1c.makalah Efek Fotolistrik Fix
1c.makalah Efek Fotolistrik Fix
PENDAHULUAN
1
membawa sejumlah energi yang sama dengan hν. Dengan postulat ini, kita dapat
melihat bahwa ketika cahaya terjadi pada logam, energi maksimum yang dapat
diperoleh elektron adalah yang dibawa oleh salah satu foton.
Keberadaan foton juga ditunjukkan oleh eksperimen yang melibatkan
hamburan sinar-x oleh elektron, yang pertama dilakukan oleh A. H. Compton.
Untuk memahami ini kita harus membuat postulat lebih lanjut bahwa foton
membawa kuantum energi, juga memiliki momentum yang pasti dan karenanya
dapat diperlakukan dengan banyak cara seperti partikel klasik.
Makalah ini memaparkan mengenai efek fotolistrik dan efek compton.
Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana sistem
fisika (seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan kelakuan
seperti-gelombang dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan
oleh pencipta mekanika kuantum. Efek compton merupakan bukti paling langsung
dari sifat partikel dari radiasi elektromagnetik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Menjelaskan perbedaan konsep fisika klasik dengan konsep-konsep fisika
kuantum mengenai partikel dan gelombang.
2. Memaparkan kelemahan-kelemahan fisika klasik dalam penerapannya untuk
menjelaskan sistem fisika dalam skala mikroskopik.
3. Memaparkan kelebihan fisika kuantum sebagai upaya mengatasi kelemahan
fisika klasik.
4. Menguraikan teori Einsten mengenai efek fotolistrik.
5. Membuat skema percobaan compton.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Fenomena yang mendasari lahirnya mekanika kuantum
Dasar dimulainya periode fisika kuantum adalah ketika fisika klasik tidak
bisa menjelaskan gejala-gejala fisika yang bersifat mikroskofis dan bergerak
dengan kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya. Oleh karena itu, diperlukan
cara pandang yang berbeda dengan sebelumnya dalam menjelaskan gejala fisika
tersebut.
Teori fisika klasik yang menganggap bahwa cahaya merupakan
gelombang ternyata tidak dapat menerangkan spektrum radiasi benda hitam. Max
Planck dalam rangka menemukan formula untuk menjelaskan spektrum radiasi
benda hitam menyatakan suatu anggapan yang radikal, yaitu bahwa cahaya dapat
dianggap sebagai partikel yang terdiri dari paket-paket energi yang disebut kuanta
atau foton. Teori ini diperkuat dengan adanya fenomena efek fotolistrik dan efek
compton yang hanya dapat dijelaskan jika cahaya dianggap sebagai partikel.
Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-partikel, dimana
sistem fisika (seperti foton dalam kasus ini) dapat menunjukkan kedua sifat dan
kelakuan seperti-gelombang dan seperti-partikel, sebuah konsep yang banyak
digunakan oleh pencipta mekanika kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan secara
matematis oleh Albert Einstein yang memperluas kuanta yang dikembangkan oleh
Max Planck.
Teori kuantum yang menyatakan bahwa cahaya teradiasi dalam bentuk
paket-paket energi secara terpisah dan diserap oleh electron secara individual
berhasil menjelaskan efek foto listrik dengan baik yaitu pada intensitas cahaya
yang lemah pun bisa terpancarkan electron dari logam asalkan frekuensi cahaya
yang diberikan melebihi frekuensi ambang dari logam yang disinari. Hal ini tidak
bisa dijelaskan oleh teori gelombang yang dianut para fisikawan pada saat itu.
Namun, teori gelombang tentang cahaya ini juga dapat menjelaskan dengan baik
bagaimana terjadinya difraksi dan interferensi cahaya yang menganggap bahwa
cahaya teradiasikan dalam bentuk gelombang yang menjalar seperti riak air ketika
sebuah benda jatuh ke dalam air.
3
Paket-paket energi yang pada masa itu disebut dengan kuanta kemudian
disebut dengan foton, sebuah istilah yang dikemukakan oleh Gilbert & Lewis
pada tahun 1926. Ide bahwa tiap foton harus terdiri dari energi dalam bentuk
kuanta merupakan sebuah kemajuan. Hal tersebut dengan efektif merubah
paradigma ilmuwan fisika pada saat itu yang sebelumnya menjelaskan teori
gelombang. Ide tersebut telah mampu menjelaskan banyak gejala fisika pada
waktu itu.
