Anda di halaman 1dari 27

PENERAPAN STRATEGI Survey Question Reading Recite Review

(SQ3R) TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA


DI KELAS V SD Inpres MALLENGKERI 1 MAKASSAR

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Melakukan proposal


Pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Strata I
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh
DIAN ANGGI PRATIWI
NIM : 10540 9330 14
KELAS : VI.i / 14.i

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Keberhasilan anak didik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar di

sekolah banyak ditentukan oleh kemampuannya dalam membaca.

Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan disajikan dalam

bentuk bahasa tulis sehingga menuntut anak harus melakukan aktivitas

membaca guna memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, pembelajaran

membaca mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pendidikan dan

pengajaran. Kemampuan membaca ini tidak dapat diperoleh secara alamiah,

tetapi melalui proses pembelajaran yang sebagian merupakan tanggung jawab

guru. Dengan demikian, guru dituntut untuk dapat membantu siswa dalam

mengembangkan kemampuan membacanya.

Sekolah Dasar (6 tahun) sebagai bagian dari pendidikan dasar (9 tahun)

merupakan lembaga pendidikan pertama bagi peserta didik untuk belajar

membaca, menulis dan berhitung.Kecakapan ini merupakan landasan dan

wahana pokok yang menjadi syarat mutlak yang harus dikuasai peserta didik

untuk menggali dan menimba pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan

yang mantap terhadap kemampuan tersebut sudah barang tentu ilmu-ilmu

yang lain tak dapat dikuasai. Karena itu kebijaksanaan untuk memantapkan

Sekolah Dasar sebagai tempat belajar tiga kemampuan dasar merupakan hal

yang perlu diwujudkan.

Membaca merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki oleh

semua siswa mulai SD sampai dengan Sekolah Lanjutan.Dengan mempunyai

kemampuan membaca, berbagai pengetahuan dapat diperoleh. Kemampuan

membaca merupakan suatu hal yang vital dalam suatu masyarakat, melalui
membaca dapat diserap berbagai informasi, dan wawasan pengetahuanpun

akan semakin luas. Namun sayang, tidak semua orang menyadari akan hal

tersebut sehingga membaca belum menjadi kebutuhan.Bahkan, pembelajaran

membaca pada tingkat Sekolah Dasar yang seharusnya menjadi prioritas

utama namun, realita selama ini menunjukan bahwa pengajaran membaca

pemahaman (lanjut) di Sekolah Dasar cenderung diabaikan. Faktor yang

melatarbelakangi barangkali karena anggapan yang salah terhadap membaca

itu sendiri.

Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca. Pada

dasarnya strategi membaca menggambarkan bagaimana pembaca memproses

bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut. Salah

satu strategi yaitu SQ3R ( Survey Question Read Recite Review ).

Berdasarkan permasalahan di atas. Untuk mengatasi masalah yang

peneliti hadapi adalah dengan menggunakan strategi SQ3R.. Alasan

penggunaan strategi SQ3R karena dengan menggunakan strategi SQ3R

memungkinkan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam

pembelajaran membaca pemahaman, sebab dengan memanfaatkan langkah-

langkah yang terdapat dalam strategi SQ3R, maka akan menimbulkan suasana

belajar yang memungkinkan siswa untuk lebih memahami isi bacaan,

sehingga menimbulkan kesan yang baru kepada siswa dalam pembelajaran

membaca. Dengan demikian, siswa tersebut merasa tertarik dan termotivasi

dalam pembelajaran membaca, dan pada akhirnya sedikit demi sedikit minat

siswa dalam pembelajaran membaca akan meningkat yang diikuti dengan

peningkatan hasil belajar siswa. Alasan kedua secara teori suatu pembelajaran

yang berkualitas adalah pembelajaran yang mampu memberikan kesempatan


yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengaktualisasikan dirinya dalam

pembelajaran sehingga keaktifan dalam pembelajaran meningkat karena siswa

diberlakukan sebagai subyek bukan obyek pembelajaran, hal ini sesuai dengan

harapan yang diinginkan dalam pembelajaran metode SQ3R sehingga peneliti

yakin dan percaya bahwa metode SQ3R mampu menjawab masalah yang

dihadapi siswa sdn 43 Bontopedda.

