Daftar Isi
Referat Diare pada Anak / 2
Hal.
KATA PENGANTAR
Referat Diare pada Anak / 3
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan referat ini tepat
pada waktunya. Saya juga berterima kasih kepada seluruh dokter, perawat dan
staf yang bertugas, yang telah membimbing saya selama beberapa minggu
terakhir ini sehingga saya dapat menyelesaikan proses belajar dan pembuatan
referat ini dengan baik.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah ilmu bagi semua
yang membacanya.
Penulis
BAB I
Referat Diare pada Anak / 4
PENDAHULUAN
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah
dan dengan/tanpa lendir dalam tinja. 1 Terdapat beberapa macam diare yang
akan dibahas lebih rinci di malah ini. Kata diare yang dalam bahasa inggris di
sebut Diarrhea merupakan kata yang bahasa aslinya adalah diarrhoia (dari
bahasa latin) yang berarti “menggalir terus”.1,2,4
BAB II
Referat Diare pada Anak / 6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa darah
dan dengan/tanpa lender dalam tinja. 3
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 7 hari pada bayi atau anak yang sebelumnya sehat. 4
Disentri adalah diare akut yang pada tinjanya ditemukan darah secara
kasat mata. 4
Kata diare yang dalam bahasa inggris di sebut Diarrhea merupakan kata
yang bahasa aslinya adalah diarrhoia (dari bahasa latin) yang berarti “menggalir
terus”. 4
2.1.2 . Epidemiologi
kesakitannya adalah sekitar 200 – 400 kejadian diare diantara 1000 penduduk
setiap tahunnya. Di Indonesia dapat ditemukan sekitar 60 juta kejadian setiap
tahun pasien penderita diare, 70 - 80% dari penderita ini adalah anak di bawah
lima tahun (+- 40 juta kejadian). Kelompok ini setiap tahunnya mengalami lebih
dari satu kejadian diare. Antara 1 - 2% akan jatuh ke dalam dehidrasi dan bila
tidak segera ditolong 50 - 60% di antaranya dapat meninggal. Hal inilah yang
menyebabkan sejumlah 3500.000 – 500.000 anak di bawah lima tahun
meninggal setiap tahunnya. 1
Tiga faktor saling berkaitan yang berhubungan dengan penyebaran penyakit ini:
2.1.3. Etiologi
Referat Diare pada Anak / 8
Pada saat yang lalu kuman-kuman patogen hanya dapat diidentifikasi dari
25% tinja penderita diare akut. Pada saat ini dengan menggunakan teknik baru
bisa diidentifikasi dari 75% dari orang yang dating berobat ke pusat kesehatan
dan 50% dari kasus-kasus ringan di masyarakat. Penelitian menunjukan bahwa
sekita 20-80% diare akut disebabkan oleh Rotavirus, dan di Indonesia pada
penelitian di 6 rumah sakit menunjukan angka sebesar 55%.3,4
Penyebab Diare3,4
Pada penderita diare terjadi gangguan di usus halus dan usus besar yang
seharusnya masing-masing melakukan fungsinya masing-masing. Usus halus
berfungsi menyerap nutrisi yang telah mengalami reaksi-reaksi enzimmatis.
Pada usus besar terjadi penyerap kembali air, dari 500ml bahan yang masuk ke
usus besar maka akan diserap air sekitar 350ml dan akan menghasilkan feces
150 gram. Di sepanjang usus terdapat gerakan segmentasi dan perilstatik
Segmentasi adalah suatu gerakan motilitas utama usus halus yang mencampur
dan sedikit mendorong kimus (cairan kental campuran makanan dan getah
pencernaan). Peristaltik yang merupakan gerakan kompleks motilitas migratif
yang merupakan suatu gerakan yang lambat, proses ini memerlukan waktu 100-
150 menit bergerak mulai dari lambung sampai pada akhir usus halus. Pada
diare fungsi ini terganggu maka feces menjadi cair dan nutrusi yang diserap
menjadi terbuang karena terjadi peningkatan motilitas usus. 2
Referat Diare pada Anak / 10
Tubuh memiliki mekanisme sendiri untuk melindungi diri. Pada usus juga
terdapat proses yang sama, jadi infeksi bakteri atau virus pada usus tidak
selamanya akan menimbulkan kelainan misalnya diare. Mekanisme daya tahan
tubuh ini mencakup non imunologis dan imunologis. Pertahanan non imunologis
antara lain adalah flora usus, sekresi mucin, asama lambung, dan gerakan
peristaltik. Sistem imonologik juga berperan penting dalam mekanisme ini,
misalnya Immunoglobulin, dan Cell Mediated Immunity (CMI). 3,4
