Anda di halaman 1dari 18

KEHIDUPAN SOSIAL

A. PENDAHULUAN
Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti
norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan,
proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua gejala
tersebut berlangsung secara normal sebagaimana dikehendaki masyarakat bersangkutan.
Gejala-gejala yang tidak dikehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala
patologis. Hal ini disebabkan karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi
sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan.
Gejala-gejala abnormal tersebut dinamkan masalah-masalah sosial.
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan
atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau, menghambat
terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut sehingga
menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Dalam keadaan normal terdapat integrasi serta
keadaan yang sesuai pada hubungan-hubungan antar unsur-unsur kebudayaan atau
masyarakat. Apabila antar unsur-unsur tersebut terjadi bentrokan, maka hubungan-
hubungan sosial akan terganggu sehingga mungkin terjadi kegoyahan dalam kehidupan
kelompok.
Masalah sosial tidak hanya berdominan di kota-kota besar, namun daerah yang
menerapkan hukum syariat Islam sekalipun juga mengalami permasalahan yang sama.
Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah yang dijuluki “ Serambi Mekkah”, namun saat
ini julukan tersebut tidak mencerminkan hal yang semestinya. Masalah utama yang menjadi
isu yaitu krisis moral yang sangat mencuri perhatian masyarakat. Seperti penggunaan
narkoba di kalangan remaja dan maraknya kasus LGBT . Oleh karena itu, pemerintah dan
masyarakat harus berperan aktif dalam mencari solusi terbaik agar masalah krisis moral
tersebut dapat ditanggulangi.

1
B. PEMBAHASAN
Kehidupan sosial merupakan segala aspek yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat baik individu maupun kelompok. Di dalam kehidupan sosial ada tujuh
poin gejala-gejala kehidupan sosial yaitu
1. Status Sosial
Status sosial adalah tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih
besar lagi. Terdapat 4 kriteria stratifikasi mendasar dalam mengelompokkan statsu
sosil, anatar lain :
1. Status sosial atau kuantitas kehormatan yang diperoleh
2. Status politik atau kuantitas yang dimiliki
3. Status informasional atau kuantitas keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki
4. Status ekonomi atau kuantitas kekayaan yang dimiliki
Tiga kriteria terakhir sering dianggap lebih khusus, kurang umum,
ketimbang kriteria pertama. Karena itu sering terjadi bahwa ukuran status sosial
yang dikemukakan cenderung mencakup butir-butir yang sebenarnya termasuk
butir-butir kriteria status informasional dan status ekonomi.
Para sosiologi telah terlalu melibatkan diri dalam pengukuran apa yang
sebenarnya dapat dianggap termasuk sebagai aspek status sosial individual.
Pengukuran kekuasaan baru belakangan ini saja dilakukan. Status informasional
sebagian besar ditaksir sejumlah menurut jumlah tahun menempuh pendidikan
formal. Pendekatan ini mungkin memuaskan unutk memandingkan status orang
yang berasal satu masyarakat tertentu. Namun sangat kurang memuaskan unutk
membandingkan status orang yang berasal dari berbagai bangsa, karena adanya
perbedaan jangka waktu maupu mutu pendidikan yang ditempuh. Singkatnya,
karena sistem pendidikan antar negara sedikit berbeda dan sedikit banyak berbeda.
Status ekonomi jelas dapat diukur secara nyata menurut pendapatan dalam
membentuk uang dan kekayaan. Namun demikian, kesukaran segera muncul dalam
meneliti nilai pelayanan yang dianggap sebagai bagian penting dari pengeluaran

