BERKEBUTUHAN KHUSUS
Dosen Pengampu:
Kelompok : 7
FAKULTAS KEPERAWATAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah anak berkebutuhan
khusus (ABK) di Indonesia mencapai angka 1,6 juta anak. Salah satu upaya yang
dilakukan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk
memberikan akses pendidikan kepada mereka adalah dengan membangun unit
sekolah baru, yaitu Sekolah Luar Biasa (SLB), dan mendorong tumbuhnya
Sekolah Inklusi di daerah-daerah.
Dari 1,6 juta anak berkebutuhan khusus di Indonesia, baru 18 persen yang
sudah mendapatkan layanan pendidikan inklusi. Sekitar 115 ribu anak
berkebutuhan khusus bersekolah di SLB, sedangkan ABK yang bersekolah di
sekolah reguler pelaksana Sekolah Inklusi berjumlah sekitar 299 ribu.
C. Tujuan
KONSEP TEORI
A. Pengertian
1. Pre-Natal
a. Infeksi Kehamilan.
b. Gangguan Genetika.
Keracunan dapat terjadi saat hamil, yaitu bisa diakibatkan janin yang
kekurangan vitamin atau bahkan kelebihan zat besi /timbal misalnya
dari hewan laut seperti mengkonsumsi kerang hijau dan tuna instant
secara berlebihan. Selain itu, penggunaan obat-obatan kontrasepsi
ketika wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan seperti
percobaan abortus yang gagal, sangat memungkinkan bayi lahir
cacat.
Penyakit TBC ini dapat terjangkit pada individu yang tertular oleh
pengidap TBC lain, atau terjangkit TBC akibat bakteri dari
lingkungan (sanitasi) yang kotor. Penyakit TCB ini harus
mendapatkan perawatan khusus dan rutin. Pada ibu hamil yang
mengidap TBC, maka dapat mengganggu metabolisme tubuh ibu dan
janin sehingga bayi bisa tumbuh tidak sempurna.
f. Infeksi karena penyakit kotor
Jenis rhesus darah ibu cukup menentukan kondisi bayi, terutama jika
berbeda dengan bapak. Kelainan lainnya adalah ibu yang terjangkit
virus yang bisa menyebabkan janin kekurangan oksigen sehingga
pertumbuhan otak janin terganggu.
2. Peri-Natal
Sering juga disebut natal, waktu terjadinya kelainan pada saat proses
kelahiran dan menjelang serta sesaat setelah proses kelahiran. Misalnya
kelahiran yang sulit, pertolongan yang salah, persalinan yang tidak
spontan, lahir prematur, berat badan lahir rendah, infeksi karena ibu
mengidap Sipilis. Berikut adalah hal hal yang dapat mengakibatkan
kecacatan bayi saat kelahiran:
c. Pendarahan
Pendarahan pada ibu bisa terjadi akibat placenta previa, yaitu jalan
keluar bayi yang tertutup oleh plasenta, sehingga ketika janin semakin
membesar, maka gerakan ibu dapat membenturkan kepala bayi pada
plasenta yang mudah berdarah, bahkan sangat membahayakan ketika
bayi dipaksa lahir normal dalam kondisi tersebut. Pendarahan juga
bisa terjadi karena ibu terjangkit penyakit (sipilis, AIDS/HIV, kista).
d. Kelahiran sungsang
Bayi normal akan lahir dalam proses kepala keluar terlebih dahulu.
Bayi dikatakan sungsang apabila kaki atau bokong bahkan tangan
yang keluar dulu. Ibu bisa melahirkan bayinya secara sungsang tanpa
bantuan alat apapun, namun ini sangat beresiko bayi menjadi cacat
karena kepala yang lebih lama dalam kandungan, bahkan bisa
berakibat kematian bayi dan ibu. Ketika posisi bayi sungsang,
biasanya dokter menganjurkan untuk melakukan operasi caesar agar
terhindar dari resiko kecacatan dan kematian bayi.
Ibu yang memiliki kelainan bentuk tulang pinggul atau tulang pelvik,
dapat menekan kepala bayi saat proses kelahiran. Hal ini
dapatdihindari dengan melakukan operasi caesar saat melahirkan.
3. Pasca-natal
d. Keracunan. Racun yang masuk dalam tubuh bayi, bisa dari makanan
dan minuman yang dikonsumsi bayi, jika daya tahan tubuh bayi lemah
maka dapat meracuni secara permanen. Racun bisa berasal dari
makanan yang kadaluarsa/busuk atau makanan yang mengandung zat
psikoaktif. Racun yang menyebar dalam darah bisa dialirkan pula ke
otak dan menyebabkan kecacatan pada bayi.
C. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
b. Anak Lamban belajar (slow learner), yaitu anak yang memiliki potensi
intelektual sedikit di bawah normal tetapi belum termasuk tunagrahita
(biasanya memiliki IQ sekitar 70-90).
