Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kimia Analisa


Kimia Analitik adalah cabang ilmu kimia yang membahas pemisahan,
identifikasi dan penentuan jumlah relatif komponen di dalam sampel atau materi.
Pada awalnya kimia analitik banyak berperan di dalam penentuan komposisi kimia,
perkembangan selanjutnya telah mendorong kemajuan kimia analitik untuk
pengembangan instrumentasi yang mencakup penentuan senyawa sederhana dan
kompleks, penentuan struktur kimia, pengukuran sifat kimia dan sifat fisika suatu
senyawa (Situmorang, 2012).
Ditinjau dari caranya, kimia analitik digolongkan menjadi :
• Analisis klasik
Analisis klasik berdasarkan pada reaksi kimia dengan stoikiometri yang telah
diketahui dengan pasti. Cara ini disebut juga cara absolut karena penentuan suatu
komponen di dalam suatu sampel diperhitungkan berdasarkan perhitungan kimia
pada reaksi yang digunakan. Contoh analisis klasik yaitu volumetri dan gravimetri.
Pada volumetri, besaran volume zat-zat yang bereaksi meupakan besaran yang
diukur, sedangkan pada gravimetri, massa dari zat-zat merupakan besaran yang
diukur.
• Analisis instrumental
Analisis instrumental berdasarkan sifat fisiko-kimia zat untuk keperluan analisisnya.
Misalnya interaksi radiasi elektromagnetik dengan zat menimbulkan fenomena
absorpsi, emisi, hamburan yang kemudian dimanfaatkan untuk teknik analisis
spektroskopi. Sifat fisiko–kimia lain seperti pemutaran rotasi optik, hantaran listrik
dan panas, beda partisi dan absorpsi diantara dua fase dan resonansi magnet inti
melahirkan teknik analisis modern yang lain. Dalam analisisnya teknik ini
menggunakan alat-alat yang modern sehingga disebut juga dengan analisis modern.
(Widiarto, 2009).
Secara umum langkah dalam analisis kimia terdiri atas (1) Perencanaan
analisis, (2) Sampling, (3) Perlakuan sampel, (4) Mengurangi dan menghilangkan
senyawa pengganggu, (5) Pemilihan metode analisis, (6) Pengukuran target analit di
dalam sampel (Situmorang, 2012).
2.2 Penggunaan Kimia Analitik
Penggunaan kimia analitik sangat luas, bukan hanya dalam bidang kimia tetapi
pada bidang lain. Kimia analitik sangat diperlukan dalam kontrol kualitas, diagnosis,
penentuan senyawa tertentu dalam sampel, dan penelitian.
Kontrol kualitas makanan dan minuman, terutama terhadap keberadaan
senyawa yang dapat mengakibatkan penyakit yang diduga terdapat di dalam
makanan dan minuman dapat memberikan informasi tepat terhadap kehadiran
senyawa yang dapat menyebabkan penyakit. Standar kualitas sutau produk harus
dibuat dan dijaga secara ketat, sehingga analisis rutin harus dilakukan untuk
memenuhi standar yang ditetapkan.
Di dalam industri, analisis kimia sangat penting untuk melihat kualitas bahan
baku industri apakah sudah memenuhi standar dalam hal kemurnian, proses, dan
hasil akhir yang diinginkan sebelum suatu produk dipasarkan secara luas di
masyarakat (Situmorang, 2012).
Dalam ilmu lingkungan, pemantauan kadar pencemar memerlukan metoda
analisis yang tepat, cepat dan peka untuk menentukan berbagai konstituen yang
sering berjumlah renik.
Dalam bidang kedokteran diperlukan berbagai analisis untuk menentukan
berbagai unsur atau senyawa dalam sampel seperti darah, urin, rambut, tulang dan
sebagainya.
Di bidang pertanian, komposisi pupuk yang tepat sehingga tumbuhan
menghasilkan panen seperti yang diharapkan juga memerlukan metoda analisis yang
tepat untuk mengetahuinya.
Di bidang industri metoda analisis diperlukan untuk memonitoring bahan baku,
proses produksi, produk maupun limbah yang dihasilkan. Itu adalah sebagian saja
yang dapat dikemukakan mengenai peranan kimia analitik dalam kehidupan manusia
(Widiarto, 2009).