Untuk selanjutnya memotivasi peneliti dan dengan rahmat allah SWT

untuk melakukan suatu penelitian sebagai perbaikan dalam pembelajaran

dengan judul “Pengaruh Strategi Survey Question Reading Recite Review

(SQ3R) Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V SD

Inpres Mallengkeri 1 Makassar Sulawesi Selatan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “apakah terdapat peningkatan

strategi Survey Question Reading Recite Review (SQ3R) terhadap hasil belajar

bahasa indonesia pada siswa kelas V SD Inpres Mallengkeri 1 Makassar

Sulawesi Selatan?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan

penelitian yaitu untuk mengetahui peningkatan dengan menggunakan strategi

Survey Question Reading Recite Review (SQ3R) terhadap hasil belajar bahasa

indonesia pada siswa kelas V SD Inpres Mallengkeri 1 Makassar Sulawesi

Selatan.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dengan

penerapan metode SQ3R ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Temuan penelitian dapat dijadikan sebagi landasan teori pembelajaran

bahasa Indonesia pada umumnya dan khususnya dalam peningkatan

kemampuan membaca pemahaman di Sekolah Dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Siswa, akan dapat memberikan pengalaman baru dalam kegiatan

pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam pembelajaran

membaca sehingga diharapkan hal ini akan berdampak terhadap minat

mereka dalam belajar sekaligus akan dapat meningkatkan hasil

belajarnya.

b. Guru, sebagai referensi dalam pengembangan kegiatan pembelajaran

yang pada akhirnya secara sinergis akan menumbuhkembangkan

semangat persaingan positif di dalam lingkungan sekolah menuju

upaya peningkatan kualitas hasil pembelajaran.

c. Sekolah, diharapkan memberikan kontribusi dalam usaha untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran di

sekolah.

d. Peneliti, diharapkan dapat dijadikan acuan metode pembelajaran

SQ3R.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA FIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian yang Relevan

a. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rusman, mahasiswa FIP Universitas Negeri

Makassar 2010 dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar

Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SDN 4 Kota Parepare Melalui

Penerapan Strategi Survey Question Reading Recite Review (SQ3R)“.

b. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gumilar Kamaluddin, mahasiswa Universitas

Pendidikan Indonesia 2013 dalam skripsinya dengan judul Penerapan Metode Survey,

Question, Read, Recite, Review, (SQ3R) Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca

Pemahaman Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil yang diperoleh

berdasarkan hasil observasi, siswa menunjukkan aktifitas yang positif terhadap

pembelajaran membaca dengan menerapkan SQ3R.

Berdasarkan penelitian di atas maka penulis mennyimpulkan bahwa dengan

menggunakan model pembelajaran Strategi Survey Question Reading Recite Review

(SQ3R) maka, dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa di SD.

2. Hakikat Belajar dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

a. Hakikat belajar

Pada esensinya ,belajar dilakukan oleh semua makhluk hidup. Untuk

manusia, belajar adalah proses untuk mencapai berbagai kemampuan ,

keterampilan serta sikap. Mulai idari bayi hingga remaja, seseorang akan terus
belajar. Ketika dewasa, diharapkan individu akan mahir dengan tugas-tugas kerja

tertentu serta keterampilan fungsional yang lain.

Ada beberapa tujuan belajar menurut (A.M, 1986: 28-31).sebagai berikut :

1. Untuk mencapai pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir jenis interaksi atau cara

yang digunakan untuk kepentingan itu pada umumnya dengan model kuliah

(persentasi), pemberian tugas-tugas bacaan. Dengan demikian akan diberi

pengetahuan sehingga menambah pengetahuannya dan sekaligus akan

mencarinya sendiri untuk mengembangkan cara berfikir agar bisa memperluas

pengetahuannya.

2. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep juga memerlukan suatu keterampilan, baik yang

bersifat jasmani, maupun rohani. Keterampilan jasmani adalah keterampilan-

keterampilan yang dapat dilihat , diamati, sehingga akan menitikberatkan pada

keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seorang yang sedang

belajar.

