maka berisi 8 elektron
Jika n=3 maka berisi 18 elektron, dst.
Elektron disusun sedemikian rupa pada masing-masing kulit dan diisi maksimum sesuai
daya tampung kulit tersebut. Jika tidak ada sisa elektron yang tidak dapat ditampung pada
kulit tersebut maka diletakkan pada kulit selanjutnya. Dalam mengkonfigurasikan elektron,
terdapat elektron di kulit terluar. Banyaknya elektron yang menempati kulit terluar disebut
elektron valensi. Elektron valensi menentukan sifat kimia dan sifta fisika suatu unsur. Selain
itu, elektron valensi juga berperan penting dalam pembentukan ikatan pada molekul dan
reaksi-reaksi kimia.
Konfigurasi elektron digunakan untuk menentukan letak suatu unsur dalam tabel
periodik. Jumlah elektron valensi menunjukkan nomor golongan suatu unsur, sedangkan
jumlah kulit menunjukkan periodenya. Selain menggunakan cara konfigurasi tersebut, untuk
penulisan konfigurasi elektron atom berelektron banyak, kita dapat menggunakan konfigurasi
yang berhubungan dengan subkulit. Konfigurasi elektron tersebut didasarkan pada prinsip
Aufbau, aturan Hund, dan prinsip larangan Pauli.
1. Aturan Membangun (Aufbau)
Aturan pengisian elektron ke dalam orbital-orbital dikenal dengan prinsip Aufbau
(bahasa Jerman, artinya membangun). Menurut aturan ini, elektron dalam atomharus
memiliki energi terendah, artinya elektron harus terlebih dahulu menghuni orbital dengan
energi terendah, lihat diagram tingkat energi orbital berikut.

Tingkat energi elektron ditentukan oleh bilangan kuantum utama. Bilangan


kuantum utama dengan n=1 merupakan tingkat energi paling rendah, kemudian meningkat
ke tingkat energi yang lebih tinggi, yaitu n=2, n=3, dan seterusnya. Jadi, urutan kenaikan
tingkat energi elektron adalah (n=1) < (n=2) < (n=3) < … <(n=n).
Setelah tingkat energi elektron diurutkan berdasarkan bilangan kuantum utama,
kemudian diurutkan lagi berdasarkan bilangan kuantum azimut sebab orbital-orbital dalam
atomberelektron banyak tidak terdegenerasi. Berdasarkan bilangan kuantum azimut,
tingkat energi terendah adalah orbital dengan bilangan kuantum azimut terkecil atau l=0.
Jadi, urutan tingkat energinya adalah s < p < d < f < [ l = (n–1)].
Terdapat aturan tambahan, yaitu aturan (n+l). Menurut aturan ini, untuk nilai
(n+l) sama, orbital yang memiliki energi lebih rendah adalah orbital dengan bilangan
kuantum utama lebih kecil, contoh: 2p (2+1 = 3) < 3s (3+0 =3), 3p (3+1 = 4) < 4s (4+0
=4), dan seterusnya. Jika nilai (n+ l) berbeda maka orbital yang memiliki energi lebih
rendah adalah orbital dengan jumlah (n+1) lebih kecil, contoh: 4s (4+0=4) < 3d (3+2=5).
Dengan mengacu pada aturan aufbau maka urutan kenaikan tingkat energi
elektron-elektron dalam orbital adalah sebagai berikut.
1s < 2s < 2p < 3s < 3p < 4s < 3d < 4p < 5s < 4d < 5p < 6s< 4f < ….
2. Aturan Hund
Aturan Hund disusun berdasarkan data spektroskopi atom. Aturan ini menyatakan
sebagai berikut.
a. Pengisian elektron ke dalam orbital-orbital yang tingkat energinya sama, misalnya
ketiga orbital-p atau kelima orbital-d. Oleh karena itu, elektron-elektron tidak
berpasangan sebelum semua orbital dihuni.
b. Elektron-elektron yang menghuni orbital-orbital dengan tingkat energi sama, misalnya
orbital pz, px, py. Oleh karena itu, energi paling rendah dicapai jika spin elektron
searah.

Contoh:

3. Prinsip Larangan Pauli


Menurut Wolfgang Pauli, elektron-elektron tidak boleh memiliki empat bilangan
kuantum yang sama. Aturan ini disebut Prinsip larangan Pauli. Makna dari larangan Pauli
adalah jika elektron-elektron memiliki ketiga bilangan kuantum (n, l, m) sama maka
elektron-elektron tersebut tidak boleh berada dalam orbital yang sama pada waktu
bersamaan. Akibatnya, setiap orbital hanya dapat dihuni maksimum dua elektron dan arah
spinnya harus berlawanan.
Sebagai konsekuensi dari larangan Pauli maka jumlah elektron yang dapat menghuni
subkulit s, p, d, f, …, dan seterusnya berturut-turut adalah 2, 6, 10, 14, ..., dan seterusnya.
Hal ini sesuai dengan rumus: 2(2 l + 1).

Dari larangan Pauli diperoleh:


a. Jumlah elektron maksimum dalam kulit=2n2, dimana n=nomor kulit
b. Jumlah elektron maksimum pada subkulit

s=2 (1 orbital) d=10 (5 orbital)


p=6 (3 orbital) f=14 (7 orbital)
Jumlah elektron maksimum yang dapat menempati setiap tingkat energi sesuai
dengan 2n2(akan diterangkan lebih rinci di kelas 3), sehingga jumlah elektron dalam
tiap-tiap tingkat energi utama dapat anda lihat pada tabel di bawah ini.