4
2.3. Kelebihan fisika kuantum
Ketika mekanika klaasik tidak bisa menjelaskan gejala-gejala fisika
bersifat mikroskofis dan bergerak dengan kecepatan yang mendekati kecepatan
cahaya kemudian muncul teori mekanika kuantum. Selanjutnya ada beberapa
kelebihan mekanika kuantum yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui dimana keboleh jadian menemukan elektron (orbital)
2. Mengetahui dimana posisi elektron yang sedang mengorbit
3. Dapat mengukur perpindahan energi eksitasi dan emisinya
4. Dapat mengidentifikasi bahwa pada inti terdapat proton dan netron kemudian
dikelilingi oleh elektron yang berputar diporosnya/ di orbitalnya.
Eksperimen yang mendasari perkembangan fisika kuantum yaitu sebagai
berikut :
1. Thomas Young dengan eksperimen celah ganda mendemonstrasikan sifat
gelombang cahaya pada tahun 1805.
2. Henri Becquerel menemukan radioaktivitas pada tahun 1896.
3. J.J. Thompson dengan eksperimen sinar katoda menemuka electron pada
tahun 1897.
4. Studi radiasi benda hitam antara 1850 sampai 1900 yang dijelaskan tanpa
menggunakan konsep mekanika kuantum.
5. Einstein menjelaskan efek foto listrik pada tahun 1905 dengan
menggunakan konsep foton dan partikel cahaya dengan energi terkuantisasi.
6. Robert Milikan menunjukan bahwa arus listrik bersifat seperti kuanta
dengan menggunakan eksperimen tetes minyak pada tahun1909.
7. Ernest Rutherford mengungkapkan model atom pudding yaitu massa dan
muatan postif dari atom terdistribusi merata dengan percobaan lempengan
emas pada tahun 1911.
8. Otti Stern dan Walther Gerlach mendemonstrasikan sifat terkuantisasinya
spin partikel yang dikenal dengan eksperimen Stern Gerlach pada tahun
1920.
9. Clinton Davisson dan Lester Germer mendemondtrasikan sifat gelombang
dari electron melalui percobaan difraksi electron pada tahun 1927.
5
10. Clyde L. Cowan dan Frederick Reines menjelaskan keberadaan neutrino
pada tahun 1955.
11. Clauss Jonsson dengan eksperimen celah ganda menggunakan electron pada
tahun 1961.
12. Efek Hall kuantum yang ditemukan oleh Klaus von Klitzing pada tahun
1980.
13. Eksperimental verivication dan quantum entanglement oleh Alain Aspect
pada tahun 1982.
6
Hertz kemudian memulai investigasi yang sangat teliti. Ia menemukan
bahwa penerima percikan kecil lebih kuat jika terkena sinar ultraviolet dari
pemancar percikan. Butuh waktu lama untuk memeriksa beberapa jenis efek
elektromagnetik, ia menemukan selembar kaca efektif terlindung percikan. Dia
kemudian menemukan sepotong kuarsa tidak perisai percikan, dimana ia
menggunakan prisma kuarsa untuk memecah cahaya dari besar percikan ke dalam
komponen-komponennya, dan menemukan bahwa panjang gelombang yang
membuat percikan sedikit lebih kuat berada di luar terlihat yakni di ultraviolet.
7
Tetapi ketika diberikan cahaya dengan panjang gelombang yang lebih
pendek (frekuensi lebih tinggi, ke arah warna ungu dari spektrum cahaya) dari
sebelumnya, tiba-tiba elektron lepas dari plat logam sehingga terdeteksi arus
listrik, padahal intensitas yang diberikan lebih kecil dari intensitas sebelumnya.
Berarti, energi yang dibutuhkan oleh plat logam untuk melepaskan elektronnya
tergantung pada panjang gelombang. Fenomena ini tidak dapat dijelaskan oleh
para Fisikawan pada waktu itu. Kalau cahaya itu memang benar-benar
gelombang, yang memiliki sifat kontinyu, bukankah seharusnya energi yang bisa
diserap darinya bisa bernilai berapa saja, tapi ternyata hanya jumlah energi
tertentu saja yang bisa diserap untuk melepaskan elektron bebas.