3. Pembentukan sikap

Alam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik, guru

harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya.untuk itu dibutuhkan

kecakapan yang baik.


b. Pengertian Bahasa Indonesia

Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Pendidikan Bahasa

Indonesia merupakan salah satu aspek penting yang perlu diajarkan kepada para siswa

di sekolah. Maka mata pelajaran ini kemudian diberikan sejak masih di bangku SD

karena dari situ diharapkan siswa mampu menguasai, memahami dan dapat

mengimplementasikan keterampilan berbahasa.Seperti membaca, menyimak, menulis,

dan berbicara. Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Bahasa memiliki peran sentral

dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional peserta didik dan merupakan

penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa

diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang

menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan

analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

c. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD dilaksanakan secara terpadu.

Pembelajaran secara terpadu seharusnya dilaksanakan sesuai dengan cara anak

memandang dan menghayati dunianya. Oleh karena itu dalam pembelajaran bahasa

Indonesia diharapkan siswa dapat memahami secara rasional serta konsep-konsep

yang terkait dengan pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia

merupakan mata pelajaran mendasar yang sudah diajarkan sejak TK sampai dengan

perguruan tinggi. Bahasa Indonesia mempunyai peran penting dalam proses

pembelajaran. Kurikulum bahasa Indonesia di SD mempunyai karakteristik:


a. Menggunakan pendekatan komunikatif keterampilan proses, tematis integratif, dan

lintas kurikulum.

b. Mengutamakan variasi, kealamian, kebermaknaan fleksibelitas.

c. Penggunaan metode

d. Memberi peluang untuk menggunakan berbagai sumber belajar (Djuanda, 2006:

53).

Pelajaran bahasa Indonesia mulai dikenalkan di tingkat sekolah dasar sejak

kelas 1 SD. Mata pelajaran bahasa Indonesia diberikan disemua jenjang pendidikan

formal. Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada hakikat

pembelajaran bahasa yaitu belajar bahasa (belajar berkomunikasi) dan belajar sastra

(belajar menghargai manusia dan nilai-nilai kemanusiaannya. Oleh karena itu,

pembelajaran bahasa Indonesia mengupayakan peningkatan kemampuan siswa untuk

berkomunikasi secara lisan dan tertulis serta menghargai karya cipta bangsa Indonesia

(Hartati, 2003). Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia di SD adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara

terpadu. Selain itu juga diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi

peserta didik.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional diajarkan pada setiap jenjang

sekolah mulai dari jenjang sekolah dasar, menengah, sampai ke perguruan tinggi. Oleh

sebab itu, pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar memiliki nilai strategis. Pada jenjang

inilah pertama kalinya pembelajaran bahasa Indonesia dilaksanakan secara berencana

dan terarah. Langkah awal yang harus dilalui oleh guru sebelum merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar adalah memahami


benar-benar pedoman petunjuk atau karakteristik mata pelajaran bahasa Indonesia.

Pedoman pelaksanaan tersebut bersumber pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP), Silabus, RPP, Progam Tahunan, Program Semester, Kalender Pendidikan,

Jadwal Pelajaran, serta perangkat lain yang wajib dipersiapkan oleh guru. Dalam

KTSP, mata pelajaran bahasa Indonesia tertera 6 jam pelajaran untuk setiap

minggunya. Pengaturan jadwalnya secara otonomi diserahkan sepenuhnya kepada

sekolah masing-masing.

d. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang Standar isi

menyebutkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar memiliki

tujuan sebagai berikut.

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik

secara lisan maupun tulis.

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan

dan bahasa negara.

c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual,

serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan

intelektual manusia Indonesia.

Berdasarkan tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa di

Sekolah Dasar diharapkan siswa mendapat bekal yang matang untuk mengembangkan

dirinya dalam pendidikan berikutnya dan hidup bermasyarakat. Dalam bidang

pengetahuan siswa memiliki pemahaman dasar-dasar kebahasaan terutama bahasa baku

serta mempunyai sikap positif terhadap bahasa Indonesia.

3. Strategi Pembelajaran SQ3R

a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya membelajarkan murid untuk belajar.

Kegiatan pembelajaran akan melibatkan murid mempelajari sesuatu dengan

cara efektif dan efisien Muhaimin dalam Riyanto (2012:131).

