Anda di halaman 1dari 39

PENGARUH PENERAPAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN MURID KELAS III


SD INPRES 206 BONTOKURA KABUPATEN
JENEPONTO

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:
RAHMAWATI HR
10540933714

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahmat

dan hidayah-Nya sehingga proses penulisan penelitian tindakan kelas ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata

hasil dari jerih payah penulis sendiri, tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak.

Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Orang tua, Ayah dan Ibu yang dengan sabar telah mendidik dan membiayai

sejak kecil sampai sekarang.

2. Ibu Syarifah Aeni Rahman, S.Pd., M.Pd selaku dosen mata kuliah

penelelitian tindakan kelas yang telah banyak membimbing dan memberikan

arahan dalam melaksanakan kegiatatan proses belajar mengajar.

3. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian proposal penelitian

tindakan kelas ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan, baik

saran maupun kritik yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga

proposal ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi

pembaca.

Makassar, 19 Juli 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................................4

C. Tujuan Penelitian........................................................................................4

D. Manfaat Penelitian......................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINDAKAN

A. Kajian pustaka………………………........................................................7

B. Kerangka Berpikir….................................................................................21

C. Hipotesis Tindakan……………………....................................................22

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian..........................................................................................24

B. Tempat dan Subjek Penelitian.................... ..............................................24

C. Populasi dan Sampel.................................................................................25

D. Defenisi Operasional Variabel..................................................................26

E. Instrument Penelian...................................................................................27

iii
iv

F. Teknik Pengumpulan Data........................................................................27

G. Teknik Analisis Data.................................................................................31

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................34
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

yang dinamis dan saraf perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan

dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan

pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagaian

tisipasi kepentingan masa depan.

Lebih lanjut, Trianto (2009:4-5) mengatakan untuk mencapai tujuan

pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan

peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta

dilapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Masalah utama dalam

pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih

rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata hasil belajar

peserta didik yang senangtiasa masih sangat memprihatinkan.

Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar peserta didik

adalah kurangnya kemampuan guru dalam mengajar. Menurut Gagne dan Brig

(Aqib, 2013:67) mengajar bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan,

melainkan adanya kemampuan guru yang dimiliki tentang dasar-dasar

mengajar yang baik. Mengajar yang baik adalah proses mengajar yang mampu

1
2

menambah pengertian atau informasi bagi siswa. Unsur yang penting dalam

mengajar ialah meransang serta mengarahkan siswa belajar.

Begitu pentingnya peran guru dalam meningkatkan mutu pendidikan,

seorang guru dituntut memiliki keprofresionalan. Guru yang profesional akan

mengetahui cara mendekati, mengarahkan, dan melayani kebutuhan siswa

yangmemiliki karakter yang berbeda-beda oleh karena itu seorang guru yang

profesional harus mampu memilih dan menetapkan metode, strategi, serta

media pembelajaran yang tepat.

Salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan dari pendidikan adalah dengan

melalui Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Ada

empatketerampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia yaitu: keterampilan membaca, keterampilan menulis,

keterampilan menyimak dan keterampilan menulis.

Masyarakat modern sekarang ini dikenal dua macam cara berkomunikasi,

yaitu komunikasi secara langsung dan komunikasi secara tidak langsung.

Salah satu contoh komunikasi secara tidak langsung yaitu kegiatan menulis

dan membaca.

Suparno dan Yunus, (2003:1) menyatakan bahwa “Kegiatan menulis

adalah kegiatan menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai alat atau medianya”. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung

dalam suatu tulisan. Unsur yang terlibat, yaitu penulis sebagai penerima

informasi, isi tulisan, media berupa tulisan, dan pembaca sebagai penerima

pesan. Oleh karena itu kemampuan menulis merupakan kemampuan yang


3

kompleks. Hal ini disebabkan karena ketika menulis khususnya mengarang

sudah dituntut untuk mampu menggunakan ejaan yang benar, dengan kosa

kata yang tepat, kalimat yang efektif serta dengan penggunaan paragraf yang

baik. Itulah sebabnya kemampuan menulis dikatakan sangat kompleks. Selain

itu Graves (Akadiah, 1998:14-115) menyatakan bahwa dengan menguasai

keterampilan menulis, siswa dapat: (1) meningkatkan kecerdasannya, (2)

mengembangkan daya inisiatif dan kreatif, (3) menumbuhkan keberanian, dan

(4) dapat mendorong motivasi mencari dan menemukan informasi.

Keterampilan menulis sebagai salah satu cara dari empat keterampilan

berbahasa, mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia.

Dengan menulis seorang dapat mengungkapkan pikiran dan gagasan untuk

mencapai maksud dan tujuannya. Namun menuangkan buah pikiran secara

teratur dan terorganisasi ke dalam tulisan tidak mudah. Banyak orang yang

pandai berbicara atau berpidato, tetapi mereka masih kurang mampu

menuangkan gagasannya ke dalam bentuk bahasa tulisan. Untuk bisa

mengarang dengan baik, seseorang harus mempunyai kemampuan untuk

menulis. Kemampuan menulis dapat dicapai melalui proses belajar dan

berlatih.