Tingkat Energi Lambang Kulit Jumlah Elektron


Elektron Maksimum
1 K 2 elektron
2 L 8 elektron
3 M 18 elektron
4 N 32 elektron
5 O 50 elektron
6 P 72 elektronn
7 Q 98 elektron

Atom Jumlah Kulit K Kulit L Kulit M Kulit N


Elektron (n=1) (n=2) (n=3) (n=4)
1H 1 1
7Li 3 1 1
6C 6 2 4
12Mg 12 2 8 2
33As 33 2 8 18 5

Contoh:
jumlah elektron maksimum perkulit = 2n2
Kulit K (n = 1), elektron maksimum = 2(1)2= 2
Kulit L (n = 2), elektron maksimum = 2(2)2= 8
Kulit M ( = 3), elektron maksimum = 2(3)2= 18 dst.

Hubungan Konfigurasi elektron dan Sistem Periodik Unsur


Konfigurasi elektron sangat erat hubungannya dengan sistem periodik unsur.
Hubungan konfigurasi elektron dengan kedudukan unsur dalam sistem periodik
ditunjukkan oleh elektron valensi dan bilangan kuantum utama (n) atau kulit terbesar
1. Kedudukan Unsur dalam Golongan
Kedudukan unsur dalam golongan ditentukan oleh elektron valensinya. Jika
jumlah elektron luar yang mengisi orbital dalam subkulit sama, maka atom unsur
tersebut pasti terletak pada golongan yang sama (selain yang berbentuk ion).
a. Golongan Utama
Elektron Valensi Golongan
s1 IA
s2 IIA
s2p1 IIIA
s2p2 IVA
s2p3 VA
s2p4 VIA
s2p5 VIIA
s2p6 VIIIA

b. Golongan Transisi
Elektron Valensi Golongan
2 1
ns (n-1)d IIIB
ns2(n-1)d2 IVB
ns2(n-1)d3 VB
ns2(n-1)d4 VIB
ns2(n-1)d5 VIIB
ns2(n-1)d6 VIIIB
ns2(n-1)d7 VIIIB
ns2(n-1)d8 VIIIB
ns2(n-1)d9 IB
ns2(n-1)d10 IIB
c. Golongan transisi dalam
Elektron valensi pada f1-14 termasuk golongan IIIB.

2. Letak unsur dalam periode


Letak unsur dalam periode dapat ditunjukkandengan nilai n (bilangan kuantum
utama) yang terbesar.
Contoh Soal:
tentukan golongan dan periode unsur berikut:6C; 11Na; 20Ca; 35Br
Jawab:
tuliskan konfigurasi elektron masing-masing unsur!
Unsur K(n=1) L(n=2) M(n=3) N(n=4)
6C 2 4
11Na 2 8 1
20Ca 2 8 8 2
35Br 2 8 18 7

Jumlah kulit = nomer periode


Jumlah elektron valensi = nomer golongan

Jadi,
6C terletak pada golongan IVA, periode 2
11Na terletak pada golongan IA, periode 3
20Ca terletak pada golongan IIA, periode 4
35Br terletak pada golongan VIIA, periode 4
Evaluasi Pengetahuan (Kognitif)

Soal Uraian

No Soal Kunci Jawaban


1. Jelaskan kelebihan - Kelebihan teori atom Rutherford : menjelaskan bahwa
dan kelemahan teori atom mempunyai inti yang berada di pusat atom dan
atom Rutherford dan elektron beredar mengelilingi inti pada jarak yang relatif
Neils Bohr sangat jauh.
- Kelemahan teori atom Rutherford : tidak dapat
menjelaskan mengapa elektron tidak terjatuh ke intinya,
sesuai hukum fisika klasik tentang pemancaran energi
oleh elektron pada saat mengelilingi inti dengan lintasan
berbentruk spiral yang pada akhirnya dapat jatuh ke inti.
- Kelebihan teori atom Niels Bohr : dapat menjelaskan
kelemahan teori atom Rutherford yaitu elektron dapat
berpindah dari satu kulit ke kulit lair disertai pemancaran
atau penyerapan energi.
- Kelemahan teori atom Niels Bohr : tidak dapat
menjelaskann seperti apa gerakan elektron.
2. Hitunglah jumlah Jumlah proton ,elektron dan neutron dari:
proton , a.Li p=3 e=3 n=4
Elektron dan b. S p=16 e=16 n=16
neutron dari c. Ar p=18 e=18 n=22
a. Li (Z = 3 A = 7)
b. S (Z = 16 A = 32)
c. Ar ( Z = 18 A =
40)
3, Kelompokkan  Isotop yaitu : 612C dengan 613C dengan 614C dan
unsur-unsur 14 15
7 Ndengan 7 N.
berikut kedalam  Isobar yaitu : 614C dengan 714N
isotop,isobar, dan  Isoton yaitu : 613C dengan 714N
isoton!
12 13 14 14
6 C, 6 C, 6 C, 7 N,
15
7 N
4. Tentukan a. 34Se = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p4
konfigurasi b. 27Co2+ = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d5
elektron atomatom c. 56Ba = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p6 6s2
berikut : d. 35Br- = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
a. 34Se
b. 27Co2+
c. 56Ba
d. 35Br-
5. Tentukan a. 48Cd = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10
keempat bilangan
kuantum yang n=4
mungkin untuk l=2
elektron pada m = +2
orbital dengan s=-½
tingkat energi
tertinggi pada
atom-atom
berikut : -2 -1 0 +1 +2
a. 48Cd
b. 51Sb B. 51Sb = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6 5s2 4d10 5p3
c. 17Cl- n=5
d. 37Rb+ l=1
m = +1
s=+½

-1 0 +1
-
C. 17Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6
n=3
l=1
m = +1
s=-½

-1 0 +1
+
D. 37Cl = 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6 4s2 3d10 4p6
n=4
l=1
m = +1
s=-½

-1 0 +1

Anda mungkin juga menyukai