2
total. Lebih dari itu, karena kedua alasan tersebut dan karena perbedaan konsumsi,
maka perbandingan status secara internasional memerlukan penyempurnaan
ukurannya.
2. Struktur Sosial
Struktur Sosial adalah kumpulan individu serta pola perilakunya, namun
masyarakat tidak independen dari individu yang membentuknya. Apa itu Struktur
Sosial. Sepanjang sejarah manusia, beberapa golongan masyarakat memperoleh
kesejahteraan prestise dan kekuasaan yang lebih besar daripada golongan lainnnya.
Tidak ada suatu masyarakat dimana anggotanya sama, karena sumber daya
jumlahnya terbatas sehingga tidak dapat tersalurkan secara merata di masyarakat.
Meskipun pembedaan sosial di masyarakat terlihat secara universal,
masyarakat terbagi berdasarkan seberapa besar mereka megalokasikan sumber
sumber daya yang terbatas itu. Oleh sebab itu, terbentuklah pembedaan dalam
struktur masyarakat.
Definisi kata struktur berasal dari bahasa latin “structum” yang berarti
menyusun atau membangun. Pada dasarnya istilah struktur diartikan sebagai
susunan terhadap sesuatu yang memiliki bagian bagian atau unsur unsur dan
membentuk suatu susunan.
Berikut adalah pengertian struktur sosial atau definisi struktur sosial menurut
para ahli :
Raymond Firth : Struktur sosial adalah suatu pergaulan hidup manusia
meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi
berbagai tipe kelompok yang terjadi dan banyak dan meliputi pula lembaga lembaga
dimana di dalamnya terdapat banyak orang yang ambil bagian.
Calhoun : Struktur Sosial adalah pola hubungan hubungan, kedudukan
kedudukan, dan jumlah orang yang memberikan kerangka bagi organisasi manusia,
baik dalam kelompok kecil maupun keseluruhan masyarakat.

3
Soeleman B. Taneko : Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan unsur
unsur sosial yang pokok, yakini kaidah kaidah sosial, lembaga lembaga sosial,
kelompok kelompok sosial serta lapisan lapisan sosial.

Dari beberapa definisi mengenai pengertian struktur sosial diatas, dapat dikatakan
bahwa struktur sosial adalah tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat yang
didalamnya terkandung hubungan timbal balik antara status dan peranan dengan
batas batas perangkat unsur unsur sosial yang mengacu pada suatu keteraturan
perilaku didalam masyarakat.
Dengan kata lain struktur merupakan cara bagaimana suatu masyarakat
terorganisasi dalam hubungan hubungan yang dapat diprediksi melalui pola perilaku
berulang antar individu dan kelompok sosial.
Unsur Unsur Struktur Sosial, antara lain :
Menurut Ralph Linton, struktur sosial mengandung dua konsep yaitu status
yang merupakan suatu kumpulan hak dan kewajiban serta peran yang merupakan
aspek dinamis dari sebuah status. Setiap struktur sosial yang muncul didalam
kehidupan masyarakat bisa terjadi karena adanya unsur unsur sebagai berikut :
1. Individu : Individu sebagai pembentuk masyarakat dalam hal ini juga bertindak
selaku pembentuk struktur sosial. Tidak ada sebuah struktur sosial pun yang
dapat berdidi tanpa peranan individu individu dalam masyarakat
2. Interaksi : Walaupun sederhana, pola interaktis anatar individu dalam
masyarakat juga membentuk struktur sosial. Disinilah akan ditentukan apakah
struktur sosial yang terbentuk mengarah pada integrasi ataupun disintegrasi
Fungsi Struktur Sosial, antara lain sebagai berikut :

Pada struktur sosial terdapat perilaku perilaku sosial yang cenderung tetap
dan teratur sehingga dapat dilihat sebagai pembatas terhadap perilaku perilaku
individu atau kelompok. Didalam struktur sosial, individu atau kelompok akan
cenderung menyesuaikan perilakunya dengan keteraturan kelompok atau

4
masyarakat. Menurut M. Polak, struktur sosial berfungsi sebagai ( kegunaan dan
manfaat struktur sosial) :
1. Pengawas sosial, artinya sebagai penekan kemungkinan kemungkinan
pelanggaran terhadap norma, nilai dan peraturan kelompok atau masyarakat.
2. Sebagai dasar untuk menanamkan suatu disiplin sosial kelompok atau
masyarakat karena berasal dari kelompok/masyarakat itu sendiri
Secara Umum, fungsi struktur sosial adalah :
1. Merupakan instrumen masyarakat untukk menyelenggarakan tata kehidupan
secara menyeluruh dalam segala aspek kehidupan
2. Struktur sosial berfungsi sebagai rangtai sistem dalam penyelenggaraan setiap
aspek kehidupan sehingga menjadi teratur dan harmonis
3. Struktur sosial merupakan karakteristik yang khas yang dimiliki suatu
masyarakat sehingga dapat memberikan warna yang berbeda dari masyarakat
yang lain.