Dick dan Carey dalam Mohamad & Hamzah (2011:5) mengatakan,

strategi pembelajaran adalah semua komponen materi/paket pengajaran dan

prosedur yang digunakan untuk membantu murid dalam mencapai tujuan

pengajaran.Strategi pembelajaran tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan,

melainkan termasuk seluruh komponen materi atau paket pengajaran dan pola

pengajaran itu sendiri.

Strategi adalah suatu rencana tentang pendayagunaan dan penggunaaun

potensi dan sarana yang ada untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi

pengajaran Slameto dalam Rianto.(2012:132)

Menurut Slameto dalam Riyanto (2012:132) bahwa strategi

pembelajaran mencakup jawaban atas pertanyaan:


a. Siapa melakukan apa dan menggunakan alat apa dalam proses

pembelajaran. Kegiatan ini menyangkut peranan sumber, penggunaan

bahan, dan alat-alat bantu pembelajaran.

b. Bagaimana melaksanakan tugas pembelajaran yang telah didefinisikan

(hasil analisi) sehingga tugas tersebut dapat memberikan hasil yang optimal.

Kegiatan ini menyangkut metode dan teknik pembelajaran.

c. Kapan dan di mana pembelajaran dilaksanakan serta berapa lama kegiatan

tersebut dilaksanakan.

b. Pengertian Model SQ3R

SQ3R ialah model membaca yang telah diperkenalkan oleh Robinson pada

tahun 1961. Dalam sistem membaca terlebih dahulu melakukan survei bacaan untuk

mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca lalu dengan mengajukan

berbagai pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam

bacaan sehingga bacaan tersebut lebih mudah dipahami.

Pembelajaran SQ3R adalah model membaca yang dapat mengembangkan

metakognitif murid, yaitu dengan menugaskan murid untuk membaca bahan belajar

secara cermat dan seksama (pelajaran membaca di SD berdasarkan penggolongan jenis

dan kelas).

c. Karakteristik Strategi SQ3R

SQ3R ialah strategi membaca yang telah diperkenalkan oleh Robinson pada

tahun 1961. Dalam sistem membaca terlebih dahulu melakukan survey bacaan untuk

mendapatkan gagasan umum apa yang akan kita baca lalu dengan mengajukan berbagai

pertanyaan pada diri sendiri yang jawabannya diharapkan terdapat dalam bacaan
sehingga bacaan tersebut lebih mudah dipahami. Selanjutnya dengan mengutarakan

kembali dengan kata-kata sendiri mengenai pokok-pokok penting, maka isi bacaan

dapat dikuasai dan diingat lebih lama (Soedarso, 2006).

Strategi ini dirancang oleh Robinson pada tahun 1961 yang dapat digunakan

dalam pembelajaran membaca untuk meningkatkan daya ingat dan pemahaman siswa

terhadap isi bacaan. SQ3R merupakan singkatan dari dari kata Survey ( membaca

sekilas), Question (bertanya), Reading (membaca), Recite ( menjawab), dan Review (

meninjau kembali).

Adapun tahap- tahap pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan

strategi SQ3R yang diadaptasi dari buku Teaching In Todays Elementary School oleh

Burns d.k.k.1996. (Khalik :2008) adalah sebagai berikut :

a. Tahap Membaca Sekilas (Survey)

Pada tahap awal siswa diarahkan untuk memperhatikan judul yang ditulis di

papan tulis. Selanjutnya, siswa membaca teks dalam beberapa menit secara sekilas

untuk mengenal detil-detil informasi penting dan garis besar isi teks sebelum

membaca bacaan secara lengkap.

b. Tahap Menyusun Pertanyaan (Question)

Setelah siswa membaca secara sekilas (buku ditutup sementara), siswa disusun

untuk menyusun pertanyaan sesuai dengan yang mereka telah peroleh saat

membaca sekilas. Pertanyaan tersebut ditulis oleh guru di papan tulis. Bila

pertanyaan yang disusun kurang maksimal mendorong mereka untuk memahami isi

bacaan 60% ke atas. Guru dapat mengemukakan jawaban sebagai pancingan untuk
membuat pertanyaan. Tahap ini peranan bimbingan guru sangat menentukan untuk

efektivitas tahap berikutnya.

c. Tahap Membaca (Reading)

Pada tahap ini guru mempersilahkan siswa untuk membaca kembali bukunya

secara saksama sambil memperhatikan pertanyaan- pertanyaan yang telah disusun

sebelumnya, waktu yang diberikan relatif lebih lama dibanding pada tahap Survey.

