Anda di halaman 1dari 3

DERMATITIS KONTAK ALERGI (DKA)

No. ICD-10 : L23


No. Dokumen : 440/ /SOP-UKP/UPTD-K07/
2018
SOP No. Revisi : 00
Tgl. Terbit : 2018
Halaman : 1/3
PUSKESMAS Erlince Hasugian, SKM
BONANDOLOK NIP. 19710418 199103
2003
1. Pengertian Dermatisis kontak alergik (DKA) adalah reaksi peradangan kulit imunologik karena
reaksi hipersensitivitas.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan Dermatitis Kontak Alergi

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Bonandolok Nomor Tahun 2018 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Bonandolok
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur / Alat dan bahan :
Langkah-
A. Termometer
langkah
B. Tensimeter
C. Stetoscop

Langkah-langkah
A. Anamnesis (Subjective)
Keluhan kelainan kulit berupa gatal. Kelainan kulit bergantung pada keparahan
dermatitis. Keluhan dapat disertai timbulnya bercak kemerahan.
Hal yang penting ditanyakan adalah riwayat kontak dengan bahan-bahan yang
berhubungan dengan riwayat pekerjaan, hobi, obat topikal yang pernah digunakan, obat
sistemik, kosmetik, bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi, serta riwayat alergi di
keluarga

Faktor Risiko
1. Ditemukan pada orang-orang yang terpajan oleh bahan alergen.
2. Riwayat kontak dengan bahan alergen pada waktu tertentu.
3. Riwayat dermatitis atopik atau riwayat atopi pada diri dan keluarga
B. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang sederhana (Objective)
Pemeriksaan Fisik
Tanda Patognomonis
Tanda yang dapat diobservasi sama seperti dermatitis pada umumnya tergantung pada
kondisi akut atau kronis. Lokasi dan pola kelainan kulit penting diketahui untuk
mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya, seperti di ketiak oleh deodoran, di
pergelangan tangan oleh jam tangan, dan seterusnya.
Faktor Predisposisi
Pekerjaan atau paparan seseorang terhadap suatu bahan yang bersifat alergen.

Pemeriksaan Penunjang
Tidak diperlukan

C. Penegakan Diagnostik (Assessment)

Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.


Diagnosis Banding
Dermatitis kontak iritan.
Komplikasi
Infeksi sekunder

D. Penatalaksanaan komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Keluhan diberikan farmakoterapi berupa:
a. Topikal (2 kali sehari)
• Kortikosteroid salep (contoh nya betametason salep)
• Pada kasus infeksi sekunder, perlu dipertimbangkan pemberian antibiotik topikal
b. Oral sistemik
• Antihistamin (chlorfeniramin 3x4mg, atau loratadine 1x10mg, atau cetirizine
1x10mg)
2. Pasien perlu mengidentifikasi faktor risiko, menghindari bahan-bahan yang bersifat
alergen, baik yang bersifat kimia, mekanis, dan fisis, memakai sabun dengan pH netral
dan mengandung pelembab serta memakai alat pelindung diri untuk menghindari kontak
alergen saat bekerja.

Konseling
1. Konseling untuk menghindari bahan alergen di rumah saat mengerjakan pekerjaan
rumah tangga.
2. Edukasi menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu boot.
3. Memodifikasi lingkungan tempat bekerja.

Kriteria rujukan
1. Apabila dibutuhkan, dapat dilakukan patch test.
2. Apabila kelainan tidak membaik dalam 4 minggu setelah pengobatan standar dan
sudah menghindari kontak.
Peralatan
Tidak diperlukan peralatan khusus untuk mendiagnosis penyakit dermatitis kontak
alergi.
Prognosis
Prognosis pada umumnya bonam, sedangkan quo ad sanationam adalah dubia ad malam (bila
sulit menghindari kontak dan dapat menjadi kronis).
6. Hal-hal yang Pasien harus menghindari faktor pencetus
perlu
diperhatikan
7. Unit terkait Ruang Pemeriksaan Umum

8.Dokumen Rekam medis


Terkait
Buku pengendali pasien

Anda mungkin juga menyukai