Untuk mengukur teori kuantum yang dikemukakan oleh Max Planck,
kemudian Albert Einstein mengadakan suatu penelitian yang bertujuan untuk
menyelidiki bahwa cahaya merupakan pancaran paket-paket energi yang
kemudian disebut foton yang memiliki energi sebesar ℎ𝑓. Percobaan yang
dilakukan Einstein lebih dikenal dengan sebutan efek fotolistrik. Peristiwa efek
fotolistrik merupakan peristiwa terlepasnya elektron-elektron dari permukaan
logam (disebut elektron foto ) karena logam tersebut disinari cahaya. Efek
fotolistrik ini pertama kali diamati oleh Hertz pada tahun 1887 dan diselidiki
secara detail oleh Hallwachs dan Lenard pada tahun 1886-1900. Analisis yang
paling tepat dikembangkan oleh Albert Einstein.
8
Gambar 3. Menggambarkan skema alat yang digunakan Einstein untuk
mengadakan percobaan. Alat tersebut terdiri atas tabung hampa udara yang
dilengkapi dengan dua elektroda A dan B dan dihubungkan dengan sumber
tegangan arus searah (DC). Pada saat alat tersebut dibawa ke dalam ruang gelap,
maka amperemeter tidak menunjukkan adanya arus listrik. Akan tetapi, pada saat
permukaan katoda (A) dijatuhkan sinar, amperemeter menunjukkan adanya arus
listrik. Hal ini menunjukkan adanya aliran arus listrik. Aliran arus ini terjadi
karena adanya elektron yang terlepas dari permukaaan A (elektron foto) bergerak
menuju B. Apabila tegangan baterai diperkecil sedikit demi sedikit, ternyata arus
listrik juga semakin mengecil dan jika tegangan terus diperkecil sampai nilainya
negatif, ternyata pada saat tegangan mencapai nilai tertentu (-V0), amperemeter
menunjuk angka nol yang berarti tidak ada arus listrik yang mengalir atau tidak
ada elektron yang keluar dari keping A. Potensial V0 disebut potensial henti, yang
nilainya tidak bergantung pada intensitas cahaya yang dijatuhkan. Hal ini
menunjukkan bahwa energi kinetik maksimum elektron yang keluar dari
permukaan adalah sebesar :
1
𝐸𝑘 = 𝑚𝑣 2 = 𝑒𝑉0
2
Dengan :
9
bagaimana pandangan teori gelombang dan teori kuantum (foton) untuk
menjelaskan peristiwa efek fotolistrik ini. Dalam teori gelombang ada dua
besaran yang sangat penting, yaitu frekuensi (panjang gelombang) dan
intensitas.
Pada tahun 1905 Einstein memberikan penafsiran yang sangat sederhana
dari hasil Lenard's. Dia hanya menduga bahwa radiasi yang masuk harus dianggap
sebagai kuanta dari frekuensi hf, dengan f frekuensi. Dalam photoemission, satu
kuantum tersebut diserap oleh satu elektron. Jika elektron adalah beberapa jarak
menjadi bahan katoda, beberapa energi akan hilang ketika bergerak ke arah
permukaan. Akan selalu ada beberapa biaya elektrostatik dengan elektron
permukaan daun, ini biasanya disebut fungsi kerja, W. elektron yang paling
energik yang dipancarkan akan menjadi sangat dekat dengan permukaan, dan
mereka akan meninggalkan katoda dengan energi kinetik
E = hf - W
Pada tegangan negatif pada plat kolektor sampai arus berhenti, untuk itu
Vstop, elektron energi kinetik tertinggi harus memiliki eVstop energi ketika
meninggalkan katoda. Dengan demikian,
eVstop = hf – W
10
semakin banyak jumlah foton yang dilepaskan, akibatnya semakin banyak
elektron yang akan lepas. Einstein menjawab teka-teki mengenai fotolistrik.
Einstein menyelesaikan paper yang menjelaskan efek ini pada tanggal 17
Maret 1905 dan mengirimkannya ke jurnal Annalen der Physik, persis 3 hari
setelah ulang tahunnya yang ke 26. Di dalam paper tersebut Einstein untuk
pertama kalinya memperkenalkan istilah kuantum (paket) cahaya. Pada
pendahuluan paper ia berargumentasi bahwa proses-proses seperti radiasi benda
hitam, fotoluminesens, dan produksi sinar katode, hanya dapat dijelaskan jika
energi cahaya tersebut tidak terdistribusi secara kontinyu.
