PROPOSAL
Oleh :
HARMITA NINGSIH
10540 934614
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Dengan demikian potensi-
potensi yang dimiliki siswa dapat dikembangkan secara nyata sehingga melalui
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri, dan
menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab dalam rangka
Pengetahuan Sosial (IPS) dapat meningkatkan hasil belajar murid. Proses belajar
dan murid tidak merasa bosan, bukan transfer pengetahuan dari guru ke murid .
1
2
(IPS) dan termotivasi untuk belajar dan mampu bekerja sama dengan kelompok.
kesempatan kepada murid untuk bekerja sama dengan murid yang lain. Namun
kreatif sehingga siswa merasa jenuh mengikuti proses belajar dan lebih banyak
bermain. Ilmu Pegetahuan Sosial (IPS) merupakan kajian tentang manusia dan
dunia dan sekelilingnya, yang menjadi pokok kajiannya adalah hubungan antar
Salah satu pelajaran yang dikembangkan pada tingkat sekolah dasar adalah
merupakan kajian tentang manusia dan dunia sekelilingnya, yang menjadi pokok
mempengaruhi hasil belajar murid pada tanggal 10 Juni 2017, bahwa dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) murid kuarang aktif dalam proses
pertanyaan ingatan dan bersifat hafalan sajar, sehingga murid hanya memperoleh
Lisu Kabupaten Barru pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ditemukan
bahwa rata-rata hasil belajar murid adalah 50,2 dengan jumlah murid yang
B. Masalah Penelitian
1. Identifikasi Masalah
sosial(IPS).
2. Alternatife Masalah
Individualization (TAI)..
4
3. Rumusan Masalah
tipe Team Assisted Individualization dapat meningkatkan hasil belajar murid pada
Barru.
C. Tujuan Penelitian
Individualization.
D. Manfaat Penelitian
pembelajaran tersebut.
1. Manfaat Teoretis
2. Manfaat Praktis
BAB II
A. Kajian Pustaka
mengkaji berbagai displin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia
yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman
yang mendalam kepada peserta didik, khususnya ditingkat dasar dan menengah.
kita berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia serta undang-undang dasar 1945
generalisasi yang berkaitan dengan isu-isu sosial. Melalui mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial, anak diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia yang
6
7
harus memperhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Anak
dunia dalam keseluruhan yang utuh dan menganggap tahun yang akan datang
sebagai waktu yang masih jauh. Yang mereka perdulikan adalah sekarang
(kongkrit), dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal
bahan materi Ilmu Pengetahuan Sosial penuh dengan pesan-pesan yang bersifat
Pengetahuan Sosial (IPS) disebut sebagai bidang studi “baru”, karena cara
Pengetahuan Sosial (IPS) bagi pendidikan dasar dan menengah merupakan hasil
perpaduan dari mata pelajaran geografi, ekonomi, ilmu pilitik, ilmu hokum,
pelajaran tersebut memiliki objek material kajian yang sama yaitu manusia.
fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial seperti sejarah, ekonomi, dan
8
pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) adalah bahan kajian yang terpadu yang
yang dia sebut social studies merupakan bagian dari kurikulum di sekolah yang
sikap, dan nilai-nilai yang memungkinkan siswa yang berperan serta dalam
IPS siswa dapat mengenal diri mereka sendiri dan lingkungannya, untuk
Sosial (IPS) sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu program
sosialnya dan bahannya diambil dari berbagai ilmu social, seperti: geografi,
pendidikan
sebagai kelompok masyarakat. Satuan kelompok yang paling mendasar tidak lain
Jika di telaah lebih lanjut, ruang lingkup materi Ilmu Pengetahuan Sosial
Pengetahuan Sosial (IPS) berasal dari struktur geografi, sejarah, ekonomi, dan
sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasa atau
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan
Demikian pula dalam kaitannya dengan KTSP, pemerintah telah memberikan arah
yang jelas pada tujuan dan ruang lingkup pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan
mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di
yang terjadi dan tampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik
masyarakat. (b) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu memahami
dan menggunakan model yang diadaptasi dan ilmu-ilmu sosial yang kemudian
analisis kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. (e) Mampu
perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi
Maka dari itu, pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial adalah salah satu upaya
untuk membawa kesadaran terhadap ruang, waktu dan lingkungan sekitar bagi
anak. beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hakikat pelajaran Ilmu
yang sangat mulia, sebagaimana yang dikemukakan oleh Djahiri (Susanto, 2013:
manusia dan seluk beluk kehidupan dalam astagarata kehidupan. (2) Membina
Membina pembekalan dan kesiapan murid untuk belajar lebih lanjut atau
1. Pengertian Belajar
tentang “belajar”. Seringkali perumusan dan tafsiran itu berbeda satu sama lain.
suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil
(pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari
definisi ini dimensi belajar memuat beberapa unsur, yaitu: (1) penciptaan
hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang baru. Jadi dalam makna belajar, di
sini bukan berangkat dari sesuatu yang benar-benar belum diketahui (nol), tetapi
merupakan keterkaitan dari dua pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan
yang baru.Pandangan Anthony Robins senada dengan apa yang dikemukakan oleh
Jerome Brunner (dalam Trianto, 2013:15) bahwa belajar adalah suatu proses aktif
mengartikan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang
14
untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalaman sendiri
Dari berbagai definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Belajar adalah suatu
Thobroni & Arif Mustafa, 2013:19), yaitu :(a)Belajar ditandai dengan adanya
permane,(c)Perubahan prilaku tidak harus segera dapat diamati pada saat proses
2. Prinsip-Prinsip Belajar
Pertama, prinsip belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang
atau berakumulasi, (e)Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan, (f)
manusia.
15
kebutuhan atau tujuan yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik yang
seseorang dalam melakukan aktifitas belajar, yaitu faktor yang berasal dari dalam
subjek belajar (faktor internal) dan faktor yang bersumber dari luar subjek belajar
(faktor eksternal).
menjadi dua, yaitu kondisi fisiologis dan kondisi psikologis. Kondisi fisiologis
adalah kondisi yang berhubungan dengan fisik. Kondisi fisik yang tidak normal,
misalnya kondisi badan yang lemah, keadaan fisik yang cacat (fungsi mata dan
pendengaran tidak berfungsi dengan baik), kurang gizi, dan sebagainya akan
menyebabkan proses dan hasil belajar tidak maksimal. Seseorang yang kondisi
pendengarannya berfungsi dengan baik, dan kondisi fisik lainnya normal akan
sangat membantu keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Ini berarti bahwa
kondisi fisik seseorang yang akan belajar sangat mempengaruhi proses dan hasil
dengan (1) minat, kecerdasan, (3) motivasi, (4) bakat, dan kemampuan kognitif,
Faktor eksternal pun akan sangat menentukan tingkat dan pencapaian hasil
kegiatan belajar juga ikut mempengaruhi hasil belajar seseorang. Seperti gedung
sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah, rasio jumlah siswa
masyarakat yang berpendidikan dan memiliki moral yang baik, terutama anak-
anak mereka.Hal ini dapat menjadi pemicu seseorang untuk melakukan belajar.
Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti
kegiatan proses belajar mengajar. Hasil belajar yang dicapai seseorang dapat
pengetahuan keterampilan dan sikap atau nilai yang dimiliki oleh orang itu dalam
suatu pelajaran. Dalam kaitanya dengan usaha hasil belajar ditunjukkan oleh
tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa terhadap materi yang diajarkan
dikaitkan dengan belajar Ilmu Pengetahuan Sosial, maka dalam hal ini hasil
belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mempelajari Ilmu
Pengetahuan Sosial.
17
murid dalam mengusai pelajaran, biasa digunakan alat ukur yang berupa tes. Hasil
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah skor
5. Pendekatan kooperatif
a. Pembelajaran kooperatif
learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja
empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
dalam belajar kooperatif murid belajar bersama sebagai suatu tim dalam
murid secara langsung untuk bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama, selain
berhubungan dengan murid lainnya yang akan sangat bermanfaat bagi kehidupan
diluar sekolah.
18
penting dalam penerimaan yang luas terhadap orang yang berbeda menurut ras,
kooperatif juga memberi peluang kepada murid yang berbeda latar belakang dan
kondisi untuk saling bergantung satu sama lain atas tugas-tugas bersama,dan
model ini dikembangkan oleh Slavin dan Robert (2005). Seta oleh Slavin dan
Kraweit (1985).Ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap murid secara individual
belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru. Hasil belajar
oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok bertanggung jawab atas
bahwa (Driver,1980) tanggung jawab belajar adalah pada murid. Oleh karena itu
siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru.Pola
murid) yang heterogen dan selanjutnya diikuti pemberian bantuan secara individu
19
para murid dapat meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif dan menumbuhkan rasa
bekerja sama dalam suatu kelompok. Murid diajari menjadi pendengar yang baik,
teman lain untuk bekerja sama, menghargai pendapat teman lain, dan sebagainya.
murid secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak
digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada tipe TAI ini adalah setiap
murid secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh
dan saling dibahas oleh anggota kelompok, dan semua anggota kelompok
Sintak BidaK menurut Slavin (2005) adalah: (1) buat kelompok heterogen dan
berikan bahan ajar berupak modul,(2) murid belajar kelompok dengan dibantu
oleh murid pandai anggota kelompok secara individual, saling tukar jawaban,
dalam kelompok memiliki tugas yang setara karena pada pembelajaran kooperatif
sedangkan murid yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang
kooperatif, dengan status yang sejajar, akan terbentuknya sikap positif terhadap
para murid yang kurang pandai. Adapun manfaat model pembelajaran kooperatif
adanya kerja sama tiap anggota kelompok murid dapat berpartisipasi dalam
sebagai berikut; (a)murid aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama-
tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan siswa yang lain,(b)Adanya
kelompok,(c)Banyak murid takut bahwa pekerjaan tidak akan terbagi rata atau
secara adil, bahwa satu orang harus mengerjakan seluruh pekerjaan tersebut.