Setelah itu, siswa diminta untuk menutup bukunya kembali.

d. Tahap Menjawab Pertanyaan (Recite)

Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah

ditulis di papan tulis, pertanyaan yang jawabannya belum sempurna tidak langsung

dibahas sampai tuntas oleh guru tetapi diberi kesempatan pada tahap berikutnya

untuk disempurnakan oleh siswa melalui bimbingan guru.

e. Tahap Meninjau Ulang (Review)

Pada tahap ini siswa diarahkan membaca kembali teks untuk meninjau atau

menyempurnakan seluruh jawabannya, jawaban yang belum tuntas ada tahap

sebelumnya, dibahas oleh siswa melalui bimbingan guru.

d. Penerapan Strategi SQ3R

Menurut Burns, d.k.k. 1996(Khalik:2008) strategi SQ3R pada tahap awal lebih

efektif dilakukan secara kelompok kecil agar siswa dapat menyusun pertanyaan dan

menjawab petanyaan dengan tepat dan cepat. Melalui kerja kelompok siswa saling

bekerja sama dan saling membantu sehingga tidak terasa sangat sulit menyusun dan

menjawab pertanyaan dengan tepat, dengan demikian tahap kegiatan pembelajaran


membaca berikutnya dapat dilakukan dengan baik seperti meringkas bacaan,

menceritakan kembali memberi pertanyaan aplikatif atau apresiasif.

Contoh penerapan Strategi Survey Question Reading Recite Review (SQ3R)

dalam bentuk KBM dengan tema pahlawan dan anak tema yang berjudul ” Dr. Cipto

Mangunkusumo”.

a. KBM pembuka

1. Mengucapkan salam

2. Mengadakan apersepsi

3. Mengemukakan tujuan dan langkah pembelajaran

4. Mengadakan tanya jawab dengan siswa yang berkaitan dengan tema

5. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran strategi SQ3R

b. KBM inti

1) Tahap Survey

Setelah dibagi kelompok kecil, siswa membaca secara sekilas teks bacaan selama

4-5 menit untuk mengetahui detil penting dan memperoleh kesan umum tentang

garis besar isi bacaan, lalu teks ditutup kembali.

2) Tahap Question

Secara kelompok, siswa menyusun pertanyaan sesuai apa yang diketahui setelah

membaca teks, misalnya:

(a) Tahun berapa Dr.Cipto lahir dan meninggal?

(b) Dimana Dr. Cipto lahir dan wafat?

(c) Sekolah apa saja yang pernah dilulusi Dr.Cipto?

(d)Indiche parti didirikan oleh siapa saja?


Apabila pertanyaan yang disusun siswa belum memadai untuk memahami isi

bacaan secara maksimal, guru dapat menambahkan pertanyaan seperti:

a. Apakah Dr. Cipto memiliki sifat-sifat yang mulia yang patut diteladani?

kemukakan!

b. Mengapa setelah wafat Dr. Cipto dianugrahi pahlawan nasional oleh presiden

sukarno?

3) Tahap Reading

Setelah muncul beberapa pertanyaan dari siswa dan ditulis di papan tulis, siswa

diminta membaca kembali teks bacaan secara seksama sambil memperhatikan

pertanyaan yang telah dikemukakan pada tahap sebelumnya.

4) Tahap Recite

Setelah siswa membaca teks selama beberapa menit, siswa diminta untuk menjawab

pertanyaan yang telah diajukan.

5) Tahap Review

Setelah seluruh pertanyaan dijawab dengan tuntas, siswa diimbau untuk meninjau

kembali dalam bacaan agar jawaban/pemahaman yang disampaikan sebelumnya

dapat semakin sempurna.

c. KBM akhir

1) Siswa dan guru menyimpulkan materi.

2) Memberikan pesan moral.

3) Pemberian tugas.

4) Refleksi
4.Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah belajar yang

ditandai dengan adanya perubahan pada diri siswa tersebut. Perubahan yang dimaksud adalah

perubahan tingkat hasil belajar dan penguasaan. Untuk mengukur hasil belajar harus sesuai

dengan tujuan pencapaian kognitif yang disesuaikan dengan kemampuan siswa.

