Anda di halaman 1dari 19

PAPER

K3 SEKTOR INFORMAL DI KECAMATAN CIBEUREUM


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kesehatan dan
Keselamatan Kerja Sektor Informal

disusun oleh :
Darmastuti Utami 164101073
Siti Safira Chaerani 164101034
Mita Novia Lestari 164101032
Dini Nurwahidah 164101070
Trisha Naelul Mardiyah 164101103
Azizah Rahmah 164101030
Salma Syifa Nuralisa 164101057
Felicytya Azzahra Fauzie 164101069

Kelas B-2016

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2018
GAMBARAN UMUM

Perkembangan industrialisasi di Indonesia berkembang sangat pesat baik


pada sektor formal maupun informal, seiring dengan semakin meningkatnya
jumlah penduduk yang bekerja, sekarang mencapai 111,3 juta jiwa. Sektor
informal menyerap tenaga kerja 76,69 juta jiwa. Keberhasilan usaha di sektor
informal juga didukung oleh kesehatan kerja yang berupaya mengatasi masalah
kesehatan akibat dari pekerjaan, sehingga meningkat kesejahteraan dan
produktifitasnya. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1/
1970 yang menyatakan bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan
atas keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas kerja (Kemenkes RI, 2012, Sholihah,
2014).
Sektor informal menurut pengertian Badan Pusat Statistik adalah
perusahaan non direktori (PND) dan rumah tangga (RT) dengan jumlah tenaga
kerja kurang dari 20 orang. Sektor informal mempunyai ciri-ciri khusus antara
lain bekerja pada diri sendiri, bersifat usaha keluarga, jam kerja dan gaji tidak
teratur, pekerjaan sering dilakukan di rumah, tidak ada bantuan pemerintah dan
sering tidak berbadan hukum. Kelompok pekerja informal ada yang terorganisir
dan ada yang tidak terorganisir. Kelompok terorganisir adalah sekumpulan
pekerja informal yang melakukan/memiliki pekerjaan sama bergabung dalam
suatu kelompok yang memiliki kepengurusan (ILO, 2012, Kemenkes RI, 2012).
Kecamatan Cibeureum adalah salah satu kecamatan yang ada di Kota
Tasikmalaya. Terdapat banyak sector informal yang ada didaerah tersebut, mulai
dari rumah makan hingga sektor-sektor yang berada di sepanjang jalan
Cibeureum. Kelompok kami berkesempatan untuk mewawancarai beberapa sektor
informal yang ada didaerah tersebut, diantaranya tukang buah, tukang las,
pembuat kubah mesjid, dll. Wawancara ini bertujuan untuk mencari informasi
mengenai gambaran umum pekerjaan mereka serta potensi-potensi bahaya yang
terjadi pada pelaksanaan pekerjaan tersebut.
A. Sektor 1
Tabel 1. Identitas Umum Pekerjaan
No. Jenis Keterangan
1. Nama Sektor Informal Toko buah pinggir jalan
2. Pemilik Ibu Ros
Jalan sekitar lanud, Kecamatan
3. Lokasi
Cibeureum, Kota Tasikmalaya
4. Jumlah Pekerja Dua orang
5. Bidang Pekerjaan Perdagangan

Gambaran Umum aktivitas :


Toko buah milik bu Ros ini merupakan usaha yang dirintis bersama
dengan kaka kandungnya, dan telah berjalan selama kurang lebih 10 tahun.
Toko buah ini buka dari jam 08.00 s/d 16.00, dan sistem penjagaan toko buah
ini bergantian atau di shif. Shif pertama dibebankan pada bu Ros sendiri yaitu
dari mulai buka jam 08.00 pagi sampai ashar , kemudian dari ashar diganti oleh
kaka beliau sampai tutup yaitu jam 4 sore. Usaha ini juga sudah memiliki
tempat sendiri, sehingga beliau berdagang menetap di tempat tersebut, tidak
seperti pedagang buah lainnya yang berkeliling.
Toko buah ini menjual berbagai macam buah-buahan, seperti pepaya,
mangga, salak, jeruk dan lain sebagainya. Buah-buahan yang dijual oleh
belliau diambil atau memasok dari daerah lain, yaitu dari daerah Rajapolah.
Pada saat diwawancarai mengenai kendala dalam usaha ini, beliau
mengatakan bahwa kendala yang dihadapi yaitu kalau dagang buah-buahan ini
harus menerima resiko yaitu buah ini cepat busuk. Kemudian beliau juga
menututurkan jika buah-buahan yang tidak laku dan belum busuk, beliau selalu
mengolahnya menjadi es buah, serta jika buah yang sudah terlanjur busuk
beliau membuangnya saja , karena memanng sudah tidak bisa di konsumsi
kembali. Selain itu beliau juga mengeluhkan bahwa sekarang ini banyak sekali
saingan dalam usaha ini. Hal ini terlihat pada saat kami jalan pulang, di pinggir
jalan sekitar lanud banyak sekali toko buah yang tak jauh beda menjual jenis
buahnya. Namun, pada saat kami menanyakan soal keluhan kesehatan, beliau
mengatakan tidak mengeluhkan gangguan kesehatan apapun, padahal tempat
usaha beliau berada tepat di pinggir jalan yang dilalui oleh banyak kendaraan
besar seperti bus dan truk.
Namun menurut analisis kami potensi bahaya kesehatan yang dapat
terjadi pada ibu Ros yaitu pusing, mual dan tekanan darah tinggi yang
diakibatkan oleh debu jalanan dan asap kendaraan yang mengandung unsur
timabl (Pb). Selain itu, jika hal tersebut dibiarkan maka akan mengakibatkan
ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut).