Sehubungan dengan peningkatan mutu pendidikan dalam pembelajaran

Bahasa Indonesia khususnya menulis karangan seorang guru harus mampu

memilih dan menerapkan strategi belajar mengajar yang tepat untuk

meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu strategi belajar mengajar yang

dapat diterapkan oleh guru dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran


4

Bahasa Indonesia menulis karangan adalah penerapan media gambar seri.

Media gambar seri merupakan urutan gambar yang mengikuti suatu

percakapan dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat

pada gambar. Dalam hal ini media pembelajaran tersebut berguna untuk

menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih

langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, serta

memungkinkan siswa belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan

minatnya.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Media Gambar Seri Terhadap

Kemampuan Menulis Karangan Siswa Kelas III SDN Manuruki Kecamatan

Tamalate Kota Makassar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah “Bagaimanakah

Pengaruh Penerapan Media Gambar Seri dapat Meningkatkan Kemampuan

Menulis Karangan Murid Kelas III SD Inpres 206 Bontokura Kabupaten

Jeneponto?”.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya pengaruh yang signifikan

penerapan media gambar seri terhadap kemampuan menulis karangan murid

kelas III SD Inpres 206 Bontokura Kabupaten Jeneponto.


5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoretis

Dalam penelitian ini dapat diambil manfaat bagi peneliti dan guru SD

Inpres 206 Bontokura Kabupaten Jeneponto agar dapat:

a. Memperkaya teknik pembelajaran khususnya dalam penggunaan

media untuk meningkatkan bakat dan minat belajar murid dalam

pembelajaran dan juga merupakan sebagai landasan teoritik dalam

pengembangan ilmu pembelajaran bahasa Indonesia.

b. Menjadikan pembelajaran menjadi aktif dan kreatif dalam

pembelajaran murid dengan menggunakan media pembelajaran untuk

mencapai suatu tujuan dalam pelaksanaan pembelajaran.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru dan peneliti mendapat pengalaman secara langsung tentang

bagaimana cara penggunaan media gambar seri.

b. Bagi murid dapat lebih mudah dan semangat dalam memahami materi

pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan membuat murid tidak akan bosan dalam menerima

materi pembelajaran sehingga murid lebih aktif dalam merespon

materi yang diajarkan.

c. Bagi sekolah mendapat informasi tepat, guna dalam upaya perbaikan

dan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga dapat menunjang


6

tercapainya target kurikulum dan daya serap murid sesuai yang

diharapkan dalam tujuan pendidikan.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Penelitian Yang Relevan Yulianto. 2010. “Penggunaan Media Gambar

Seri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Siswa Dikelas V

SDN 4 Parepare”. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar.

Dari hasil pembelajaran menulis cerita dengan menggunakan media

gambar seri setiap siklus mengalami peningkatan yang sangat baik dari

tahap pratindakan ke tindakan siklus I yang mana persentase ketuntasan

belajar pada tahap pra tindakan 65,10% meningkat menjadi 69,80 %,

siklus II menjadi 73,40% dan siklus III 76,44% .

2. Hakikat Menulis

a. Pengertian menulis

Menulis adalah penyampaian pesan (gagasan, perasaan, dan

informasi) secara tertulis kepada pihak lainnya sebagai salah satu

bentuk keunikan verbal, menulis melibatkan unsur penulis sebagai

penyampaian pesan, atau isi tulisan, saluran atau medium tulisan dan

pembaca sebagai penerima pesan.

Tulisan adalah suatu sistem komunikasi yang menggunakan tanda-

tanda yang dapat dibaca atau dilihat dengan nyata. Lado (dalam

Tarigan, 1983:21) mengemukakan bahwa: Menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

7
8

menggambarkan suatu bahasa yang dipakai oleh seseorang, sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau

mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. Akhadiyah (

dalam Rofi’ uddin : 1998) mendefenisikan menulis yaitu: Menulis

diartikan sebagai aktivitas pengekspresian ide, gagasan, pikiran, atau

perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan (bahasa tulis)

Kegiatan menulis melibatkan aspek: penggunaan tanda baca dan ejaan,

penggunaan diksi dan kosakata, penataan kalimat, pengembangan

paragraf, pengolahan gagasan, serta pengembangan model karangan.

Dengan kata lain, dapat dinyatakan bahwa kegiatan menulis

melibatkan aspek bahasa dan isi. Tarigan dalam bukunya (1988: 25)

mengatakan untuk menghasilkan tulisan yang baik, seseorang

diharapkan memiliki kemampuan untuk mengetahui tentang apa yang

akan ditulis, dan bagaimana menulisnya. Kemampuan yang pertama

berkaitan dengan isi karangan, sedangkan yang kedua berkaitan

dengan kemampuan menggunakan bahasa dan teknik penulisannya

sehingga penulis dapat memperoleh manfaatdari apa yang ditulisnya.