3. Sistem Sosial
Ditinjau secara etimologis, istilah sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu
Systema. Artinya, sehimpunan dari bagian atau komponen-komponen yang saling
berhubungan satu sama lain secara teratur dan merupakan suatu keseluruhan. Berbeda
dengan mozaik yang merupakan sekempulan pecahan-pecahan kaca tanpa ada kaitan,
maka sebuah sistem terdiri dari pecahan-pecahan sub sistem yang saling terkait erat
satu sama lain dan merupakan satu kesatuan. Terlepas dari apapun pengertian sistem
tersebut, kita dapat menemui suatu karakteristik yang selalu melekat pada setiap sistem,
yaiut bahwa sistem selalu terdiri dari unsure-unsur yang saling berhubungan satu sam
lain sebagai suatu kesatuan. Secara lebih rinci, karakteristik dari sebuah sistem adalah :
1. Sistem terdiri dari banyak bagian atau komponen
2. Komponen-komponen sistem saling berhubungan satu sama lain dalam suatu pola
saling ketergantungan

5
3. Keseluruhan sistem lebih dari sekedar penjumlahan dari komponen-komponennya.
Artinya, dalam pengertian sistem yang terpenting bukanlah soal kuantitas suatu
komponen sistem, tetapi soal kualitas dari komponen suatu sistem secara
keseluruhan

Masyarakat sebagai suatu Sistem


Ditinjau secara sosiologis, kehidupan sosial berlangsung suatu wadah yang
disebut masyarakat. Dalam konteks pemikiran sistem, masyarakat akan dipandang
sebagai sebuah sistem (sosial). Di satu sisi, pandangan ini selain menunjuk pada suatu
satuan masyarakat yang besar, misalnya masyarakatdesa, masyarakat kota atau
masyarakat Indonesia. Dan sisi lain, juga bisa menunjuk pada satuan masyarakat yang
kecil, misalnya keluarga, sekolah, organisasi, pabrik, dan lain-lain. Menurut Talcott
Parsons, “kehidupan sosial itu harus dipandang sebagai sebuah sistem (sosial)”.
Artinya, kehidupan tersebut harus dilihat sebagai suatu keseluruhan atau totalitas dari
bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan satu sama lain, saling
tergantung, dan berada dalam suatu kesatuan., kehidupan sosial seperti itulah yang
disebut sebagai sistem sosial.
Dengan kata lain, sebuah sistem sosial kemudian dapat didenifisikan sebagai
suatu pola interaksi sosial yang terdiri dari komponen-komponen sosial yang teratur
dan melembaga (institutionalized). Salah satu karateristik dari sistem sosial adalah, ia
merupakan kumpulan dari beberapa unsur atau komponen yang dapat kita temukan
dalam kehidupan masyarakat. Kehidupan tersebut terdiri dari beberapa peran sosial
seperti, pemerintahan,guru, dokter, polisi, tentara, rector, dosen, dan lain-lain.
Dalam hal ini, Talcott Parsons membedakan 3 (tiga) unsure pokok dari tindakan
warga masyarakat, yakni sistem kepribadian, sistem sosial, dan sistem budaya. Sistem
budaya dianggap sebagai dasar dari struktur normative sistem sosial dan bentuk-bentuk
kebutuhan serta proses-proses dalam sistem sosial masalah terpenting adalah soal
integrasi, sehingga komponen subsistem sosial yang lain, dalam hal ini sistem
kepribadian dan pengambilan keputusan dalam sistem kepribadian. Bagi Talcott

6
Parsons, sistem budaya hanya dibicarakan dalam kaitannya dengan sumbangannya
terhadap integrasi sistem sosial tersebut. Menurut Talcott Parsons, ada 2 (dua) hal
terpenting bagi integrasi sistem sosial, yaitu :
1. Sistem sosial harus mampu mendorong warga masyarakat agar berperilaku atau
bertindak sesuai dengan harapan dan perannya.
2. Sistem sosial harus menjauhi tuntutan yang “aneh-aneh” dari para anggota-
anggotanya, agar tidak menimbulkan penyimpangan atau konflik.