Dalam keadaan normal absorpsi dan sekresi air dan elektrolit tinja terjadi di
sepanjang usus. Sebagai contoh, seorang dewasa sehat menyerap 2 liter cairan
Referat Diare pada Anak / 11
setiap hari. Air ludah dan sekresi lambung, pangkreas dan hati berjumlah lebih
kurang 7 liter, sehingga jumlah cairan yang masuk ke dalam usus setiap hari
semuanya sekitar 9 liter. Di dalam usus, air dan elektrolit secara serentak
diabsorpsi oleh vili dan disekresi oleh kripta epitel mukosa. Hal ini menyebabkan
aliran air dan elektrolit antara usus dan darah bersifat dua arah. Karena absorpsi
cairan lebih besar daripada sekresinya hasil akhirnya adalah absorpsi cairan
lebih besar. 3
Biasanya lebih dari 90% cairan yang masuk ke usus halus di serap dan sekitar 1
liter sampai ke usus besar. Di usus besar terjadi penyerapan lebih lanjut dan
hanya 100-200 ml air dikeluarkan setiap hari dalam bentuk tinja. Setiap
perubahan dalam arus dua arah air elektrolit dalam usus halus (seperti
bertambahnya sekresi, berkurangnya absorpsi atau keduanya) menghasilkan
baik berkurangnya absorpsi neto atau memang benar-benar sekresi neto dan
mengakibatkan bertambahnya peningkatan volume cairan yang masuk ke usus
besar. Bila volume cairan ini melebihi kapasitas absorpsi usus besar terjadilah
diare. 3
Absorpsi air di usus halus disebabkan karena derajat osmolaritas yang terjadi
apabila bahan terlarut (khususnya natrium) diabsorpsi secara aktip dari lumen
usus oleh sel epitel vili. Ada beberapa mekanisme agar Na diabsorpsi di usus
halus. Untuk masuk sel epitel, natrium terkait dengan penyerapan ion klorida
atau diabsorpsi langsung sebagai ion natrium atau ditukar dengan Ion hidrogen
atau terkait dengan absorpsi bahan organik seperti glukosa atau asam amino
tertentu. penambahan glukosa ke larutan elektrolit dapat meningkatkan
penyerapan natrium di usus halus sebanyak tiga kali. 3
Referat Diare pada Anak / 12
Mekanisme absorpsi dan sekresi air dan elektrolit dalam epitel usus halus. 3
Setelah diabsorpsi, natrium dikeluarkan dari sel epitel melalui pompa ion yang
disebut sebagai Na+ K+ ATPase. Pengeluaran natrium ke cairan ektraseluler ini
menignkatkan osmolaritasnya dan menyebabkan air dan eletrolit lainnya
mengalir secara pasien dari lumen usus halus melalui saluran interseluler ke
dalam cairan ekstraseluler. Proses ini menjaga keseimbangan osmotik antara
cairan intraluminer usus dan cairan ekstraseluler. 3
Sekresi air dan elektrolit biasanya terjadi di dalam kripta epitel usus halus. Disini
natrium klorida diangkut dari cairan ekstraseluler ke sel epitel melewati membran
basolateral (lihat gambar 2,3). Natrium kemudian di pompa kembali ke dalam
cairan ekstraseluler melalui Na+ K+ ATPase. Proses sekresi merupakan
kebalikan proses absorpsi. Penyerapan pasangan NaCl akan meningkatkan
anion Cl didalam sel kripta dan pada waktu yang bersamaan Na akan
dikeluarkan dari sel kripta dengan bantuan enzin Na-K-ATPase. Sekresi Cl
didalam sel kripta dapat pula ditingkatkan dengan adanya intracellular
Referat Diare pada Anak / 13
Virus
Beberapa jenis virus seperti rotavirus, berkembang biak dalam epitel vili usus
halus, menyebabkan kerusakan sel epitel dan pemendekan vili. Hilangnya
sel-sel vili yang secara normal mempunyai fungsi absorbsi dan penggantian
sementara oleh sel epitel berbentuk kripta yang belum matang, menyebabkan
usus menskresi air dan elektrolit. Kerusakan vili dapat juga dihubungkan
dengan hilangnya enzim dissakaridase, menyebabkan berkurangnya
absorpsi disakarida terutama iaktosa. Penyembuhan terjadi bila vili
mengalami regenerasi dan epitel vilinya menjadi matang. 3
Bakteri
Protozoa
2.1.6. Patogenesis
Diare sekretorik
Diare sekretorik disebabkan karena sekresi air dan elektrolit ke dalam usus
halus. Hal ini terjadi absorpsi natrium oleh vili gagal sedangkan sekresi klorida di
sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhir adalah sekresi cairan
yang mengakibatkan kehilangan air dan elektrolit dari tubuh sebagian tinja cair.