1. Guru menentukan pokok bahasan yang akan disajikan kepada murid dengan
(TAI), adapun pokok bahasan yang akan disajikan kepada para murid yaitu
pola kerja sama antar murid dalam suatu kelompok, agar murid dapat lebih
secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru sebagai placement test , agar
guru dapat mengukur kemampuan masing-masing murid atau guru dapat melihat
dari rata-rata nilai harian murid untuk melihat kelemahan masing-masing murid.
rendah).Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, agama, suku
22
bahan ajar yang sudah disiapkan. Dalam hal ini, jika guru belum siap, guru dapat
memanfaatkan Lembar Kerja Siswa (LKS). Dengan buku paket Lembar Kerja
siswa, melalui kerja kelompok, murid mengisi isian LKS (menerapkan komponen
student creative).
melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya dalam
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Jika diperlukan, guru dapat
telah memahami materi bahan ajar yang diberikan guru, dan siap untuk diberi
ulangan oleh guru (menerapkan komponen teams scores dan team recognition).
B. Kerangka Pikir
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran, baik
guru maupun murid dituntut aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal
metode ceramah atau bercerita hasil belajar murid minim.Hal ini ditunjukkan
belajar dengan cara dibantu oleh kelompok atau tim, sehingga mendorong teman
KERANGKA PIKIR
Kondisi
Aspek guru
awal
Cenderung dalam proses pembelajaran
masih bersifat konvensional.
Aspek murid
Siklus I
Siklus II
C. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas atau classroom action
yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.
1. Tempat penelitian
2. Subjek penelitian
Barru yang aktif dan terdaftar pada semester ganjil tahun ajaran
perubahan sikap, daya ingat, partisipasi, serta interaksi antara guru dan
2. Hasil belajar murid yang diperoleh dari tes akhir pada setiap
Assisted Individualiztion.
26
27
D. Prosedur penelitian
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus dan setiap
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
Perencanaan
Perencanaan
Secara rinci, prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
b. Guru menjelaskan kepada siswa tentang pola kerja sama antar murid
diajarkan.
disiapkan.
29
c. Tahap observasi
d. Tahap refleksi
Dari hasil observasi dikumpulkan dan dianalisis pada tahap ini.Dari hasil
yang didapatkan peneliti dapat merefleksi diri dengan melihat data hasil observasi
apakah kegiatan yang dilakukan telah dapat meningkatkan hasil belajar murid.
membuat perencanaan pada siklus II sedangkan hal-hal yang sudah baik akan
dipertahankan.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
siklus I.
c. Tahap observasi
d. Tahap refleksi
Dari hasil yang didapatkan penulis dapat membuat kesimpulan atas pembelajaran
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar observasi dan
tes. Lembar observasi digunakan untuk mengamati aktivitas guru dan murid
1. Teknik Tes
dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi
diberikan kepada murid sebanyak 2 kali, yaitu pada akhir siklus pertama dan
kedua.
2. Teknik Observasi
pembelajaran Ilmu Pegetahuan Sosial oleh guru bidang studi Ilmu Pengetahuan
Sosial di kelas IV SD Inpres 25 Lisu Kabupaten Barru, mulai dari kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Demikian pula terhadap partisipasi murid dalam
3. Dokumentasi
data tentang jumlah murid kelas IV SD Inpres 25 Lisu Kabupaten Barru dan
analisis kuantitatif dan kualitatif. Untuk data hasil observasi, dianalisis secara
kualitatif, sedangkan data hasil tes (evaluasi) dianalisa secara kuantitatif dengan
menggunakan statistika deskriptif yang terdiri atas rataan (mean), nilai maksimum
H. Indikator Keberhasilan
Aspek ketuntasan individu atau perorangan yaitu, apabila murid memperoleh skor
minimal 65, (2) Aspek ketuntasan kelas atau klasikal yaitu, apabila minimal 75%
Hasil belajar murid dikategorikan berhasil apabila terdapat 75% dari jumlah
75
36 murid =100 x 36 = 27. Apabila 27 murid memperoleh skor minimal 70 pada
DAFTAR PUSTAKA