Gambar 1.
Tukang buah pinggir jalan
B. Sektor 2
Tabel 2. Identitas Umum Pekerjaan
No. Jenis Keterangan
1. Nama Sektor Informal Bengkel Las Motekar
2. Pemilik Bapak Juju
Jalan sekitar lanud, Kecamatan
3. Lokasi
Cibeureum, Kota Tasikmalaya
4. Jumlah Pekerja Sembilan orang
5. Bidang Pekerjaan Jasa pembuatan pagar, pengelasan, dll.

Gambaran Umum Aktivitas :


Bengkel Las Motekar ini merupakan usaha di bidang jasa, dimana usaha
ini menerima pembuatan pagar dan troler untuk toko-toko, selain itu juga
merakit mesin. Usaha ini dimiliki oleh bapak Juju dam merupakan seorang
pengusaha muda. Pekerja di bengkel las ini berjumlah 9 orang yang memiliki
tugasnya masing-masing. Jam kerja dari bengkel las ini yaitu selama 7 jam, dan
buka selama 6 hari dalam seminggu dn hari libur yaitu hari jum’at.
Melihat pekerjaan di bengkel las ini berbahaya dan beresiko, karena
dalam pekerjaannya menggunakan alat-alat yang besar serta menggunakan
tenaga listrik, sehingga dalam pekerjaanya harus menggunakan APD (Alat
Pellindung Diri). Alat yang digunakan di bengkelas ini diantaranya :
1. Gerinda Potong
2. Gerinda Tangan
3. Trapo
4. Mesin Bor, dan
5. Tabung Oksigen yang digunakan untuk menyimpan argon.
Menurut penuturan salah satu pegawainya yaitu bpk. Hendra APD
disediakan oleh pemiliknya. Namun APD yang kami lihat pada saat survei
tidak memenuhi standar untuk bidang pekerjaanya, seperti kaca mata yang
dipakai saat pengelasaan yaitu hanya kaca mata hitam biasa, dan kacamata
yang harus dipakai oleh pekerja adalah kacamata khusus yang terdapat
filternya sehingga cahaya dari percikan pengelasan tidak merusak mata
pekerja. Sebab jika hal ini dibiarkan terus menerus mata pekerja akan terkena
sinar ultraviolet dari sinar las. Sinar ini mempunyai pengaruh yang besar
terhadap reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh. Bila sinar ultraviolet yang
terserap oleh lensa dan kornea mata melebihi jumlah tertentu maka pada mata
akan terasa seakan-akan ada benda asing didalamnya.
APD yang disediakan pemilik tidak lengkap, seperti pada saat pengelasan
beliau tidak memakai sepatu khusus melainkan memakai sandal biasa. Hal ini
beresiko menimbulkan kecelakaan kerja, dan terbukti dari penuturan beliau
bahwa 5 bulan kebelakang beliau mengalami kecelakaan yang membuat 2 jari
kaki sebelah kanan putus dan diamputasi. Pada saat kecelakaan kerja terjadi,
merespon baik dan bertanggung jawab untuk membayar semua biaya
pengobatan serta memberikan pekerjanya libur penyembuhan selama 5 bulan.
Sistem upah yang diberikan kepada pekerja yaitu sistem borongan, jadi
apabila ada yang memesan pagar atau yang lainnya, pemesan memberikan
uang DP terlebih dahulu dan dikerjakan oleh pekerja sampai beres, kemudian
apabila sudah dibayar maka para pekerja akan diberikan upah sesuai pekerjaan
yang dikerjakannya.

