kesehatan.
kerja, bahan kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja
sekelilingnya.
maupun penderitaan dari paling ringan sampai kepada yang paling berat
tidak diinginkan.
tersebut dapat saja diperoleh dari pekerjaan karena dalam hal ini jenis
pekerjaan dan lingkungan kerja dapat berpengaruh pada setiap pekerja itu
1
dapat diatasi, yang mana dalam pelaksanaannya K3 adalah suatu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari
belum menjadi tuntutan pekerja. Disamping itu dari sisi pengusaha yaitu
tenaga kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat selama melakukan
kerja maupun proses produk dapat secara aman dan efisien dalam
produksinya.
pekerjaanya.
2
1. Unusur-unsur penunjang keselamatan kerja yang bersifat material
seperti :
a. Baju kerja
b. Helm
c. Kacamata
d. Sarung tangan
e. Sepatu
seperti:
c. Himbauan-himbauan
d. Petugas keamanan
yang sangat populer. Bahkan didalam industri istilah tersebut lebih dikenal
menyebabkan 5K yaitu :
1. Kerusakan
2. Kekacauan organisasi
3
4. Kelainan dan cacat, dan kematian.
K3 harus ditingkatkan.
1. Faktor manusia/pribadi
2. Faktor kerja/lingkungan
1. Lingkungan kerja
dan situasinya.
4
memproduksi barang alat-alat kerja sangatlah vital
Kerja
tidak berperilaku sesuai dengan budaya kerja yang telah ditentukan, maka
5
Dari segi ekonomis, meningkatnya produksi ini ditunjang juga
kerja baik didarat, dalam tanah, permukaan dan didalam air maupun
indonesia.
6
Adapun yang menjadi tujuan K3 (Kesehatan dan Keselamatan
Kerja) adalah :
akibat kerja.
sebagainya.
7
7. Mencegah pemborosan tenaga kerja, modal, alat-alat dan sumber-
pembangunan.
8
BAB 2. SEJARAH MASALAH KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA
a. Masa Purbakala
kembali.
b. Masa Modern
9
berubah. Boiler regulasi yang dibuat pada tahun 1853, 120 unit boiler
tahun 1969.
10
Surakarta (Solo) pada tahun 1984. Kemudian Higienitas Industrial,
11
BAB 3. PENGARUH LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KESEHATAN
hubungan yang sangat erat. Dalam hal ini, manusia akan selalu berusaha
sebagai kelompok.
12
jangka waktu yang lama lebih jauh lagi lingkungan-lingkungan kerja yang
kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang lebih banyak
(Sedarmayanti, 2001:12).
jika seorang pegawai bekerja dalam lingkungan kerja yang tidak memadai
kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar pegawai pada saat
bekerja, baik berbentuk fisik atau non fisik, langsung atau tidak langsung,
pekerja agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta
yang dimaksud meliputi pekerja disektor formal dan informal dan berlaku
bagi setiap orang selain pekerja yang berada dilingkungan tempat kerja.
13
Berdasarkan Kepmenkes Nomor 128/MENKES/SK/II/2004 tentang
1,2 juta orang meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja atau
sebab itu diperkirakan ada 160 juta PAHK baru setiap tahunnya. Melihat
b. Balai pengobatan/poliklinik,
c. Laboraturium kesehatan,
14
g. Dunia usaha dan lembaga swadaya masyarakat.
pekerja.
pendekatan PKMD.
melalui pos UKK. Secara umum melalui Pos UKK dapat dilakukan 3
15
1. Komunikasi, Informasi dan Motivasi (KIM) tentang kesehatan dan
kader
kerja.
menimbulkan ketergantungan.
16
d. Memanfaatkan teknilogi tepat guna.
a. Persiapan Petugas
b. Persiapan Masyarakat
c. Musyawarah masyarakat
17
dengan maksud untuk lebih meningkatkan rasa memiliki. Tahap ini
selanjutnya.
pemecahan masalah.
18
d. Pembinaan kegiatan
ketergantungan.
e. Perluasan/Pengembangan
cerminan perilaku kita sehari-hari, karena betapa ruginya kita semua jika
dalam keadaan sakit. Waktu produktif kita menjadi berkurang, belum lagi
biaya berobat yang semakin mahal menjadi beban bagi keluarga dan
19
Menurut Hendrik L. Blumm, terdapat 4 faktor yang mempengaruhi
a. Faktor Genetik
tinggi dibandingkan anak yang lahir dari orang tua bukan penderita
20
Oleh karena itu perlu adanya konseling perkawinan yang baik untuk
21
jejaring lainnya. Pelayanan rujukan juga ditingkatkan dengan
perilaku dan gaya hidup. Kebiasaan pola makan yang sehat dapat
22
lain. Perilaku/kebiasaan memcuci tangan sebelum makan juga dapat
lainnya.