Subsistem dan Fungsi-fungsinya


Jika kita memandang masyarakat sebagai sebuah sistem sosial, maka sistem
sosial itu dapat dikonstruksikan terdiri dari beberapa subsistem. Menurut Talcott
Parsons, ada 4 (empat) subsistem yang menjalankan fungsi-fungsi utama di dalam
kehidupan bermasyarakat, yang sering disingkat denagn AGIL, yaitu:
1. Fungsi adaptasi (adaptation)
2. Fungsi pencapaian tujuan (goal attainment)
3. Fungsi integrasi (integration)
4. Fungsi untuk mempertahankan dan atau menegakkan pola dan struktur masyarakat
(Lattent pattern maintenance)

Lebih lanjut, menurut Talcott Parsons, fungsi adaptasi tersebut akan


dilaksanakan oleh subsistem ekonomi, fungsi pencapaian tujuan akan dilaksanakan
oleh subsistem politik, fungsi integrasi akan dilaksanakan oleh subsistem hukum, dan
fungsi untuk mempertahankan dan atau menegakkan pola dan struktur masyarakat
akan dilaksanakan oleh subsistem budaya. Rinciannya adalah subsistem ekonomi
tersebut akan melaksanakan fungsi-fungsi ekonomi, misalnya melaksanakan produksi
dan distribusi barang dan atau jasa. Subsistem ini juga akan menghasilkan fasilitas-
fasilitas atau alat-alat yang digunakan untuk mencapai tujuan sistem.
Dan akhirnya, subsistem budaya akan menangani urusan pemeliharaan nilai-
nilai dan norma-norma budaya yang berlaku dalam proses kehidupan bermasyarakat,

7
terutama untuk tujuan kelestarian struktur masyarakat. Subsistem pemeliharaan pola
ini akan memaksimalkan komitmen sosial, motivasi dan mengendalikan ketegangan
perasaan-perasaan individu, sehingga mereka dapat melaksanakan dan berpartisipasi
dengan baik dalam kehidupan sosial. Pada pokoknya subsistem pemeliharaan pola
akan berhubungan dengan aspek moralitas dari komponen-komponen di dalam sistem
sosial. Yang termasuk ke dalam subsistem budaya ini adalah keluarga, agama dan
pendidikan. Keempat susistem tersebut, masing-masing akan bekerja secara mandiri,
tetapi saling tergantung satu sama lain untuk mewujudkan keutuhan dan kelestarian
sistem sosial secara keseluruhan.

4. Interaksi Sosial
Secara teoritis, sekurang-kurangnya ada dua syarat bagi terjadinya suatu
interaksi sosial, yaitu terjadinya kontak sosial dan komunikasi. Terjadinya suatu kontak
sosial tidaklah semata-mata tergantung dari tindakan, tetapi juga tergantung kepada
adanya tanggapan terhadap tindakan tersebut. Sedangkan aspek terpenting dari
komunikasi apabila seseorang memberikan tafsiran pada sesuatu atau perikelakuan
orang lain.
Dalam komunikasi sering kali muncul berbagai macam penafsiran terhadap
makna sesuatu atau tingkah laku orang lain yang mana semua ditentukan oleh
perbedaan konteks sosialnya.
Komunikasi melalui isyarat-isyarat sederhana adalah bentuk paling
elementer dan yang paling pokok dalam komunikasi. Tetapi, pada masyarakat manusia
“isyarat” komunikasi yang dipakai tidaklah terbatas pada bentuk komunikasi ini. Hal
ini disebabkan karena manusia mampu menjadi objek untuk dirinya sendiri (dan juga
sebagai subjek yang bertindak) dan melihat tindakan-tindakan seperti orang lain dapat
melihatnya.
Karakteristik khusus dari komunikasi manusia adalah mereka tidak hanya
menggunakan isyarat-isyarat fisik sebagaimana halnya dilakukan binatang. Di dalam
berkomunikasi manusia menggunakan kata-kata, yakni simbol-simbol suara yang