Ide Einstein memicu Louis de Broglie menelurkan konsep gelombang
materi. Konsep ini menyatakan benda yang bergerak dapat dianggap sebagai suatu
gelombang dengan panjang gelombang berbanding terbalik terhadap
momentumnya. Sederhananya, ide de Broglie ini merupakan kebalikan dari ide
Einstein. Kedua ide ini selanjutnya membantu melahirkan mekanika kuantum
melalui persamaan Schroedinger yang menandai berakhirnya masa fisika klasik.
Berdasarkan hasil percobaan ini, ternyata tidak semua cahaya (foton) yang
dijatuhkan pada keping akan menimbulkan efek fotolistrik. Efek fotolistrik akan
timbul jika frekuensinya lebih besar dari frekuensi tertentu. Demikian juga
frekuensi minimal yang mampu menimbulkan efek fotolistrik tergantung pada
jenis logam yang dipakai. Selanjutnya, berikut pandangan teori gelombang dan
teori kuantum (foton) menjelaskan efek fotolistrik ini. Dalam teori gelombang ada
dua besaran yang sangat penting, yaitu frekuensi (panjang gelombang) dan
intensitas.
11
Teori gelombang gagal menjelaskan tentang sifat-sifat penting yang terjadi
pada efek fotolistrik, antara lain :
a. Menurut teori gelombang, energi kinetik elektron foto harus bertambah besar
jika intensitas foton diperbesar. Akan tetapi, kenyataan menunjukkan bahwa
energi kinetik elektron foto tidak tergantung pada intensitas foton yang
dijatuhkan.
b. Menurut teori gelombang, efek fotolistrik dapat terjadi pada sembarang
frekuensi, asal intensitasnya memenuhi. Akan tetapi, kenyataannyaefek
fotolistrik baru akan terjadi jika frekuensi melebihi harga tertentu dan untuk
logam tertentu dibutuhkan frekuensi minimal yang tertentu agar dapat timbul
elektron foto.
c. Menurut teori gelombang diperlukan waktu yang cukup untuk melepaskan
elektron dari permukaan logam. Akan tetapi, kenyataannya elektron terlepas
dari permukaan logam dalam waktu singkat (spontan) dalam waktu kurang dari
10−9 𝑠 setelah waktu penyinaran.
d. Teori gelombang tidak dapat menjelskan mengapa energi kinetik maksimum
elektron foto bertambah jika frekuensi foton yang dijatuhkan diperbesar.
Teori kuantum mampu menjelaskan peristiwa ini karena menurut teori
kuantum bahwa foton memiliki energi yang sama, yaitu sebesar ℎ𝑓, sehingga
menaikkan intensitas foton berarti hanya menambah banyaknya foton, tidak
menambah energi foton selama frekuensi foton tetap.
Menurut Einstein, energi yang dibawa foton adalah dalam bentuk paket,
sehingga energi ini jika diberikan seluruhnya, sehingga foton tersebut lenyap.
Oleh karena elektron terikat pada energi ikat tertentu, maka diperlukan energi
minimal sebesar energi ikat elektron tersebut. Besarnya energi minimal yang
diperlukan untuk melepaskan elektron dari energi ikatnya disebut fungsi kerja
(W0) atau energi ambang. Besarnya W0 bergantung pada jenis logam yang
digunakan. Apabila energi foton yang diberikan pada elektron lebih besar dari
fungsi kerjanya, maka kelebihan energi tersebut akan berubah menjadi energi
kinetik elektron. Akan tetapi, jika energi foton lebih kecil ari energi ambangnya
(hf< W0) tidak akan menyebabkan elektron foto. Frekuensi foton terkecil yang
mampu menimbulkan elektron foto disebut frekuensi ambang. Sebaliknya,
12
panjang gelombvnag terbesar yang mampu menimbulkan elektron foto disebut
panjang gelombang ambang. Sehingga, hubungan antara energi foton, fungsi kerja
dan energi kinetik elektron foto dapat dinyatakan alam persamaan :
𝐸 = 𝑊0 + 𝐸𝑘
𝐸𝑘 = 𝐸 − 𝑊0
𝐸𝑘 = ℎ𝑓 − ℎ𝑓0
Dengan :
13
Aplikasi paling populer di kalangan akademis adalah tabung foto-
pengganda (photomultiplier tube). Dengan menggunakan tabung ini hampir
semua spektrum radiasi elektromagnetik dapat diamati. Tabung ini memiliki
efisiensi yang sangat tinggi, bahkan ia sanggup mendeteksi foton tunggal
sekalipun. Dengan menggunakan tabung ini, kelompok peneliti Superkamiokande
di Jepang berhasil menyelidiki massa neutrino yang akhirnya dianugrahi hadiah
Nobel pada tahun 2002. Di samping itu efek fotolistrik eksternal juga dapat
dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui peralatan yang bernama
photoelectron spectroscopy atau PES.