Menurut Suprijono (2009) bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil

pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan secara fragmentaris atau terpisah,

melainkan komprehensif.

Sri Anitah (2008:19) mengemukakan bahwa:

hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada
satu aspek aja tetapi terpadu secara utuh. Oleh karena itu, guru harus
memperhatikan secara seksama supaya perilaku tersebut dapat dicapai
sepenuhnya dan menyeluruh oleh siswa.

Kemudian Daryanto (2012:149) menyatakan bahwa:

Dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi untuk menentukan


sejauh mana peserta pendidikan dan pelatihan telah mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan. Hasil belajar tersebut dapat diukur dengan
menggunakan bermacam-macam instrument tergantung dari apa yang diukur.
Berdasarkan ketiga pendapat tersebut, penulis menyimpulkan bahwa hasil belajar

merupakan hasil dari proses belajar yang dapat diukur langsung dengan tes dan menunjukkan

terjadinya perubahan pada diri siswa, baik dari sikap/perilaku maupun pengetahuan dan

keterampilannya. Kenyataan menunjukan bahwa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik

tidak semudah yang dibayangkan, tetapi penuh perjuangan dan tantangan yang harus dihadapi

untuk mencapainya.

Tujuan hasil belajar dibagi menjadi tiga macam:


a. Hasil belajar berupa kemampuan keterampilan atau kecakapan di dalam melakukan atau

mengerjakan suatu tugas, termasuk di dalamnya keterampilan menggunakan alat.

b. Hasil belajar yang berupa kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan tentang apa yang

dikerjakan.

c. Hasil belajar yang berupa perubahan sikap dan tingkah

Berdasarkan beberapa pendapat ahli dapat disimpulkan hasil belajar merupakan

perubahan perilaku sesuai khusus melalui pengalaman yang didapat siswa melalui ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar berupa lembar kerja dan tes evaluasi siswa.

B. Kerangka Pikir

Permasalahan yang dihadapi oleh siswa di SD Inpres Mallengkeri I adalah kesulitan

siswa dalam memahami suatu teks bacaan, tingkat keaktifan siswa dalam kelas masih rendah.

Membaca pemahaman merupakan pokok bahasan yang berupa uraian teks yang panjang.

Dengan adanya permasalahan yang dihadapi oleh siswa maka diperlukan suatu usaha untuk

mengatasi masalah tersebut sehingga mereka mampu memahami teks bacaan dengan baik.

Pembelajaran dengan menggunakan strategi SQ3R dalam pembelajaran membaca

pemahaman merupakan suatu strategi untuk memahami teks secara aktif yang meliputi tahap

survey (membaca sekilas), question (bertanya), read (membaca), recite (menjawab) dan

review (mengulangi), di mana strategi ini dilakukan dalam pembelajaran membaca

pemahaman yang melibatkan kerjasama kelompok untuk menyelesaikan tugas belajar.

Penggunaan strategi SQ3R dalam pembelajaran membaca pemahaman dapat memberikan

keuntungan yang positif karena siswa dapat bekerjasama dalam kelompok untuk memahami

materi. Strategi ini diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa, di mana hasil
belajar dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menguasai materi yang telah diajarkan

melalui hasil tes. Dari uraian di atas maka kerangka berpikir dapat digambarkan sebagai

berikut:

SKEMA KERANGKA PIKIR

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Profesionalisme Guru Minat Belajar Murid

Menggunakan Metode SQ3R

Analisis

Ada Peningkatan Tidak Ada


Peningkatan

Bagan:2.1 Skema Kerangka Pikir

C. Hipotesis penelitian

Berdasarkan kerangka pikir yang telah di gambarkan maka hipotesis penelitian ini

adalah: terdapat pengaruh strategi SQ3R (Survey Question Reading Recite Review ) terhadap

hasil belajar Bahasa Indonesia sebagai berikut :

Ho: Tidak ada peningkatan metode Survey Question Reading Recite Review (SQ3R)

terhadap hasil belajar bahasa indonesia khusus pemahaman bacaan pada siswa kelas

V SD Inpres Mallengkeri I

Hi: Ada pengaruh peningkatan metode Survey Question Reading Recite Review (SQ3R)

terhadap hasil belajar bahasa indonesia khusus pemahaman bacaan pada siswa kelas

V SD Inpres Mallengkeri I.
BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena penelitian

dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk

penelitian deskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan

dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997: 8) mengelompokkan penelitian

tindakan menjadi empat macam yaitu,

1. Guru sebagai peneliti;

2. Penelitian tindakan kolaboratif

3. Simultan terintegratif

4. Administrasi sosial eksperimental.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk guru sebagai peneliti, penanggung

jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah untuk

meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian

mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti

sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak

tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi

kevalidan data yang diperlukan.