8
mengandung arti bersama dan bersifat standar. Dalam hal ini, tidak perlu selalu ada
hubungan yang intrinsic antara satu bunyi tertentu dengan respons yang
disimbolkannya.
Secara teoritis, tindakan sosial dan interaksi sosial adalah dua konsep yang
berbeda arti. Tindakan sosial adalah hal-hal yang dilakukan individu atau kelompok di
dalam interaksi dan situasi sosial tertentu. Sedang yang dimaksud dengan interaksi
sosial adalah proses dimana antara individu dengan individu,individu dengan
kelompok, atau kelompok dengan kelompok berhubungan satu dengan yang lain.
Banyak ahli sosiologi sepakat bahwa interaksi sosial adalah syarat utama
bagi terjadinya aktivitas sosial dan hadirnya kenyataan sosial. Max Weber melihat
kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-
tindakan sosial (Johnson, 1986:214-215) 1 . Ketika berinteraksi, seseorang atau
kelompok sebenarnya tengah berusaha atau belajar bagaimana memahami tindakan
sosial orang atau kelompok lain. Sebuah interaksi sosial akankacau bilamana antara
pihak-pihak yang berinteraksi tidak saling memahami motivasi dan makna tindakan
sosial yang mereka lakukan.

5. Peran Sosial
Peran sosial adalah pelaksanaan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan
status sosialnya. Antara peran dan status sudah tidak dapat dipisahkan lagi. Tidak ada
peran tanpa status sosial atau sebaliknya. Peran sosial bersifat dinamis sedangkan
status sosial bersifat statis.
Dalam masyarakat, peran dianggap sangat penting karena peran mengatur
perilaku seseorang berdasarkan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dengan
demikian pola peran sama dengan pola perilaku.
Macam-macam Peran Sosial dan Contohnya :

____________
1
J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan Edisi Kedua, (Jakarta : Kencana, 2006),
hal.18.

9
Macam peran dalam masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga macam,
berikut ini :
Peran ideal, yaitu peran yang diharapkan masyarakat terhadap status-status
tertentu. Misalnya peran ideal seorang siswa adalah rajin belajar, sopan-santun, dan
pandai.
Peran yang diinginkan, yaitu peran yang dianggap oleh diri sendiri. Misalnya seorang
ibu tidak ingin berperan sebagai kakak bagi anak perempuannya . Di dalam masyarakat
banyak individu yang memiliki lebih dari satu peran yang berbeda-beda. Kondisi ini
dapat berakibat dinamis bagi peran sosial, namun dapat pula menimbulkan konflik,
ketegangan, kegagalan, dan kesenjangan dalam berperan. Konflik peran sosial timbul
jika orang harus memilih peran dari dua status atau lebih yang dimilikinya pada saat
bersamaan.
Contohnya seorang guru yang juga seorang ibu rumah tangga, pada saat
putrinya sakit. Pada waktu yang bersamaan ia harus memilih antara mengajar atau
membawa putrinya ke dokter. Pada saat ia memutuskan mengantar putrinya ke dokter,
dalam dirinya terjadi konflik karena pada saat yang sama tidak bisa menjalankan peran
sebagai guru.

6. Sosialisasi
Proses sosialisasi itu betul-betul merupakan suatu proses yang amat besar
signifikasinya bagi kelangsungan keadaan tertib masyarakat. Artinya, hanya lewat
proses-proses sosialisasi itu sajalah norma-norma sosial yang menjadi determinan
segala keadaan tertib sosial itu dapat diwariskan dan diteruskan dari generasi ke
generasi (dengan ataupun tanpa perubahan). Itulah sebabnya maka mengapa
masyarakat tidak dapat harus segera dan secara terus-menerus melaksanakan proses
sosialisasi terhadap individu-individu warganya.
Walau demikian, pada pihak lain, proses sosialisasi itu pun amat besar
signifikannya bagi kehidupan warga masyarakat itu sendiri secara individual. Kiranya,
tanpa mengalami proses sosialisasi yang memadai tidak mungkin seseorang warga

10
masyarakat akan dapat hidup normal tanpa menjumpai kesulitan dalam masyarakat.
Jelas, bahwa hanya dengan menjalani proses sosialisasi yang cukup banyak sajalah
seorang individu warga masyarakat akan dapat menyesuaikan segala tingkah
pekertinya dengan segala keharusan norma-norma sosial. Hnaya lewat proses-proses
sosialisasi ini sajalah generasi-generasi muda akan dapat belajar bagaimana
seharusnya bertingkah pekerti di dalam kondisi-kondisi dan situasi-situasi tertentu.