2.3 Kimia Analisis Kualitatif


Banyak ion-ion terlarut yang kita temui di sekitar kita misalnya pada air laut,
sungai, limbah, atau pun dalam bentuk padatannya seperti pada tanah dan pupuk.
Unsur logam dalam larutannya akan membentuk ion positif atau kation, sedangkan
unsur non logam akan membentuk ion negatif atau anion. Metode yang digunakan
untuk menentukan keberadaan kation dan anion tersebut dalam bidang kimia disebut
analisis kualitatif. Untuk senyawa anorganik disebut analisis kualitatif anorganik
(Widiarto, 2009a).
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan dalam
lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia. Dengan
memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita tetapkan
ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan golongan-
golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Analisis kualitatif menggunakan dua macam uji, reaksi kering dan reaksi basah.
Reaksi kering dapat diterapkan untuk zat-zat padat dan reaksi basah untuk zat dalam
larutan (Hendra, 2013).
1. Metode-metode reaksi kering
 Pemanasan
 Uji pipa tiup
 Uji nyala
 Uji spektroskopi (Spektra nyala)
 Uji manik boraks
 Uji manik fosfat (garam mikrokosmik)
 Uji manik natrium karbonat
2. Metode-metode reaksi basah
 Tabung reaksi
 Gelas piala (Beakers)
 Labu erlenmeyer (Konis)
 Batang pengaduk
 Botol cuci
 Pengendapan dengan hidrogen sulfida
(Svehla, 1990)
2.4 Penggolongan Kation
Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation-kation diklasifikasikan
dalam lima golongan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap beberapa reagensia.
Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara sistematik, dapat kita
tetapkan ada tidaknya golongan-golongan kation, dan dapat juga memisahkan
golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum
adalah asam klorida, hidrogen sulfida, dan amonium karbonat serta amonium sulfida.
Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan reagensia-
reagensia ini membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita katakan bahwa
klasifikasi kation didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida, dan
karbonat dari kation tersebut. Kelima golongan kation dan ciri-ciri khas golongan-
golongan ini adalah sebagai berikut:
1. Golongan I
Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion-
ion golongan ini adalah timbel, merkurium (I), dan perak.
2. Golongan II
Kation golongan ini membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam
suasana asam mineral encer. Ion-ion golongan ini adalah merkurium (II),
tembaga, bismut, kadnium, arsenik (III), arsenik (IV), stibium (III), stibium (V),
timah (II), dan timah (III), (IV).
3. Golongan III
Kation golongan ini membentuk endapan dengan amonium sulfida dalam
suasana netral atau amoniakal. Kation-kation golongan ini adalah kobalt (II), nikel
(II), besi (II), kromium (III), aluminium, Zink dan Mangan.
4. Golongan IV
Kation golongan ini membentuk endapan dengan amonium karbonat dengan
adanya amonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation
golongan ini adalah kalsium, barium, dan stronsium.
5. Golongan V
Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensia-reagensia
golongan sebelumnya, merupakan golongan kation terakhir yang meliputi ion-ion
megnesium, natrium, kalsium, amnium, litium, dan hidrogen (Hendra, 2013).

2.5 Aplikasi Analisa Air dalam Industri, “Unit Penyediaan Steam (Boiler dan
Sistem Kukus) PT. Krakatau Daya Listrik” “Sistem Utilitas”
Pengolahan air umpan boiler dilakukan di water treatment plant (WTP).
Instalasi pengolahan air umpan boiler di water treatment plant dari 3 line, tiap line
terdiri dari saringan pasir, kation filter, anion filter, mix-bed filter. Diantara kation
dan anion filter terdapat satu buah degasifire yang digunakan untuk melayani ketiga
line tersebut. Untuk menyimpan air deionat yang dihasilkan maka dibuat tangki
deionat yang berkapasitas 2 x 200 m3 diluar bangunan water treatment plant. Untuk
pencucian dan regenerasi, instalasi dilengkapi dua blower, tangki NaOH berbentuk
sisik. Setelah mix-bed filter dipasang motor valve yang menutup secara otomatis bila
daya hantar listrik deionat lebih besar 0.2 mikroS/cm.

2.5.1 Pengolahan Air Umpan Boiler


Air yang diolah berasal dari PT. Krakakatu Tirta Industri yang masih berupa
air baku atau air industri. Air baku dari PT. Krakatau Tirta Industri pertama kali
disaring dengan gravel filter yang didalamnya terdapat unggun pasir kuarsa sebagai
filter. Dalam gravel filter terjadi pemisahan secara fisika. Air dari gravel filter
kemudian dialirkan ke kation exchanger. Ion-ion positif yang terkandung dalam air
akan diikat oleh resin-resin kation yang terdapat dalam ion exchanger.
Setelah itu air dilewatkan ke CO2 degasifier untuk menghilangkan gas-gas
yang terlarut dalam air. Air dari CO2 degasifier diumpankan ke anion exchanger
setelah itu dialirkan ke mix-bed filter untuk mengikat ion-ion yang lolos dari kation
dan anion exchanger kemudian air deionat ditampung ditangki deionat. Air umpan
boiler diolah dari air baku di WTP, sehingga air tersebut dapat memenuhi syarat
sebagai air umpan boiler. Kualitas air umpan boiler adalah sebagai berikut:
1. Air Umpan Boiler
Kualitas air umpan boiler yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Tampak Jernih dan tidak berwarna
2. Oksigen 0.02 mg/liter
3. Kesadahan tak terdekteksi (sangat kecil)
4. Besi 0.02 mg/liter
5. Karbondioksida Sangat kecil
6. Daya hantar listrik pada 250C 0.2 mikroS/cm
7. Angka permanganat 5
8. Minyak 0.5 mg/l
9. pH pada 2500C 9
10. Silikat 0.02 mg/l
2. Boiler Drum
Kualitas air di dalam boiler drum PT Krakatau Daya Listrik dapat dilihat di bawah
ini :
1. Nilai p = 0,3 mval/kg
2. Silikat 1.8 mg/l
3. Phosphate 3.0 mg/l
4. Daya hantar listrik pada 2500C 300 mikroS/cm
( Andy, 2009)

2.5.2 Flowsheet Pengolahan Air Untuk Boiler

Air Baku

Tangki Tangki Tangki Tangki Tangki Tangki


Penampu Grave Karbon Kation Anion Deionat
ngan Filter Aktif Exchang Exchang
er er
Ke Boiler

Gambar 2.1 Flowsheet Pengolahan Air Untuk Boiler


( Andy, 2009).

Anda mungkin juga menyukai