Hal ini menyebabkan terjadinya dehidrasi. Pada diare infeksi perubahan ini
terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus halus toksin bakteri seperti
toksin Escherichia coli dan Vibrio cholera 01 atau virus (rotavirus). Pada diare
sekretorik, toksin merangsang c-AMP atau c-GMP untuk mensekresikan secara
aktif air dan elektrolit ke dalam lumen usus sehingga terjadi diare. 3
Diare osmotik
Kenaikan tekanan osmotik dalam lumen usus akibat fermentasi makanan yang
tidak diserap akan menarik air sel kedalam lumen usus sehingga terjadi diare.
Diare jenis ini terjadi karena kita menelan makanan yang sulit diserap, baik
karena memang makanan tersebut sulit diserap (magnesium, fosfat, laktulosa,
sorbitol) atau karena terjadi gangguan penyerapan di usus (penderita defisiensi
laktose yang menelan laktosa). Karbohidrat yang tidak diserap di usus ini akan
difermentasi di usus besar, dan kemudian akan terbentuk asam lemak rantai
pendek. Meskipun asam lemak rantai pendek ini dapat diserap oleh usus, tetapi
jika produksinya berlebihan, akibatnya jumlah yang diserap kalah banyak
dibandingkan jumlah yang dihasilkan, sehingga menyebabkan peningkatan
osmolaritas di dalam usus. Peningkatan osmolaritas ini akan menarik air dari
dalam dinding usus untuk keluar ke rongga usus. Akibatnya, terjadi diare cair
yang bersifat asam, dengan osmolaritas yang tinggi (> 2x[Na + K]), tanpa disertai
adanya leukosit di feses. Contoh diare jenis ini adalah diare pada penderita
defisiensi enzym laktase yang mengkonsumsi makanan yang mengandung
laktosa. Ciri diare jenis ini adalah diare akan berhenti jika penderita puasa
(menghentikan memakan makanan yang menyebabkan diare tersebut) . 3
Referat Diare pada Anak / 18
c. BBLR (bayi berat badan lahir rendah) dan bayi baru lahir
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita
telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan
turun, pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang
selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering. 1,2,4
Yang diperiksa 0 1 2
Catatan : 4
a. Untuk menentukan kekenyalan kulit, kulit perut 'dijepit' antara ibu jari dan
telunjuk selama 30 - 60 detik, kemudian di lepas. Jika kulit kembali normal
dalam waktu
- 1 detik : turgor agak kurang (dehidrasi ringan)
Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun sampai 40
mg % pada bayi dan 50 mg % pada anak-anak. Gejala-gejala hipoglikemia ter-
sebut dapat berupa : lemas, apatis, peka rangsaing, tremor, berkeringat, pucat,
syok, kejang sampai koma. Terjadinya hipoglikemi ini perlu dipertimbangkan jika
terjadi kejang yang tiba-tiba tanpa adanya panas atau penyakit lain yang disertai
dengan kejang. 3,4
a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare dan/atau
muntahnya akan bertambah hebat. Orang tua sering harya memberikan
air teh saja (teh diet).
b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengenceran dan
susu yang encer ini diberikan terlalu lama.
c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicema dan diabsorpsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik.
Infeksi. Dari setiap bakteri ato virus yang menginfeksi usus, maka akan
menunjukan gejala-gejala yang berbeda-beda. 3
Referat Diare pada Anak / 23
2. Penatalaksanaan
Rehidrasi
Dukungan Nutrisi
Suplementasi
Antibiotik Selektif
Edukasi
Terapi lain yang digunakan dengan pertimbangan tertentu.
a. Rehidrasi
Pada tatalaksana ini terdapat lima jenis rencana terapi, sesuai dengan
derajat dehidrasi. Untuk menentukan derajat dehidrasi pada tatalaksana ini
digunakan tatalaksana sebagai berikut: . 2
Oralit. 2
a.1. Rencana Terapi A.
Formula oralit baru yang berasal dari WHO dengan komposisi sebagai berikut:
Natrium : 75 mmol/L
Klorida : 65 mmol/L
Glukosa, anhidrous : 75 mmol/L
Kalium : 20 mmol/L
Sitrat : 10 mmol/L
Total Osmolaritas : 245 mmol/L
KETENTUAN PEMBERIAN ORALIT FORMULA BARU: 2
Beri ibu 2 bungkus oralit formula baru.
Larutkan 1 bungkus orallt formula baru dalam 1 liter air matang, untuk
persediaan 24 jam.
Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Untuk anak berumur kurang dari 2 tahun: berikan 50 sampai 100 ml
tiap kali buang air besar.
Untuk anak berumur 2 tahun atau lebih: berikan 100 sampai 200 ml
tiap kali buang air besar.
Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka
sisa larutan itu harus dibuang.
TUNJUKKAN KEPADA IBU CARA MEMBERIKAN ORALIT2
Berikan satu sendok teh tiap 1-2 menit untuk anak
dibawah umur 2 tahun.
Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak
yang lebih tua.
Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian
berikan cairan lebih lama (misalnya satusendok
tiap 2-3 menit).
Bila diare berlanjut setelah oralit habis, beritahu
ibu untuk memberikan cairan lain sepertidijelaskan
dalam cara pertama atau kembali kepada petugas
kesehatan untuk mendapatkan tambahan oralit. 2
Referat Diare pada Anak / 30
b. Dukungan nutrisi
c. Suplementasi Zinc
• Pemberian zinc2
– Mengurangi lama dan beratnya diare
– Mencegah berulangnya diare selama 2-3 bulan
– Mengembalikan nafsu makan anak
• Dosis zinc untuk anak 2
Referat Diare pada Anak / 32
• Indikasi : 2
• Disentri 2
Berdasarkan WHO 2
f. Terapi lain
Anti Diare dapat mengurangi diare. Dasar kerja obat ini adalah untuk obat
anti-sekretorik dan obat pengeras tinja (adsorbent). Pada obat sekretorik ini
mekanisme kerjanya adalah menghambat sekresi Ca dependent. Karena proses
sekresi ini terjadi karena adanya enterotoksin yang merangsang cAMP, dan Calsium
Dependet. Pada obat anti sekretorik ini dia menghambat terjadinya cAMP dan
sekresi Ca dependent. Pada efek obat ini terjadinya penurunan dari motilias usus
maka penggeluaran mikroorganisme terhambat, sehingga bisa terjadi overgrowth
dari mikroorganisme ini. Untuk itu penggunaan pada pasien dengan infeksi harus
berhati-hati. Contoh obat jenis anti sekretorik ini adalah Stomatostatin, difenoksilat
hidroklorida, dan Loperamid. 4,7
Obat pengeras tinja (adsorbent) berfungsi untuk melindungi mukosa usus
karena dapat mengikat toksin, walaupun konsistensi tinja menjadi lebih baik tapi ada
bukti yang pasti yang bisa menunjukan ada penggurangan kehilangan air dan
elektrolit pada diare. Obat lain yang dapat merugikan karena obat ini dapat mengikat
obat, enzim pencernaan, dan mikro nutrient. Obat yang termasuk pada golongan ini
Referat Diare pada Anak / 34
Hasil penelitian terakhir menunjukkan, bahwa cara pencegahan yang benar dan
efektif yang dapat dilakukan adalah : 4,6
- Memberikan ASI
- Memperbaiki makanan pendamping ASI
- Menggunakan air bersih yang cukup
- Mencuci tangan
- Menggunakan jamban
- Membuang tinja bayi yang benar
- Memberikan imunisasi campak. 4
Referat Diare pada Anak / 35
BAB III
KESIMPULAN
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan atau tanpa
darah dan dengan/tanpa lender dalam tinja.
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan
berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi atau anak yang sebelumnya
sehat.
Diare kronik adalah diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih
dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah.
Penyabab terjadi diare bisa dikarenakan ada infeksi (bakteri, virus,
parasit), malabsorbsi, alergi, dan beberapa hal lain. Dari setiap jenis
infeksi yang ada akan menimbulkan gejala klinis yang khas.
Diare akan akan menimbulkan manifestasi klinis berupa dehidrasi
karena adanya air yang terbuang. Pada dehidrasi tingkat
keparahannya dapat dinilai melalui skor king Maurice, sehingga
tatalaksana diarenya akan berbeda. Selain terbuangnya air terbuang
juga zat-zat seperti nutrisi dan kalium makan bisa terjadi kekurangan
gizi dan hipokalemi. Jika bikarbonat banyak yang terbuang maka akan
menimbulkan asidosis metabolik.
Referat Diare pada Anak / 36
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
1. Juffrie Mohammad, Soenarto Yati Supar Sri, Oswari Hanifah, Arief Sjamsul,
Rosalina Ina, Mulyani Sri Nenny. Buku Ajar Gastroenterologi – Hepatologi
Jilid 1. Cetakan Pertama. UKK-Gastroenterologi-Hepatologi IDAI 2010. Badan
Penerbit IDAI 2010. Bab VI Diare Akut hal. 87 – 119 dan Bab VII Diare Kronis
dan Persisten hal. 121 – 135.
2. Tim Pendidikan Medik Pemberatasan Diare. Buku Ajar Diare. 1999.
3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 2.
4. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta; 2006.
5. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1985. Bab 16 Gastroenterologi
hal. 283 - 312