A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk

memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di kelas V SD Inpres

Mallengkeri 1.

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat penelitian ini

dilangsungkan

3. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah murid kelas V SD Inpres Mallengkeri 1, pada pembelajaran

Bahasa Indonesia.

B. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Tim Pelatih

Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan

tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta

memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2000:

36).

Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat

sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek

pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan

budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2000: 5).

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini

menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6),

yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi

planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi).

Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,

dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa

identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat

pada gambar berikut.

Putaran 1

Refleksi Rencana
awal/rancangan

Tindakan/ Putaran 2
Observasi
Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/ Putaran 3
Observasi

Rencana yang
Refleksi direvisi

Tindakan/
Observasi

Gambar 3.1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:


1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan

masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen

penelitian dan perangkat pembelajaran.

2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya

membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari

diterapkannya model mencari pasangan (make a match)

3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari

tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.

4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat

rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing putaran

dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan

yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran

dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan

kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP)


Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam

mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar,

indikator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

a. Lembar observasi pengolahan Model pembelajaran mencari pasangan, untuk

mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.

b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan

guru selama proses pembelajaran.

4. Tes formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk

mengukur kemampuan pemahaman konsep IPS pokok bahasan Memahami hubungan

manusia dengan bumi. Tes formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal

yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif).

D. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada 2 tehnik pengumpulan data yaitu :

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa pada saat proses belajar

mengajar melalui pembelajaran model pembelajaran mencari pasangan, hal-hal ini

yang dipantau selama kegiatan penelitian keseluruhannya tercantum dalam lembar

observasi yang telah disediakan.

2. Tes

Tes digunakan untuk melihat kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal

yang bertujuan untuk melihat sejauh mana pengalaman penguasaan diberikan


serta untuk melihat tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Dalam

penelitian ini digunakan tes dalam bentuk soal essay yang dilaksanakan setelah

proses belajar mengajar berlangsung pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V

SD Inpres Mallengkeri 1.

E. Teknik Analisis Data

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu

diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu

suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data

yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk

memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran.

Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses

belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes

tertulis pada setiap akhir putaran.

Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:

1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif


Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi
dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif
dapat dirumuskan:

𝑅
𝑆= 𝑥 100
𝑁

Keterangan :

S : Nilai persen yang dicari/diharapkan

R : Jumlah skor dari item soal yang dijawab benar


N : Skor maksimum dari tes yang bersangkutan

100 : Bilangan tetap (Purwanto, 2004 : 112)

Untuk mencari nilai rata-rata ulangan harian digunakan rumus :

∑𝑥
𝑋̅ =
𝑛
Keterangan:

: Nilai rata-rata seluruh siswa

∑X : Jumlah seluruh nilai siswa

n : Jumlah seluruh siswa (Arikunto, 2005:264)

2. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal.

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994),

yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan

kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya

serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase adalah:

3. Untuk lembar observasi

a. Lembar observasi pengelolaan metode penumuan terbimbing

Untuk menghitung lembar observasi pengelolaan model pembelajaran mencari

pasangan digunakan rumus sebagai berikut:

P
 Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
 Siswa

P1  P2
X
2
Dimana: P1 = pengamat 1

P2 = pengamat 2

b. Lembar observasi aktivitas guru dan siswa

Untuk menghitung lembar observasi aktivitas guru dan siswa digunakan rumus

sebagai berikut.

X
% x100%
X
Dengan:

jumlah.hasil . pengama tan P1  P2


X  
jumlah. pengamat 2

Dimana: % = Persentase pengamatan

X = Rata-rata

X =Jumlah seluruh nilai

Anda mungkin juga menyukai