Anda di halaman 1dari 7

DISTRIBUSI DAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK

RESUME

A. Gangguan pada Sistem Transmisi tenaga Listrik


a. Gangguan Hubung Singkat
Hubung singkat terjadi akibat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor
internal dari gangguan adalah rusaknya peralatan listrik. Faktor eksternal adalah antara
lain cuaca buruk, seperti badai, hujan, dingin; bencana, seperti gempa bumi, angin ribut,
kecelakaan kendaraan; runtuhnya pohon; petir; aktivitas konstruksi, ulah manusia, dan
lain-lain. Sebagian besar gangguan terjadi karena cuaca buruk, yaitu hujan atau badai,
dan pohon
b. Gangguan akibat Sambaran Petir
Gangguan petir pada saluran transmisi ialah gangguan akibat sambaran langsung
maupun sambaran tidak langsung (sambaran induksi). Pada penelitian ini akan
dibahas gangguan akibat sambaran kilat langsung yang terdiri dari dua macam, yaitu
sambaran pada kawat tanah atau menara dan sambaran pada kawat fasa (shielding failure
outage). Pada saluran transmisi tegangan ekstra tinggi, gangguan akibat
sambaran induksi sangat kecil kemungkinannya hal ini dikarenakan tegangan induksi
besarnya antara 100-200 kV dan muka gelombangnya lebih dari 10 μs dan karena itu
diabaikan.
c. Gangguan transmisi akibat hilangnya salah satu kabel fasa disebabkan dicuri oleh
manusia

B. Konsep Sistem Distribusi


a. Pengertian dan Fungsi Saluran Distribusi
Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi
ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power
Source) sampai ke konsumen. Jadi fungsi distribusi tenaga listrik adalah:
1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan)
2) merupakan subsistem tenaga listrikyang langsung berhubungan dengan pelanggan,
karenacatu dayapada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui
jaringan distribusi.
b. Skema Sistem Distribusi

c. Level Tegangan
1) Distribusi primer adalah jaringan distribusi daya listrik yang bertegangan menengah
(20 KV). Jaringan distribusi primer tersebut merupakan jaringan penyulang. Jaringan
ini berawal dari sisi skunder trafo daya yang terpasang pada gardu induk hingga
kesisi primer trafo distribusi yang terpasang pada tiang-tiang saluran.
2) Distribusi skunder adalah jaringan daya listrik yang termasuk dalam kategori
tegangan rendah (sistem 380/220 Volt), yaitu rating yang sama dengan tegangan
peralatan yang dilayani. Jaringan distribusi skunder bermula dari sisi skunder trafo
distribusi dan berakhir hingga ke alat ukur (meteran) pelanggan. Sistem jaringan
distribusi sekunder ini disalurkan kepada para pelanggan melalui kawat berisolasi.
d. Konfigurasi Sistem Distribusi
1) Sistem Jaringan Distribusi Radial
Bentuk jaringan ini merupakan bentuk yang paling sederhana, banyak digunakan dan
murah. Dinamakan radial karena saluran ini ditarik secara radial dari suatu titik yang
merupakan sumber dari jaringan itu dan dicabang-cabangkan ke titik-titik beban yang
dilayani, seperti terlihat pada gambar. 1
Gambar 1 Jaringan distribusi radial

2) Sistem Jaringan Distribusi Loop


Jaringan ini merupakan bentuk tertutup, disebut juga bentuk jaringan ring. Susunan
rangkaian saluran membentuk ring, seperti terlihat pada gambar 2 yang
memungkinkan titik beban terlayani dari dua arah saluran, sehingga kontinuitas
pelayanan lebih terjamin serta kualitas dayanya menjadi lebih baik,
karena drop tegangan dan rugi daya pada saluran menjadi lebih kecil.

Gambar 2 Jaringan Distribusi Loop


3) Sistem Jaringan Distribusi Spindel
Jaringan distribusi spindel (seperti gambar 3) merupakan saluran kabel tanah
tegangan menengah (SKTM) yang penerapannya sangat cocok di kota-kota besar.

Gambar 3 Jaringan Distribusi Spindel


4) Rugi-rugi daya
Susut daya atau rugi daya listrik adalah berkurangnya pasokan daya yang
dikirimkan oleh sumber pasokan (PLN) kepada yang diterima dalam hal ini
konsumen, artinya daya yang hilang akibat susut daya merupakan daya yang
dibangkitkan namun tidak terjual. Susut daya jaringan listrik yang biasa terjadi pada
sistem transmisinya dinyatakan dengan persamaan :
Saluran pendek
PL=3 I2 RL ……………………………………………………………. (1)

Saluran panjang/ jarak jauh


Rugi-rugi daya menurut perumusan Conen (1987) adalah:
PL = 3 RxL ( I2 – I IC sin Qr + IC2 ) ………………………………. (2)
di mana :
PL = Hilang daya (watt)
R = Tahanan kawat per fasa (Ω/ Km)
L = Panjang saluran (Km)
Cos Qr= Faktor – daya beban / ujung penerima
I = Arus beban (A)
IC = Arus pemuat pada titik pengiriman (A)

