1. ANATOMI
Pankreas terletak melintang di bagian atas abdomen dibelakang gaster didalam
ruang retroperitoneal. Di sebelah kiri kaudal pankreas mencapai hilus limpa di
arah kraniodorsal. Bagian atas kiri kaput pankreas di hubungkan dengan korpus
pankreas oleh leher pankreas yaitu bagian pankreas yang lebarnya biasanya tidak
lebih dari 4 cm. Arteri dan vena mesentrika superior berada di dorsal leher
pankreas. Duodenum bagian horizontal dan sebagian dari penonjolan posterior
bagian kiri bawah kaput pankreas ini yang disebut prosessus urisinatus pankreas,
melingkari arteri dan vena.
Saraf simpatis ke pankreas berasal dari nervus splanknikus mayor dan minor
melalui pleksus dan ganglion seliakus. Serat saraf ini membawa serta nyeri
eferren dari pankreas . Tindakan membius sementara pleksus seliakus memotong
saraf splanknikus ini membuat nyeri yang disebabkan tumor pankreas atau
pankreatitis kronik bisa hilang.
Pankreas cukup kaya akan pasokan darah arteri dan relatif tidak ada variasi.
Kaput pankreas diperdarahi oleh lengkungan anterior dan posterior yang berasal
dari arteri gastroduodenalis dan arteri mesentrika superior. Aliran limfe dari
pankreas bagian kaput masuk ke kelenjar limfe di daerah hilus limfe, ke kelenjar
limfe yang terletak di alur antara duodenum dan pankreas dan ke kelenjar
subpilorik. Aliran limfe dari bagian anterior masuk ke kelenjar limfe di sekitar
pembuluh pankreatika superior, gastrika superior, dan kelenjar limfe sepanjang
arteri hepatika, sebagian dari bagian posterior aliran limfe masuk ke kelenjar limfe
di sekitar pembuluh pankreatika inferior, mesokolika, mesentrika superior dan
aorta.
Sekresi eksokrin
Sel alfa menghasilkan glucagon dan sel beta merupakan sumber insulin
sedang sel delta mengeluarkan somatostatin, gastrin dan polipeptida pankreas.
Glucagon yang juga dihasilkan oleh mukosa usus menyebabkan terjadinya
glikogenesis dalam hati dan mengeluarkan glukosa ke dalam aliran darah. Fungsi
insulin terutama untuk memindahkan glukosa dan gula lain melalui membran sel
ke jaringan terutama sel otot, fibroblast, dan jaringan lemak. Bila tidak ada
glukosa, maka lemak akan digunakan untuk metabolisme sehingga akan timbul
ketosis dan asidosis. Rangsangan utama pengeluaran insulin hanya dipengaruhi
oleh kadar gula saja. Semua jenis zat gizi seperti glukosa, asam amino, dan asam
lemak merangsang pengeluaran insulin dalam derajat yang berbeda-beda
3. DEFINISI
Kista pankreas adalah adanya cairan di bagian pankreas, dibedakan menjadi
kista semu (pseudokista) dan kista sejati. Kista sejati, misalnya kista kongenital,
dibatasi oleh dinding epitel. Kista semu tidak dibatasi oleh epitel melainkan hanya
oleh jaringan ikat. Kista pankreas dapat berukuran antara millimeter hingga
sentimeter. Beberapa kista adalah jinak, dan tidak menimbulkan gejala. Beberapa
kista dapat berupa kanker atau prekanker. Tipe yang berbeda dari kista pankreas,
juga berarti isi cairan yang berbeda. Sebagai contoh isi dari cairan pseudokista
yang terbentuk setelah pankreatitis akut mengandung enzim-enzim pencernaan
seperti amilase, dalam konsentrasi yang tinggi.
4. KLASIFIKASI
Kista pankreas secara garis besar dibagi menjadi dua, kista inflamasi dan kista
non-inflamasi. Kista inflamasi adalah jinak dan sebagian besar berupa
pseudokista. Sedangkan kista non-inflamasi dapat berupa jinak, prekanker, dan
kanker.
Kista serosa
Solid pseudopapillary
IPMN
Kista musinosa
pseudokista
b) Kista non-inflamasi
o Kista adenoma serosa
Kista jenis adenoma serosa adalah jinak dan umumnya terjadi pada
perempuan usia pertengahan dan selalu terletak pada bagian corpus dan
cauda dari pankreas. Umumnya kista tersebut berukuran kecil dan tidak
menimbulkan gejala, dan jarang menyebabkan nyeri perut.
o Kista adenoma musinosa
30% dari kista jenis ini adalah kanker, selebihnya adalah prekanker.
Kista adenoma musinosa umumnya terletak pada bagian corpus dan
cauda dari pankreas.
o Intraductal papillary mucinous neoplasm (IPMN)
Kista jenis ini sangat besar kemungkinannya untuk menjadi ganas. Pada
saat terdiagnosa, 40-50% sudah menjadi kanker. Kista jenis ini sering
terjadi pada laki-laki usia pertengahan. Kista ini sering terletak pada
bagian caput pankreas dan umumnya memproduksi mucus dalam jumlah
besar yang dapat dilihat mengalir melalui ampula vater saat dilakukan
endoscopic retrograde cholangio-pancreatography (ERCP). Kista
tersebut dapat menyebabkan nyeri perut, jaundice, dan pankreatitis.
o Solid pseudopapillary tumor of the pancreas
Kista jenis ini adalah tumor yang jarang dan umumnya terdapat pada
orang asia muda dan perempuan yang berkulit hitam. Kista ini dapat
mencapai ukuran yang besar dan menjadi ganas. Prognosisnya baik
setelah dilakukan reseksi tumor tersebut.
6. DIAGNOSIS
a) Anamnesis
Kista pankreas harus dicurigai pada pasien dengan riwayat pankreatitis
atau trauma pankreas 2 atau 3 minggu sebelumnya. Dari anamnesa
diperoleh informasi seperti : pasien mengeluhkan nyeri yang menetap pada
daerah pertengahan epigastrium dan menjalar tembus sampai ke punggung,
demam, dan sering merasa mual dan muntah. Menurut Crass and Becker,
nyeri pada epigastrium dikeluhkan hampir 90% dari penderita. Anoreksia
terdapat pada sekitar 20% penderita. Selain itu, kista yang terletak di bagian
caput pankreas juga dapat menyebabkan jaundice.
b) Pemeriksaan fisik
Dari pemeriksaan fisik didapatkan pada 50-75 % penderita teraba massa
kistik di epigastrium. Massa ini kadang mudah digerakkan atau agak
terfiksasi tergantung dari hebatnya radang dan perlengketan pada jaringan
sekitarnya. Kadang massa ini dapat berubah menjadi besar atau mengecil,
bergantung pada adanya patensi saluran pankreas. Dapat terjadi pendarahan
varises esofagus akibat bendungan pada vena porta oleh pseudokista
tersebut. Tekanan pada duktus koledokus dapat menimbulkan ikterus ringan
sampai berat tergantung hebatnya tekanan.
c) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
o Darah rutin
Didapatkan peningkatan kadar amilase serta leukositosis pada
sebagian dari penderita pseudokista pankreas.
Bilirubin dan LFT meningkat jika cabang duktus biliaris ikut
terlibat
o Analisis cairan kista ; dapat membantu dalam membedakan
pseudokista dengan tumor
7. PENATALAKSANAAN
Aspek paling penting dalam tatalaksana kista pankreas adalah menentukan
apakah kistanya jinak (tidak perlu terapi) atau kanker dan harus di buang. Aspek
penting berikutnya adalah menentukan apakah pasien dengan lesi pada prekanker
atau kanker dapat dioperasi. Pada pusat-pusat kesehatan yang melakukan operasi
pankreas, kista prekanker atau kanker memiliki angka kesembuhan yang tinggi.
Belum ada rekomendasi standar tata laksana kista pankreas. Pusat-pusat
kesehatan yang berbeda menganut pendekatan yang berbeda untuk diagnosis dan
tatalaksananya. Pilihan tata laksana harus disesuaikan dengan tiap-tiap pasien.
Berikut ini adalah contoh bagaimana dokter menangani kista pankreas:
1. Pseudokista pankreas memerlukan terapi jika tetap ada setelah 6 minggu pasca
pancreatitis akut, terutama jika mencapai ukuran yang cukup besar dan
menyebabkan gejala seperti obstruksi gaster atau duktus hepatikus komunis,
nyeri abdomen, atau terinfeksi.
2. Kista yang kecil (kista dengan ukuran kurang dari 2 cm) memiliki
kemungkinan kecil untuk menjadi kanker dan bisa di observasi. Tetapi bahkan
kista yang kecil pun bisa menjadi besar dan menjadi kanker dikemudian hari.
Sehingga pasien-pasien ini dimonitor dengan scan tiap tahun. Pasien-pasien ini
dapat dievaluasi dengan EUS dan dilakukan FNAB jika ksitanya bertambah
besar atau menyebabkan gejala.
3. Kista pankreas dengan ukuran lebih dari 2 cm pada pasien yang masih muda
dan sehat biasanya di tatalaksana dengan operasi, terutama jika kistanya
menimbulkan gejala.
4. Kista pankreas dengan ukuran lebih dari 2 cm pada pasien yang lebih tua dapat
dipelajari dengan EUS dan FNAB. Jika sitologi cairan kista dan pemeriksaan
CEA menunjukkan adanya prekanker atau kanker, pasien dapat di evaluasi
untuk rencana operasi.
Untuk pseudokista, pembedahan merupakan pilihan utama. Tujuan
pembedahan adalah mencegah komplikasi infeksi, perdarahan sekunder, ruptur
pseudokista atau kista terus membesar. Pembedahan berupa:
Bila kista kecil
o Ekstirpasi kista
o Drainase transfingterik melalui ampula Vater secara endoskopik
Bila kista besar
o Drainase interna : Sistogastrostomi atau sistoyeyunostomi
o Drainase eksterna : marsupialisasi
Pseudokista yang membesar, atau yang ada selama lebih dari 6 minggu, harus
diterapi. Kista harus dibiarkan matang, biasanya memakan waktu 6 minggu. Yang
paling efektif adalah drainase interna, biasanya melalui sistogastrostomi, tetapi
sistojejunotomi, sistoduodenostomi dan pankreatektomi distal merupakan pilihan
lain. Drainase eksterna hanya diindikasikan untuk kista tipis yang sangat halus
atau kista sejati.
8. KOMPLIKASI
Infeksi : merupakan komplikasi akut yang paling sering ditemukan,
dimana gejala yang timbul adalah demam, nyeri pada perut, dan kadang
kala tanda-tanda sistemik sepsis seperti takikardi, takipnue, dan hipotensi.
Analisa laboratorium akan menunjukkan adanya leukositosis. Infeksi
sering kali terjadi akibat adanya obstruksi di duktus biliaris.2
Obstruksi : merupakan komplikasi yang paling sering ditemukan terutama
di bagian duodenum dan duktus biliaris. Obstruksi terhadap duodenum
terutama terjadi pada pseudokista yang terdapat di kaput pankreas.
Perdarahan : Merupakan komplikasi yang paling serius, dan terjadi secara
tidak langsung. Perdarahan ini terjadi akibat adanya erosi pseudokista
terhadap mukosa gastrointestinal atau erosi terhadap pembuluh darah
didekatnya. Enzim pankreas dapat pula menyebabkan pseudoaneurisma
pembuluh darah sehingga kalau pecah dapat terjadi perdarahan akut.1,4,13
Mayoritas pseudokista pankreas adalah asimptomatik dan tidak
memerlukan pengobatan. Pada pseudokista ukuran besar sebaiknya
dilakukan drainase untuk mencegah terjadinya rupture atau perdarahan.
Komplikasi lain seperti ruptur dan fistula : Dinding pseudokista pankreas
dapat rupture sehingga isinya masuk ke dalam rongga peritoneum dan
dapat mengakibatkan terjadinya peritonitis. Dinding pseudokista ini dapat
robek pelan-pelan sehingga isinya masuk ke rongga peritoneum sedikit-
sedikit sehingga terjadi asites cairan pankreas. Pseudokista dapat
menyebabkan erosi saluran gastrointestinal sehingga terjadi fistula antara
pseudokista tersebut dengan saluran gastrointestinal.