Hal ini sejalan yang dikemukakan oleh Suparno dan Yunus (2007: 4)

bahwa : “Tiga manfaat menulis yaitu (a) meningkatkan kecerdasan, (b)

mengembangkan daya inisiatif dan kreatifitas, (c) menumbuhkan

keberanian, mendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan

informasi”. Ketiga hal tersebut diuraikan sebagai berikut :


9

1. Manfaat yang pertama, meningkatkan kecerdasan artinya dengan

menulis seseorang dapat memiliki kemampuan mengharmonikan

berbagai aspek meliputi: aspek pengetahuan tentang topik yang

akan dituliskan, penuangan pengetahuan ke dalam susunan bahasa

yang jernih dan disesuaikan dengan jenis karangan yang ditulis.

2. Manfaat yang kedua, menulis mengembangkan daya inisiatif dan

kreatifitas artinya dengan menulis seseorang dapat menghasilkan

sendiri segala sesuatu yang berkaitan dengan mekanik tulisan yang

benar seperti: pungtuasi, ejaan, diksi, kalimat, dan wacana. Hasil

tulisan dapat diterima oleh pembaca apabila tulisan ditata dengan

runtut dan jelas. Keruntutan karangan dapat memudahkan pembaca

memahami isi karangan.

3. Manfaat ketiga, mendorong kemauan serta kemampuan

mengumpulkan informasi artinya seorang penulis bermaksud

menyampaikan ide, gagasan, dan pendapat kepada pembacanya.

Kondisi seperti ini memotivasi penulis untuk mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya untuk disampaikan kepada

pembaca.

Ketiga manfaat tersebut diatas, diharapkan dapat menjadi motivasi

bagi siswa melakukan kegiatan pembelajaran menulis sehingga tujuan

pembelajaran dapat tercapai dengan baik serta mampu

mengembangkan bakat menulis yang kemungkinan besar ada pada diri

siswa.
10

b. Tujuan menulis

Tujuan pembelajaran menulis di Sekolah Dasar menurut Kurikulum

Pendidikan Dasar 1994 tercermin dalam tujuan penggunaan, yakni (1)

siswa mampu mengungkapkan gagasan, pendapat, pengalaman,

informasi, pesan, dan perasaan secara tertulis, (2) siswa memiliki

kegemaran menulis, (3) siswa mampu memanfaatkan unsur-unsur

kebahasaan dalam karya tulis. Graves (dalam Akhadiah, 1998: 14-15)

menyatakan bahwa : Dengan menguasai keterampilan dalam menulis

siswa dapat : (a) meningkatkan kecerdasannya, (b) mengembangkan

daya inisiatif dan kreatif, (c) dapat menumbuhkan keberanian, dan (d)

dapat mendorong motivasi anak mencari dan menemukan informasi.

Dari beberapa tujuan menulis diatas, terlihat sangat jelas bahwa

menulis adalah salah satu ketrampilan yang harus dimiliki oleh anak

sekolah dasar, sesudah keterampilan menyimak dan berbicara, menurut

Syafe’Ie (1984: 256) menyatakan bahwa: Kemampuan dan

keterampilan baca tulis harus segera dikuasai oleh siswa karena

kemampuan dan keterampilan ini secara langsung berkaitan dengan

seluruh kegiatan proses belajar mengajar di sekolah dasar.

3. Hakikat Mengarang

a. Pengertian mengarang

Mengarang berarti merangkai atau menyusun hasil pikiran dalam

bahasa tulis dapat dikatakan bahwa mengarang adalah menuliskan

hasil pikiran-pikiran mengenai yang di dengar, dilihat, atau dialami.


11

Apabila seseorang menggunakan buah pikiran, gagasan, perasaan,

pengalaman atau lainnya, seseorang perlu memiliki perbendaharaan

kata yang memadai, terampil menyusun kata-kata menjadi kalimat

yang jelas, dan mahir memakai bahasa secara efektif. Sebagaimana

dikemukakan oleh The Liang Gie (1992: 18) bahwa: “Untuk dapat

menyampaikan gagasan dan fakta secara lincah dan kuat, seseorang

perlu memiliki perbendaharaan kata yang memadai, terampil

menyusun kata-kata menjadi beraneka kalimat yang jelas, dan mahir

memakai bahasa secara efektif.” The Liang Gie (1992: 17) Menurut

pengertiannya : “ Mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan

seseorang mengumpulkan gagasan dan menyampaikannya melalui

bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami”. Dalam proses menulis

sebuah karangan setiap ide perlu diungkapkan pada suatu kata, kata-

kata dirangkai menjadi sebuah kalimat, kalimat dirangkai membentuk

paragraf, dan paragraf-paragraf akhirnya mewujudkan sebuah

karangan. Sedangkan karangan merupakan hasil dari kegiatan

mengarang, yaitu perwujudan gagasan seseorang dalam bahasa tulis

yang dapat dibaca dan dipahami oleh orang lain.

b. Unsur sebuah karangan Berbicara mengenai karangan baik yang

berupa karangan pendek maupun panjang, maka kita harus berbicara

mengenai beberapa hal atau masalah disekitar karangan. The Liang

Gie (1992: 17) mengemukakan ada 4 (empat) unsur dalam mengarang

yaitu sebagai berikut:


12

1) Gagasan (idea).