Efek fotolistrik internal memiliki aplikasi yang lebih menyentuh
masyarakat. Ambil contoh foto-diode atau foto-transistor yang bermanfaat sebagai
sensor cahaya berkecepatan tinggi. Bahkan, dalam komunikasi serat optik
transmisi sebesar 40 Gigabit perdetik yang setara dengan pulsa cahaya sepanjang
10 pikodetik (10-11 detik) masih dapat dibaca oleh sebuah foto-diode.
Sel surya yang sangat kita kenal manfaatnya dapat mengubah energi
matahari menjadi energi listrik melalui efek fotolistrik internal. Sebuah
semikonduktor yang disinari dengan cahaya tampak akan memisahkan elektron
dan hole. Kelebihan elektron di satu sisi yang disertai dengan kelebihan hole di
sisi lain akan menimbulkan beda potensial yang jika dialirkan menuju beban akan
menghasilkan arus listrik.
Akhir-akhir ini kita dibanjiri oleh produk-produk elektronik yang
dilengkapi dengan kamera CCD (charge coupled device). Sebut saja kamera pada
ponsel, kamera digital dengan resolusi hingga 12 Megapiksel, atau pemindai
kode-batang (barcode) yang dipakai diseluruh supermarket, kesemuanya
memanfaatkan efek fotolistrik internal dalam mengubah citra yang dikehendaki
menjadi data-data elektronik yang selanjutnya dapat diproses oleh komputer. Jadi,
tanpa kita sadari kita telah memanfaatkan efek fotolistrik baik internal mau pun
eksternal dalam kehidupan sehari-hari.
14
Contoh Soal 1 :
Sebuah logam mempunyai frekuensi ambang 4 𝑥 1014 𝐻𝑧. Jika logam tersebut
dihatuhi foton ternyata elektron foto yang dari permukaan logam memiliki energi
kinetik maksimum sebesar 19,86 𝑥 10−20 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒. Hitunglah frekuensi foton
tersebut !
15
memiliki panjang gelombang tunggal ) dikenakan pada keping tipis berlium
sebagi sasarannya. Kemudian, untuk mengamati foton dari sinar X dan elektron
yang terhambur dipasang detektor. Sinar X yang telah menumbuk elekktron akan
kehilangan sebagian energinya yang kemudian terhambur dengan sudut hamburan
sebesar 𝜃 terhadap arah semula. Berdasarkan hasil pengamatan, ternyata sinar X
yang terhambur memiliki panjang gelombang yang lebih besar dari panjang
gelombang sinar X semula. Hal ini dikarenakan sebagian energinya terserap oleh
elektron. Jika energi foton sinar X mula-mula ℎ𝑓 dan energi foton yang
terhambur menjadi (ℎ𝑓 − ℎ𝑓′) dalam hal ini 𝑓 > 𝑓′, sedangkan panjang
gelombang yang terhambur menjadi tambah besar yaitu 𝜆 < 𝜆′ .
ℎ
𝜆′ − 𝜆 = (1 − cos 𝜃)
𝑚0 𝑐
Dengan :
16
ℎ = konstanta Planck (ℎ = 6,625 𝑥 10−34 𝐽𝑠)
𝑚0 = massa diam elektron (𝑚0 = 9,1 𝑥 10−31 𝑘𝑔)
𝑐 = kecepatan cahaya (𝑐 = 3 𝑥 108 𝑚/𝑠)
𝜃 = sudut hamburan sinar X terhadap arah semula ( derajat atau radian )
ℎ
Besaran sering disebut dengan panjang gelombang Compton. Jadi,
𝑚0 𝑐
jelaslah sudah bahwa dengan hasil pengamatan Compton tentang hamburan foton
dari sinar X menunjukkan bahwa foton dapat dipandang sebagai partikel,
sehingga memperkuat teori kuantum yang mengatakan bahwa cahaya mempunyai
dua sifat, yaitu cahaya dapat sebagai gelombang dan cahaya dapat bersifat sebagai
partikel yang sering disebut sebagai dualisme gelombang cahaya.