Gambar 2. Gambar 3.
Tampak depan bengkel las Peralatan bengkel las
Gambar 4. Gambar 5.
Peralatan bengkel las Peralatan bengkel las
C. Sektor 3
Tabel 3. Identitas Umum Pekerjaan
No. Jenis Keterangan
1. Nama Sektor Informal Saung Kai 3
2. Pemilik Bapak Undang Sukirman
Jl. KH. Khoer Affandi, Kecamatan
3. Lokasi
Cibeureum, Kota Tasikmalaya
4. Jumlah Pekerja Dua orang
5. Bidang Pekerjaan Kuliner

Gambaran umum aktivtas:


Saung Kai 3 ini merupakan rumah makan keluarga yang berada di daerah
Karangsambug-Cibeureum (berdekatan dengan Awipari). Saung kai ini
memiliki lahan yang tidak terlalu besar namun tetap nyaman. Saung kai 3 ini
sendiri merupakan cabang dari saung kai 1 dan saung kai 2. Saung kai 3 ini
mengusung konsep seperti rumah makan sunda pada umumnya yakni dengan
didesainnya tempat makan berupa gubug kecil beratapkan daun kelapa dengan
disampingnya terdapat kolam ikan.
Pada menu makanannya sendiri, Saung Kai 3 ini menyediakan berbagai
olahan sunda ayam dan ikan. Seperti ayam goreng, ayam bakar, ayam penyet,
ayam pecel, ikan goreng, ikan bakar, dan ikan pecel. Selain itu terdapat juga
mendoan, cah kangkung, pencok lenca dan lain lain. Harganya sendiri dipatok
sangat terjangkau yaitu dari Rp.3.000- Rp. 30.000.
Peralatan yang digunakan oleh rumah makan ini tidak jauh berbeda
dengan perlaatan yang digunakan rumah makan pada umumnya. Peralatannya
yaitu kompor, pembakaran, wajan, ulekan, spatula, blender, dan sebagainya.
Untuk jumlah karyawannya sendiri, terdapat 2 orang karyawan. Kedua
karyawan itu berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk jam buka Saung
kai itu sendiri dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB.
Atau jika menu sudah habis seluruhnya sebelum pukul 20.00 WB, saung kai 3
tutup awal waktu.
Terkait keluhan yang dirasakan oleh karyawan, kebanyakan mereka
merasakan pegal, nyeri tengkuk, nyeri pinggang karena kebanyakan pekerjaan
mereka adalah memasak dan mengulek bumbu. Atau terkadang jika mereka
harus mengambil ikan dikolam, mereka merasakan luka dikulit akibat dari sirip
ikan yang tajam.
Untuk upah yang diberikan kepada setiap karyawan (sistem harian),
mereka mengaku diberi upah sebesar Rp.40.000. Namun jika konsumen sedang
ramai, seperti ada acara ulang tahun atau buka puasa bersama, mereka bisa
diberi upah mencapai Rp. 60.000.
D. Sektor 4
Tabel 4. Identitas Umum Pekerjaan
No. Jenis Keterangan
1. Nama Sektor Informal Balarea Kopi
2. Pemilik Bapak Rian
Jl. KH. Khoer Affandi, Kecamatan
3. Lokasi
Cibeureum, Kota Tasikmalaya
4. Jumlah Pekerja Lima orang
5. Bidang Pekerjaan Kuliner

Gambaran umum aktivtas :


Balarea Kopi merupakan café yang berlokasi di Jl. KH. Khoer Affandi,
tepatnya berdekatan dengan gerbang Ciakar dan SPBU Awipari. Balarea Kopi
ini memiliki tempat yang strategis karena bertempat diperbatasan antar
kelurahan, sehingga setiap malam Balarea Kopi ini selau menjadi tempat
favorit anak muda, baik itu santri ataupun pribumi.
Balarea Kopi ini menyediakn berbagai macam menu kopi seperti
capucinno, Americano, espresso dan lain-lain. Selain menu kopi, café ini juga
menyediakan berbagai makanan berat, seperti ayam geprek dan berbagai
macam olahan mie instan. Untuk peralatannya, café ini menggunakan alat
anatara lain: coffee maker, gelas, sendok, mangkok, pemanas air, dan garpu.
Sedangkan untuk jam bukanya, café ini buka pada pukul 16.00 WIB
sampai pukul 23.00. Balarea kopi dijalankan oleh pemilik bernama Rian
dengan kayawannya yang berjumlah 5 orang. Untuk upah karyawan, Rian
memberi upah sistem bulanan berjumlah Rp.1.500.000. Namun ada beberapa
keluhan yang dirasakan oleh para karyawan antara lain adalah nyeri badan dan
nyeri pinggang.
Gambar 6.
Tampak depan balarea kopi
E. Sektor 5
Tabel 5. Identitas Umum Pekerjaan
No. Jenis Keterangan
1. Nama Sektor Informal Es Kelapa Muda
2. Pemilik Bapak Sayid
Jalan sekitar lanud, Kecamatan
3. Lokasi
Cibeureum, Kota Tasikmalaya
4. Jumlah Pekerja Dua orang
5. Bidang Pekerjaan Perdagangan