1) Terapi Perilaku
2) Psikoterapi Suportif
d. Anak berbakat, adalah anak yang memiliki bakat atau kemampuan dan
kecerdasan luar biasa yaitu anak yang memiliki potensi kecerdasan
(intelegensi), kreativitas, dan tanggung jawab terhadap tugas (task
commitment) diatas anak-anak seusianya (anak normal), sehingga untuk
mewujudkan potensinya menjadi prestasi nyata, memerlukan pelayanan
pendidikan khusus.
1) Terapi Okupasi
3) Terapi Bermain
2. co-parenting
3. Dukungan sosial
Dukungan sosial orang tua adalah bantuan yang diberikan oleh orang tua
kepada anak yang terdiri dari informasi baik verbal maupun non verbal
yang mencakup satu atau lebih aspek informasi, instrumental, emosional,
dan penghargaan yang diterima oleh anak, yang membuat anak merasa
dicintai, diperhatikan, dihargai dan menjadi bagian dari keluarga. Untuk
mendapatkan dukungan sosial yang maksimal diperlukan penerimaan
keluarga terhadap anak berkebutuhan khusus tersebut. Penerimaan
biasanya terlihat oleh orang-orang yang mengambil kepemilikan baik
untuk diri mereka sendiri dan tindakan mereka. Mereka mulai melakukan
beberapa hal, mencatat hasil dan kemudian merubah tindakan mereka
dalam menanggapi. Mereka akan muncul semakin bahagia dan lebih puas
saat mereka menemukan jalan mereka ke depan.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
SUB
NO VARIABEL KETERANGAN
VARIABEL
1. Status Identitas a. Berapa jumlah anggota keluarga?
Demografi keluarga b. Siapa saja yang ada dalam anggota
keluarga keluarga?
Komposisi a. Keluarga terdiri dari siapa saja?
keluarga b. Apakah ada anggota keluarga lain,
selain keluarga inti?
Status sosial a. Berapa kira-kira penghasilan
ekonomi perbulan?
b. Kira-kira pengeluaran biaya
perbulan berapa, misal listrik, air,
belanja bulanan, uang saku anak?
Pendidikan Apakah memiliki anak yang
bersekolah, jika ada berapa kira-kira
spp perbulan, Anak bersekolah
dimana?
Pekerjaan a. Siapa saja anggota keluarga yang
berkerja?
b. Apakah masing-masing pekerjaan
anggota keluarga yang bekerja?
Suku Bangsa a. Apa suku yg dianut keluarga?
b. Apakah suku anggota keluarga
sama?
c. Apa kebangsaan yang dianut
anggota keluarga?
d. Apakah anggota keluarga memiliki
kebangsaan yang sama?
Agama a. Apa agama yang dianut?
b. Apakah setiap anggota keluarga
menganut agama yang sama?
c. Bagaimana pola beribadah pada
anggota keluarga terutama anak
berkebutuhan khusus?
d. Bagaimana orang tua memfasilitasi
anak berkebutuhan khusus untuk
beribadah?
2. Lingkungan Iklim Bagaimana iklim di sekitar lingkungan
rumah anda?
Demografi letak a. Bagaimana letak rumah anda,
rumah, apakah dekat dengan gunung atau
pantai dll?
b. Bagaimana kondisi rumah secara
umum?
c. Kira-kira berapa luas rumah yg di
tempati?
d. Berapa banyak kamar dalam satu
rumah?
e. Kira-kira berapa jarak antara satu
rumah dengan rumah yang
lainnya?
f. Berapa jarak rumah dengan
pelayanan kesehatan?
g. Apakah ventilasi rumah sudah
memadai?
h. Bagaimana kondisi pembuangan di
rumah, misal limbah sampah,
jamban, air limbah dll?
i. Bagaimana letak rumah stuktur
sosial dan politik?
j. Apakah rumah milik sendiri apa
menyewa?
k. Apakah struktur rumah layak di
tempati?
Lingkungam a. Apakah di rumah memiliki tangga
fisik di dalam lantai 2?
rumah b. Apakah di rumah memiliki kolam
renang atau kolam ikan?
c. Bagaimana tata letak kompor di
dapur, apakah terjangkau oleh anak
berkebutuhan khusus?
d. Bagaimana tata letak benda-benda
berbahaya, misal pisau, gunting,
potongan kuku, dll?
e. Apakah anak berkebutuhan khusus
mudah menjangkau barang barang
yang diinginkan, misal mainan?
Kemampuan a. Sehari makan berapa kali di dalam
keluarga keluarga?
mencukupi b. Apakah setiap minggu bisa
kebutuhan menghidangkan lauk pauk misal
makan ikan atau daging?.
c. Bagaimana cara orang tua atau
keluarga untuk memenuhi nutrisi
anak berkebutuhan khusus?
d. Bagaimana keluarga mengajarkan
anak berkebutuhan khusus
memenuhi kebutuhan nutrisinya
misal mengajari cara makan dan
cuci tangan sebelum makan?