Sedangkan untuk mengetahui besar nilai susut daya listrik dinyatakan dengan
Persamaan:
PL = PS – PR ……………………………………… (3)
Persentase antara daya yang diterima dan daya yang disalurkan dinyatakan
dengan persamaan :
PL% = ……………………………………………… (4)
dengan :
PR = Daya yang dipakai (KW)
PS = Daya yang dikirimkan (KW)
PL = Hilang/ Susut daya (KW)
C. Saluran Udara
Komponen-komponen utama dari saluran transmisi udara, terdiri dari:
1. Menara Transmisi
Menara atau tiang transmisi adalah suatu bangunan penopang saluran transmisi
yang bisa berupa menara baja, tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu.
menurut penggunannya diklasifikasikan menjadi:
a. Tiang baja, tiang beton bertulang dan tiang kayu, umumnya digunakan untuk saluran-
saluran transmisi dengan tegangan kerja yang relatif rendah (dibawah 70 kV).
b. Menara baja, digunakan untuk saluran transmisi yang tegangan kerjanya tinggi (SUTT)
dan tegangan ekstra tinggi (SUTET).

menara baja itu sendiri diklasifikasikan berdasarkan fungsinya, menjadi:


a. menara dukung.
b. menara sudut.
c. menara ujung.
d. menara percabangan.
e. menara transposisi.

2. Isolator

Jenis isolator yang digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin atau gelas.

menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan menjadi:


a. isolator jenis pasak.
b. isolator jenis pos-saluran.
c. isolator gantung.
Isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran transmisi
dengan tegangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33 kV), sedangkan isolator gantung
dapat digandeng menjadi rentengan/rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan
dengan kebutuhan.
3. Konduktor
Jenis-jenis kawat penghantar yang biasa digunakan pada saluran transmisi adalah:
a. tembaga dengan konduktivitas 100% (Cu 100%)
b. tembaga dengan konduktivitas 97,5% (Cu 97,5%)
c. aluminium dengan konduktivitas 61% (Al 61%)

4. Kawat Tanah
Kawat tanah atau "ground wires" juga disebut kawat pelindung (shield wires),
gunanya untuk melindungi kawat-kawat penghantar atau kawat-kawat fasa terhadap
sambaran petir. Jadi kawat tanah itu dipasang diatas kawat fasa, sebagai kawat tanah
umumnya digunakan kawat baja (steel wires) yang lebih murah, tetapi tidak jarang
digunakan ACSR.

D. Saluran Transmisi bawah tanah


Saluran distribusi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang ditanam
didalam tanah. Kategori saluran distribusi seperti ini adalah yang favorite untuk
pemasangan di dalam kota, karena berada didalam tanah, maka tidak mengganggu
keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi
alam. Namun juga memilik kekurangan, yaitu mahalnya biaya investasi dan sulitnya
menentukan titik gangguan dan perbaikannya. Kedua cara penyaluran memiliki
keuntungan dan kerugian masing-masing. Keuntungan yang dapat diperoleh dari suatu
jaringan bawah tanah adalah bebasnya kabel dari gangguan pohon, sambaran petir
maupun dari gangguan manusia. Kabel-kabel bawah tanah yang digunakan pun banyak
sekali jenisnya selain disebabkan bahan-bahan isolasi plastik yang terus berkembang
maka selalu saja ada tambahan jenis-jenis kabel baru.

Keuntungan pemakaian kabel bawah tanah adalah :


a. Tidak terpengaruh oleh cuaca buruk, bahaya petir, badai, tertimpa pohon, dsb.
b. Tidak mengganggu pandangan, bila adanya bangunan yang tinggi,
c. Dari segi keindahan, saluran bawah tanah lebih sempurna dan lebih indah dipandang,
d. Mempunyai batas umur pakai dua kali lipat dari saluran udara,
e. Ongkos pemeliharaan lebih murah, karena tidak perlu adanya pengecatan.
f. Tegangan drop lebih rendah karena masalah induktansi bisa diabaikan.
g. Tidak ada gangguan akibat sambaran petir, angin topan dan badai.
h. Keandalan lebih baik.
i. Tidak ada korona.
j. Rugi-rugi daya lebih kecil.
k. Menciptakan keindahan tata kota.

Adapun kerugian atau kelemahan dari penggunaan jaringan kabel bawah tanah ialah sebagai
berikut :
a. Harga kabel yang relatif mahal
b. Gangguan yang terjadi bersifat permanen
c. Tidak fleksibel terhadap perubahan jaringan
d. Waktu dan biaya untuk menanggulangi bila terjadi gangguan lebih lama dan lebih mahal
e. Biaya investasi pembangunan lebih mahal dibanding-kan dengan saluran udara,
f. Saat terjadi gangguan hubung singkat, usaha pencarian titik gangguan tidak mudah (susah),
g. Perlu pertimbangan-pertimbangan teknis yang lebih mendalam di dalam perencanaan,
khususnya untuk kondisi tanah yang dilalui.
h. Hanya tidak dapat menghindari bila terjadi bencana banjir, desakan akar pohon, dan
ketidakstabilan tanah.
i. Biaya pemakaian lebih besar atau lebih mahal.
j. Sulit mencari titik kerusakan bila ada gangguan.

Anda mungkin juga menyukai