Gambaran Umum aktivitas :


Es kelapa muda yang dijual dipinggir jalan ini dimiliki oleh Pak Sayid.
Beliau memiliki dua cabang yaitu di Gunung Kalong dan Awipari. Masing-
masing cabang memiliki dua karyawan, sama halnya dengan yang dijalan
sekitaran lanud yang beliau jual. Biasanya mereka menjual es kelapa muda dari
pukul 09.00 sampai 17.00 WIB. Harga untuk es kelapa muda yang disajikan
dalam gelas sebesar Rp. 6.000, sedangkan untuk es kelapa muda yang masih
dalam wadahnya sebesar Rp. 8.000. Dalam sehari mereka bisa menghabiskan
50 buah kelapa muda.
Buah kelapa yang digunakan ketiga cabang tersebut berasal dari Salopa
dan Purbaratu. Mereka sudah lama bekerjasama dengan para pemasok buah
kelapa tersebut, karena pemilik es kelapa muda ini yaitu Pak Sayid kebetulan
rumahnya di Purbaratu berdekatan dengan tempat pemasok buah kelapa muda.
Upah yang diterima para pegawai kisaran Rp. 60.000 dengan tambahan diberi
makan dan kebutuhan penunjang lainnya seperti rokok. Keuntungan yang
didapat perharinya kisaran Rp. 800.000.
Keluhan yang dirasakan oleh kedua pekerja ini diantaranya debu jalan,
pegal, bising, sakit pinggang. Ini disebabkan karena lokasi yang dipinggir jalan
dimana banyak kendaraan padat sering berlalu lintas. Selain itu, lokasi jualan
yang bersampingan dengan rel kereta api memungkinkan pekerja terpapar
kebisingan yang cukup lama karena kurun waktu mereka bekerja dari pagi
hingga sore serta sudah dilakukan sejak lama. Kemudian jika hal ini
berlangsung secara terus menerus, maka akan mengakibatkan pusing dan mual
yang diakibatkan oleh asap kendaraan.

Gambar 7. Gambar 8.
Alat dan bahan es kelapa muda Alat dan bahan es kelapa muda

Gambar 9. Gambar 10.


Proses wawancara Tampak pembeli es kelapa muda

Gambar 11. Gambar 12.


Tim membeli es kelapa muda Tim membeli es kelapa muda
F. Sektor 6
Tabel 6. Identitas Umum Pekerjaan
No. Jenis Keterangan
1. Nama Sektor Informal Pembuat kubah masjid
2. Pemilik Bapak Ayo
Jalan sekitar lanud, Kecamatan
3. Lokasi
Cibeureum, Kota Tasikmalaya
4. Jumlah Pekerja Sepuluh orang
5. Bidang Pekerjaan Barang

Gambaran Umum aktivitas :


