(JURNAL)
Oleh :
Endri Saputra
The purpose of this research was to determine the influence of the principal's leadership style on
teacher performance, the influence of work motivation of teachers on teacher performance, the
influence of principal’s leadership style and work motivation teachers on teacher performance.
The research using the method of ex post facto. The population in this study were all teachers
SMAN consisting of 172 teachers. Data analysis was conducted by using questionnaires and
documentation. The result showed that there is the influence of the principal's leadership style on
teacher performance, there is the influence of work motivation teachers on teacher performance,
there is the influence of principal’s leadership style and work motivation teachers on teacher
performance. This shows that is getting stronger principals leadership style and work motivation
would be followed with a performance high of teachers, and vice versa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru, pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru, pengaruh gaya
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru. Penelitian
menggunakan metode ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMAN
yang terdiri dari 172 guru. Analisis data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan
dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh gaya kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru, ada pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru, ada
pengaruh gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru. Hal
ini menunjukkan bahwa semakin kuat gaya kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja
akan diikuti dengan tingginya kinerja guru, dan sebaliknya.
Kata kunci: gaya kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja guru, kinerja guru
1
Mahasiswa
2
Pembimbing 1
3
Pembimbing 2
PENDAHULUAN
Salah satu ciri krisis pendidikan di Indonesia Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan
adalah guru belum mampu menunjukkan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas
kinerja (work performance) yang memadai. kepala sekolah, yang menghendaki
Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru dukungan kinerja yang semakin efektif dan
belum sepenuhnya ditopang oleh derajat efisien.
penguasaan kompetensi yang memadai, oleh
karena itu perlu adanya upaya yang Motivasi kerja merupakan salah satu faktor
komprehensif guna meningkatkan yang turut menentukan kinerja seorang guru.
kompetensi guru (Sudarwan Danim, 2002: Besar atau kecilnya pengaruh motivasi pada
56). kinerja guru tergantung pada seberapa besar
motivasi tersebut dipengaruhi oleh dimensi
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu internal dan dimensi eksternal. Susilo
memberikan dan merealisasikan harapan dan Martoyo (1998: 155), mendefinisikan
keinginan semua pihak terutama masyarakat motivasi kerja sebagai “sesuatu yang
umum yang telah mempercayai sekolah dan menimbulkan dorongan atau semangat kerja
guru dalam membina anak didik. Secara atau dengan kata lain pendorong semangat
umum mutu pendidikan yang baik menjadi kerja”. Guru menjadi seorang pendidik
tolak ukur bagi keberhasilan kinerja yang karena adanya motivasi untuk mendidik, bila
ditunjukkan guru. tidak mempunyai motivasi maka ia tidak
akan berhasil untuk mendidik atau mengajar.
Menurut Muhlisin (2008: 8), guru pada Berdasarkan hasil wawancara yang telah
prinsipnya memiliki potensi yang cukup dilaksanakan oleh penulis dengan beberapa
tinggi untuk berkreasi guna meningkatkan guru SMA Negeri sederajat di Kecamatan
kinerjanya. Namun potensi yang dimiliki Balik Bukit, diperoleh informasi bahwa:
guru untuk berkreasi sebagai upaya sebagian besar guru mengalami kesulitan
meningkatkan kinerjanya tidak selalu dalam pembuatan Silabus dan RPP,
berkembang secara wajar dan lancar kurangnya kedisiplinan yang ditekankan
disebabkan adanya pengaruh dari berbagai kepada guru, penggunaan metode dan
faktor baik yang muncul dalam pribadi guru strategi pembelajaran, menyusun alat-alat
itu sendiri maupun yang terdapat di luar evaluasi, kegiatan pengelolaan kelas, dan
pribadi guru. kurangnya kemampuan dalam menentukan
pendekatan dan cara-cara evaluasi.
Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat
ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah Dengan demikian, maka kuat dugaan bahwa
dalam mengelola tenaga kependidikan yang gaya kepemimpinan kepala sekolah dan
tersedia di sekolah. Kepala sekolah motivasi kerja termasuk faktor yang dapat
merupakan salah satu komponen pendidikan mempengaruhi kinerja guru di sekolah.
yang berpengaruh dalam meningkatkan Sekolah akan berhasil jika didukung oleh
kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung kualitas kepemimpinan kepala sekolah yang
jawab atas penyelenggaraan kegiatan baik dan ditunjang dengan motivasi kerja
pendidikan, administrasi sekolah, yang baik pula. Dengan adanya guru yang
pembinaan tenaga kependidikan lainnya, mempunyai kinerja rendah, sekolah akan
dan pendayagunaan serta pemeliharaan sulit untuk mencapai hasil seperti yang
sarana dan prasarana (Mulyasa., 2004: 25). diharapkan organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti SMA Negeri sederajat di Kecamatan Balik
tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Bukit Kabupaten Lampung Barat Tahun
gaya kepemimpinan kepala sekolah dan Ajaran 2014/2015”.