Yaitu topik berikut tema yang diungkapkan secara tertulis.

2) Tuturan (Discourse) yaitu bentuk pengungkapan gagasan sehingga

dapat dipahami pembaca. Ada 4 (empat) bentuk mengarang:

a) Pencarian (Narration) pengungkapan yang menyampaikan

sesuatu peristiwa/pengalaman

b) Pelukisan (Description) bentuk pengungkapan yang

menggambarkan pengindraan, perasaan mengarang tentang

macam-macam hal yang berada dalam susunan ruang

(misalnya: pemandangan indah, lagu merdu, dll)

c) Pemaparan (Exposition) merupakan pengungkapan yang

menyajikan secara fakta-fakta yang bermaksud memberi

penjelasan kepada pembaca mengenai suatu ide, persoalan,

proses atau peralatan.

d) Perbincangan (argumentation) merupakan pengungkapan

dengan maksud menyalin pembaca agar mengubah pikiran,

pendapat, atau sikapnya sesuai dengan yang dihadapi

pengarang.

3) Tatanan (Organization) yaitu tertib pengaturan dan penyusunan

gagasan mengindahkan berbagai asas, aturan, dan teknik sampai

merencanakan rangka dan langkah.


13

4) Wahana (medium) ialah sarana penghantar gagasan berupa bahasa

tulisyang terutama menyangkut kosa kata, gramatikal (tata bahasa),

terotika (seni memakai bahasa secara efektif).

c. Tujuan pengajaran mengarang Menurut Ngalim Purwanto, dan Djeniah

Alim (1997: 58) mengemukakan bahwa tujuan pengajaran mengarang

sama dengan tujuan pengajaran bercakap-cakap hanya berbeda dengan

bentuk tulisan, yaitu:

1) Memperkaya perbendaharaan bahasa positif dan aktif,

2) Berlatih melahirkan pikiran dan perasaan dengan tepat,

3) Latihan memaparkan pengalaman-pengalaman dengan tepat,

4) Latihan penggunaan ejaan yang tepat (ingin menguasai bentuk bahasa).

d. Susunan karangan Susunan karangan atau wacana sebagaimana

dikemukakan oleh Tarigan dan Sulistyaningsih (1996: 362) adalah:

Wacana dibentuk oleh paragraf-paragraf, sedangkan paragrafdibentuk oleh

kalimat-kalimat. Kalimat-kalimat yangmembentuk paragraf itu harus

merangkaikalimat yang satu dengan kalimatberikutnya serta berkaitan

begitu seterusnya. Sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh atau

membentuk sebuah gagasan. Selanjutnya paragraf dengan paragraf

punterangkai secara utuh membentuk sebuah wacana yang memiliki tema

yang utuh. Berikut ini akan dijelaskan susunan menulis karangan

berdasarkan pendapat Tarigan dan Sulistyaningsih (1996: 362) yaitu:

1) Kata Setiap gagasan pikiran atau perasaan yang dituliskan dalam kata-

kata. Unsur kata yang diucapkan atau dituliskan merupakan


14

perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan

dalam bahasa. Untuk dapat menyampaikan gagasan, pikiran, dan

perasaan dalam tulisan karangan seseorang perlu memiliki

perbendaharaan kata yang memadai dan pemilihan kata yang tepat.

Menurut Suriamiharja (1996: 25) dalam memilih kata itu harus

diberikan dua persyaratan pokok yaitu :

1. Ketepatan, persyaratan ketepatan yaitu kata-kata yang dipilih harus

secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan sehingga

pembaca juga dapat menafsirkan kata-kata tersebut tepat seperti

maksud penulis ;

2. Kesesuaian, persyaratan kedua yaitu kesesuaian. Hal ini

menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan

kesempatan/situasi dengan keadaan pembaca. Apakah pilihan kata

dan gaya bahasa yang dipergunakan merupakan suasana atau tidak

menyinggung perasaan orang yang hadir.

2) Kalimat

Kalimat terbentuk dari gabungan anak kalimat, sedangkan anak

kalimat adalah gabungan dari ungkapan atau frase, dan ungkapan itu

sendiri merupakan rangkaian dari kata-kata. Kalimat yang

dipergunakan dalam karangan adalah kalimat yang efektif yaitu

kalimat yang benar dan jelas sehingga mudah dipahami pembaca.

