PROPOSAL
Oleh
DIAN ANGGI PRATIWI
NIM : 10540 9330 14
KELAS : VI.i / 14.i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
guru. Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat membantu siswa dalam
wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai peserta didik
yang lain tak dapat dikuasai. Karena itu kebijaksanaan untuk memantapkan
Sekolah Dasar sebagai tempat belajar tiga kemampuan dasar merupakan hal
membaca merupakan suatu hal yang vital dalam suatu masyarakat, melalui
membaca dapat diserap berbagai informasi, dan wawasan pengetahuanpun
akan semakin luas. Namun sayang, tidak semua orang menyadari akan hal
itu sendiri.
langkah yang terdapat dalam strategi SQ3R, maka akan menimbulkan suasana
dalam pembelajaran membaca, dan pada akhirnya sedikit demi sedikit minat
peningkatan hasil belajar siswa. Alasan kedua secara teori suatu pembelajaran
diberlakukan sebagai subyek bukan obyek pembelajaran, hal ini sesuai dengan
yakin dan percaya bahwa metode SQ3R mampu menjawab masalah yang
B. Rumusan Masalah
strategi Survey Question Reading Recite Review (SQ3R) terhadap hasil belajar
Sulawesi Selatan?”
C. Tujuan Penelitian
Survey Question Reading Recite Review (SQ3R) terhadap hasil belajar bahasa
Selatan.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dengan
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
belajarnya.
sekolah.
SQ3R.
BAB II
A. Kajian Pustaka
a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusman, mahasiswa FIP Universitas Negeri
Pendidikan Indonesia 2013 dalam skripsinya dengan judul Penerapan Metode Survey,
Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil yang diperoleh
a. Hakikat belajar
keterampilan serta sikap. Mulai idari bayi hingga remaja, seseorang akan terus
belajar. Ketika dewasa, diharapkan individu akan mahir dengan tugas-tugas kerja
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir jenis interaksi atau cara
yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya dengan model kuliah
pengetahuannya.
belajar.
3. Pembentukan sikap
Alam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru
Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa
di sekolah. Maka mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD
karena dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat
dan berbicara. Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral
dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan
diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang
memandang dan menghayati dunianya. Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa
merupakan mata pelajaran mendasar yang sudah diajarkan sejak TK sampai dengan
lintas kurikulum.
c. Penggunaan metode
53).
kelas 1 SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan disemua jenjang pendidikan
formal. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada hakikat
pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa (belajar berkomunikasi) dan belajar sastra
berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia
peserta didik.
sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, sampai ke perguruan tinggi. Oleh
sebab itu, pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar memiliki nilai strategis. Pada jenjang
dan terarah. Langkah awal yang harus dilalui oleh guru sebelum merencanakan dan
Jadwal Pelajaran, serta perangkat lain yang wajib dipersiapkan oleh guru. Dalam
KTSP, mata pelajaran bahasa Indonesia tertera 6 jam pelajaran untuk setiap
sekolah masing-masing.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan.
berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
Sekolah Dasar diharapkan siswa mendapat bekal yang matang untuk mengembangkan
melainkan termasuk seluruh komponen materi atau paket pengajaran dan pola
potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
(hasil analisi) sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil yang optimal.
tersebut dilaksanakan.
SQ3R ialah model membaca yang telah diperkenalkan oleh Robinson pada
tahun 1961. Dalam sistem membaca terlebih dahulu melakukan survei bacaan untuk
mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca lalu dengan mengajukan
berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam
metakognitif murid, yaitu dengan menugaskan murid untuk membaca bahan belajar
dan kelas).
SQ3R ialah strategi membaca yang telah diperkenalkan oleh Robinson pada
tahun 1961. Dalam sistem membaca terlebih dahulu melakukan survey bacaan untuk
mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca lalu dengan mengajukan berbagai
pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan
sehingga bacaan tersebut lebih mudah dipahami. Selanjutnya dengan mengutarakan
kembali dengan kata-kata sendiri mengenai pokok-pokok penting, maka isi bacaan
Strategi ini dirancang oleh Robinson pada tahun 1961 yang dapat digunakan
dalam pembelajaran membaca untuk meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa
terhadap isi bacaan. SQ3R merupakan singkatan dari dari kata Survey ( membaca
meninjau kembali).
strategi SQ3R yang diadaptasi dari buku Teaching In Todays Elementary School oleh
Pada tahap awal siswa diarahkan untuk memperhatikan judul yang ditulis di
papan tulis. Selanjutnya, siswa membaca teks dalam beberapa menit secara sekilas
untuk mengenal detil-detil informasi penting dan garis besar isi teks sebelum
Setelah siswa membaca secara sekilas (buku ditutup sementara), siswa disusun
untuk menyusun pertanyaan sesuai dengan yang mereka telah peroleh saat
membaca sekilas. Pertanyaan tersebut ditulis oleh guru di papan tulis. Bila
pertanyaan yang disusun kurang maksimal mendorong mereka untuk memahami isi
bacaan 60% ke atas. Guru dapat mengemukakan jawaban sebagai pancingan untuk
membuat pertanyaan. Tahap ini peranan bimbingan guru sangat menentukan untuk
Pada tahap ini guru mempersilahkan siswa untuk membaca kembali bukunya
sebelumnya, waktu yang diberikan relatif lebih lama dibanding pada tahap Survey.
Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah
ditulis di papan tulis, pertanyaan yang jawabannya belum sempurna tidak langsung
dibahas sampai tuntas oleh guru tetapi diberi kesempatan pada tahap berikutnya
Pada tahap ini siswa diarahkan membaca kembali teks untuk meninjau atau
Menurut Burns, d.k.k. 1996(Khalik:2008) strategi SQ3R pada tahap awal lebih
efektif dilakukan secara kelompok kecil agar siswa dapat menyusun pertanyaan dan
menjawab petanyaan dengan tepat dan cepat. Melalui kerja kelompok siswa saling
bekerja sama dan saling membantu sehingga tidak terasa sangat sulit menyusun dan
dalam bentuk KBM dengan tema pahlawan dan anak tema yang berjudul ” Dr. Cipto
Mangunkusumo”.
a. KBM pembuka
1. Mengucapkan salam
2. Mengadakan apersepsi
b. KBM inti
1) Tahap Survey
Setelah dibagi kelompok kecil, siswa membaca secara sekilas teks bacaan selama
4-5 menit untuk mengetahui detil penting dan memperoleh kesan umum tentang
2) Tahap Question
Secara kelompok, siswa menyusun pertanyaan sesuai apa yang diketahui setelah
a. Apakah Dr. Cipto memiliki sifat-sifat yang mulia yang patut diteladani?
kemukakan!
b. Mengapa setelah wafat Dr. Cipto dianugrahi pahlawan nasional oleh presiden
sukarno?
3) Tahap Reading
Setelah muncul beberapa pertanyaan dari siswa dan ditulis di papan tulis, siswa
4) Tahap Recite
Setelah siswa membaca teks selama beberapa menit, siswa diminta untuk menjawab
5) Tahap Review
Setelah seluruh pertanyaan dijawab dengan tuntas, siswa diimbau untuk meninjau
c. KBM akhir
3) Pemberian tugas.
4) Refleksi
4.Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah belajar yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa tersebut. Perubahan yang dimaksud adalah
perubahan tingkat hasil belajar dan penguasaan. Untuk mengukur hasil belajar harus sesuai
Menurut Suprijono (2009) bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil
pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan secara fragmentaris atau terpisah,
melainkan komprehensif.
hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada
satu aspek aja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu, guru harus
memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai
sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa.
merupakan hasil dari proses belajar yang dapat diukur langsung dengan tes dan menunjukkan
terjadinya perubahan pada diri siswa, baik dari sikap/perilaku maupun pengetahuan dan
keterampilannya. Kenyataan menunjukan bahwa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik
tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dan tantangan yang harus dihadapi
untuk mencapainya.
b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang
dikerjakan.
perubahan perilaku sesuai khusus melalui pengalaman yang didapat siswa melalui ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar berupa lembar kerja dan tes evaluasi siswa.
B. Kerangka Pikir
siswa dalam memahami suatu teks bacaan, tingkat keaktifan siswa dalam kelas masih rendah.
Membaca pemahaman merupakan pokok bahasan yang berupa uraian teks yang panjang.
Dengan adanya permasalahan yang dihadapi oleh siswa maka diperlukan suatu usaha untuk
mengatasi masalah tersebut sehingga mereka mampu memahami teks bacaan dengan baik.
pemahaman merupakan suatu strategi untuk memahami teks secara aktif yang meliputi tahap
survey (membaca sekilas), question (bertanya), read (membaca), recite (menjawab) dan
keuntungan yang positif karena siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memahami
materi. Strategi ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa, di mana hasil
belajar dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan
melalui hasil tes. Dari uraian di atas maka kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai
berikut:
Analisis
C. Hipotesis penelitian
Berdasarkan kerangka pikir yang telah di gambarkan maka hipotesis penelitian ini
adalah: terdapat pengaruh strategi SQ3R (Survey Question Reading Recite Review ) terhadap
Ho: Tidak ada peningkatan metode Survey Question Reading Recite Review (SQ3R)
terhadap hasil belajar bahasa indonesia khusus pemahaman bacaan pada siswa kelas
V SD Inpres Mallengkeri I
Hi: Ada pengaruh peningkatan metode Survey Question Reading Recite Review (SQ3R)
terhadap hasil belajar bahasa indonesia khusus pemahaman bacaan pada siswa kelas
V SD Inpres Mallengkeri I.
BAB III
METODE PENELITIAN
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian
3. Simultan terintegratif
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung
jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti
sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak
tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
Mallengkeri 1.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini
dilangsungkan
3. Subyek Penelitian
Bahasa Indonesia.
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih
Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang
dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan
memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:
36).
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat
sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini
menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6),
yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi
Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat
Putaran 1
Refleksi Rencana
awal/rancangan
Tindakan/ Putaran 2
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Tindakan/ Putaran 3
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi
Tindakan/
Observasi
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran
dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan
yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar,
indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan
4. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk
manusia dengan bumi. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses belajar
2. Tes
penelitian ini digunakan tes dalam bentuk soal essay yang dilaksanakan setelah
SD Inpres Mallengkeri 1.
diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data
yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk
memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses
belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes
𝑅
𝑆= 𝑥 100
𝑁
Keterangan :
∑𝑥
𝑋̅ =
𝑛
Keterangan:
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.
yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan
kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya
serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase adalah:
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
P1 P2
X
2
Dimana: P1 = pengamat 1
P2 = pengamat 2
Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus
sebagai berikut.
X
% x100%
X
Dengan:
X = Rata-rata