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif Juliansyah Noor (2012: 40), “Penelitian
dengan menggunakan metode ex post facto. korelasi mempelajari hubungan dua variabel
Penelitian kuantitatif artinya semua atau lebih, yakni sejauh mana variasi dalam
informasi atau data yang diperoleh satu variabel berhubungan dengan variasi
diwujudkan dengan angka dan analisis yang dalam variabel lain”. Untuk itu maka
digunakan adalah analisis statistik. Menurut dilakukan analisis regresi guna melihat
Sumadi Suryabrata (2010: 85), Ex post facto pengaruh gaya kepemimpinan kepala
artinya data dikumpulkan setelah semua sekolah dan motivasi kerja, baik secara satu
kejadian yang dipersoalkan berlangsung persatu maupun secara bersamaan.
(lewat).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Tujuan penelitian ini yaitu untuk guru SMA Negeri sederajat di Kecamatan
menyelidiki kemungkinan hubungan sebab- Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat yang
akibat dengan cara berdasar atas berjumlah 172 guru yang tersebar di 4
pengamatan terhadap akibat yang ada (empat) sekolah menengah atas. Dari
mencari lagi faktor yang mungkin menjadi populasi tersebut yang akan di jadikan
penyebab melalui data tertentu.Jenis sampel sebanyak 56 responden (Sugiyono,
penelitian adalah korelasi, menurut 2008:117).
Tabel 1. Daftar jumlah guru dan jumlah sampel penelitian pada SMA Negeri Sederajat di
Kecamatan Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat.
No Nama Sekolah Jumlah Guru Jumlah Sampel
1 SMA Negeri 1 Liwa 49 16
2 SMA Negeri 2 Liwa 40 13
3 MA Negeri 1 Liwa 33 11
4 SMK Negeri 1 Liwa 50 16
Jumlah 172 56
Sumber : Dokumentasi peneliti tahun 2014
Lokasi penelitian ini adalah seluruh SMA desa/kelurahan. Kecamatan Balik Bukit
Negeri Sederajat yang berada di Kecamatan terletak di jalan yang menghubungkan tiga
Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. provinsi, yaitu Lampung, Bengkulu, dan
Secara astronomis letak lokasi penelitian Sumatra Selatan. Berikut perbatasan dengan
berada pada 05º 00’ 00” LS ˗ 05º 06’ 00” LS wilayah lainnya:
dan 104º 00’ 10” BT - 104º 6’ 00” BT Utara : Kecamatan Sukau
berdasarkan pembuatan peta Kecamatan Selatan : Kabupaten Pesisir Barat
Balik Bukit Kabupaten Lampung Barat. Barat : Kecamatan Karya Penggawa
Liwa adalah kota Kabupaten Lampung Timur : Kecamatan Batu Brak dan
Barat. Sebuah kota hujan yang berada di Kecamatan Belalau.
pegunungan Bukit Barisan Selatan. Wilayah Berikut peta administrasi dan peta
kota ini meliputi seluruh wilayah Kecamatan persebaran sekolah di Kecamatan Balik
Balik Bukit dan terdiri dari 12 Bukit Kabupaten Lampung Barat :
SMA Negeri yang terdapat di Kecamatan dari SMA N 1 Liwa, SMA N 2 Liwa, SMK
Balik Bukit berjumlah 4 sekolah yang terdiri N 1 Liwa dan MA N 1 Liwa.
1. Deskripsi data variabel kinerja guru (Y)
Data variabel kinerja guru dalam penelitian pernyataan 1 sampai 5. Secara teoritis skor
ini diperoleh menggunakan angket yang kinerja guru akan bervariasi antara skor
diisi oleh 56 guru berjumlah 22 butir minimal 22 sampai skor maksimal 110.
pernyataan. Bobot skor setiap butir
Perolehan skor penelitian variabel kinerja skala (rendah,sedang, dan tinggi) dapat
guru setelah dikelompokan dalam 3 (tiga) dilihat tabel di bawah ini.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui orang dengan prosentase 69,64 %, dan guru
guru yang memiliki kinerja rendah sebanyak yang memiliki kinerja tinggi sebanyak 8
9 orang dengan prosentase 16,07 %, guru orang dengan prosentase 14,29 %.
yang memiliki kinerja sedang sebanyak 39
Data variabel gaya kepemimpinan kepala setiap butir pernyataan 1 sampai 5. Secara
sekolah dalam penelitian ini diperoleh teoritis skor kinerja guru akan bervariasi
menggunakan angket yang diisi oleh 56 guru antara skor minimal 12 sampai skor
berjumlah 12 butir pernyataan. Bobot skor maksimal 60.
Perolehan skor penelitian variabel gaya sedang, dan kuat ) dapat dilihat pada tabel di
kepemimpinan kepala sekolah setelah bawah ini.
dikelompokan dalam 3 ( tiga ) skala ( lemah,
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui orang dengan prosentase 21,43 %, kepala
kepala sekolah yang memiliki gaya sekolah yang memiliki gaya kepemimpinan
kepemimpinan yang lemah sebanyak 12 yang sedang sebanyak 38 orang dengan
prosentase 67,86 %, dan kepala sekolah kuat sebanyak 6 orang dengan prosentase
yang memiliki gaya kepemimpinan yang 10,71%.
