Anda di halaman 1dari 5

BAB II

GAMBARAN KASUS

2.1 PENGKAJIAN
Klien Tn. L berumur 31 tahun dan belum menikah. Klien masuk RSJ Dr.
Soeharto Heerdjan pada tanggal 25 Oktober 2016 di ruang PICU dan pada
tanggal 29 Oktober 2016 klien pindah ke ruang Nuri. Pengkajian dilakukan
pada tanggal 2 November 2016. Klien dibawa oleh adik dan keluarganya ke
RSJ Dr. Soeharto Heerdjan, disebabkan oleh karena klien sering marah marah,
mengamuk dan menyerang adiknya sendiri. Klien juga sering mengacam
orang lain dan mengancam akan gantung diri. Klien pernah melakukan
percobaan bunuh diri di rumah dengan meminum cairan pembersih lantai.
Klien mempunyai riwayat epilepsi sejak umur belasan tahun dan mendapat
therapy rutin phenitoin 3 x 100mg. Enam bulan sebelum masuk rumah sakit,
klien pernah berobat ke RS. Atmajaya tetapi selalu menolak untuk kontrol
ulang ataupun minum obat.

Hasil wawancara dengan klien, klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna
dan tidak bisa berbuat apa apa. Klien juga sering dikecewakan oleh wanita
karena penyakit epilepsinya. Klien juga sering berpindah pindah pekerjaan
karena tidak betah.

Klien mengatakan bahwa dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Klien
tinggal bersama adik dan ayahnya. Menurut klien, ayahnya adalah orang yang
keras sedangkan adiknya tidak peduli kepadanya. Sejak ibunya meninggal
tahun 2006, klien mengatakan bahwa hidupnya semakin berat dan tidak ada
lagi teman untuk ngobrol. Klien juga merasa marah dan kecewa terhadap
adiknya karena membawanya ke rumah sakit jiwa.

Hasil observasi didapatkan penampilan klien tampak rapi, rambut klien


tampak rapi, tidak ada ketombe. Klien tampak mondar mandir dan tidak bisa
diam, tetapi klien tidak berinteraksi dengan orang lain. Klien tampak
menyendiri dengan menyiram tanaman sendiri dan duduk sendiri. Klien juga
sulit menerima orang lain dan pernah marah ketika petugas mengganti teman
sekamarnya. Afek klien labil karena selama interaksi klien gampang menangis
ketika bercerita dan tersenyum dalam waktu yang cepat. Di setiap proses
interaksi klien cenderung kooperatif tetapi klien juga penah menolak
berinteraksi karena alasan lagi malas dan tidak enak badan. Dalam berinteraksi
dengan pasien lain klien juga mudah tersinggung dan selalu menganggap klien
lain masih sakit. Klien selalu menanyakan kapan bisa pulang karena sudah
tidak betah di rumah sakit.

Hasil pemeriksaan fisik pada tanggal 2 November 2016 didapatkan tekanan


darah 110/70 mmHg, nadi 76 x/menit, suhu 36, 0C, pernapasan 20 x/menit,
tinggi badan (TB) 176 cm, dan berat badan (BB) 74,4 kg. Diagnosa medik
klien F20.0 (Skizofrenia) dan terapi medik yang diberikan adalah Risperidone
2 mg 2x1 tablet/oral, Hexymer 2 mg 2x1 tablet/oral, Clozapin 25 mg 2x1
tablet/oral, Serequel 100 mg 1 tablet/oral, dan CPZ 100 mg 1 tablet/oral.

2.2 MASALAH KEPERAWATAN


1. Resiko bunuh diri
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan bahwa dirinya ingin mati karena merasa dirinya
sudah tidak berguna lagi
b. Klien mengatakan bahwa dirinya merasa sakit hati karena selalu di
kecewakan orang lain terutama orang yang dikasihinya
c. Klien mengatakan sejak ibunya meninggal hidupnya semakin tidak
berguna karena tidak ada yang peduli lagi kepadanya
d. Klien merasa kesal dan malu dengan penyakit epilepsinya

Data Objektif :
a. Klien pernah melakukan usaha bunuh diri dengan meminum cairan
pembersih lantai di rumahnya
b. Klien tampak sedih sekali dan menangis ketika mengatakan bahwa
dirinya tidak berguna
2. Harga diri rendah
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan bahwa dirinya tidak berguna dan tidak ada yang
peduli dengan dirinya lagi
b. Klien merasa tidak bisa berbuat apa apa dan sering berpindah pindah
pekerjaan
c. Klien mengatakan bahwa dirinya penyebab kegagalan orang lain
d. Klien merasa malu dengan penyakit epilepsinya
e. Klien mengatakan ingin cepat pulang dan merasa bosan di rumah sakit.

Data Objektif :
a. Klien tidak pernah berinteraksi dengan orang lain
b. Klien tampak selalu menyendiri dan menyibukkan diri dengan
menyiram tananaman di sekitar ruang Nuri.
c. Klien sulit menerima orang lain
d. Klien keberatan dan marah ketika petugas mengganti teman satu
kamarnya
e. Ketika berkomunikasi klien sering berulang ulang minta maaf jika
melakukan kesalahan

3. Koping keluarga infektif


Data Subjektif :
a. Klien mengatakan sejak ibunya meninggal hidupnya semakin berat dan
tidak ada yang memperdulikan lagi
b. Klien mengatakan tidak mempunyai teman ngobrol lagi
c. Klien mengatakan ayahnya adalah orang yang keras dan adiknya tidak
peduli kepadanya
d. Klien mengatakan kecewa dengan adik dan ayahnya karena sudah
membawanya ke rumah sakit jiwa
Data Objektif
a. Tampak keluarga klien belum menjenguk klien selama di rumah sakit.
4. Regimen Terapeutik Inefektif
Data Subjektif :
a. Klien mengatakan pada bulan April 2016, klien pernah dibawa berobat
ke rumah sakit Atmajaya karena sering marah marah, mengancam akan
bunuh diri dan membunuh adiknya
b. Klien mengatakan malas dan bosan minum obat, karena sudah minum
obat sejak masih kecil
c. Klien menagatakan selalu menolak jika diajak berobat

Data Objektif
a. Klien putus obat sejak bulan April, sebelum masuk ke RSJ Dr. Soeharto
Heerdjan.

2.3 POHON MASALAH DAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN


2.3.1 Pohon Masalah

Cidera/Kematian

Resiko Bunuh Diri

Harga diri rendah

Regimen teraupetik Koping keluarga


inefektif inefektif

2.3.2 Diagnosis Keperawatan


1. Resiko Bunuh Diri
2. Harga Diri Rendah
3. Regimen Teraupetik Inefektif
4. Koping Keluarga Inefektif

Anda mungkin juga menyukai