Sebuah kalimat yang efektif haruslah memiliki kemampuan

untukmenimbulkan kembali gagasan pada pikiran penulis atau


15

pembaca. Suryamiharja (1996:38), mengemukakan bahwa: “Kalimat

efektif dalam bahasa tulis, haruslah memiliki unsur-unsur yang

dapatmewakili gagasan penulis dan sanggup menciptakan gagasan

yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca seperti yang dipikirkan

penulis. ”

3) Paragraf

Paragraf adalah satu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi

atau lebih luas dari pada kalimat. Paragraf merupakan kesimpulan

kalimat yangberkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk

sebuah gagasan. Berkaitan dengan paragraf Akhadiah, dkk

(Suryamiharja, 1996: 46), menjelaskan bahwa : “Dalam paragraf

terkandung satu unit buah pikiran uang didukung oleh semua kalimat

utama atau kalimat topik, kalimat penjelassampai kalimat penutup”.

Tarigan (1996: 48) mengemukakan bahwa: “Fungsi dari paragraf

dalam karangan adalah sebagai penampung dari sebagian kecil jalan

pikiran atau ide keseluruhan karangan yang memudahkan pemahaman

jalan pikiran atau ide pokok karangan.” Suriamiharja (1996:48)

berpendapat bahwa paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi

tiga persyaratan, yaitu sebagai berikut:

a) Kohesi (kesatuan) yang dimaksud dengan kohesi/kesatuan dalam

paragraf adalah semua kalimat yang membina paragraf secara

bersama-sama menyatakan satu hal (satu tema tertentu);


16

b) Koherensi (kepaduan). Koherensi/keterpaduan dalam paragraf

adalah kekompakan hubungan antar sebuah kalimat dengan

kalimat yang lain yang membentuk paragraf itu;

c) Pengembangan/Kelengkapan Paragraf. Pengembangan paragraf

adalah penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan yang

membina paragraf itu”.

4. Hakikat Media Gambar Seria.

a. Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak

dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar.

Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke

penerima pesan. Media juga diartikan segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan

sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat

serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar.

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar sangat penting.

Ketidakjelasan guru dalam menyampaikan bahan pengajaran dapat

terwakili dengan kehadiran media. Apabila tingkatan SD yang

siswanya belum mampu berpikir abstrak, masih berpikir konkrit.

Keabstrakan bahan pelajaran dapat di konkritkan dengan kehadiran

media, sehingga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran

daripada tanpa bantuan media. Dalam penggunaan media, perlu

diperhatikan bahwa pemilihan mediapengajaran haruslah jelas dengan


17

tujuan pengajaran yang telah dirumuskan, sehingga tidaklah mudah

menentukan ukuran atau kriteria kesesuaian media tersebut, karena

banyak faktor yang perlu dipertimbangkan. Apabila diabaikan media

pembelajaran bukannya membantu proses belajar mengajar, sebaliknya

menghambat pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan

efisien. Proses belajar mengajar adalah suatu proses komunikasi.

Kegiatan belajar melalui media terjadi bila ada komunikasi antar

penerima pesan dengan sumber pesan lewat media. Dasar pemilihan

dan manfaat media gambar seri dalam pembelajaran mengarang.

Munadi (2008:187-192) mengemukakan bahwa: “Beberapa kriteria

dalam pemilihan media pelajaran, sebagai berikut:

1. Karakteristik siswa,

2. Tujuan belajar,

3. Sifat bahanajar,

4. Pengadaan Media,

5. Sifat pemanfaatan media.

b. Manfaat Media Pembelajaran

Ada beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran yaitu

sebagai berikut :

1) Memperjelas penyajian pesanagar tidak terlalu bersifat verbalistis

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti

misalnya objek benda yang telalu besar, bisa digantikan dengan

gambar, film bingkai, film atau model.


18

3) Fungsi lain dari media adalah dapat mengatasi sikap pasif siswa.

Siswa menjadi aktif karena gairah belajar meningkat.

4) Media jua memungkinkan terjainya interaksi yang lebih langsung

antara siswa dengan lingkungan dan memungkinkan siswa belajar

mandiri menurut kemampuan dan minatnya.

c. Media cerita gambar seri sebagai model pembelajaran Media gambar

seri adalah cerita atau daya upaya dalam menyusun atau menulis

karangan dengan menerjemahkan isi pesan verbal (gambar seri) ke

dalam wujud atau bahasa lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi

ke-2 tahun 1989:165). Pemilihan media pembelajaran harus sesuai

dengan taraf berpikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran

menulis karangan di Sekolah Dasar penggunaan media gambar seri

dapat membantu siswa dalam kegiatan menulis karangan. Dengan

melihat gambar, siswa dapat menarik isi kesimpulan darigambar

tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk tulisan. Berkaitan

dengan penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis

karangan, Purwanto dan Alim (1997: 63) mengemukakan bahwa :

“Penggunaan media gambar untuk melatih anak menentukan pokok

pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan”. Tarigan

dalam bukunya (1997: 210) mengemukakan bahwa : “Mengarang

melalui media gambar seri berarti melatih dan mempertajam daya

imajinasi siswa”.
19

d. Kelebihan dan kekurangan gambar seri Wibawa dan Mukti (1992: 29)

mengemukakan kelebihan media gambar (visual) yaitu media visual

memiliki kelebihan sebagai berikut :

a) Umumnya harganya murah,

b) Mudah didapat,

c) Mudah digunakan,

d) Dapat memperjelas suatu masalah,

e) Lebih reali tas,

f) Dapat membantu mengatasi keterbatasan pengamatan,

g) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Wibawa dan

Mukti (1992: 29) juga mengemukakan bahwa media gambar

(visual) juga memiliki keterbatasan, antara lain:

a) Semata-mata hanya medium visual,

b) ukuran gambar seringkali kurang tepat untuk pengajaran dalam

kelompok yang besar,

c) memerlukan ketersediaan sumber, keterampilan dan kejelian

guru untuk dapat memanfaatkannya.

e. Langkah-langkah pembelajaran menulis karangan dengan

menggunakan gambar seri

Adapun tahapan pembelajaran yang perlu diperhatikan oleh seorang

guru dalam pelaksanaan pembelajaran menulis karangan dengan

menggunakan gambar seri, adalah sebagai berikut:


20

1. Tahap persiapan

Sebelum proses pembelajaran menulis karangan dimulai terlebih

dahulu guru dan peneliti melakukan kegiatan awal dengan

mengucapkan salam kepada siswa, mengkondisikan siswa pada

saat situasi belajar yang kondusif, berdoa, menyiapkan alat dan

bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran menulis karangan

yakni gambar seri dan melakukan apersepsi

2. Tahap pelaksanaan pembelajaran

Langkah-langkah pertama yang dilakukan oleh guru dalam proses

pembelajaran ialah menjelaskan materi menulis karangan dengan

menggunakan gambar seri tentang bagaimana cara menentukan

tema/topik serta hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menulis

karangan seperti penggunaan tanda baca, pemilihan kata yang tepat

berdasarkan gambar seri dan lain sebagainya. Langkah selanjutnya

guru menyuruh siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang belum

dipahami dalam menulis karangan berdasarkan rangkaian gambar

seri, setelah itu guru menyuruh siswa untuk memulai menulis

karangan dengan menggunakan gambar seri.

3. Tahap akhir/Penutup

Guru mengumpulkan hasil karangan siswa dan menyuruh beberapa

orang siswa untuk membacakan hasil karangannya di depan kelas

setelah itu guru memberikan koreksi sebagai perbaikan dan

menyimpulkan materi pembelajaran.


21

B. Kerangka Pikir

Seorang guru harus mampu memilih dan menerapkan strategi belajar

mengajar yang tepat untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu

strategi belajar mengajar yang dapat diterapkan oleh guru dalam upaya

peningkatan mutu pembelajaran Bahasa Indonesia menulis karangan adalah

penerapan media gambar seri pada proses pembelajaran. Media Gambar Seri

adalah cerita atau daya upaya dalam menyusun atau menulis karangan dengan

menerjemahkan isi pesan verbal (gambar seri) ke dalam wujud atau bahasa

lain. (Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-2 tahun 1989: 165). Penerapan

media pembelajaran gambar seri diharapkan dapat mencapai meningkatkan

hasil belajar siswa dalam menulis karangan pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Untuk mengetahui secara pasti pengaruh penerapan media gambar

seri terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia menulis karangan perlu

dilakukan penelitian secara mendalam. Untuk mengetahui kompetensi siswa

menulis karangan, penelitian ini dirancang dengan eksperimen. Dalam

pelaksanaannya, peneliti memberikan pretes kepada siswa menulis karangan

tanpa menggunakan media gambar seri setelah itu dilanjutkan dengan postes

kepada siswa menulis karangan dengan menggunakan media gambar seri.

Untuk mengetahui efektifitas media gambar seri terhadap pembelajaran

menulis karangan, maka digunakan tes yang berupa menulis karangan dengan

menggunakan media gambar seri. Hasil tersebut dianalisis sehingga

menghasilkan temuan. Dari temuan tersebut dapat diketahui pengaruh

penerapan media gambar seri dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
22

Secara sederhana kerangka pikir dapat digambarkan dalam gambar 2.1 sebagai

berikut:

Pembelajaran Bahasa

Kemampuan Murid Menulis

karangan
Kemampuan Siswa Menulis
Kemampuan karangan
Murid Media Gambar Seri
Kemampuan Siswa Menulis
Menuliskarangan Sebagai Alat
Kemampuan Siswa Menulis
karangan
karangan Kemampuan Peraga
IndonesiaKemampuan Siswa
Siswa Menulis
Kemampuan Siswa Menulis
karangan
karangan Kegiatan Belajar
Menulis
Mengajar
karangan

Penggunaan Media

Analisis

Temuan

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang, kajian pustaka,

maupun kerangka pikir, maka dalam penelitian ini digunakan hipotesis

sebagai berikut:
23

H1 : “Ada pengaruh penerapan media gambar seri terhadap keterampilan

menulis karangan murid kelas III SD Inpres 206 Bontokura Kabupaten

Jeneponto”.