7. Perubahan Sosial
William F. Ogburn berusaha memberikan sesuatu pengertian tertentu, walau
tidak memberi definisi tentang perubahan-perubahan sosial. Dia mengemukakan ruang
lingkup perubahan-perubahan sosial meliputi unsur-unsur kebudayaan baik yang
material maupun inmaterial, yang ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur
kebudayaan material terhadap unsur-unsur inmaterial. Kingsley Davis mengartikan
perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam sturktur dan fungsi
masyarakat.2 Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan dalam unsur-unsur yang
mempertahankan keseimbangan masyarakat seperti misalnya perubahan dalam unsur
geografis , biologis, ekonomis, atau kebudayaan.
Masalah sosial merupakan suatu ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Atau,
menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut
sehingga menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Masalah sosial ini nantinya akan
menimbulkan perubahan sosial dengan timbulnya perilaku menyimpang.
Secara umum, yang digolongkan sebagai perilaku menyimpang, antara lain :
a. Tidakan yang nonfocrom
Yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai atau norma-norma yang

____________
2
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005), hal.
303-304.

11
Ada. Contohnya, memakai sandal butut ke kampus atau ke tempat-tempat formal,
bolos ketika jam belajar kuliah, merokok di area larangan merokok, membuang
sampah sembarangan, dan sebagainya.
b. Tindakan-tindakan criminal
Yaitu tindakan-tindakan yang nyata telah melanggar hukum yang tertulis
dan mengancam jiwa dan keselamtan orang lain. Contohnya, pencurian,
pembunuhan, korupsi, pemerkosaan, dan sebagainya.
c. Tindakan yang antisocial dan asocial
Yaitu tindakan yang melawan kebiasaan masyarakat atau kepentingan umum.
Contohnya, tidak mau berteman, keinginan bunuh diri, minum-minuman keras,
menggunakan narkotika atau obat-obatan terlarang, terlibat di dunia prostitusi,
penyimpangan seksual (LGBT)

Dari ketiga hal yang digolongkan sebagai perilaku menyimpang, penulis


mengangkat “Tindakan yang Asocial’ yaitu kasus atau isu yang menjadi pusat
perhatian masyarakat dalam kurun waktu beberapa tahun ini yaitu kasus LGBT di
Aceh dan narkotika.
Kasus yang pertama mengenai LGBT di Aceh, dikutip dari Serambi
Indonesia (Minggu, 24 April 2016), Illiza Sa’aduddin Djamal, SE mengungkapkan,
jumlah pelaku Lesbian, Gay, Bisexual and Transgender (LGBT) di Banda Aceh
saat ini mencapai 500an orang. Hal tersebut dikatakannya seusai acara sosialisasi
"Stop Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak", Kamis (14/4/2016) di Masjid
Rukoh, Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh. Menurut Illiza, berdasarkan
investigasi Tim PenanggulanganLGBT, pelaku LGBT di Banda Aceh didominasi
pemuda kampus yang aktif pada komunitas-komunitas tertentu. Wali Kota
mengatakan, pihaknya terus berupaya melawan LGBT dengan cara
pencegahan seperti sosialisasi dari gampong ke gampong dan sekolah.3

____________

12
Kasus yang kedua yaitu mengenai narkoba, dikutip dari Serambi Indonesia
(Sabtu, 2 Januari 2016), Polda Aceh dan jajaran menangani 1.170 kasus peredaran
dan penggunaan narkoba di seluruh Aceh selama 2015. Jumlah ini meningkat
drastis dibanding 2014 sebanyak 943 perkara. Begitu juga barang bukti (BB), jauh
lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Angka ini sesuai laporan
pihak Direktorat Reserse Narkoba (Dit Narkoba) Polda Aceh. Kapolda
mangatakan, meningkatnya jumlah kasus narkoba pada 2015 bukan karena polisi
tak bekerja, melainkan sebaliknya, yaitu terus bekerja secara profesional
mengungkapkan kasus-kasus penyalahgunaan narkoba. “Kenapa meningkat, karena
kita berhasil membongkar lebih banyak kasus. Kasus narkoba, salah satu kasus
yang paling mendapatkan perhatian kita,” kata Husein Hamidi.4