Pola diet a. Apakah anggota keluarga memiliki
keluarga pola diet pada makanan tertentu?
b. Apakah dalam keluarga ada yang
memiliki alergi terhadap makanan?
c. Apakah anak berkebutuhan khusus
memiliki pola diet khusus?
Lingkungan a. Apakah di dalam keluarga ada
internal dan anggota keluarga lain yang
eksternal berkebutuhan khusus, atau apakah
keluarga yang ada riwayat keturunan dari anggota
mempengaruhi keluarga yang sama seperti anak
status kesehatan berkebutuhan Khusus, misal kakek
keluarga autis di turunkan ke cucunya?
b. Bagaimana riwayat ketika hamil?
c. Apakah pernah terjadi infeksi
kehamilan, pernah terbentur,
pernah tejatuh?
d. Bagaimana pemenuhan gizi saat
hamil?
e. Apakah ada penyakit menahun saat
ibu hamil?
f. Berapa usia ibu ketika hamil?
g. Bagaimana riwayat saat
melahirkan,?
h. Apakah anak lahir dengan sesar
atau normal?
i. Berapa BB panjang anak ketika
lahir?
j. Apakah anak sudah mendapatkan
imunisasi lengkap?
k. Apakah gizi anak terpenuhi dengan
baik saat masih bayi?.
l. Apakah pernah terjadi kecelakaan
atau trauma dalam anggota
keluarga?
m. Apakah anggota keluarga pernah
keracunan?
3. Lingkungan Hubungan Bagaimana hubungan emosional antara
psikologi dan emosional antar anggota keluarga dengan anak
spiritual anggota keluarga berkebutuhan khusus?
keluarga dengan anak
berkebutuhan
khusus
6. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
a. Pola dan komunikasi keluarga
b. Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem
komunikasi yang digunakan, efektif tidaknya (keberhasilan ) komunikasi
dalam keluarga.
c. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang
lain/anggota keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang
digunakan dalam mengambil keputusan, yang berperan mengambil
keputusan, bagaimana pentingnya keluarga terhadap putusan tersebut.
d. Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
1) Struktur peran formal
a) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran
keluarga dalam melaksanakan peran tersebut.
b) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan
harapan keluarga, apakah terjadi konflik peran dalam keluarga.
c) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten
d) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
2) Struktur peran informal
a) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada
dalam keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut dan
berapa kali peran tersebut sering dilakukan secara konsisten
b) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya
peran disfungsional serta bagaimana dampaknya terhap anggota
keluarga
3) Analisa Model Peran
a) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota
keluarga dalam kehidupan awalnya, memberikan perasaan dan
nilai-nilai tentang perkembangan, peran-peran dan teknik
komunikasi.
b) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi
pasangan dan sebagai orang tua
4) Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran
a) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang kelas
sosial mempengaruhi struktur peran formal dan informal dalam
keluarga.
b) Pengaruh budaya terhadap struktur peran
c) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur peran.
d) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran.
5) Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut
Friedman adalah:
a) Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
b) Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c) Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
d) Identifikasi sejauhman keluarga menganggap penting nilai-nilai
keluarga serta kesadaran dalam menganut sistem nilai.
e) Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f) Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap
perkembangan keluarga terhadap nilai keluarga
g) Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
7. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
a. Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
1) Pola kebutuhan keluarga
a) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya,
serta bagaimana orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari
anggota keluarganya.
b) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan
masing-masing anggota keluarga
2) Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
a) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga
satu sama lain serta bagaimana mereka saling mendukung
b) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu
sama lain, serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
3) Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan
keterikatakan serta sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah
tangga sehingga terbina keterikatan dalam keluarga
b. Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
1) Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai
dengan usia, memberi dan menerima cinta serta otonomi dan
ketergantungan dalam keluarga
2) Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
3) Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
4) Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
5) Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
6) Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam
membesarkan anak
7) Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :
1) Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya.
2) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan kesehatan
3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
4) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan penting
yang berhubungan ddengan masalah kesehatan yang dihadapi.
5) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
a) Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
b) Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit
c) Kemampuan keluarga memodifikasi dan
memelihara lingkungan
d) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas
kesehatan
8. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
a. Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh
keluarga, serta lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh keluarga.
b. Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi.
c. Sejauhmana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang
digunakan untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta strategi koping
internal dan eksternal yang digunakan oleh keluarga.
d. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga.
Identifikasi bentuk yang digunakan secara ekstensif : kekerasan,
perlakukan kejam terhadap anak, mengkambinghitamkan, ancaman,
mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak, pseudomutualitas,
triangling dan otoritarisme.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Konfusi kronik berhubungan dengan cedera otak (misal gangguan
serebrovaskular, penyakit neurologis, trauma, tumor). Domain 5
persepsi/kognisi, kelas 4 kognisi, kode 00129.
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran