Anda di halaman 1dari 4

ABORTUS INKOMPLIT

No.Dokumen :440/ /SOP-UKP/UPTD-K07/


2018
SOP
No.Revisi : 00
Tgl.Terbit : 2018
Halaman : 1/4
PUSKESMAS Erlince Hasugian,
BONANDOLOK SKM
NIP. 19710418
199103 2 003
1. Pengertian Abortus inkomplit adalah sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri masih
ada yang tertinggal.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan Abortus inkomplit

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Nomor Bonandolok Tahun 2018 tentang
Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Bonandolok
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedur/Langk Alat dan bahan :
ah langkah a. Termometer
b. Tensimeter
c. Stetoscope
d. Inspekulo
e. Laboratorium sederhana untuk pemeriksan tes kehamilan .
f. Laboratorium sederhana untuk pemeriksaan Haemoglobin.

Langkah-langkah
A. Anamnesis (subjective)
Keluhan yang terdapat pada pasien abortus antara lain:
Abortus inkomplit
a. Perdarahan aktif
b. Nyeri perut hebat seperti kontraksi saat persalinan
c. Pengeluaran sebagian hasil konsepsi
d. Mulut rahim terbuka dengan sebagian sisa konsepsi tertinggal
e. Terkadang pasien datang dalam keadaan syok akibat perdarahan
Faktor Risiko
1. Faktor Maternal
a. Penyakit infeksi
b. Kelainan hormonal, seperti hipotiroidisme
c. Gangguan nutrisi yang berat
d. Penyakit menahun dan kronis
e. Alkohol, merokok dan penggunaan obat-obatan
f. Anomali uterus dan serviks
g. Gangguan imunologis
h. Trauma fisik dan psikologis
2. Faktor Janin
Adanya kelainan genetik pada janin
3. Faktor ayah
Terjadinya kelainan sperma

B. Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)


1. Penilaian tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi, suhu)
2. Penilaian tanda-tanda syok
3. Periksa konjungtiva untuk tanda anemia
4. Mencari ada tidaknya massa abdomen
5. Tanda-tanda akut abdomen dan defans musculer
6. Pemeriksaan ginekologi, ditemukan:
 Osteum uteri terbuka, dengan terdapat sebagian sisa konsepsi
 Perdarahan aktif
 Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tes kehamilan: biasanya masih positif sampai 7-10 hari setelah abortus.
Pemeriksaan darah haemoglobin

C. Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis ditegakkan berdasar anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaam
penunjang.
Diagnosis Banding
Kehamilan ektopik, Mola hidatidosa, Missed abortion
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada abortus ialah perdarahan, infeksi, perforasi, syok

D. Penatalaksanaan komprehensif (plan)


Pada keadaan abortus kondisi ibu bisa memburuk dan menyebabkan komplikasi. Hal
pertama yang harus dilakukan adalah penilaian cepat terhadap tanda vital (nada,
tekanan darah, pernasapan dan suhu).
Pada kondisi di jumpai tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan
antibiotika dengan kombinasi:
1. Cefotaxime 1 gr IV /IM /12 jam
2. Segera melakukan rujukan ke pelayanan kesehatan Sekunder / RS

Penatalaksaan Khusus
Abortus inkomplit
a. Lakukan konseling
b. Observasi tanda vital (tensi, nadi, suhu, respirasi)
c. Evaluasi tanda-tanda syok, bila terjadi syok karena perdarahan, pasang IV line (bila
perlu 2 jalur) segera berikan infus cairan NaCl fisiologis atau cairan ringer laktat
d. Jika perdarahan ringan atau sedang dan kehamilan <16 minggu, gunakan jari untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks. Jika perdarahan berat dan usia
kehamilan < 16 minggu, lakukan evakuasi isi uterus.
e. Jika usia kehamilan > 16 minggu berikan infus oksitosin 40 IU dalam 1 L NaCl 0,9%
atau RL dengan kecepatan 40 tetes per menit
f. Lakukan pemantauan paska tindakan setiap 30 menit selama 2 jam, Bila kondisi baik
dapat dipindahkan ke ruang rawat.
h. Lakukan evaluasi tanda vital, perdarahan pervaginam, tanda akut abdomen, dan
produksi urin tiap 6 jam selama 24 jam. Periksa kadar Hb setelah 24 jam. Bila kadar
Hb > 8gr/dl dan keadaan umum baik, ibu diperbolehkan pulang.
Pencegahan
1. Pemeriksaan rutin antenatal
2. Makan makanan yang bergizi (sayuran, susu,ikan, daging,telur).
3. Menjaga kebersihan diri, terutama daerah kewanitaan dengan tujuan mencegah
infeksi yang bisa mengganggu proses implantasi janin.
4. Hindari rokok, karena nikotin mempunyai efek vasoaktif sehingga menghambat
sirkulasi uteroplasenta.
5. Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet Sulfas Ferosus 600 mg/hari selama 2
minggu,bila anemia berat maka berikan transfusi darah.
Konseling & Edukasi
1. Melakukan konseling untuk memberikan dukungan emosional
2. Menganjurkan penggunaan kontrasepsi pasca keguguran karena kesuburan dapat
kembali kira-kira 14 hari setelah keguguran. Untuk mencegah kehamilan, Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) umumnya dapat dipasang secara aman setelah
aborsi spontan atau diinduksi. Kontraindikasi pemasangan AKDR pasca keguguran
antara lain adalah infeksi pelvik, abortus septik, atau komplikasi serius lain dari
abortus.
3. Follow up dilakukan setelah 2 minggu.
Kriteria Rujukan
Abortus Insipiens, Abortus Inkomplit, perdarahan yang banyak, nyeri perut, ada
pembukaan serviks, demam, darah cairan berbau dan kotor
6. Hal yang perlu

7. Unit Terkait Ruang Poli Umum


Ruang KIA/KB/Persalinan/Pasca Persalinan
8. Dokumen Rekam medis
Buku pengendali pasien
Terkait

Anda mungkin juga menyukai