Dari kedua contoh yang telah dipaparkan, dapat dilihat secara nyata bahwa
telah terjadi perilaku menyimpang sesuai dengan Teori Anomie (oleh Robert
Merton : 1930-an), bahwa penyimpangan adalah akibat dari adanya berbagai
ketegangan dalam suatu struktur sosial sehingga ada individu-individu yang
mengalami tekanan dan akhirnya menjadi menyimpang.5
Namun, kedua kasus yang penulis paparkan tidak hanya sebatas kasus tanpa
solusi. Setiap perilaku menyimpang pasti ada solusi yang diberikan agar
penyimpangan yang terjadi dapat teratasi dan terminimalisir. Kasus yang pertama
keberadaan kaum LGBT di Aceh. Dalam agama Islam (dan agama lainnya baik
3
Eddy Fitriady, Illiza Sebut Pelaku LGBT di Banda Aceh Capai 500 Orang, Dalam http :
http://d3lw7gl9fgoadh.cloudfront.net/2016/04/14/illiza-sebut-pelaku-lgbt-di-banda-aceh-
capai-500-orang
4
Hasyim, Kasus Narkoba di Aceh Meningkat, Dalam http :
http://aceh.tribunnews.com/2016/01/02/kasus-narkoba-di-aceh-meningkat

5
J. Dwi Narwoko, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan Edisi Kedua, (Jakarta : Kencana, 2006),
hal.110.

13
Ardhi maupun Samawi) LGBT tidak sesuai dengan ajaran agama dan sebuah
kelainan/penyakit jiwa. Di dalam dunia kedokteran juga telah menyatakan
bahwasanya tidak ada kelainan orientasi seksual terjadi akibat kesalahan hormon
maupun secara genetis. Namun lingkungan berperan aktif di dalam pembentukan
karakter maupun emosional individual. Penyimpangan LGBT diakibatkan oleh
kesalahan didikan, pola asuh, dan pengaruh lingkungan yang negatif. Oleh karena
itu, LGBT merupakan bencana kemanusian. Kodrat sebagai laki-laki dan wanita
telah dilecehkan dan tidak sesuai dengan fitrahnya masing-masing. Oleh karena itu
pemerintah dan masyarakat harus berperan aktif di dalam mengembalikan kembali
ataupun mengayomi para LGBT agar dapat disembuhkan. Di dalam Al-Quran Surah
Al Maidah ayat 8 mempunyai makna di dalam Islam tidak boleh kebencian terhadap
sesuatu membuat kita berlaku tidak adil. Poin terpenting yaitu kasus LGBT tidak
dapat diselesaikan dengan HAM, namun dengan hukum syariah seperti yang telah
dijalankan di Aceh.
Kasus yang kedua yaitu mengenai narkoba. Aceh sangat dikenal dengan
ladang ganja. Maka tidak heran jika banyak berita yang mengungkap kasus-kasus
narkoba di Aceh. Pada tahun 2015 saja menurut Serambi Indonesia (Sabtu, 2
Januari 2016) mengungkapkan data mengenai jumlah narkotika dan penggunanya
yaitu sabu-sabu 52,5 kg, ekstasi sekitar 171.639 butir disita, 14.280 ton ganja kering,
200 biji ganja dan tersangka 1.685 orang dengan rincian 1.631 pria dan 54 wanita.
Upaya hukum mengenai zat psikoaktif diatur dalam Undang-Undang No. 5
Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undang-Undang No. 22 Tahun 1977 tentang
Narkotika.6 Narkoba juga merupakan bencana kemanusiaan seperti halnya LGBT.
Akibat dari penggunaan narkoba yaitu munculnya generasi “junkies” yang gamang
menatap hidup, tingginya angka penderita HIV-AIDS yang mematikan, dan sederet
persoalan sosial lainnya siap menghadang bangsa ini terutama daerah yang bergelar

____________
6
Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Dewasa Muda, (Jakarta : Grasindo, 2003),
hal.33.

14
“Serambi Mekkah ini”. Di dalam Islam larangan mengkonsumsi narkoba juga
mempunyai alasan yang sangat jelas. Islam telah melarang umat nya mengkonsumsi
sesuatu yang memabukkan dan yang dapat menzalimi diri sendiri maupun orang
lain. Poin tersebut menegaskan bahwasanya Islam mengharamkan sesuatu yang
memabukkan termasuk mengkonsumsi narkoba.
Di Aceh sendiri pemerintah juga telah melarang dengan keras
mengkonsumsi narkoba. dalam rangka mengimplementasikan pelaksanaan Syariat
Islam di Aceh yang telah menjadi kewajibannya, Pemerintah Daerah telah
menetapkan pula beberapa Qanun yang berkait dengan pelaksanaan Syariat Islam,
yang diantaranya adalah Qanun Nomor 12 Tahun2003 tentang Minuman Khamar
dan Sejenisnya.7
Solusi yang diberikan yaitu pemerintah serta dukungan dari masyarakat juga
harus memiliki sinergi yang sama untuk memberantas narkoba. Dukungan awal
yaitu berasal dari menanamkan pencerahan diri terlebih dahulu bahwa narkoba bisa
mendatangkan imbas jelek bagi si pengkonsumsinya. Sebut saja, rusak secara
kesehatan. Otak dan pemikirannya akan menjadi tidak produktif. Selain itu banyak
penyakit mematikan yang dapat tertular bagi pengkonsumsi narkoba seperti HIV-
AIDS. Tidak ada hal baik satu pun yang bisa diperoleh ketika sudah terjerumus ke
dalam global narkoba.
Peran terbesar usaha pemberantasan narkoba berada di tangan pemerintah.
Karena memang pemerintahlah yang memiliki wewenang untuk mengatasi masalah
ini. Pemerintah bisa mengeluarkan berbagai jenis peraturan yang mengatur masalah
peredaran narkoba ini di dalam negeri. Misalnya memberikan sanksi bagi para

____________
7
Ali Geno, Qanun Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Minuman Khamar dan Sejenisnya
secara yuridis, Dalam http : http://aligenoberutu.blogspot.co.id/2012/04/qanun-nomor-12-tahun-
2003-tentang.html

15
penggunanya. Sehingga hal ini bisa memberikan imbas jera kepada orang agar tidak
meniru melakukan hal yang sama yaitu memakai narkoba.
Selain buat pengguna, sanksi yang lebih besar haruslah diberikan kepada
bandar narkoba yaitu yang memproduksi dan juga mengedarkan narkoba. Karena
mereka memiliki peran besar dalam peredaran narkoba. Sejatinya Indonesia telah
memberikan sanksi nan setimpal bagi para pengedar narkoba ini yaitu sanksi mati.
Karena memang hukuam itulah yang setimpal bagi orang yang telah merusak
kehidupan dan masa depan orang lain dan generasi penerus.

16
C. PENUTUP
I. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan mengenai kehidupan sosial yang telah dipaparkan
diatas dapat disimpulkan bahwa kehidupan sosial merupakan segala aspek yang
mempengaruhi kehidupan masyarakat baik individu maupun kelompok. Di dalam
kehidupan sosial ada tujuh poin gejala-gejala kehidupan sosial yaitu, status sosial,
struktur sosial, sistem sosial, interaksi sosial, peran sosial, sosialisasi, dan perubahan
sosial. Poin terakhir merupakan salah satunya akibat dari perubahan budaya material
(ide, nilai, peraturan/norma/kaidah sosial). Perubahan tersebut dapat menimbulkan
perilaku menyimpang dan penulis mengangkat kasus narkoba dan LGBT di Aceh.

II. Saran
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan penulis berharap agar
kehidupan sosial selalu berjalan normal walaupun kehidupan sosial abnormal juga
sering terjadi di kehidupan sosial. Poin terpenting yaitu kehidupan sosial dapat berjalan
dengan baik jika kehidupan masyarakat dapat menghargai satu sama lainnya. Selain itu
aparatur negara yang bertugas mengayomi masyarakat juga harus berpartisipasi penuh
agar keabnormalan kehidupan sosial salah satunya perilaku menyimpang dapat
ditanggulangi dengan peraturan perundang-undangan sesuai dengan dasar negara yaitu
pancasila.

III. Referensi
Abu Ahmadi. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 1991.
Agoes Dariyo. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : Grasindo. 2003
J. Dwi Narwoko. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta : Kencana. 2006

17
Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
2005

18

Anda mungkin juga menyukai