Perolehan skor penelitian variabel gaya penawaran, gaya pelibatan bawahan, dan
kepemimpinan kepala sekolah untuk gaya pendelegasian) dapat dilihat pada tabel
masing-masing indikator yang digunakan berikut ini.
dalam penelitian (gaya pemberitahuan, gaya
Data variabel motivasi kerja guru dalam pernyataan 1 sampai 5. Secara teoritis skor
penelitian ini diperoleh menggunakan motivasi kerja guru akan bervariasi antara
angket yang diisi oleh 56 guru berjumlah 10 skor minimal 10 sampai skor maksimal 50.
butir pernyataan. Bobot skor setiap butir
Perolehan skor penelitian variabel motivasi ( tiga ) skala ( rendah, sedang, dan tinggi )
kerja guru setelah dikelompokkan dalam 3 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Perolehan skor penelitian variabel motivasi akan berprestasi, kebutuhan akan kekuasaan,
kerja guru untuk masing-masing indikator dan kebutuhan akan afiliasi) dapat dilihat
yang digunakan dalam penelitian (kebutuhan pada tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui 224 dengan prosentase 35,78%. Hasil
bahwa motivasi “Kebutuhan akan penelitian menunjukan bahwa menurut
berprestasi “ mendapat skor 188 dengan persepsi guru motivasi kerja guru SMA
prosentase 30,04%, motivasi “Kebutuhan Negeri di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten
akan kekuasaan“ mendapat skor 214 dengan Lampung Barat yang dominan adalah
prosentase 34,18%, dan motivasi motivasi Kebutuhan akan afiliasi.
“Kebutuhan akan afiliasi “ mendapat skor
Hipotesis Pertama
Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana dengan
ada pengaruh yang positif dan signifikan bantuan program komputer SPSS 20 for
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru. Windows. Hasil uji hipotesis kedua dapat
Pengujian hipotesis kedua menggunakan dilihat pada tabel 30.
Hasil analisis motivasi kerja guru di SMA terhadap kinerja guru di SMA Negeri
Negeri sederajat Kecamatan Balik Bukit sederajat Kecamatan Balik Bukit Kabupaten
Kabupaten Lampung Barat menunjukkan Lampung Barat. Dengan demikian dapat
motivasi kerja guru tergolong cukup baik. dikatakan bahwa motivasi kerja yang tinggi
Hal ini terbukti bahwa 37,5 % guru memiliki akan memiliki kinerja yang tinggi dan
motivasi kerja rendah, 50 % memiliki sebaliknya, guru yang memiliki motivasi
motivasi kerja sedang, dan 12,5 % memiliki kerja yang rendah akan memiliki kinerja
motivasi kerja tinggi.Berdasarkan analisis yang rendah.Berdasarkan uraian diatas,
statistik regresi antara gaya kepemimpinan hipotesis yang menyatakan terdapat
kepala sekolah dengan kinerja koefisien pengaruh positif dan signifikan antara
derajat determinasi (r2) = 0,571. Hal ini motivasi kerja guru terhadap kinerja guru
menunjukkan bahwa motivasi kerja sekolah menengah atas (SMA) Negeri
memberikan kontribusi sebesar 57,1 % sederajat Kecamatan Balik Bukit Kabupaten
Lampung Barat dapat diterima.
Hipotesis Ketiga
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah motivasi kerja guru secara bersama-sama
ada pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMA Negeri sederajat
gaya kepemimpinan kepala sekolah dan di Kecamatan Balik Bukit Kabupaten
Lampung Barat tahun 2014/2015. Pengujian program SPSS 20 for Windows, hasil uji
hipotesis ketiga menggunakan analisis hipotesis ketiga dapat dilihat pada tabel 31.
regresi liniear berganda dengan bantuan
SIMPULAN
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis kinerja guru. Upaya kepala sekolah dan
mengajukan saran sebagai berikut : guru untuk mengembangkan
pengetahuan bisa dilakukan dengan
1. Kinerja guru SMA Negeri di melanjutkan pendidikan.
Kecamatan Balik Bukit Kabupaten
Lampung Barat masih belum 3. Bagi dinas pendidikan, penelitian ini
memuaskan, karena dari hasil penelitian dapat dijadikan sebagai sumbangsih
diketahui bahwa kinerja guru rata-rata pemikiran dalam upaya mewujudkan
dalam kategori sedang. Hal ini pendidikan yang lebih baik. Dinas
mengisyaratkan perlunya diupayakan pendidikan dalam merekrut kepala
usaha-usaha guna meningkatkan kinerja sekolah kiranya dapat memilih orang-
guru SMA Negeri di Kecamatan Balik orang yang tepat, memilih kepala
Bukit Kabupaten Lampung Barat. sekolah yang berkualitas (memiliki
wawasan yang luas, jujur, amanah,
2. Kepala sekolah dan guru perlu bertanggung jawab, memiliki
mengembangkan pengetahuan pandangan ke depan, kreatif dan
mengenai gaya kepemimpinan kepala inovatif, serta memiliki integritas yang
sekolah, motivasi kerja guru, serta baik)
DAFTAR PUSTAKA