H0 : “Tidak ada pengaruh penerapan media gambar seri terhadap keterampilan

menulis karangan murid kelas III SD SD Inpres 206 Bontokura

Kabupaten Jeneponto”.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas. Rancangan yang digunakan adalah “One Group Design

Pretest-postest”. Pembelajaran diukur sebelum dan sesudah pemberian

perlakuan. Desain penelitian digambarkan pada gambar 3.1 sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian

01 X 02

(Arikunto, 2013:126)

Keterangan :

01: Pengukuran pertama sebelum menggunakan media gambar seri (pretest)

X : Perlakuan atau penerapan media gambar seri

02: Pengukuran kedua setelah penerapan media gambar seri (postest)

B. Tempat dan Subjek Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas III SD Inpres 206 Bontokura

yang terletak di Desa Karelayu, Kecematan Tamalatea, Kabupaten

Jeneponto pada semester ganjil tahun ajaran 2017.

24
25

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan tepat pada saat

kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia berlangsung di kelas III SD

Inpres 206 Bontokura.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Inpres 206 Bontokura

Kabupaten Jeneponto dengan jumlah 26 orang siswa yang terdiri dari 10

orang laki-laki dan 16 orang perempuan sebagai objek penelitian

pembelajaran menulis karangan Bahasa Indonesia.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Arikunto (2013: 173) Populasi keseluruhan subjek penelitian.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III SD Inpres 206 Bontokura

Kabupaten Jeneponto dengan jumlah 26 orang.

Tabel 3.1 Jumlah Populasi kelas III SD Inpres 206 Bontokura

Kabupaten Jeneponto.

Adapun tabel populasi sebagai berikut:

No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 III 10 16 26
26

2. Sampel

Menurut Arikunto (2013: 174) sampel adalah sebagian atau wakil dari

popolasi yang diteliti. Pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik sampel total (total sampling). Artinya seluruh

populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian

yaitu siswa kelas III sebanyak 26 orang.

D. Definisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati, yaitu variabel X

dan variabel Y. Variabel X dalam penelitian ini adalah penerapan Media

Gambar Seri pada pembelajaran Bahasa Indonesia Menulis Karangan sebagai

variabel bebas (dependen), sedangkan variabel Y adalah kemampuan menulis

karangan siswa sebagai variabel terikat (independen). Untuk menghindari

terjadinya salah penafsiran mengenai variabel dalam penelitian ini, maka

peneliti memperjelas defenisi operasional variabel yang dimaksud, yaitu :

1) Media gambar seri adalah urutan gambar yang mengikuti suatu percakapan

dalam hal memperkenalkan atau menyajikan arti yang terdapat pada

gambar.

2) Hasil belajar siswa kemampuan menulis karangan adalah hasil pengukuran

(posttest) yang diperoleh siswa melalui suatu tes setelah proses

pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan

materi menulis karangan yang dapat menggambarkan tingkat penguasaan

siswa terhadap materi pelajaran.


27

E. Instrument Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah pemberian tugas menulis karangan

yang diberikan sebelum dan sesudah penerapan tindakan (Treatmen) untuk

pengukur pencapaian siswa dalam menulis karangan.

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes

Penelitian ini alat yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa

setelah melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan metode picture

and picture, kemudian tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sesudah dan sebelum

melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia menulis karangan.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah format isian yang digunakan untuk

mengamati aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran, sehingga

penelitian ini menerapkan metode picture and picture dengan

memberikan sebuah selembaran kertas yang di dalamnya terdiri dari

bebera gambar teracak, kemudian siswa memberi urutan nomor yang

benar pada setiap gambar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas diuraikan

sebagai berikut :

1. Data menulis karangan disajikan dalam tabel berikut:


28

2. Tabel 3.2 Pedoman Penilaian Menulis Karangan

No. Aspek yang Dinilai Skor Maksimal

1. Tema 15

2. Amanat 15

3. Diksi 20

4. Gaya Bahasa 20

5. Imajinasi 30

Jumlah 100

3.

4. Tabel 3.3 Aspek Penilaian Menulis Karangan

Aspek Skor Kriteria Kategori

Tema 15 Antara judul dan isi memiliki Sangat

keterkaitan, ide tertata dengan baik, Baik

dan memiliki pesan.

10 Judul dan isi memiliki keterkaitan, ide Baik

masih terorganisir, dan memiliki

pesan.

5 Antara judul dan isi kurang Cukup

keterkaitan, ide kurang tertata dengan

baik, dan pesan yang disampaikan

kurang jelas.

0 Tidak berisi dan tidak ada pesan yang Kurang

disampaikan.
29

Amanat 15 Pengungkapan perasaan sangat tepat. Sangat

Baik

10 Pengungkapan perasaan yang tepat. Baik

5 Pengungkapan perasaan yang cukup Cukup

tepat.

0 Pengungkapan perasaan yang kurang Kurang

tepat.

Diksi 20 Dalam memilih kata-kata yang sangat Sangat

tepat. Baik

15 Dalam memilih kata-kata yang ada Baik

tepat.

10 Dalam memilih kata-kata yang ada Cukup

cukup tepat.

5 Dalam memilih kata-kata kurang Kurang

tepat.