Perumusan teori efek Compton dapat diuraikan sebagai berikut, misal
foton berenergi hf menumbuk sebuah elektron bebas dalam keadaan diam. Foton
terhambur akibat tumbukan mempunyai energi hf dan mempunyai sudut
dengan arah foton dating, sedangkan elektron terpental (recoil) akibat tumbukan
tersebut dan mempunyai sudut dengan arah foton datang.
Dari hukum kekekalan energi
1
2
dimana k = 1 v 2
c
hf hf '
Pada sumbu x , cos km0 v cos
c c ……………………………….. (2)
hf '
Pada sumbu y, 0 sin km0 v sin
c …………………………………... (3)
17
Dari persamaan (1)
hc hc
km0 c 2 m0 c 2
'
2
h h h h
m 0 c 2 m 0 c k m 0 c
2 2 2 2 2
' '
h2
h2
2h 2 h h
2m0 c m0 c 2 k 2 1
2
2
2
' ……………………….(4)
h h
cos km0 v cos
'
h h
cos km0 v cos
' ……………………………………………………(5)
h
0 sin km0 v sin
'
h
sin km0 v sin
' ………………………………………………………..(6)
h2 h2
2h 2 h2
cos cos sin 2 k 2 m0 v 2 cos k 2 m0 v 2 sin 2
2 2 2
'
2 2
' '2
h2 h2 2h 2
cos k 2 m0 v 2
2
18
Persamaan (4) dikurangi (7)
2h 2 h h
(cos 1) 2m0c( ) 0
' '
h(cos 1) m0 c ( ' )
h
(1 cos ) ………………………….……………………………..(8)
m0c
h h
disebut panjang gelombang Compton ; 0,0242 Å
m0 c m0c
h
' (1 cos )
m0 c
1 1 h 2
2sin 2
f ' f m0 c 2
1 1 hf 2
{1 2sin 2 }
f' f m0 c 2
f
f ' ……………………………………………………..(9)
1 2 sin
2
2
hf h
Dimana dan Ek=hf-hf’ , sehingga energi kinetic elektron recoil
m0c 2
m0c
2
2 sin 2
Ek hf ………………………………………………(10)
1 2 sin 2
2
19
mvcsin hf ' sin ………………………………………………………(12)
f sin
1 2 sin 2
hf 'sin 2
tan
hf hf 'cos
f cos
f
1 2 sin 2
2
sin
tan
1 2 sin 2 cos
2
2sin cos cot
tan 2 2 2
(1 )
2sin 2 2 sin 2
2 2
cot
tan 2
h ………………………………………………………….(13)
1
m0 c
20
menurut teori Compton elektronunsur ringan berosilasi dengan frekuensi
beda.
3. Osilasi elektron-elektron ini kemudian akan meradiasikan gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi yang sama dan arah berbeda, padahal
menurut teori Compton osilasi elektron-elektron meradiasikan gelombang
elektromagnetik dengan frekuensi yang berbeda.
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Efek foto listrik adalah peristiwa terlepasnya elektron dari permukaan
suatu zat (logam), bila permukaan logam tersebut disinari cahaya (foton) yang
memiliki energi lebih besar dari energi ambang (fungsi kerja) logam. Agar
elektron dapat lepas dari permukaan logam maka f > fo atau Ek maksimum
elektron yang terlepas tidak tergantung pada intensitas cahaya yang digunakan,
hanya tergantung pada energi atau frekuensi cahaya. Tetapi intensitas cahaya yang
datang sebanding dengan jumlah elektron yang terlepas dari logam. Aplikasi
pertama efek fotolistrik berada dalam dunia hiburan yaitu untuk menghasilkan
film bersuara. Selanjutnya, di kalangan akademis adalah tabung foto-pengganda
(photomultiplier tube), kamera pada ponsel, kamera digital, dll.
Percobaan Compton menguraikan beberapa simpulan sebagai berikut : (1)
setiap elektron berperan dalam proses menghamburkan suatu kuantum cahaya
yang utuh (foton), (2) kuantum-kuantum cahaya datang dari berbagai arah tertentu
dan dihamburkan dalam arah tertentu pula (tidak acak), (3) gumpalan radiasi
(foton) selain membawa energi juga memiliki momentum linier.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ramadhani, F., dkk. Tanpa Tahun. Efek Fotolistrik. Laboratorium Fisika Modern
Jurusan Fisika FMIPA. Universitas Negeri Makassar.
23