Pa Ayo memiliki sebuah usaha Kubah masjid, namun yang ia jual tidak
hanya kubah masjid saja. Selain itu ada juga ornament, trawangan aralis, hiasan
Islamic dan juga Profil. Produk ini berada di bidang GRC dan beton ringan.
Pak ayo memiliki 8-10 pekerja yang dibayar dengan upah harian Rp. 100.000
hingga Rp. 120.000 per harinya dan untuk kenek Rp. 80.000 perhari. Untuk
harga, Pak Ayo memasang harga berdasarkan besarnya diameter. Diameter
dibawah 3 m harga kurang lebih 35jt, sedangkan untuk yang diatas 3 meter
kurang lebih 42jt. Pada saat-saat tertentu harga biasa melambung tinggi hingga
100jt. Di pabrik pa Ayo tidak ada mengenal jam kerja. Barang-barang yang
sudah jadi diangkut menggunakan truk menuju lokasi pembangunan masjid.
Alat yang digunakan diantaranya :
1. Bor tangan
2. Roll
3. Amplas
4. Ember
5. Cangkul
6. Cetakan.
Bahan yang digunakan diantaranya :
1. Serat Fiber
2. Semen
3. Pasir
4. kayu.
Cara membuat Kubah Mesjid diantaranya :
1. Pengukuran besar kubah yang akan dibuat
2. Mendesain bentuk kubah dibagi beberapa panel
3. Membuat pola desain GRC per panel
4. Proses pencetakan
5. Proses pengeringan GRC, pengeringan bias 12 jam
6. Pemasangan tiap panel menjadi Satu
7. Finishing berupa cat dilakukan di tempat pemasangan kubah.
Keluhan yang dirasakan oleh pekerja kubah mesjid ini adalah debu dari
bahan-bahan kubah mesjid dan nyeri pinggang karena terlalu lama jongkok
saat proses penyetakan. Hal ini membuat para pekerja berinissiatif
menyediakan danmenggunakan APD berupa masker.

Gambar 13.
Alat pembuat kubah masjid

Gambar 14.
Pembuatan kubah masjid
G. Sektor 7
Tabel 6. Identitas Umum Pekerjaan
No. Jenis Keterangan
1. Nama Sektor Informal Batu Nisan
2. Pemilik Bapa Herman
Jalan sekitar lanud, Kecamatan
3. Lokasi
Cibeureum, Kota Tasikmalaya
4. Jumlah pekerja Satu orang
5. Bidang Pekerjaan Barang

Gambaran Umum aktivitas :


Usaha batu nisan ini dijalankan oleh satu orang saja , pemesanan perhari
namun terkadang suka ada atau tidak ada sama sekali yang memesan . untuk
satu batu nisan bias seharga 500-600 ribu rupiah. Alat dan bahan : Semen, besi
batu granit, kayu.
Cara Membuat :
1. Kayu dibentuk kotak sesuai ukuran pesanan
2. Kemudian campurkan semen dengan air dan pasir
3. Keringkan semen selama 3 hari
4. Kemudian gosok permukaan menggunakan amplas sehingga lebih halus
5. Tempelkan batu granit dan di jemur lagi
Keluhan dari pemilik sekaligus pekerja tidak ada, paling hanya keadaan
yang sepi pembeli. Perlindungan k3 seperti masker dan sarung tangan tidak
dimiliki, sehingga ketika menggosok permukaan menggunakan amplas debu
nya bias masuk ke pernafasan.
Gambar 15.
Alat dan bahan

Gambar 16.
Proses pencetakan dan hasil produk

Gambar 17.
Proses wawancara
H. Kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik dan pekerja dari sektor
informal di Cibeureum, mereka sama-sama tidak memakai APD saat bekerja
dan pemilik tidak menyediakan APD. Selain itu jam kerja yang diberlakukan
tidak pasti sehingga pekerja kekurangan jam untuk istirahat. Mereka berkerja
bisa seharian tergantung pemesanan dan kekuatan mereka, sehingga hal
tersebut berkaitan juga dengan pendapatan yang tidak menentu tiap harinya.
I. Rekomendasi
Pengendalian dapat dilakukan oleh pemilik sektor informal untuk
mengurangi angka kecelakaan kerja yang terjadi. Terdapat beberapa
pengendalian yang bisa dilakukan yaitu secara teknis, administrasi dan APD.
Dalam pengendalian teknis bisa dilakukan dengan cara mengganti alat yang
sudah tidak layak pakai dengan yang baru.
Pengendalian selanjutnya yaitu tahap administrasi. Cara ini dilakukan
dengan cara menerapkan shift kerja kepada pegawai agar pegawai tidak terlalu
lama terpapar bahaya dan menerima risiko bahaya ditempat kerja.
Diberlakukan juga jam istirahat kepada pekerja kurang lebih selama satu jam.
Selanjutnya yaitu tahap terakhir dengan penggunaan APD kepada para pekerja.
APD bertujuan untuk melindungi pekerja dari risiko bahaya di tempat kerja.
Contoh penggunaan APD ditempat kerja yaitu pekerja di bengkel las
menggunakan earphone jika sedang memotong besi dan menghaluskan
rangkaian besi. Selain itu, pekerjaan yang berisiko terkena paparan debu
ditempat kerja disarankan memakai masker.
J. Pamflet K3

- Umum

- Khusus Las Listrik

Anda mungkin juga menyukai