d. Faktor Lingkungan
di sekitar kita dapat kita rasakan, daerah yang kumuh dan tidak
23
BAB 4. PENGANTAR HYGIENE PERUSAHAAN DAN KESEHATAN
KERJA (HIPERKES)
24
Dalam hal pemeliharaan kesehatan tenaga kerja, sesuai dengan
semua tenaga kerja menjadi anggota asuransi sosial tenaga kerja. Dan
25
2. Lingkungan kimia, misalnya bahan baku, bahan jadi dan bahan sisa
sebagainya.
satu faktor penyebab akibat kerja dan kecelakaan kerja. Contohnya yaitu
antara lain:
saat. Hal ini mungkin karena tenaga kerja senantiasa berada dalam
26
4.2 Tujuan dan Manfaat Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja.
pencemaran perusahaan.
masyarakat konsumen.
27
Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan hygiene
kerja.
perusahaan.
Jenis
28
karena hubungan kerja atau yang disebabkan oleh pekerjaan atau
berupa:
Kerugian
29
Memperkecil kecelakaan dari penyakit akibat kerja buka saja
penyakit akibat kerja mungkin saja kecil, tetapi bila dihitung kehilangan
Kewajiban Melaporkan
akibat kerja. Laporan ini harus dilakukan paling lambat 2 X 24 jam setelah
30
Ganti Rugi
Kecelakaan,
sekali.
31
yang dibuat oleh Dewan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
seperti pada penilaian cacat karena kecelakaan kerja. Oleh karena itulah,
Timbulkan
1. Faktor biologis
bekerja pada bidang pelayanan kesehatan. Sebagai contoh 2-3 kali dokter
atau petugas rumah sakit sangat rentan terinfeksi virus ini, dibanding
ini seperti bagi semua anggota kerja harus mendapatkan pelatihan dasar
32
mengenai dasar kebersihan, sterilisasi dan desinfektan terhadap tempat,
2. Faktor kimia
halnya bahan kimia toksik yang jika terhirup, tertelan, atau terserap oleh
Cara pencegahannya :
kita.
33
3. Faktor fisik
meliputi :
tinggi.
34
BAB 5. PENCEGAHAN KECELAKAAN DAN KESELAMATAN KERJA
dari suatu aktivitas dan dapat menimbulkan kerugian baik bagi manusia
dan atau harta benda, Sedangkan kecelakaan kerja adalah kejadian yang
Kerusakan
Kekacauan organisasi
Kematian
35
Berikut Beberapa Definisi Kecelakaan Kerja :
rumah menuju tempat kerja dan pulang ke rumah melalui jalan biasa atau
pergi atau pulang dari kerja, yang biasa disebut commuting, bukan
36
1. Benar terjadi
wilayah proyek
oleh perusahaan
penurunan pendengaran
1. Bekerja serius
37
5.3 Pengertian Psikologi Kerja Industri
Fisiologi atau Ilmu Faal adalah salah satu dari cabang ilmu
dua kata Yunani Kuno, yaitu physis yang berarti "asal-usul" atau "hakikat"
dan logia, yang berarti "kajian". Istilah "faal" sendiri diambil dari bahasa
kehidupan.
Fisiologi Kerja adalah ilmu yang mempelajari fungsi atau faal tubuh
produktivitas kerja.
38
BAB 6. PENGANTAR PSIKOLOGI KERJA INDUSTRI
ergon yang artinya kerja dan nomos yang berarti aturan, secara
tujuan untuk menurunkan stress yang akan dihadapi, yaitu dengan cara
39
disiplin ilmu yang lain. Masing-masing disiplin tersebut berfungsi sebagai
pemberi informasi. Pada gilirannya, para perancang, dalam hal ini para
terasa sangat tidak nyaman. Dalam ilmu biologi pun disebutkan bahwa
mata manusia akan menjadi tidak sahat dan berbahaya ketika melihat
tersebut para ahli teknik menciptakan alat pelindung mata yang digunakan
dengan nyaman.
40
3. Memperhatikan kesehatan kerja
41
tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam
Mengurangi stres.
42
BAB 7. PENGANTAR EPIDEMIOLOGI KESEHATAN KERJA
tertentu.
objek yang diteliti. Dalam hal ini, populasi sasaran dientukan secara
43
7.2 Surveillance kesehatan kerja
kerja.
maupun kuantitatif
2. Pemeriksaan Kesehatan
3. Biological Monitoring
44
Dengan demikian, subjek dan objek epidemiologi berkaitan dengan
kesehatan.
masalah kesehatan.
45
yang diperlukan maka epidemiologi diharapkan mempunyai peranan
46