Anda di halaman 1dari 3

HIPERURICEMIA-GOUT ARTHRITIS

No. ICD-10 E79.0 Hyperuricemia without signs of


inflammatory arthritis and tophaceous disease
M10 Gout
No. Kode : 440/ /SOP-UKP/UPTD-K 07/
/ 2018
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 2018
Halaman : 1/3

PUSKESMAS Erlince Hasugian, SKM


BONANDOLOK NIP. 19710418 199103
2 003
1. Pengertian Hiperuricemia adalah kondisi dimana kadar asam urat dalam darah lebih dari 7,0 mg/dl
pada pria dan pada wanita 6mg/dl.
Gout adalah radang sendi yang diakibatkan deposisi Kristal monosodium urat pada
jaringan sekitar sendi
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan hiperuricemia

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Bonandolok Tahun 2018 tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas Bonandolok
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / Alat dan bahan :
Langkah-
1. ATK
langkah
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Pemeriksaan Laboratorium sederhana

Langkah-langkah
A. Anamnesis (subjective)
Keluhan
 Bengkak pada sendi
 Nyeri sendi yang mendadak, biasanya timbul pada malam hari
 Bengkak disertai rasa panas dan kemerahan
 Demam, menggigil dan nyeri badan
Apabila serangan pertama, 90% kejadian hanya pada satu sendi, dan keluhan dapat
menghilang dalam 3-10 hari walau tanpa pengobatan.

B. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (objective)


 Pemeriksaan fisik : arthritis monoartikuler dapat ditemukan, biasanya dapat
melibatkan sendi metatarsophalang 1 atau sendi tarsal lainnya. Sendi yang
mengalami inflamasi tampak kemerahan dan bengkak.
 Pemeriksaan penunjang : kadar asam urat dalam darah > 7 mg/dl pada pria dan >
6mg/dl pada wanita
C. Penegakan Diagnosis (assessment)
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan cek lab sederhana.
Gambaran klinis hiperuricemia dapat berupa :
a. Hiperuricemia asimptomatis
Yaitu keadaan hiperuricemia tanpa manifestasi klinik yang berarti. Serangan arthritis
biasanya muncul setelah 20 tahun fase ini.
b. Gout arthritis, terdiri dari 3 stadium yaitu
 Stadium akut
 Stadium interkritikal
 Stadium kronis
c. Penyakit ginjal

Diagnose banding
Sepsis arthritis, Rheumatoid arthritis, Arthritis lainnya

Komplikasi
a. Terbentuknya batu ginjal
b. Gagal ginjal

D. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
a. Mengatasi serangan akut dengan segera
Obat : analgetik, kortikosteroid
 NSAID seperti :
- Natrium diklofenac 25-50 mg selama 3 sampai 5 hari.
-Meloxicam 7.5mg-15mg/hari
-Ibuprofen 3x400mg
- Asam mefenamat 3x500mg

 Kortikosteroid sitemik jangka pendek bila NSAID tidak berespon


dengan baik seperti predinisone 2-3x5mg/hari selama 3 hari., atau
dexametason 3x0.5 mg selama tiga hari
b. Program pengobatan untuk mencegah serangan berulang
c. Mengelola hiperuricemia (menurunkan kadar asaam urat dan mencegah komplikasi
lain)
d. Obat-obat penurun asam urat
Obat penurun asam urat misalnya allopurinol tidak digunakan selama serangan akut.
Pemberian Allupurinol dimulai dari dosis terendah 100 mg, kemudian bertahap
dinaikkan bila diperlukan, dengan dosis maksimal 800 mg/hari. Target terapi adalah
kadar asam urat < 6 mg/dl.
e. Modifikasi gaya hidup
 Minum cukup (8-10 gelas/hari).
 Mengelola obesitas dan menjaga berat badan ideal
 Menghindari konsumsi alkohol
 Pola diet sehat (rendah purin)

Kriteria rujukan

1. Apabila pasien mengalami komplikasi atau pasien memiliki penyakit komorbid

2. Bila nyeri tidak teratasi

6. Hal-hal yang -
perlu
diperhatikan
7. Unit terkait
8.Dokumen
Terkait

Anda mungkin juga menyukai