Gaya 20 Penggunaan gaya bahasa sangat tepat. Sangat

Bahasa Baik

15 Penggunaan gaya bahasa yang tepat. Baik

10 Penggunaan gaya bahasa cukup tepat. Cukup


30

5 Penggunaan gaya bahasa yang kurang Kurang

tepat.

Imajinasi 30 Jika pengimajinasiannya berupa Sangat

penyusun dengan kata-kata yang Baik

sangat tepat dan sesuai

dengan wujud benda yang

diperlihatkan.

20 Jika pengimajinasiannya berupa Baik

penyusun dengan kata-kata yang tepat

dengan wujud benda yang

diperlihatkan.

10 Jika pengimajinasiannya berupa Cukup

penyusun dengan kata-kata yang

cukup sesuai dengan wujud benda

yang diperlihatkan.

5 Jika pengimajinasiannya berupa Kurang

penyusun dengan kata-kata yang

kurang sesuai dengan wujud benda

yang diperlihatkan.

Adapun langkah-langkah (prosedur) pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah :

1. Peneliti memberikan tes (Pretest) pada awal pembelajaran tanpa

menggunakan media gambar seri. Menganalisis hasil tes siswa ditugasi


31

menulis karangan. Kegiatan pembelajaran ini digunakan sebanyak 3

kali pertemuan.

2. Peneliti memberikan tindakan berupa penerapan media gambar seri

dalam pembelajaran menulis karangan. Pembelajaran ini dilakukan

selama 3 kali pertemuan dengan memberikan penjelasan tentang

pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media gambar

seri.

3. Pada akhirnya peneliti melakukan kegiatan analisis data dengan

menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik

inferensial.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil

belajar Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa baik pada tindakan kelas

maupun kelas kontrol. Untuk keperluan analisis digunakan rata-rata,

median, modus, dan skor ideal.

Analisis deskriptif dilakukan untuk mendeskripsikan data. Data pada

penelitian ini berupa skor hasil tes pretest dan postest.

Hasil belajar siswa Untuk keperluan analisis deskriptif, data skor hasil

belajar dikategorikan dengan menggunakan teknik kategorisasi standar

yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2003) yaitu

sebagai berikut:
32

Tabel 3.4 Teknik Kategori Standar Berdasarkan Ketetapan Depdiknas:

No. Nilai Kategori

1. 0–54 Sangat Rendah

2. 55–64 Rendah

3. 65–79 Sedang

4. 80–89 Tinggi

5. 90–100 Sangat Tinggi

Hasil belajar bahasa indonesia siswa dapat dilihat dari hasil belajar

secara individual, kriteria seorang murid dikatakan tuntas ketika

memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditentukan oleh

sekolah yakni 70 dan ketuntasan klasikal tercapai apabila minimal 75%

siswa dikelas tersebut telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM).

𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 (𝐾𝐾𝑀)270


Ketuntasan belajar klasikal = 𝑥10
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

2. Analisis statistik inferensial

Analisis statistik inferensial dimaksudkan untuk menguji hipotesis

penelitian dengan menganalisis selisih antara nilai pretest dan nilai postest.

Menentukan perbandingan hasil pretes dan postes kemampuan siswa

menulis karangan melalui media gambar seri dengan rumus:


33

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pretes dan postes

Xd = devisasi setiap subjek (d-Md)

∑x²d= jumlah kuadrat deviasi

N = subjek pada sampel (Arikunto, 2013: 349)

Kriteria pengujian: Jika dan H1

diterima sebaliknya Jika diterima dan ditolak

dengan taraf nyata α= 0,05 dan peluang = (1-α).


DAFTAR PUSTAKA

Akhadiyah, Sabarti dkk. 1998. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan.

Akhadiyah, Sabarti dkk. 2003. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa

Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Gie, The Liang. 1992. Pengantar Dunia Karang Mengarang. Yogyakarta:

Liberty.

Hambali, 2009. Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas lanjut. Makassar:

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Junus, Andi Muhammad. 2009. Pembentuk Kalimat Bahasa Indonesia. Makassar:

Badan Penerbit UNM Makassar.

Junus, Andi Muhammad dan Andi Fatimah Junus. 2011. Keterampilan berbahasa

tulis. Makassar: Badan Penerbit UNM.

Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran sebuah pendekatan baru. Bandung:

Angkasa.

Munirah. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas Awal. Makassar.

Suparno, Yunus. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas

Terbuka

Syamsuri, Andi Syukri. 2007. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Dasar Umum.

Makassar: Unismuh Makassar.

Tarigan. 1983. Kemapuan Menulis Sebagai Suatu Keterampilan. Bandung:

Angkasa.

34
35

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta:

Kencana.

Tarigan, Djago, Drs .1996. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan

Pengembangannya. Bandung : Angkasa.

Purwanto, Ngalim dan Djeniah, Alim. 1997. Metodologi Pengajaran Bahasa

Indonesia di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Rosda Jaya Putra.

Wibawa dan Farida Mukti. 1992. Media Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai